I. Landasan teori
A. Pengertian
HNP adalah Suatu nyeri yang disebabkan oleh proses patologik dikolumna
vertebralis pada diskus intervertebralis (diskogenik) (Harsono, 1996)
HNP adalah keadaan dimana nukleus pulposus keluar menonjol untuk
kemudia menekan ke arah kanalis spinalis melalui anulus fibrosis yang robek.
B. Etiologi
HNP terjadi karena proses degenratif diskus intervetebralis
C. Insiden
Angka kejadi dan kesakitan banyak terjadi pada usia pertengahan. Pada
umumnya HNP didahului oelh aktiivtas yang berlebihan, misalnya
mengangkat beban berat (terutama mendadak) mendorong barang berat. Laki
—laki lebih banyak dari pada wanita
D. gejala
Gejala utama yang muncul adalah rasa nyeri di punggung bawah disertai otot-
otot sekitar lesi dan nyeri tekan .
HNP terbagi atas :
1. HNP sentral
HNP sentral akan menimbulkan paraparesis flasid, parestesia, dan retensi
urine
2. HNP lateral
Rasa nyeri terletak pada punggung bawah, ditengah-tengah abtra pantat
dan betis, belakang tumit dan telapak kaki.Ditempat itu juga akan terasa
nyeri tekan. Kekuatan ekstensi jari ke V kaki berkurang dan refleks achiler
negatif. Pada HNP lateral L 4-5 rasa nyeri dan tekan didapatkan di
punggung bawah, bagian lateral pantat, tungkai bawah bagian lateral, dan
di dorsum pedis. Kekuatan ekstensi ibu jari kaki berkurang dan refleks
patela negatif. Sensibilitas [ada dermatom yang sdesuai dengan radiks
yang terkena menurun. Pada percobaan lasegue atau test mengnagkat
tungkai yang lurus (straigh leg raising) yaitu mengangkat tungkai secara
lurus dengan fleksi di sendi panggul, akan dirasakan nyeri disepanjang
bagian belakang (tanda lasefue positif). Valsava dab nafsinger akan
1
memberikan hasil posistif .
E. patofisiologi
Pada umumnya HNP didahului oeleh aktiivta syang berat dengan keluahan
utamanya adalah nyeri di punggung bawah disertai nyeri otot sekitar lesi dan
nyeri tekan . Hal ini desebabkan oleh spasme otot-otot tersebut dan spasme
menyebabkan mengurangnya lordosis lumbal dan terjadi skoliosis.
F. Penatalaksanaan
1. Terapi konservatif
a. Tirah baring
Penderita hrus tetap berbaring di tempat tidur selama beberapa hari
dengan sikap yang baik adalah sikap dalam posisi setengah duduk
dimana tungkai dalam sikap fleksi pada sendi panggul dan lutut.
tertentu. Tempat tidur tidak boleh memakai pegas/per dengan
demikina tempat tidur harus dari papan yang larus dan diutu[ dengan
lembar busa tipis. Tirah baring bermanfaat untuk nyeri punggung
bawah mekanik akut. Lama tirah baring tergantung pada berat
ringannya gangguan yang dirasakan penderita. Pada HNP
memerlukan waktu yang lebih lama. Setelah berbaring dianggp
cukup maka dilakukan latihan / dipasang korset untuk mencegah
terjadinya kontraktur dan mengembalikan lagi fungsi-fungsi otot.
b. Medikamentosa
1. Symtomatik
Analgetik (salisilat, parasetamol), kortikosteroid (prednison,
prednisolon), anti-inflamasi non-steroid (AINS) seperti
piroksikan, antidepresan trisiklik ( amitriptilin), obat penenang
minor (diasepam, klordiasepoksid).
2. Kausal
Kolagenese
c. Fisioterapi
Biasanya dalam bentuk diatermy (pemanasan dengan jangkauan
permukaan yang lebih dalam) untuk relaksasi otot dan mengurnagi
lordosis.
2. Terapi operatif
Terapi operatif dikerjakan apabila dengan tindakan konservatif tidak
memberikan hasil yang nyata, kambuh berulang atau terjadi defisit
neurologik
2
3. Rehabilitasi
a. Mengupayakan penderita segera bekerja seperti semula
b. Agar tidak menggantungkan diri pada orang lain dalam
melakkan kegiatan sehari-hari (the activity of daily living)
c. Klien tidak mengalami komplikasi pneumonia, infeksi
saluran kencing dan sebagainya).
3. Riwayat Keperawatan
a. Apakah klien pernah menderita Tb tulang, osteomilitis,
keganasan (mieloma multipleks), metabolik (osteoporosis)
b. Riwayat menstruasi, adneksitis dupleks kronis, bisa
menimbulkan nyeri punggung bawah
3
4. Status mental
Pada umumny aklien menolak bila langsung menanyakan tentang banyak
pikiran/pikiran sedang (ruwet). Lebih bijakasana bila kita menanyakan
kemungkinan adanya ketidakseimbangan mental secara tidak langsung
(faktor-faktor stres)
5. Pemeriksaan
a. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum
pemeriksaan tanda-tanda vital, dilengkapi pemeriksaan
jantung, paru-paru, perut.
Inspeksi
- inspeksi punggung, pantat dan tungkai dalam
berbagai posisi dan gerakan untuk evalusi neyurogenik
- Kurvatura yang berlebihan, pendataran arkus
lumbal,adanya angulus, pelvis ya ng miring/asimitris,
muskulatur paravertebral atau pantat yang asimetris, postur
tungkai yang abnormal.
- Hambatan pada pegerakan punggung , pelvis
dan tungkai selama begerak.
- Klien dapat menegenakan pakaian secara
wajar/tidak
- Kemungkinan adanya atropi, faskulasi,
pembengkakan, perubahan warna kulit.
palpasi dan perkusi
- paplasi dan perkusi harus dikerjakan dengan
hati-hati atau halus sehingga tidak membingungkan klien
- Paplasi pada daerah yang ringan rasa nyerinya
ke arah yang paling terasanyeri.
- Ketika meraba kolumnavertebralis dicari
kemungkinan adanya deviasi ke lateral atau antero-
posterior
- Palpasi dna perkusi perut, distensi pewrut,
kandung kencing penuh dll.
Neuorologik
Pemeriksaan motorik
- Kekuatan fleksi dan ekstensi tungkai atas,
4
tungkai bawah, kaki, ibu jari dan jari lainnya dengan
menyuruh klien unutk melakukan gerak fleksi dan ekstensi
dengan menahan gerakan.
- atropi otot pada maleolus atau kaput fibula
dengan membandingkan kanan-kiri.
- fakulasi (kontraksi involunter yang bersifat
halus) pada otot-otot tertentu.
Pemeriksan sensorik
Pemeriksaan rasa raba, rasa sakit, rasa suhu, rasa dalam dan
rasa getar (vibrasi) untuk menentukan dermatom mana yang
terganggu sehingga dapat ditentuakn pula radiks mana yang
terganggu.
pemeriksaan refleks
- refleks lutut /patela/hammer (klien
bebraring.duduk dengan tungkai menjuntai), pada HNP
lateral di L4-5 refleks negatif.
- Rfleks tumit.achiles (klien dalam posisi
berbaring , luutu posisi fleksi, tumit diletakkan diatas
tungkai yang satunya dan ujung kaki ditahan dalam posisi
dorsofleksi ringan, kemudian tendon achiles dipukul.
Pada aHNP lateral 4-5 refleks ini negatif.
Pemeriksaan range of movement (ROM)
Pemeriksaan ini dapat dilakukan aktif atau pasif untuk
memperkirakan derajat nyeri, functio laesa, atau untuk
mememriksa ada/tidaknya penyebaran nyeri.
b. Pemeriksaan penunjang
foto rontgen, Foto rontgen dari depan, samping, dan serong)
untuk identifikasi ruang antar vertebra menyempit. Mielografi
adalah pemeriksaan dengan bahan kontras melalu tindakan lumbal
pungsi dan pemotrata dengan sinar tembus. Apabila diketahiu
adanya penyumbatan.hambatan kanalis spinalis yang mungkin
disebabkan HNP.
Elektroneuromiografi (ENMG)
Untuk menegetahui radiks mana yang terkena / melihat adanya
polineuropati.
Sken tomografi
5
Melihat gambaran vertebra dan jaringan disekitarnya termasuk
diskusi intervertebralis.
6. Penatalaksanaan
(lihat pada landsan teori)
7. Dignosa keperawatan
B. Perencanaan
Setelah merumuskan diagnosa keperawatan maka perlu dibuat perencanaan
intervensi keperawatan dan aktivitas keperawatan. Tujuan perencanaan adalah
untuk mengurangi, menghilangkan dan mencegah masalah keperawatan klien.
Tahapan perencanaan keperawatan klien adalah penentuan prioritas diagnosa
keperawatan,penetuan tujuan, penetapan kriteria hasil dan menntukan
intervensi keperawatan.
Rencana keperawatan dari diagnosa keperawatan diatas adalah :
6
- keparahan nyeri berskala 0
- Indikator nyeri verbal dan noverbal (tidak menyeringai)
INTERVENSI RASIONAL
Identifikasi klien dalam Pengetahuan yang mendalam tentang
membantu menghilangkan rasa nyeri dan kefektifan tindakan
nyerinya penghilangan nyeri.
Berikan informasi tentang Informasi mengurangi ansietas yang
penyebab dan cara mengatasinya berhubungan dengan sesuatu yang
diperkirakan.
Tindakan penghilangan rasa nyeri Tindakan ini memungkinkan klien
noninvasif dan nonfarmakologis untuk mendapatkan rasa kontrol
(posisi, balutan (24-48 jam), terhadap nyeri.
distraksi dan relaksasi.
Terapi analgetik Terapi farmakologi diperlukan untuk
memberikan peredam nyeri.
2. Cemas berhubuangan dengan prosedur operasi, diagnosis, prognosis,
anestesi, nyeri, hilangnya fungsi,.
Kriteria hasil :
INTERVENSI RASIONAL
1. Diskusikan mengenai 1. Menunjukkan kepada
kemungkinan kemajuan dari fungsi klien bahwa dia dapat
gerak untuk mempertahankan berkomunikasi dengan efektif
harapan klien dalam memenuhi tanpa menggunakan alat
kebutuhan sehari-hari khusus, sehingga dapat
mengurangi rasa cemasnya.
7
komunikasi yang paling tepat
untuk kehidupannya sehari-
hari disesuaikan dnegan
tingkat keterampilannya
sehingga dapat mengurangi
INTERVENSI RASIONAL
a) Ubah posisi klien tiap a) Menurunkan
2 jam resiko terjadinnya iskemia
jaringan akibat sirkulasi darah
yang jelek pada daerah yang
tertekan
b) Ajarkan klien untuk b) Gerakan aktif
melakukan latihan gerak aktif pada memberikan massa, tonus dan
ekstrimitas yang tidak sakit kekuatan otot serta
memperbaiki fungsi jantung
c) Lakukan gerak pasif dan pernapasan
8
pada ekstrimitas yang sakit c) Otot volunter
d) Kolaborasi dengan akan kehilangan tonus dan
ahli fisioterapi untuk latihan fisik klien kekuatannya bila tidak dilatih
untuk digerakkan
INTERVENSI RASIONAL
a. Monitor kemampuan dan a. Memba
tingkat kekurangan dalam melakukan ntu dalam
perawatan diri mengantisipasi/merencanaka
n pemenuhan kebutuhan
b. Beri motivasi kepada secara individual
klien untuk tetap melakukan aktivitas b. Mening
dan beri bantuan dengan sikap katkan harga diri dan
sungguh semangat untuk berusaha
c. Hindari melakukan terus-menerus
sesuatu untuk klien yang dapat c. Klien
dilakukan klien sendiri, tetapi berikan mungkin menjadi sangat
bantuan sesuai kebutuhan ketakutan dan sangat
tergantung dan meskipun
bantuan yang diberikan
bermanfaat dalam mencegah
frustasi, adalah penting bagi
klien untuk melakukan
sebanyak mungkin untuk
diri-sendiri untuk
9
emepertahankan harga diri
d. Berikan umpan balik dan meningkatkan pemulihan
yang positif untuk setiap usaha yang d. Mening
dilakukannya atau keberhasilannya katkan perasaan makna diri
dan kemandirian serta
e. Kolaborasi dengan ahli mendorong klien untuk
fisioterapi/okupasi berusaha secara kontinyu
e. Member
ikan bantuan yang mantap
untuk mengembangkan
rencana terapi dan
mengidentifikasi kebutuhan
alat penyokong khusus
INTERVENSI RASIONAL
a) Berikan a. Klien dan keluarga akan
penjelasan pada klien dan keluarga mengerti tentang penyebab
tentang penyebab konstipasi obstipasi
b. Bising usu menandakan
b) Auskultasi bising sifat aktivitas peristaltik
usus c. Diit seimbang tinggi
kandungan serat
c) Anjurkan pada merangsang peristaltik dan
klien untuk makan maknanan yang eliminasi reguler
mengandung serat d. Masukan cairan adekuat
10
membantu mempertahankan
konsistensi feses yang
d) Berikan intake sesuai pada usus dan
cairan yang cukup (2 liter perhari) membantu eliminasi reguler
jika tidak ada kontraindikasi e. Aktivitas fisik reguler
membantu eliminasi dengan
memperbaiki tonus oto
e) Lakukan abdomen dan merangsang
mobilisasi sesuai dengan keadaan nafsu makan dan peristaltik
klien f. Pelunak feses
meningkatkan efisiensi
pembasahan air usus, yang
melunakkan massa feses dan
f) Kolaborasi membantu eliminasi
dengan tim dokter dalam pemberian
pelunak feses (laxatif, suppositoria,
enema)
INTERVENSI RASIONAL
a. Anjurkan untuk a. Meningkatkan aliran darah
melakukan latihan ROM (range of kesemua daerah
motion) dan mobilisasi jika mungkin
b. Rubah posisi tiap b. Menghindari tekanan dan
2 jam meningkatkan aliran darah
c. Gunakan bantal c. Menghindari tekanan yang
air atau pengganjal yang lunak di berlebih pada daerah yang
bawah daerah-daerah yang menonjol menonjol
d. Menghindari kerusakan-
d. Lakukan massage kerusakan kapiler-kapiler
11
pada daerah yang menonjol yang baru
mengalami tekanan pada waktu e. Hangat dan pelunakan adalah
berubah posisi tanda kerusakan jaringan
e. Observasi
terhadap eritema dan kepucatan dan
palpasi area sekitar terhadap f. Mempertahankan keutuhan
kehangatan dan pelunakan jaringan kulit
tiap merubah posisi
f. Jaga kebersihan
kulit dan seminimal mungkin hindari
trauma, panas terhadap kulit
C. Pelaksanaan
Pelaksanaan asuhan keperawatan ini merupakan realisasi dari rencana
tindakan keperawatan yang diberikan pada klien.
D. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah akhir dalam proses keperawatan. Evaluasi adalah
kegiatan yang di sengaja dan terus-menerus dengan melibatkan klien, perawat, dan
anggota tim kesehatan lainnya. Dalam hal ini diperlukan pengetahuan tentang
kesehatan, patofisiologi, dan strategi evaluasi. Tujuan evaluasi adalah untuk menilai
apakah tujuan dalam rencana keperawatan tercapai atau tidak dan untuk melakukan
pengkajian ulang. (Lismidar, 1990)
12
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall, 2000, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 8, EGC,
Jakarta.
Harsono, 1996, Buku Ajar Neurologi Klinis, Edisi 1, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Ignatavicius D.D., Bayne M.V., 1991, Medical Surgical Nursing, A Nursing Process
Approach, An HBJ International Edition, W.B. Saunders Company,
Philadelphia.
Juwono, T., 1996, Pemeriksaan Klinik Neurologik Dalam Praktek, EGC, Jakarta.
Mardjono M., Sidharta P., 1981, Neurologi Klinis Dasar, PT Dian Rakyat, Jakarta.
Satyanegara, 1998, Ilmu Bedah Saraf, Edisi Ketiga, Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
13
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN Ny. R DENGAN GANGGUAN SISTEM NEUROLOGI
HERNIA NUKLEUS PULPOSUS (HNP)
DI RUANG SYARAF A RUMAH SAKIT Dr. SOETOMO SURABAYA
B. Keluhan utama
Nyeri otot
Paliatif, Nyeri otot, geringgingan
Kualitatif dan kuantitatif, nyeri otot
Region, nyeri dirasakan pada paha, dan bertambah nyeri bila digerakkan atau
diangkat sampai menjalar ke pinggang kiri
Severity, kondisi seperti ini menyebabkan lebih banyak terlentang, miring
kanan dan kiri, terlentang duduk masi dibantu dan tahan < 10 menit, berdiri
belum kuat/mampu dan perlu bantuan bila berjalan hanya kuat 3 meter, dalam
memenuhi aktiivitas sehari-hari sebagian masih dibantu atau ketergantungan
pada orang lain seperti BAB dan BAK, kebutuhan istirahat terpenuhi.
Time, Nyeri otot dan gringgian dirasakan apabila digerakkan.
C. Riwayat keperawatan :
1. Riwayat penyakit sebelumnya
Tahun 1995 pernah jatuh karena terpeleset dan tidak bisa bergerak seperti
yang dirasakan saat ini teteapi tidak perlu dioperasi karena bisa
disembuhkan dengan perawatan dan istirahat, mendapat paerawatan di
syaraf A RSDS.
Tahun 1998 dengan penyebab dan sakit yang sama, sembuh tanpa operasi
14
dan menjalani perawatan di syaraf A RSDS.
Tahun 2002 sakitnya yang sekarang ini
2. Riwayat penyakit sekarang
Tanggal 18 -02-2002 jatung dari tangga tidak bisa bergerak dan nyeri
sepanjang kaki kiri samapai pinggang
tanggal 6 Maret 2002, telah dilakukan operasi untuk diperbaiki kelainan
sarafnya yang kejepit
Sekarang masih terasa nyeri pada otot paha dan bertambah bila dibuat
gerak samapai pmenjalar ke pinggang kiri.
3. Riwayat keluarga
Tidak ada riwayat keluarganya yang menderita penyakit seperti yang
diderita klien.
15
tertidur, dengan sakitnya kadang masih terasa terganggu.
6. pola sensoris dan kognitif
Tingkat pengetahuan klien dan pendidikan baik dna menunjang proses
pembelajaran, konsentrasi baik.
7. pola hubungan dan peran
Status klien dalam keluarga sebagai ibu rumah tangga dengan 4 anaknya
dan suami. Pola komunikasi , menggunakan bahasa jawa,dan indonesia,
Interaksi, lacar, komonikatif (kooperatif),terbuka, dukungan keluarga
(untuk perawatan dan pengobatan memenuhi. Perilaku, terkontrol, sabar,
kesadaran baik
8. reproduksi dan seksual
Klien termasuk menopause dengan umur 65 tahun, KB (-), Haid teratur
dengan sikulus 30 hari.
9. penganggulangan stress
dalam mengatasi masalahnya yan berhubungan dnegan kesehatan
dialkukan dengan cara terbuka dan musyarah mufakat bersama suaminya
dan anak-anaknya.
10. pola tata nilai dan kepercayaan
Klien selalu berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaannya serta
bertawakkal dengan harapan tetap dalam lindungannya dan diberi
ketabahan dan kesembuhan sehingga dapat mandiri dan bisa beibadat
seperti sebelumnya.
16
Kesadaran komposmentis, orientasi baik, GCS 456
Kepala dan leher
Sklera putih, tidak anemis,
Conjunctiva tidak pucat
Pupil isokor
Leher kaku kuduk (-), tidak ada pembesaran getah bening
Persepsi sensoris
Pendengaran
Dalam batas normal
Penciuman
Pilek (-), epitaksis (-)
Pengecapan
citan rasa ((+) , sulit menelan (-)
Penglihatan
Dalam batas normal
Perabaan
Dapat merasakan perbedaan stimulasi terhadap panas, dingin dan
tekan, kaki dan tangan tersa geringgiangan
d. system perkemihan
BAK Lancar spontan produksi urine 3-4 kali. ½-1 gelas setiap kali
kencing warna kuning bening
e. system pencernaan
BU (+) Normal, dapat mengunyah dan menelan, BAB 2 hari sekali
liat, kuning
f. system muskoloskletal dan integument
Kemampuan pergerakan sendi bebas, kekuatan otot ekstremitas atas
(5/5) extremitas bawah 5/5, kulit (turgor baik), akral (hangat) , terasa
nyeri pada otot paha, bertambah bil adegerakan dan nyerinya menjalar
pada pinggang kirinya.
g. system endokrin
Riwayat pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan usia ( tahun)
h. Sistem reproduksi
perempuan (tidak kelainan pada genetelatia eksternenya)
i. Sistem hematopoetik
Limfadenopati (-)
3. Pemeriksaan penunjang
1. laboratorium
17
Yang Diperiksa 18-2-2002 20-02-2002
Hb 15 gr/dl
LED 40 mm/jam
Leukosit 17.200 x 10 9/L
Diff count -/-/-/90/10/-
Ht 48 %
Tromb. 215 x 109/L
Sakar darah puasa 114 mg/dl
Sakar 2 jpp -
Cholesterol 147 mg/dl
Kreatinin 1,03 mg/dl
BUN 15,7 mg/dl
Bil total 0,83 mg/dl
Bil indireck 0,12 mg/dl
SGOT 23,2,
SGPT 13,5
Protein 2,91
Alb 3,33
As. Urat 3,34
Na 39
K 3,7
PTT 11,2
APTT 38,8
FH N
2. Radiologi
Hasil tampak adanya HNP pada lumbal 5- Sakrum 1
3. Konsul cardiologi
Inkoplet RBBB
cardiac arest indeks calss I
j. Penatalaksanaan
1. Perawatan luka
2. mobilisasi bertahap
3. Diit NS TKTP
4. Obs VT
5. Injeksi Novalgin 3x1 ampul
18
6. Clobazam 2 x10 mg
7. Rob 1 x 1 amp
8. Rencana aff jahitan hati ke VII
19
4. Analisa data
TGL DATA ETIOLOGI MASALAH
12- Data Subyejtif Post operasi Nyeri
03- Klien mengatakan setalah laminectomy
2002 operasi dirasakan lebih
nyaman dan tidak sakit Diskontinuitas
seperti sebelum operasi Jaringan
Klien mengatakan rasa nyeri Bekas
masih dirasakan pada otot
paha, dan terasa lebih sakit Gejala sisa isi nukleus
bila dilakukan gerakan
(miring kanan, kaki Nueron kejepit
diangkat) bahkan menjalasr Peradangan
ke pinggang kirinya.
Klien mengatakan dengan
duduk masih bisa dengan Gangguan sirkulasi/
bantuan atapi tidak tahan penekanan pada saraf
samapai 10 menit tempat operasi/cedera
Data Obyektif
Klien tampak menyeringan Reaksi zat kimia/bioaktif
bila dilakukan pemeriksaan (serotonin , bradikin dan
kaki kirnya dengan diangkat prostaglandin)
o
dengan ketinggian 45
Kemampuan pergerakan
sendi bebas, kekuatan otot respetor spesifik
ekstremitas atas (5/5) (aksi potensial)
extremitas bawah 5/5, kulit
(turgor baik), akral (hangat) ,
terasa nyeri pada otot paha, nyeri
bertambah bil adegerakan
dan nyerinya menjalar pada
pinggang kirinya.
Pemeriksaan fisik :
Refleks fisiologis :
Ekstremitas atas +2/+2
Ekstremitas bawah +2/+2
Refleks patologis (-)
20
Selama ini setelah dioperasi , (aksi potensial) perawatan
tidur terlentang, miring diri
kanan dan kiri, jarang duduk
karena masih terasa ganglion melalui kornu
sakit/nyeri pada bekas posterior
operasi otot paha dan
pinggang apalagi dibuat
gerak. Untuk berdiri masih medulla spinalis
dibantu dan jalan hanya bisa
dengan jarak 3 meter itu
masih perlu dituntun. Untuk saraf parasimpatis
memenuhi kebutuhan sehari-
hari dibantu.
otot motorik eksteremitas
Data Obyektif
Klien sedang dalam posisi
berbaring dengan kepala Nyeri gerak
ditinggikan 45 o,
Pada waktu sendiri dengan
posisi tidur dengan nasi Imobilisasi, intoleransi gerak
ditempatkan pada kursi
sambil makan.
Paska operasi laminectomy Defisit perawatan diri
hari ke 6
Cemas
Sakit ringan
Data Subyejtif
Klien mengatakan
bagaiamana dengan Pengalam dan epengetahuan
penyakitnya apakah bisa kurang
disembuhkan dengan baik
sehingga dapa tmelakukan
aktivitas seperti biasanya. Stressor
kLien mengatakan sudah 6
hari ini masih dirasakan
21
nyeri dan perlu suntikan dan
mengurangi rasa sakit Peningkatan katekolamin
Klien menceritakan tentang
apa yang dirasakan, dan
harapan dari usaha yang Kortisol meingkat
telah dilakukannya.
Data Obyektif
Klien tampak termenung
Klien masih bisa konsentrasi cemas
dan menerima proses
pemebelajaran.
5. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan diskontinuitas jaringan
sekunder terhadap operasi laminectomy, sindroma sisa
2. Cemas berhubungan dengan prognosis, hilangnya fungsi,.
3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan keterbatasan gerak, nyeri
sekunder terhadap paska laminectomy.
22
B. Asuhan Keperawatan
23
10.00 Memonitor perkembangan tingkat nyeri
12.00 Mengajarakan klien latihan relaksasi
dengan nafs dalam dan panjang berulang-
ulang 5-6 kali dengan frekeunsi 3 kali/hari
24
harapannya.
yang dialami klien terhadap perawat.
25
02- klien terpenuhi setelah post tingkat kekurangan dalam mengantisipasi/merencana- klien dalam memenuhi kebutuhan sehari-
2002 operasi hari ke VII melakukan perawatan diri kan pemenuhan kebutuhan hari (aktif dilakukan sendiri, dengan
Kriteria hasil b. Beri motivasi kepada klien secara individual bantuan)
- Klien untuk tetap melakukan b. Meningkatkan harga
dapat melakukan aktivitas dan beri bantuan diri dan semangat untuk 08.00 Memberi kesempatan pada klein utnuk
aktivitas perawatan diri dengan sikap sungguh berusaha terus-menerus mandiri sesuai dengan kemampuan
sesuai dengan c. Hindari melakukan sesuatu c. Klien mungkin sebatas yang dianjurkan, tidak
kemampuan klien untuk klien yang dapat menjadi sangat ketakutan mengangkat berat, tidak mendorong
(makan, minum dan dilakukan klien sendiri, dan sangat tergantung dan barang yang berat dan sifatnya ringan.
BAB dan BAK sendiri) tetapi berikan bantuan sesuai meskipun bantuan yang
- Klien kebutuhan diberikan bermanfaat dalam Menganjurkan kepada kelaurganya untuk
dapat mengidentifikasi d. Berikan umpan balik yang mencegah frustasi, adalah membantu klien dalam defekasi dan BAK
sumber kemampuannya positif untuk setiap usaha penting bagi klien untuk
untuk mandiri dan yang dilakukannya atau melakukan sebanyak 10.00 Menganjurkan pada klein untuk
meminta bantuan sesuai keberhasilannya mungkin untuk diri-sendiri melakukan mobilisasi atau aktivitas secara
kebutuhan e. Kolaborasi dengan ahli untuk emepertahankan harga bertahap mulai dari duduk dengan makan,
fisioterapi/okupasi diri dan meningkatkan berdiri dan berjalan (mandiri tau bantuan)
pemulihan
d. Meningkatkan Memberi reinforcement terhadap
perasaan makna diri dan 13.00 kemamapuan yang telah dicapai dan
kemandirian serta kesanggupannya untuk teteap
mendorong klien untuk mempertahankan melakukan gerak duduk,
berusaha secara kontinyu berdiri dan berjalan secara bertahap.
e. Memberikan
26
bantuan yang mantap untuk
mengembangkan rencana
terapi dan mengidentifikasi
kebutuhan alat penyokong
khusus
27
C. Evaluasi
Dx 2
S
Jam
Klien mampu mengungkapkan ketcemasannya/kekuatirannya tentang
12.00
penyembuhan penyakitnya
O
Respon klien tampak tersenyum
Konsentrasi klien baik, Nadi 88 kal/menit, tampak tenang
A
Masalah teratasi
P
Dx 3 Intervensi dipertahankan
Jam
S
12.00
Klien mengatakan untuk keperluan BAK jam 12.00 dibantu oleh keluarganya
dengan menggunakan pispot yang dimilikinya sendiri
O
Klien dapat mengidentifikasi sumber kemampuannya untuk mandiri dan
meminta bantuan sesuai kebutuhan
A
Masalah teratsi sebagian
I
Lanjutkan
28
Catatan Perkembangan
29