Anda di halaman 1dari 3

2.

Waste Equal Foods

A. Teori

Proses perkembangan makhluk hidup yang ada di alam bebas merupakan sebuah proses yang
patut dipelajari oleh manusia. Makhluk hidup (hewan dan tumbuhan) yang ada di alam bebas
melakukan interaksi antar satu sama lain secara terus menerus dan berabad-abad lamanya (tidak
pernah berhenti sampai sekarang) tanpa memberikan pengaruh buruk ke alam.

Hal ini sangat berbanding terbalik dengan proses di dalam kehidupan manusia. Manusia
mengeksploitasi bahan mentah menjadi bahan polutan berbahaya, serta membuat bahan mentah
tersebut semakin tidak tersedia untuk penggunaan di masa depan. Hal ini terjadi karena kita
sebagai manusia tidak mendesain produk-produk yang dapat dintegrasikan kembali ke alam.

Jika manusia dapat mengolah bahan sisa menjadi sesuatu yang bermanfaat maka hal ini akan
secara bersamaan mengurangi polusi dan penggunaan bahan mentah. Mengapa demikian?
Misalnya jika pabrik industri dapat mengolah limbah sebelum dibuang ke alam, maka akan
sangat mengurangi pencemaran alam. Dan jika pabrik industri dapat mendaur ulang limbah
mereka menjadi dapat digunakan kembali maka akan sangat mengurangi penggunaan bahan
mentah (bahan yang belum diolah), hal ini akan memberikan dampak ketersediaan bahan
tersebut di masa yang akan datang. Sehingga proses industri memiliki tugas yang sangat penting,
yaitu :

1. Mengubah sisa menjadi sumber, menggantikan kebutuhan akan bahan mentah


2. Tidak menghasilkan limbah yang dapat menjadi polusi

Limbah industri yang tidak dapat dimanfaatkan kembali atau dintegrasikan kembali ke alam
adalah tanda dari kegagalan desain. Limbah ini akan menyebabkan 2 jenis polusi yaitu polusi
dalam hal racun, dan polusi dalam hal skala. Polusi dalam hal racun akan menganggu kesehatan
baik manusia, organisme lain, maupun ekosistem. Sedangkan polusi dalam hal skala adalah hal
yang menyebabkan polusi dan menganggu dalam skala yang besar.

Adapun penerapan prinsip ini pada desain dapat dilakukan dengan cara cara tertentu, yaitu :

1. Pemanfaatan bahan secara maksimal sehingga meminimalisir sampah.


2. Penggunaan tumbuhan-tumbuhan sebagai filter alami dalam pembuangan limbah.
3. Pemanfaatan limbah untuk produk lain yang berguna.
4. Pemrosesan limbah sehingga dapat diterima di alam.

Apabila desain proses dari pengolahan bahan sudah benar dari awal maka akan sangat
meminimalisir pengunaan material dan energi, serta polusi yang terjadi.

B. Penerapan pada KFC Sesetan

Penggunaan material batu paras jogja limestone pada dinding bangunan merupakan salah
satu wujud penerapan prinsip desain dengan alam pada bangunan. Paras jogja sendiri merupakan
batu yang terbuat dari limestone sisa hasil urugan tanah bebatuan kapur. Dimana manusia
mengurug tanah bebatuan kapur untuk membuat lahan dan membangun rumah dan pemukiman,
dan dari proses tersebut dihasilkan sisa berupa batuan kapur. Sisa dari hasil urugan ini
dimanfaatkan kembali dengan diolah menjadi batu paras yang dimanfaatkan menjadi elemen
dinding yang indah. Hal ini masuk ke dalam prinsip desain dengan alam “waste equal foods”
dimana terdapat pemaksimalan penggunaan bahan dengan digunakan kembali bahan sisa
menjadi sesuatu yang berguna.

Pada bangunan ini juga digunakan penangkap lemak atau grastrap, pada sink dan juga
lantai dapur sehingga lemak tidak meyatu atau bercampur dengan air bekas. Kemudian air bekas
tersebut ditampung dalam bak penampung air yang terdapat di bawah tanah, air tersebut diolah
sedemikian rupa sehingga dapat digunakan untuk kebutuhan toilet dan juga lanskap (penyiraman
tumbuhan). Hal ini sangat menunjukan penerapan prinsip “Waste Equal Foods” pada bangunan
dengan pemanfaatan air bekas ini maka tidak ada air bekas yang tersisa sehingga dapat
menghemat penggunaan air bersih. Mengingat semakin sulitnya ketersediaan air bersih. Dan juga
pengolahan air ini membuat air bekas dapat diterima oleh alam dan tidak mencemari alam,
seperti lemak, dan bahan kimia lainnya tidak dapat diterima alam.

Pada bangunan KFC sesetan ini prinsip “waste equal foods” diterapkan sebagian, karena
tidak semua elemen bangunan mengacu pada prinsip-prinsip “waste equal foods” dan masih
banyak ditemukan elemen-elemen yang tidak berdasarkan prinsip-prinsip ekologis. Seperti
penggunaan bahan-bahan kimia untuk elemen bangunan dan pengolahan air limbah yang tidak
menggunakan bahan-bahan alami seperti tumbuhan.

Anda mungkin juga menyukai