Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN TN.

DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

Pengkajian dilakukan pada hari kamis pada tanggal 19 agustus 2010 pada
pukul 16.00 WIB di RSUD Bandung, pada saat datang ke RS pasien mengeluuh sulit
merawat dirinya, sulit berpakaian, dan merasa depresi. pasien mengatakan sulit untuk
berfikir dan bertingkah seperti orang yang depresi. tidak mau mandi selama 3 hari,
badan bau dan tampak kotor, tidak sikatt gigi, rambut acak-acakan.

A. PENGKAJIAN

1. Identitas

a) Identitas pasien

Nama klien : Tn. T

Umur : 35 tahun

Jenis kelamin : laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Jl. S. NANO BANDUNG

b) Identitas penanggung jawab

Nama klien : Ny. M

Umur : 30 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jl. S. NANO BANDUNG

Hubungan dengan klien : Istri

c) Identitas rumah sakit


Tanggal masuk : 19 Agustus 2010

Ruang : Kamboja

DX. Medis : Defisit Perawatan Diri

No. RM : 21089

2. Alasan masuk

Keluarga klien mengatakan pasien pendiam, terlihat depresi, sulit berpakaian,


tidak mau mandi selama 3 hari, badan bau.

3. Faktor predisposisi

a) Riwayat penyakit sekarang

pasien mengeluuh sulit merawat dirinya, sulit berpakaian, dan merasa depresi.
pasien mengatakan sulit untuk berfikir dan bertingkah seperti orang yang
depresi. tidak mau mandi selama 3 hari, badan bau dan tampak kotor.

b) Riwayat penyakit dahulu

Keluarga klien mengatakan klien pernah mengalami gangguan jiwa saat klien
kelas 3 SMA

c) Riwayat penyakit keluarga

Keluarga klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami


gangguan jiwa.

4. Pemeriksaan fisik

a. Survei umum

Tanda - tanda vital :

TD = 120/80 mmHg,

N = 70 x/mnt,
S = 37, 2 °C dan

RR = 18 x/mnt.

Berat badan 80 kg, tinggi badan 170 cm

b. Pemeriksaan Fisik

1) Kepala, leher

Kepala : rambut pasien kusam, acak-acakan dan kusut, berwarna


hitam, pada saat dipalpasi tidak terdapat benjolan dan nyeri
tekan pada kepala.

Leher : tidak terdapat pembesaran vena jugularis, tidak terdapat


nyeri tekan.

2) Mata

Bentuk mata simetris, penglihatan baik, tidak memakai alat bantu


penglihatan.

3) Telinga

Bentuk simetris, pendengaran baik dibuktikan Tn. Y dapat menjawab


pertanyaan perawat, telinga kotor

4) Hidung

Hidung Tn. Y simetris, fungsi penciuman baik, tidak terdapat polip.

5) Mulut

Bibir Tn. Y simetris, gigi Tn. Y kotor, mukosa bibir kering, kotor dan
mulut bau.

6) Integumen

Warna kulit sawo matang, kulit tampak kering dan terlihat kotor,
turgor kulit kering
7) Dada

a. Dada : Simetris, tidak ada kelainan bentuk, tidak ada sesak


nafas
b. Abdomen : Tidak ada nyeri tekan pada Abdomen, tidak asietas,
tidak ada luka memar
c. Ekstremitas:
Ektremitas atas : Tangan kanan terpasang infus,
Ekstremitas bawah : kedua kaki nyeri, kaki terasa nyeri untuk
berjalan, terdapat luka di kaki kiri pasien.
d. Genetalia : Bersih tidak ada kelainan dibuktikan tidak terpasang
kateter

5. Psikososial

a. Genogram

b. Pola istirahat dan tidur


Sebelum masuk RS : pasien tidak mengalami gangguan tidur. Kualitas tidur
sekitar 3 jam pada siang hari dari jam 12.00 WIB – 15.00 WIB dan 7
jam pada malam hari dari jam 22.00 WIB – 05.00 WIB
Setelah masuk RS : kualitas tidur pasien terganggu karena sulit merawat
diri, pasien di RS tidur sekitar 2 jam pada siang hari dari jam 13.00 WIB –
15.00 WIB dan 5 jam pada malam hari dari jam 24.00 WIB – 05.00 WIB.
c. Pola Persepsi dan Kognitif
Pendengeran dan penglihatan pasien tidak mengalami gangguan, pasien
masih bisa mendengar dan melihat dengan jelas, pasien kurang mampu
berkomunikasi dengan lancar.
d. Pola persepsi dan konsep diri
Klien tidak mengalami gangguan persepsi sensori ilusi dan halusinasi, baik
itu halusinasi pendengaran, penglihatan, perabaan, pengecapan, dan
penghidu.

e. Pola Peran dan Hubungan


Pasien berperan sebagai ayah dan tulang punggung keluarga.
f. Pola reproduksi dan seksual
Selama pernikahan dengan istrinya pasien dikaruniai 1 orang anak. Selama
di RS pasien tidak pernah melakukan hubungan seksual lagi.
g. Pola Kooping Terhadap Strees
Dalam menghadapi masalah, pasien selalu menyembunyikannya
h. Pola Tata Nilai dan Kepercayaan
Pasien tinggal dalam lingkungan muslim. Sebelum sakit ia bisa melakuka
shalat, setelah sakit, klien tidak bisa shalat

6. Status Mental

a) Penampilan

Penampilan klien kurang rapi, pakaian kotor dan jarang mandi

b) Pembicaraan

Klien berbicara dengan nada yang pelan dan lambat, jelas dan mudah
dimengerti. Namun klien tidak mampu untuk memulai pembicaraan kepada
orang lain.

c) Aktivitas motorik

Klien tampak lesu, malas beraktivitas, klien lebih sering berdiam diri dan
sering menghabiskan waktunya ditempat tidur.

d) Afek dan Emosi

· Afek klien tumpul, berespon apabila di berikan stimulus yang kuat.

· Emosi klien stabil. Pasien mengatakan saat ini sedih karna tidak pernah
lagi dijenguk keluarganya.

e) Interaksi selama wawancara

Selama wawancara kontak mata klien baik, pasien tampak ragu dalam
menjawab pertanyaan perawat sehingga perawat harus mengulangi
beberapa pertanyaan kepada klien, tingkat konsentrasi klien baik, ditandai
dengan ketika wawancara, klien terfokus kepada perawat. Selain itu klien
tidak memiliki keinginan untuk berinteraksi kecuali perawat yang
memulai.
f) Alam perasaan

Klien mengatakan merasa sedih karena rindu dengan keluarga, klien juga
mengatakan merasa sedih dan marah karena gagal menikah.

g) Tingkat kesadaran

Tingkat kesadaran klien bingung. klien mengalami gangguan orientasi


tempat, terbukti dengan klien mengatakan bahwa dirinya berada di rumah
sakit. Orientasi waktu klien baik di buktikan dengan klien mengetahui hari
dan tanggal.

h) Memori

Klien mengalami gangguan daya ingat jangka panjang, namun klien


mengalami gangguan mengingat jangka pendek dan saat ini. Dibuktikan
dengan klien masih ingat ketika dibawa ke rumah sakit dan nama perawat
yang setiap hari merawatnya.

i) Tingkat konsentrasi dan berhitung

Klien mampu untuk berkonsentrasi penuh, klien mampu berhitung


sederhana dibuktikan dengan klien dapat menyebutkan perhitungan dari
1-10 dan sebaliknya dari 10-1.

j) Kemampuan penilaian

Klien tidak ada masalah pada kemampuan penilaian, terbukti dengan pada
saat diberi pilihan mau makan setelah mandi atau mandi setelah makan,
klien memilih makan setelah mandi.

k) Daya tilik diri

Klien mengatakan ia tidak tahu sedang sakit apa, ia bertanya-tanya


mengapa saya diberi obat yang efek sampingnya membuat saya mengantuk
dan lemah.

7. Kebutuhan Persiapan Pulang

a) Kemampuan klien memenuhi kebutuhan


Klien mampu memenuhi kebutuhan mandi, ganti pakaian, personal hygine,
makan dan minum secara mandiri, sedangkan untuk kebutuhan lainnya
seperti keamanan, perawatan kesehatan, pakaian, transportasi, tempat
tinggal, keuangan dan lain-lain belum dapat dipenuhi secara mandiri.

8. Mekanisme Koping

Klien mengatakan apabila memiliki masalah lebih baik menghindar dari

malasah tersebut, dan jika ada masalah, klien akan menceritaan pada istrinya

9. Masalah Psikososial dan Lingkungan

Klien mempunyai masalah dengan lingkungannya, karena jarang berinteraksi


dengan orang lain. Klien lebih suka menyendiri daripada berkumpul dengan
orang lain.

10. Pengetahuan Tentang Masalah Kejiwaan

Klien mengatakan ia tidak tahu ia sakit apa, dan ia juga bingung mengapa ia
diberi obat yang efek sampingnya akan membuat ia menjadi mengantuk dan
lemah, klien juga mengatakan saat dirumah pernah diberi obat, namun klien
malas untuk meminum obat tersebut karena akan membuatnya

B. ANALISA DATA

Hari/tgl/jam No. DX Masalah


Data Fokus Paraf
keperawatan

Kamis, 1. DS: Klien mengatakan malas Defisit perawatan


19 -08-2010 untuk mandi, diri
16.00 WIB DO:.
· Keadaan pasien tampak bau
· Klien tampak rambut
acak-acakan
· Kulit kotor, tampak malas
untuk menyisir rambut dan
sulit ganti pakaian
Kamis, 2. DS : Mengatakan tidak mau Penurunan
19 -08-2010 mandi, tidak mau ganti baju kemampuan dan
16.00 WIB DO : motivasi merawat
· Apatis, ekspresi sedih, selalu diri
menyendiri, komunikasi
kurang,

C. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN

1. Defisit perawatan diri

2. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri

3. Isolasi sosial

D. POHON MASALAH

Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri

E.

Isolasi sosial

F. INTERVENSI

Rencana tindakan
DX. Kep. Rasional
Tujuan Kriteria evaluasi Tindakan kep.
Defisit TUM: - Klien mampu SP I : 1. Mengetahui
Perawatan Klien mampu menjaga 1. Identifikasi permasalahan
Diri melakukan kebersihan diri masalah yang terjadi pada
perawatan diri: secara mandiri pera-watan diri: diri klien
higiene. - Klien mampu kebersihan diri, 2. Agar klien tahu
TUK I : menyebut-kan berdandan, pentingnya
- Klien dapat pengertian dan makan/minum, kebersihan diri
menyebutkan tanda-tanda BAK/BAB 3. Memberitahu
pengertian dan kebersihan diri 2. Jelaskan klien bagaimana
tanda- tanda - Klien dapat pentingnya cara perawatan
kebersihan diri mengetahui kebersi-han diri diri dan alat yang
- Klien dapat pentingnya 3. Jelaskan cara dan digunakannya
mengetahui kebersihan diri alat kebersihan 4. Agar klien bisa
pentingnya diri melakukan
kebersihan diri 4. Latih cara kebersihan diri
- Klien dapat menjaga secara mandiri
mengetahui kebersihan diri:
bagaimana cara mandi dan ganti
menjaga pakaian, sikat
kebersihan diri. gigi, cuci
rambut, potong
kuku
5. Masukan pada
jadwal kegiatan
untuk latihan
mandi, sikat gigi
(2x sehari), cuci
rambut (2x
perminggu),
potong kuku (1x
perminggu).
TUK II : Klien Klien mampu SP II :
dapat berdandan mengganti baju 1. Evaluasi
1. Untuk mengetahui
secara mandiri secara rutin, kegiatan
kemajuan klien
menyisir rambut kebersi-han diri.
dalam merawat diri
dan memotong Beri pujian.
dan sebagai respon
kuku.
positif terhadap
2. Jelaskan cara
tindakan klien
dan alat untuk
2. Memberitahu klien
berdandan.
bagaimana cara
3. Latih cara
berdandan dan alat
berdandan
yang digunakannya
setelah
3. Agar klien bisa
kebersihan diri:
berdandan secara
sisiran, rias
mandiri
muka untuk
4. Agar klien terbiasa
perempuan;
dengan kegiatan
sisiran, cukuran
yang telah diajarkan
untuk pria.
4. Masukan pada
jadwal kegiatan
untuk
kebersihan diri
dan berdandan.

G. CATATAN PERKEMBANGAN

SP I :

IMPLEMENTASI EVALUASI
DATA : S : Saat ditanya, klien mengatakan
- Klien mengatakan malas untuk mandi dan akan menjaga kebersihan dirinya.
berdandan, merasa lebih nyaman dengan
kondisi seperti ini ( tidak mau mandi). O : - Penampilan klien terlihat lebih rapi
- Bila diminta mandi klien marah-marah, - Klien menjawab pertanyaan perawat
klien tampak rambut acak-acakan dan banyak tentang cara menjaga kebersihan.
kutu, kuku panjang dan hitam, kulit kotor,
tampak malas untuk menyisir rambut dan A : Defisit perawatan diri belum teratasi
ganti pakaian harus disuruh petugas
DIAGNOSA : Defisit perawatan diri P : Anjurkan klien untuk menjaga
THERAPHY : kebersihan dirinya
1. Mengidentifikasi masalah perawatan diri:
kebersihan diri, berdandan, makan/minum,
BAK/BAB.
2. Menjelaskan pentingnya kebersihan diri.
3.Membantu pasien mempraktekkan cara
menjaga kebersihan.
4. Menjelaskan cara menjaga kebersihan.
5.Menganjurkan klien memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian.
RTL :
1. Bantu klien cara membersihkan dirinya
2. Ajarkan cara berdandan pada diri klien

SP II:

IMPLEMENTASI EVALUASI
DATA : S : klien mengatakan mau mandi
- Mengatakan tidak mau mandi, tidak mau sikat gigi, dan sikat gigi
tidak menyisir rambut, tidak mau ganti baju, tidak
mau memotong kuku. O : - Klien tampak lebih bersih
- Rambut klien terlihat panjang dan tampak - Rambut klien terlihat rapi,
acak-acakan, kuku klien panjang dan kotor. dan tidak kotor
DIAGNOSA : Defisit perawatan diri
THERAPHY : A : Gangguan berdandan pada diri
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien klien (-)
2. Menjelaskan cara berdandan
3. Membantu klien mempraktekkan cara berdandan P : - Menganjurkan klien untuk
4. Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian harian
RTL : - Berikan reinforcement atas
Ajarkan klien bagaiman cara memenuhi kebutuhan usaha yang klien lakukan
makan minum yang baik

Anda mungkin juga menyukai