Anda di halaman 1dari 3

STANDAR KETENTUAN DAN SYARAT UMUM

SURAT PERINTAH KERJA (SPK)

1. IKTIKAD BAIK

a. Para pihak bertindak berdasarkan asas saling percaya yang disesuikan dengan hak-hak
yang terdapat dalam SPK.

b. Para pihak setuju untuk melaksanakan de-ngan jujur tanpa menonjolkan kepentingan
masing-masing pihak. Apabila selama pelaksanaan, salah satu pihak merasa dirugikan,
maka diupayakan tindakan yang terbaik untuk mengatasi keadaan tersebut.

2. PENYEDIA JASA MANDIRI


SPK ini tidak dimaksudkan untuk menciptakan hubungan hukum antara Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) dan Penyedia seperti hubungan hukum antara majikan dan buruh atau antara
principal dan agen. Penyedia bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan pekerjaan.

3. HAK KEPEMILIKAN

PPK berhak atas kepemilikan semua barang/bahan yang terkait langsung atau disediakan
sehubungan dengan barang yang diberkan oleh Penyedia kepada PPK. Jika diminta oleh PPK
maka Penyedia berkewajiban untuk membantu secara optimal pengalihan hak kepemilikan
tersebut kepada PPK sesuai dengan hukum yang berlaku.

Hak kepemilikan atas Perlengkapanan dan barang/bahan yang disediakan oleh PPK tetap pada
PPK, dan semua Perlengkapanan tersebut harus dikembalikan kepada PPK pada saat SPK
berakhir atau jika tidak diperlukan lagi oleh Penyedia. Semua Perlengkapanan tersebut harus
dikembalikan dalam kondisi sama pada saat diberikan kepada Penyedia dengan pengecualian
kausan akibat pemakaian yang wajar.

4. STANDAR

Penyedia harus menyediakan Tenaga Ahli yang memiliki kualitas dan kapabilitas dalam
menyelesaikan pekerjaan ini sesuai yang diharapkan dalam Dokumen Pengadaan.

5. CACAT MUTU

PPK akan memeriksa setiap hasil pekerjaan Penyedia dan memberitahukan secara tertulis
Penyedia atas setiap cacat mutu yang ditemukan. PPK dapat memerintahkan Penyedia untuk
menemukan dan mengungkapkan cacat mutu, serta menguji pekerjaan yang dianggap oleh
PPK mengandung cacat mutu.

6. PEMERIKSAAN BERSAMA

a. Hasil Pemeriksaan bersama dituangkan dalam Berita Acara. Apabila dalam pemeriksaan
bersama mengakibatkan perubahan pekerjaan maka akan dituangkan dalam addendum
dokumen Pengadaan Langsung ini.

b. Apabila diperlukan, PPK bersama-sama penyedia jasa melakukan rapat-rapat yang akan
membahas HASIL TEMUAN pemeriksaan pekerjaan/barang

c. PPK bersama Unit Kerja yang bertanggung jawab dalam hal substansi pekerjaan tersebut
dapat meminta penjelasan dari Penyedia Jasa tentang permasalahan yang ditemukan pada
saat pemeriksaan bersama.

7. PEMUTUSAN
a. Menyimpang dari Pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, PPK dapat
memutuskan SPK ini dengan pemberitahuan tertulis kepada Penyedia.

b. Jika SPK ini diputuskan sebelum waktu pelaksanaan pekerjaan berakhir dan pemutusan
tersebut akibat Kahar atau bukan karena kesalahan atau kelalaian Penyedia maka Penyedia
berhak atas pembayaran pekerjaan secara pro rata sesuai dengan prestasi pekerjaan yang
dapat diterima oleh PPK.

8. WAKTU PENYELESAIAN PEKERJAAN


a. Penyedia berkewajiban menyelesaikan pekerjaan selambat-lambatnya pada tanggal : 17
Maret 2015 yakni selama 30 (Tiga puluh) Hari kalender.

b. Jika pekerjaan tidak selesai pada tanggal tersebut di atas bukan akibat Keadaan Kahar atau
peristiwa Kompensasi atau karena kesalahan atau kelalaian penyedia maka penyedia
dikenakan denda;

c. Jika keterlambatan tersebut semata-mata disebabkan oleh Peristiwa Kompensasi maka PPK
dikenakan kewajiban pembayaran ganti rugi. Denda atau ganti rugi tidak dikenakan jika
Tanggal Penyelesaian disepakati oleh para pihak untuk diperpanjang
b. Tanggal penyelesaian yang dimaksud adalah tanggal penyelesaian semua pekerjaan;

c. Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus perseratus), penyedia mengajukan permintaan


secara tertulis kepada PPK untuk penyerahan pekerjaan

10. SERAH TERIMA PEKERJAAN

a. Serah terima pekerjaan dilakukan di tempat sebagaimana ditetapkan dalam dokumen


pengadaan langsung ini;

b. Dalam rangka penilaian hasil pekerjaan, PPK menugaskan Pejabat Penerima Hasil
Pekerjaan. Apabila terdapat ketidak sesuaian dengan dokumen, atau terdapat kekurangan
dan cacat dalam pekerjaan, Pejabat Perima Hasil Pekerjaan menyampaikan kepada PPK
untuk meminta Penyedia memperbaiki/ menyelesaikannya;

c. Pejabat Penerma Hasil Pekerjaan berkewajiban untuk memeriksa kebenaran dokumen


identitas barang/pekerjaan yang dilaksanakannya;

d. Jika pekerjaan tidak memenuhi persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam Surat Perintah
Kerja (SPK) maka Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan berhak untuk menolaknya;

e. Atas pelaksanaan serah terima pekerjaan, Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan membuat
Berita Acara Serah Terima Pekerjaan yang ditandatangani oleh Pejabat Penerima Hasil
Pekerjaan.

f. PPK menerima penyerahan pekerjaan setelah:

1) seluruh pekerjaan dilaksanakan sesuai ketentuan dalam SPK, dan diterima oleh Pejabat
Penerima Hasil Pekerjaan

12. PERUBAHAN LINGKUP PEKERJAAN


a. Apabila terdapat perbedaan yang signifikan antara keadaan di lapangan pada saat
pelaksanaan dengan gambar dan spe-sifikasi yang ditentukan dalam dokumen
pengadaan, maka PPK bersama Penyedia dapat melakukan perubahan pekerjaan.

b. Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh PPK secara tertulis kepada Pe-nyedia
kemudian dilanjutkan dengan negosiasi teknis dan harga dengan tetap mengacu pada
ketentuan yang tercantum dalam nilai total awal.

13. PERPANJANGAN WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


a. Perpanjangan waktu pelaksanaan dapat di-berikan oleh PPK atas pertimbangan yang
layak dan wajar untuk hal-hal sebagai berikut:

1) perubahan disain;
2) keterlambatan yang disebabkan oleh PPK;
3) masalah yang timbul di luar kendali penyedia; dan/atau keadaan kahar.
4) Keterlambatan yang disebabkan oleh PPK
5) Masalah yang timbul diluar kendali penyedia, dan/atau
6) Keadaan Kahar.
b. PPK dapat menyetujui perpanjangan waktu pelaksanaan setelah melakukan penelitian
terhadap usulan tertulis yang diajukan oleh penyedia.
c. Persetujuan peranjangan waktu pelaksanan dituangkan dalam addendum pelaksanaan
pekerjaan

14. DENDA
Penyedia bekewajiban membayar sanksi finansial berupa denda sebagai akibat wanprestasi
atau cidera janji terhadap kewajiban-kewajiban penyedia. PPK mengenakan denda dengan
memotong angsuran pembayaran prestasi pekerjaan. Pembayaran denda tidak mengurangi
tanggung jawab kontraktual penyedia.

15. PENANGGUHAN PEMBAYARAN


a. PPK dapat menangguhkan pembayaran jika penyedia gagal atau lalai memenuhi
kewajibannya atas pelaksanaan pekerjaan.
b. PPK secara tertulis memberitahukan kepada penyedia tentang penangguhan hak
pembayaran disertai alasan-alasan yang jelas mengenai penangguhan tersebut. Penyedia
diberi kesempatan untuk memperbaiki dalam jangka waktu tertentu.
c. Pembayaran yang ditangguhkan harus disesuaikan dengan proporsi kegagalan atau
kelalaian penyedia.

16. PENANGGUNGAN
Penyedia bekwajiban untuk melindungi, membebaskan, dan menanggung tanpa batas PPK
beserta instansinya terhadap semua bentuk tuntutan, tanggung jawab, kewajiban, kehilangan,
kerugian, denda, gugatan atau tuntutan hukum, proses pemeriksaan hukum, dan biaya yang
dikenakan terhadap PPK beserta instansinya (kecuali kerugian yang mendasari tuntutan
tersebut disebabkan kesalahan atau kelalaian berat PPK) sehubungan dengan klaim atas
kehilangan atau kerusakan Perlengkapanan dan harta benda Penyedia, dan/atau cidera tubuh,
sakit atau kematian personil Penyedia, dan/atau kehilangan atau kerusakan harta benda, serta
pelaksanaan SPK, terlepas dari bagaimana, kapan, atau dimana kerugian tersebut terjadi.

17. PERPAJAKAN
Penyedia berkewajiban untuk membayar semua pajak, bea, retribusi, dan pengutan lain yang
dibebankan oleh hukum yang berlaku atas pelaksanaan SPK. Semua pengeluaran perpajakan
ini dianggap telah termasuk dalam nilai SPK.

18. HUKUM YANG BERLAKU


Keabsahan, interpretasi, dan pelaksanaan SPK ini didasarkan kepada hukum Republik
Indonesia.

19. PENYELESAIAN PERSELISIHAN


PPK dan Penyedia berkewajiban untuk berupaya sungguh-sungguh menyelesaikan secara
damai semua perselisihan yang timbul dari atau berubungan dengan SPK ini atau
interpretasinya selama atau setelah pelaksanaan pekerjaan. Jika perselisihan tidak dapat
diselesaikan secara musyawarah maka perselisihan akan diselesaikan melalui Pengadilan
Negeri dalam wilayah hukum Republik Indonesia.

20. ADENDUM
SPK ini tidak dapat diubah kecuali dibuat secara tertulis serta berlaku jika disetujui oleh PPK
dan Penyedia.

21. PENGALIHAN DAN/ATAU SUBKONTRAK


Penyedia dilarang untuk mengalihkan dan/atau mensubkontrakkan sebagaian atau seluruh
pekerjaan. Pengalihan seluruh pekerjaan hanya dipebolehkan dalam hal pergantian nama
Penyedia, baik sebagai akibat peleburan (merger) atau akibat lainnya.

22. LARANGAN PEMBERIAN KOMISI


Penyedia menjamin bahwa tidak satupun personil proyek/satuan kerja PPK telah atau akan
menerima komisi atau keuntungan tidak sah lainnya baik langsung maupun tidak langsung dari
SPK ini. Penyedia menyetujui bahwa pelanggaran syarat ini merpakan pelanggaran yang
mendasar terhadap SPK ini.

Anda mungkin juga menyukai