Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MATA KULIAH VAKSIN DAN IMUN

DISUSUN OLEH :

PUTRI SEPTYARINI 25010110120028


DWI ERNAWATI 25010110120189
NOVIA ROKHMAWANTI 25010110141033
DEVY AMELIA NURUL ALAMSYAH 25010110141191

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS DIPONEGORO
2013
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia dapat terhindar dari penyakit, karena didalam tubuhnya dilengkapi
dengan dua kekebalan tubuh yaitu system kekebalan spesifik dan ksistem kekebalan
non-spesifik. System kekebalan tubuh non spesifik bekerja melawan semua jenis
benda asing yang masuk dan tidak bekerja ditujukan pada zat asing atau
mikroorganisme tertentu. System kekebalan tubuh non spesifik meliputi antara lain :
a. Pertahanan fisis dan mekanis, misalnya silia bulu getar hidung yang
menyaring kotoran yang masuk dari saluran nafas bawah, kulit, bulu mata, dll.
b. Pertahanan biokimiawi, misalnya air susu ibu yang mengandung laktoferin
yang berperan sebagai antibakteri
c. Pertahanan tubuh seluler, misalnya monosit dan makrofrag.
Apabila kekebalan tubuh spesifik tidak bisa mengatasi serangan
mikroorganisme;/zat asing yang masuk maka kekebalan tubuh spesifik akan
diaktifkan. Sistem kekebalan tubuh spesifik bekerja melawan antigen tertentu oleh
karena kemampuannya menyimpan memori. Sistem kekebalan tubuh spesifik
diperankan oleh sel limfosit T dan limfosit B.
Sistem kekebalan tubuh spesifik ini tidak mengenali struktur utuh dari
mikroorganisme melainkan hanya sebagian protein saja yang kemudian memacu
kekebalan aktif tubuh. Protein yang sebagian ini disebut antigen. Adanya antigen ini
akan menyebabakan sel T dan B memproduksi antibody untuk melawan antigen yang
masuk ke dalam tubuh manusia. Semakin sering terpapar antigen dari luar maka akan
semakin tinggi antibody yang terbentuk dan memori pertahanan tunuh semakin
banyak mengingat, sehingga tubuh menjadi kebal.
Akan tetapi antibody dalam tubuh manusia sifatnya tidak stabil, untuk itu
diperlukan suatu paparan antigen dari luar yang dilemahkan yang disebut vaksin
untuk memacu kekebalan tubuh tersebut aktif. Dalam makalah ini akan dibahas
mengenai vaksinasi dan hubungannya dengan kekebalan tubuh manusia serta jenis-
jenis vaksin dan waktu pemberiannnya. (Cahyono, Subarjo.2010)
BAB II
PEMBAHASAN
IMUNISASI DAN VAKSINASI

A. Sejarah Vaksinasi
Orang yang pertama kali mengidap penyakit cacar mencoba mencegah
dengan inokulasi diri dan dengan jenis infeksi lain. Pada tahun 1718., Lady Mary
Wortley Montagu melaporkan bahwa Turki memiliki tradisi sengaja inokulasi diri
dengan cairan yang diambil dari kasus-kasus ringan cacar, dan bahwa ia telah
menginokulasi anak-anaknya sendiri. Sebelum 1796 ketika dokter Edward Jenner dari
Inggris menguji adanya kemungkinan menggunakan vaksin cacar sapi sebagai
imunisasi untuk cacar pada manusia untuk pertama kalinya., sedikitnya enam orang
telah melakukan hal tersebut dan beberapa tahun yang sama sebelumnya : seseorang
yang identitasnya tidak diketahui, Inggris, (sekitar 1771), Ibu Sevel, Jerman (sekitar
1772), Jensen Mr, Jerman (sekitar 1770); Benyamin Jesty, Inggris, pada tahun 1774,
Rendall Ibu, Inggris (sekitar 1782);. dan Peter Plett, Jerman, tahun 1791.
Kata Vaksinasi pertama kali digunakan oleh Edward Jenner pada tahun 1796.
Louis Pasteur furthered dengan konsep yang melalui kepeloporannya dalam
mikrobiologi. Vaksinasi (Latin: Vacca-sapi) ini dinamakan demikian karena vaksin
pertama berasal dari virus yang mempengaruhi sapi (cacar sapi) yang relatif jinak
terhadap virus yang menyediakan tingkat kekebalan terhadap cacar, penyakit menular
dan mematikan. Dalam pengucapan umum, 'vaksinasi' dan 'imunisasi' pada umumnya
memiliki makna sehari-hari yang sama. Hal ini membedakannya dari inokulasi, yang
menggunakan patogen hidup unweakened, walaupun dalam pemakaian umum baik
digunakan untuk merujuk kepada sebuah imunisasi. Kata "vaksinasi" pada awalnya
digunakan khusus untuk menggambarkan suntikan vaksin cacar.
Upaya Vaksinasi dari dulu telah menuai kontroversi pada bidang ilmiah, etika,
keamanan politik, medis, agama, dan alasan lainnya. Dalam kasus yang jarang,
vaksinasi dapat melukai orang dan, di Amerika Serikat, mereka dapat menerima
kompensasi bagi mereka yang cedera di bawah Program Kompensasi Cedera Vaksin
Nasional.
B. Pengertian Vaksin
Imunisasi berasal dari kata imun, kebal, resisten. Imunisasi berarti anak di
berikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal terhadap suatu
penyakit tapi belum kebal terhadap penyakit yang lain.(Soekidjo.2003)
Imunisasi adalah upaya memberikan bahan untuk merangsang produksi daya
tahan tubuh. Sebagai akibat selanjutnya orang yang diberi vaksin akan memiliki
kekebalan spesifik terhadap penyakit yang disebabkan kuman tersebut. Bahan
tersebut pada dasarnya merupakan ancaman buatan bagi tubuh (Achmadi,2006)
Imunisasi disebut juga vaksinasi atau inokulasi. Imunisasi memberikan
perlindungan terhadap sejumlah penyakit berbahaya. Walaupun beberapa dari
penyakit ini jarang ditemukan. Ketika diimunisasi, diberikan vaksin yang dibuat dari
sejumlah kecil bakteri atau virus penyebab penyakit tersebut. Vaksin ini akan
merangsang tubuh membuat antibodi terhadap penyakit yang
dimaksud.(Thompson,2003)
Vaksin adalah segala persiapan dimaksudkan untuk menghasilkan kekebalan
terhadap penyakit dengan merangsang produksi antibodi. Vaksin termasuk, misalnya,
suspensi mikroorganisme dibunuh atau dilemahkan, atau produk atau turunan dari
mikroorganisme. Metode yang paling umum dari pemberian vaksin adalah melalui
suntikan, namun ada juga yang diberikan melalui mulut atau semprot hidung. (who)
Vaksinasi, yang merupakan imunisasi aktif, ialah suatu tindakan yang
dengan sengaja memberikan paparan antigen dari suatu patogen yang akan
menstimulasi sistem imun dan menimbulkan kekebalan sehingga nantinya anak yang
telah mendapatkan vaksinasi tidak akan sakit jika terpajan oleh antigen serupa.
Antigen yang diberikan dalam vaksinasi yang dibuat sedemikian rupa sehingga tidak
menimbulkan sakit, namun dapat menimbulkan limfosit yang peka, antibodi maupun
sel memori.
C. Tujuan Imunisasi/Vaksinasi
Tujuan imunisasi yaitu untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada
seseorang dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat
(populasi) atau bahkan menghilangkan suatu penyakit tertentu dari dunia. Program
imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan pada bayi agar dapat mencegah
penyakit dan kematian bayi serta anak yang disebabkan oleh penyakit yang sering
berjangkit.
Secara umun tujuan imunisasi antara lain :
1. Melalui imunisasi, tubuh tidak mudah terserang penyakit menular
2. Imunisasi sangat efektif mencegah penyakit menular
3. Imunisasi menurunkan angka mordibitas (angka kesakitan) dan mortalitas (angka
kematian) pada balita.
D. Manfaat Vaksinasi
Ada beberapa manfaat dari vaksinasi, antara lain :
1. Bagi Anak
Sebagai upaya pencegahan untuk melindungi anak dari serangan penyakit
tertentu, yang mungkin bisa menyebabkan penderitaan atau bahkan cacat
permanen.
2. Bagi Keluarga
Bagi keluarga, vaksinasi bermanfaat untuk menghilangkan kecemasan akan
kesehatan dan biaya pengobatan jika anak sakit. Menumbuhkan keyakinan dan
harapan bahwa anak-anak akan menjalani masa pertumbuhannya dengan aman
dan ceria. Sehingga, orang tua bisa sedikit terlepas dari kekhawatiran anaknya
terserang dari penyakit-penyakit tertentu yang selalu menjangkiti anak-anak.
3. Bagi Negara
Vaksinasi merupakan salah satu bentuk tanggung jawab negara untuk
meningkatkan taraf kesehatan wargananya. Dengan vaksinasi diharapkan
kesehatan dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan lebih meningkat dan
citra negara di mata dunia menjadi lebih baik.
E. Jenis-Jenis Vaksinasi
1. Imunisasi BCG
Ketahanan terhadap penyakit TB (Tuberkulosis) berkaitan dengan
keberadaan virus tubercle bacii yang hidup didalam darah. Itulah mengapa
agar memiliki kekebalan aktif, dimasukkan jenis basil tak berbahaya ini ke
dalam tubuh, alias vaksinasi BCG (Bacillus Celmette-Guerin)
Vaksin BCG
Jadwal pemberian : Diberikan 1 kali pada umur antara 0-2 bulan
Cara Pemberian dan Dosis:
Sebelum disuntikkan vaksin BCG harus dilarutkan terlebih dahulu.
Melarutkan dengan menggunakan alat suntik steril (ADS 5 ml)
a. Dosis pemberian: 0,05 ml sebanyak 1 kali
b. Disuntikkan secara intrakutan di daerah lengan kanan atas (insertio musculus
deltoideus) , dengan menggunakan spuit suntik (ADS 0,05 ml)
c. Vaksin yang dilarutkan harus digunakan sebelum lewat 3 jam.
2. Imunisasi Hepatitis B
Imunisasi ini merupakan langkah efektif untuk mencegah masuknya
VHB, yaitu virus penyebab penyakit hepatitis B. Hepatitis B dapat
menyebabkan sirosis atau pengerutan hati, bahkan lebih buruk lagi
mengakibatkan kanker hati.
Vaksin Hepatitis B
Jadwal pemberian : Pemberian 3 kali selang 4 minggu, umur antara 0-11
bulan.
Cara Pemberian dan Dosis :
a. Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspensi
menjadi homogen
b. Vaksin disuntikkan dengan dosis 0,5 ml atau 1 buah HB PID, pemberian
suntikan secara intramuskular, sebaiknya pada anterolateral paha
c. Pemberian sebanyak 3 dosis
d. Dosis pertama diberikan pada usia 0-7 hari, dosis berikutnya dengan interval
minimum 4 minggu (1 bulan)
e. Untuk Hepatitis B vial
f. Di unit pelayanan statis, vaksin Hep B yang telah dibuka hanya boleh
digunakan selama 4 minggu dengan ketentuan:
1. Vaksin belum kadaluarsa
2. Vaksin di simpan dalam suhu 2o C s/d 8o C
3. Tidak pernah terendam air
4. Sterilitasnya terjaga
5. VVM masih dalam kondisi A dan B
g. Sedangkan di Posyandu vaksin yang sudah terbuka tidak boleh digunakan lagi
untuk hari berikutnya
3. Imunisasi Polio
Imunisasi polio akan memberikan kekebalan terhadap serangan virus
polio. Penyakit akibat virus ini dapat menyebabkan kelumpuhan.
Jadwal Pemberian : Diberikan 4 kali (Polio 1, 2, 3, 4) selang 4 minggu, umur
antara 0-11 bulan
Cara Pemberian dan Dosis :
a. Diberikan secara oral (melalui mulut), 1 dosis adalah 2 (dua) tetes sebanyak 4
kali (dosis) pemberian
b. dengan interval setiap dosis minimal 4 minggu
c. Setiap membuka vial baru harus menggunakan penetes (dropper) yang baru
Di unit pelayanan statis, vaksin polio yang telah dibuka hanya boleh
digunakan selama 2 minggu dengan ketentuan:
1. vaksin belum kadaluarsa
2. vaksin disimpan dalam suhu 2 0 C s/d 8 0 C
3. tidak pernah terendam air
4. sterilitasnya terjaga
5. VVM masih dalam kondisi A atau B
d. Sedangkan di posyandu vaksin yang sudah terbuka tidak boleh digunakan lagi
untuk hari berikutnya
4. Imunisasi DTP
Dengan pemberian imunisasi DTP, diharapkan penyakit difteri,
tetanus, dan pentusis, menyingkir jauh dari tubuh si kecil.
Jadwal Pemberian : Diberikan 3 kali (DPT 1,2,3), selang 4 minggu, umur
antara 2-11 bulan
Cara Pemberian dan Dosis :
a. Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspensi
menjadi homogen
b. Disuntikkan secara im dengan dosis pemberian 0,5 ml sebanyak 3 dosis
c. Dosis pertama diberikan pada anak umur 2 bulan, dosis selanjutnya diberikan
dengan interval paling cepat 4 minggu
d. Di unit pelayanan statis, vaksin DPT yang telah dibuka hanya boleh
digunakan selama 4 minggu, dengan ketentuan:
1. vaksin belum kadaluarsa
2. vaksin disimpan dalam suhu 2 0 C s/d 8 0 C
3. tidak pernah terendam air
4. sterilitasnya terjaga
5. VVM masih dalam kondisi terjaga
e. Di Posyandu vaksin yang sudah terbuka tidak boleh digunakan lagi untuk hari
berikutnya
5. Imunisasi Campak
Sebenarnya bayi sudah mendapatkan kekebalan campak dari ibunya.
Namun seiring bertambahnya usia, antibodi dari ibunya semakin menurun
sehingga butuh antibodi tambahan lewat pemberian vaksin campak. Penyakit
ini disebabkan oleh virus Morbili.
Jadwal Pemberian : Pemberian 1 kali, umur antara 9 – 11 bulan
Cara Pemberian dan Dosis :
a. Sebelum disuntikkan vaksin campak terlebih dahulu harus dilarutkan dengan
pelarut steril yang telah tersedia yang berisi 5 ml cairan pelarut
b. Dosis pemberian 0,5 ml disuntikkan secara subkutan pada lengan kiri atas,
pada usia 9-11 bulan. Dan ulangan (booster) pada usia 6 - 7 tahun (kelas 1
SD) setelah catch-up campaign campak pada anak SD kelas 1-6.
6. Imunisasi HIB
Penyakit Hib bisa dicegah melalui imunisasi Hib. Imunisasi Hib tidak
dapat melindungi kanak- kanak daripada mendapat penyakit yang disebabkan
oleh bakteria/ virus yang lain. Kanak- kanak mungkin boleh mendapat lain
jenis jangkitan radang paru- paru, radang selaput otak atau selesma. Semua
bayi berumur 2, 3 dan 5 bulan perlu diberi imunisasi Hib Imunisasi Hib
diberikan sebanyak 3 dos. Umur Dos: 2 bulan Dos 1, 3 bulan Dos 2, 5 bulan
Dos 3
7. Imunisasi Rotavirus
Rotavirus merupakan penyakit yang banyak menyerang anak-anak dan
menyebabkan kematian. Studi terbaru mengungkapkan vaksin rotavirus
terbukti efektif dan memberikan perlindungan yang luas. Baru-baru ini sebuah
vaksin rotavirus diperkenalkan dan telah terbukti sangat efektif serta memiliki
beberapa manfaat yang tidak terduga. Hal ini karena vaksin tersebut
memberikan perlindungan yang lebih luas bagi anak yang menerima vaksin
dan orang-orang disekitarnya. Para peneliti yang mengevaluasi vaksin tersebut
menyimpulkan vaksin ini efektif karena terbukti menurunkan pasien rawat
inap akibat diare di rumah sakit sebanyak 50 persen. Penurunan ini terjadi
hanya setelah 2 tahun program imunisasi dimulai.
8. Imunisasi Pnemokokus.
Vaksin pneeumokokus konjungat merupakan vaksin kedua yang
digunakan untuk mencegah radang selaput otak (Hib adalah yang pertama).
Dulu vaksinini hanya dianjurkan untuk dewasa berusia 65 tahun atau lebih
dan tidak digunakan pada anak karena tipe vaksin yang terdahulu
(polisakarida) tidak bagus digunakan pada anak. Vaksin ini memberikan
kekebalan terhadap 7 strain bakteri pneumokokus penyebab terbanyak infeksi
serius pada anak. Vaksin ini baru dapat mencega infeksi telinga tengah,
meningitis, pneumonia (radang paru), dan bakteremia akibat bakteri
pneumokokus. Bayi harus mendapatkan vaksin ini sebanyak 4 dosis, yang
diberikan pada usia 2, 4, 6 dan 12 – 15 bulan. Anak yang berusia lebih tua
tidak memerlukan pengulangan dosis sebanyak ini. Konfirmasi dengan dokter
anak jika anak anda mulai mendapatkan vaksin pada usia yang lebih tua.
Untuk anak berusia lebihdari 5 tahun yang ingin diberikan imunisasi dapat
diberikan vaksin pneumokokus polisakarida. Vaksin pneumokokus dapat
diberikan bersamaan dengan vaksin lainnya.
9. Imunisasi influenza.
Imunisasi influenza untuk pencegahan influenza musiman. Influenza
(flu) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus influenza. Ada berbagai jenis
virus flu, dimana mereka sering ditularkan melalui batuk dan bersin. Gejala
influenza suhu tinggi (demam), nyeri otot, batuk, sakit kepala dan kelelahan
yang “ekstrim”. Flu biasanya berlangsung selama antara dua dan tujuh hari
dan biasanya membaik secara spontan. Kebanyakan orang bisa sembuh
sepenuhnya, tetapi komplikasi, seperti infeksi dada atau pneumonia,
berkembang di beberapa kasus.
Jenis Vaksin dan keterangannya

Vaksin Keterangan
BCG Diberikan sejak lahir. Apabila umur > 3
bulan harus dilakukan uji tuberkulin
terlebih dulu, BCG diberikan apabila uji
tuberkulin negatif.
Hepatitis B diberikan dalam waktu 12 jam setelah
lahir, dilanjutkan pada umur 1 dan 3-6
bulan. Interval dosis minimal 4 minggu.
Polio Polio-0 diberikan saat kunjungan
pertama. Untuk bayi yang lahir di RB/RS
OPV diberikan saat bayi dipulangkan
(untuk menghindari transmisi virus
vaksin kepada bayi lain).
DTP Diberikan pada umur 8 minggu, DTwP
atau DTaP
Campak Campak-1 umur 9 bulan
Hib Diberikan mulai umur 2 bulan dengan
interval 2 bulan. Diberikan terpisah atau
kombinasi.
Pneumokokus Pada anak yang belum mendapat PCV
pada umur > 1 tahun PCV diberikan 2-4
kali
Influenza diberikan setelah usia 6 bulan 2 kali
pemberian selang 1 bulan
F. Tata Cara Pemberian Imunisasi

Teknik atau cara pemberian imunisasi umumnya dilakukan dengan


melemahkan virus atau bakteri penyebab penyakit lalu diberikan kepada seseorang
dengan cara suntik atau minum / telan.
Tata Cara Pemberian Imunisasi :
Sebelum melakukan imunisasi, dianjurkan mengikuti tata cara sebagai berikut :
a) Memberitahukan secara rinci tentang risiko vaksinasi dan risiko apabila tidak
diimunisasi.
b) Periksa kembali persiapan untuk melakukan pelayanan secepatnya bila terjadi
reaksi ikutan yang tidak diharapkan.
c) Baca dengan teliti informasi tentang produk (vaksin) yang akan diberikan jangan
lupa mengenai persejutuan yang telah diberikan kepada orang tua.
d) Melakukan tanya jawab dengan orang tua atau pengasuhnya sebelum melakukan
imunisasi
e) Tinjau kembali apakah ada kontra indikasi terhadap vaksin yang akan diberikan
f) Periksa identitas penerima vaksin dan berikan antipiretik bila diperlukan
g) Periksa jenis vaksin dan yakin bahwa vaksin tersebut telah disimpan dengan baik
h) Periksa vaksin yang akan diberikan apakah tampak tanda-tanda perubahan,
periksa tanggal kadaluwarsa dan cacat hal-hal istimewa, misalnya perubahan
warna menunjukkan adanya kerusakan.
i) Yakin bahwa vaksin yang akan diberikan sesuai jadwal.
j) Berilah petunjuk (sebaiknya tertulis) kepada orang tua atau pengasuh apa yang
harus dikerjakan dalam kejadian reaksi yang biasa atau reaksi ikutan yang lebih
berat.
k) Catat imunisasi dalam rekam medis pribadi dan dalam catatan klinis
l) Catatan imunisasi secara rinci harus disampaikan kepada Dinas Kesehatan
bidang Pemberantasan Penyakit Menular (P2M)
m) Periksa status imunisasi anggota keluarga lainnya dan tawarkan vaksinasi untuk
mengejar ketinggalan, bila diperlukan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Vaksinasi, yang merupakan imunisasi aktif, ialah suatu tindakan yang
dengan sengaja memberikan paparan antigen dari suatu patogen yang akan
menstimulasi sistem imun dan menimbulkan kekebalan sehingga nantinya
anak yang telah mendapatkan vaksinasi tidak akan sakit jika terpajan oleh
antigen serupa.
Secara umun tujuan imunisasi antara lain :
1. Melalui imunisasi, tubuh tidak mudah terserang penyakit menular
2. Imunisasi sangat efektif mencegah penyakit menular
3. Imunisasi menurunkan angka mordibitas (angka kesakitan) dan
mortalitas (angka kematian) pada balita.
Manfaat Imunisasi :
a. Bagi Anak
Sebagai upaya pencegahan untuk melindungi anak dari serangan
penyakit tertentu, yang mungkin bisa menyebabkan penderitaan atau
bahkan cacat permanen.
b. Bagi Keluarga
Bagi keluarga, vaksinasi bermanfaat untuk menghilangkan
kecemasan akan kesehatan dan biaya pengobatan jika anak sakit.
Menumbuhkan keyakinan dan harapan bahwa anak-anak akan
menjalani masa pertumbuhannya dengan aman dan ceria. Sehingga,
orang tua bisa sedikit terlepas dari kekhawatiran anaknya terserang
dari penyakit-penyakit tertentu yang selalu menjangkiti anak-anak.
c. Bagi Negara
Vaksinasi merupakan salah satu bentuk tanggung jawab negara
untuk meningkatkan taraf kesehatan wargananya. Dengan vaksinasi
diharapkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat secara
keseluruhan lebih meningkat dan citra negara di mata dunia menjadi
lebih baik.

B. Saran
a. Untuk mendapatkan vaksin yang efektif hendaknya, para praktisi
kesehatan yang melakukan vaksinasi mematuhi petunjuk penggunaan
vaksin agar efek baik dari vaksin tersebut didapatkan dan efek
samping dikurangi.
b. Praktisi kesehatan yang melakukan vaksinasi hendaknya sudah
memiliki latar belakang ilmu tentang vaksin serta seluk beluknya agar
dalam memvaksinasi tidak terdapat kekeliruan.
c. Dalam memvaksinasi para praktisi kesehatan tersebut sebaiknya juga
melakukan konseling kepada para ibu dari bayi yang diimunisasi
tentang efek yang mungkin timbul dari imunisasi serta menjelaskan
bagimana cara menanggulanginya agar para ibu tersebut tetap
melakukan vaksinasi sehingga cakupan imunisasi tinggi.
DAFTAR PUSTAKA

Achmadi,Umar Fahmi.2006.Imunisasi,Mengapa Perlu?.Jakarta : Penerbit Buku


Kompas

Anonim. 2012. Manfaat Vaksinasi bagi Anak, Keluarga dan Negara.


http://infomanfaat.com/561/manfaat-vaksinasi-bagi-anak-keluarga-dan-
negara/kesehatan. Diakses pada tanggal 10 April 2013

Anonim.2010.Jenis-jenis Vaksin
http://www.historyofvaccines.org/content/articles/different-types-vaccines Diakses
pada tanggal 10 April 2013

Anonim.2013. http://www.biofarma.co.id Diakses pada tanggal 10 April 2013

Anonim.2013. Pengertian Vaksin. http://www.who.int/topics/vaccines/en/ Diakses pada


tanggal 10 April 2013

Cahyono, J.B. Subarjo B.2010. Vaksinasi Cara ampuh Cegah Penyakit Infeksi.
Yogyakarta : Kanisius.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta.


Jakarta

Thompson, June.2003. Toddlercare:Pedoman Merawat Bayi.Jakarta : Erlangga

Yusie.2009.Kelengkapan Imunisasi.(online).diakses dari


lontar.ui.ac.id/file?...Kelengkapan%20imunisasi...p... pada tanggal 09 April
2013

Anda mungkin juga menyukai