Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu ISSN : 2086‐9479

PERANCANGAN KONTROL OTOMATIS TEMPERATUR RUMAH


KACA BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

1,2
Yudhi Gunardi1,Firmansyah2
Jurusan Elektro, Universitas Mercu Buana
Jl. Meruya Selatan, Kebun Jeruk - Jakarta Barat.
Telepon: 021-5857722 (hunting), 5840816 ext. 2600 Fax: 021-5857733
Email: yudhi.gunardi@mercubuana.ac.id

Abstrak - Kontrol otomatis memanfaatkan sensor serta aktuator-


temperatur rumah kaca merupakan aktuator untuk mengendalikan
sebuah aplikasi sistim temperature temperatur pada ruang kaca.
suhu otomatis pada sebuah Kata kunci : Kontrol otomatis,
rumah\ruangan tertentu.Untuk dapat temperatur, sensor LM 35,
menjalankan fungsi otomatis mikrokontroller
temperature tersebut digunakan
beberapa macam sensor sebagai PENDAHULUAN
suatu sistim indranya dan beberapa Seiring perkembangan teknologi
actuator sebagi sistim pendingin yang semakin canggih, banyak kita
ruangan. temukan peralatan-peralatan atau
System yang digunakan berbasis suatu system yang dikontrol secara
pengendali mikro ( mikrokontroller ) otomatis. Sebagai contoh adalah
AT89S51. dimana temperatur penerangan jalan raya, seleksi
ruangan akan dikendalikan secara barang pada industri-industri yang
otomatis oleh mikrokontroler, Untuk umumnya menggunakan ban
input mikrokontroler dipasang berjalan dan tentu saja masih banyak
heater dengan tegangan lagi contoh yang dapat diambil.
220volt/300Watt. Sebagai pemanas Beberapa contoh yang disebutkan
ruangan dan sensor LM 35 berfungsi tadi bertujuan untuk membantu dan
sebagai input untuk menditeksi meringankan pekerjaan manusia
panas pada ruangan. Untuk output sehari-hari dan juga untuk
mikrokontroler dipasang 2 buah fan meningkatkan efisiensi dan
yang berfungsi sebagai pengatur efektifitas dari suatu perkerjaan,
udara panas pada ruangan. baik dari segi waktu, tenaga dan
Pada akhirya dengan sebuah sistem biaya. Disini peneliti ingin mencoba
kontrol yang baik akan

Vol.4 No.3 September 2013 122


Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu ISSN : 2086‐9479

mengangkat judul Kontrol Otomatis 2. Memahami sistem


Temperature Rumah Kaca, karena otomatisasi berikut cara kerja
peneliti menganggap control ini pengaturan temperature
banyak sekali manfaatnya dalam ruangan dengan
kehidupan manusia, terutama dalam menggunakan sensor dan
bidang pertanian atau perkebunan. rangkaian sederhana
Karena banyak sekali species Pembatasan Masalah
tanaman yang ada di Indonesia yang Pada penelitian ini,
sudah hampir punah dan perlu diperlukan batasan masalah agar
dilakukan pelestarian dan pembahasan tidak terlalu luas dan
pengembangbiakan secara intensif menyimpang dari topik. Pembatasan
sehingga akan didapatkan hasil yang masalah yang diberikan adalah
maksimal. Dalam peralatan atau sebagai berikut:
system control otomatis dapat 1. IC pengendali mikro AT89S51
dipergunakan mikrokontroller, PLC sebagai pengendali pada
atau PC sebagai otak atau unit rancangan ini.
control dalam peralatan atau system 2. IC konverter ADC0804 sebagai
tersebut. Dalam laporan ini peneliti pengubah sinyal masukan analog
akan menggunakan mikrokontroller menjadi sinyal keluaran digital.
sebagai unit control dalam system 3. Pembahasan tentang sensor
control otomatis rumah kaca temperature, kelembaban, dan
Tujuan Penelitian relay.
Maksud dan tujuan perancangan 4. Pembahasan tentang rangkaian
serta pembuatan alat yang berjudul kendali untuk motor listrik arus
“Kontrol Otomatis Temperatur searah ( DC ) dan rangkain
Rumah Kaca “ antara lain adalah kendali untuk arus bolak balik (
sebagai berikut: AC ).
1. Mengetahui dan memahami 5. Perangkat lunak yang
proses pengendalian digunakan berupa bahasa
menggunakan pengendali assembler.
mikro (microcontroller).

Vol.4 No.3 September 2013 123


Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu ISSN : 2086‐9479

PERENCANAAN DAN dibandingkan terhadap sinyal-sinyal


REALISASI SISTEM terhadap algoritma, dimana tahapan-
Dalam perencanaan sistem “Kontrol tahapan yang dilakukan adalah
Otomatis Temperature Rumah sebagai berikut.
Kaca” dibagi menjadi 2 bagian 1. Dugaan pertama dilakukan
penting berdasarkan prinsip kerja terhadap bit yang pertama yaitu
alat dan komponen yang digunakan. dugaan bilangan biner
Diantaranya Perencanaan Input 10000000, sehingga “switch
Sistim, Perencanaan Output Sistim tree” akan mengeluarkan
Perancangan Input Sistim tegangan sebesar (128/256) X 5
ADC0804. Volt = 2,5 Volt. Tegangan
ADC yang digunakan pada unit sebesar 5 Volt diperoleh dari
ini adalah jenis pendekatan berturut- selisih antara tegangan tegangan
turut (Successive Approximation). referensi positif (5 Volt) dan
Pada ADC 0804, konversi dimulai tegangan referensi negatif (0
dari bit yang paling berbobot pada Volt).
registernya dan akan dikonversi dan 2. Pada akhir siklus pertama, SAR
hasilnya dibandingkan komparator. (Successive Approximation
Apabila lebih besar dari sinyal Register) akan memeriksa
analog, maka bit tersebut bernilai keluaran dari pembanding
“0”, dan apabila bit tersebut diset (comparator). Jika tegangan
“1”. ADC ini mempunyai 1 saluran masukan yang diduga (Va) lebih
analog dan 8 saluran digital yang besar dari atau sama dengan
dihubungkan ke Port 3 pengontrol tegangan dugaan (Vo), maka
mikro AT89S51. SAR akan memberikan kode
ADC 0804 disusun dari 256 R biner 1 pada bit pertama dan
“resistor ladder”. Jaringan kerja kedua tegangan tersebut
resistor berfungsi sebagai pembagi diselisihkan untuk dijadikan nilai
tegangan yang dikontrol SAR Va yang baru.
(SAR=Successive Approximation) 3. Jika tegangan masukan (Va)
untuk mengeluarkan sinyal dugaan. lebih kecil dari tegangan dugaan
Sinyal dugaan ini kemudian Vo, maka SAR akan

Vol.4 No.3 September 2013 124


Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu ISSN : 2086‐9479

memberikan kode biner 0 pada untuk mikrokontroler. Aktuator (


bit pertama dan kedua tegangan motor ) digunakan sebagai output
tersebut tidak diselisihkan. Nilai dari mikrokontoler.
Va yang baru adalah sama Port 2 dan port 3 dari
dengan nilai Va yang lama. mikrokontroler digunakan sebagai
4. Dugaan selanjutnya dilakukan input, yaitu output dari sensor dan
terhadap bit kedua yaitu dengan limit switch terhubung langsung
bilangan biner kedua 01000000, dengan port 0 dan port 1. Besar
sehingga”switch tree” akan tegangan output dari sensor maupun
mengeluarkan tegangan V0 limit switch sesuai dengan logika
sebesar (64/256) X 5 Volt = 1,25 TTL, sehingga mikrokontroler dapat
Volt. langsung memproses input dari
Pada rangkaian ini, pembangkit sensor dan limit switch untuk
clock ADC 0804 diberikan resistor mendapatkan perintah output yang
(R) sebesar 10 KΩ, dan kapasitor tepat sehingga robot dapat bergerak
sebesar 100 pF, sehingga frekuensi sesuai dengan program yang telah
osilatornya adalah dibuat.
1 Port 0 dan port 1 dari
F=
1.1RC mikrokontroler digunakan sebagai
1
F= = 6,06KHz output, yaitu pin-pin dari port
(1.1x10 )(100 x10 −12 )
4

tersebut terhubung dengan driver


Frekuensi (Clock) F=758 KHz
untuk menggerakkan aktuator.
Mikrokontroller AT89S51
Perancangan Output Sistim
Pada rangkaian minimum system
Rangkaian Pengendali Fan &
terdiri dari empat buah jalur I/O. Pin
Exhaust
1 s.d 8 adalah port 1.0 s.d port 1.7,
pada saat input katoda LED
port ini digunakan sebagai input
dari Opto Coupler ( Input 1 )
masukan sinyal yang berasal dari
mendapatkan logika 0, maka
rangkaian ADC 0804 Blok kedua
transistor dari Opto Coupler akan
adalah mikrokontroler. Blok ketiga
aktif, sehingga arus akan mengalir
adalah driver motor dan blok ke
dari colektor menuju ground,
empat adalah aktuator. Sensor dan
sehingga terdapat tegangan pada
limit switch digunakan sebagai input

Vol.4 No.3 September 2013 125


Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu ISSN : 2086‐9479

resistor 10kΩ. Tegangan pada gate Rangkaian Pengendali Heater


akan menyebabkan MOSFET Pada saat input katoda LED
konduksi, sehingga arus akan dari Opto Coupler mendapatkan
mengalir dari tegangan sumber 12 V logika 0, maka arus akan mengalir
melalui Fan menuju ground. Dengan dari Vcc melalui LED menuju pin
kata lain MOSFET seperti saklar Input yang berfungsi sebagai
yang tertutup. Aliran arus pada Ground. Sehingga transistor dari
lilitan/kumparan Fan akan Opto Coupler akan aktif, sehingga
menyebabkan induksi pada arus akan mengalir dari colektor
lilitan/kumparan Fan yang menuju ground, sehingga terdapat
menghasilkan medan magnet, tegangan pada resistor 10kΩ.
sehingga Fan akan berputar. Untuk Tegangan tersebut berfungsi sebagai
merubah arah putaran Fan, maka teganga gerbang bagi MOSFET,
Input 2 pada kaki katoda dari Opto sehingga MOSFET bekerja atau
Copler diberikan logika 0, sehingga konduksi atau sebagai saklar
LED akan menyala untuk tertutup, sehingga arus akan
mengaktifkan transistor dari Opto mengalir dari sumber tegangan 12V
Coupler. Arus akan mengalir dari melalui Koil Relay menuju ground.
Vcc menuju ground, sehingga akan Arus listrik yang melalui koil akan
terdapat tegangan pada resistor menimbulkan induksi listrik
10kΩ. Tegangan tersebut digunakan sehingga akan menghasilkan medan
untuk membias transistor, sehingga magnet yang berfungsi untuk
transistor akan konduksi. Dengan merubah posisi kontak Relay yang
kata lain, transistor seperti saklar pada awalnya pada posisi NC
yang tertutup. Sehingga arus akan menjadi NO, dengan kata lain Relay
mengalir dari tegangan sumber 12 V menjadi sebuah saklar. Sehingga
melalui koil relai menuju ground. arus akan mengalir dari tegangan
Pada koil relai akan timbul induksi sumber 220V menuju Heater dan
yang menghasilkan medan magnet. Heater akan bekerja sebagai
Medan magnet ini akan merubah pemanas untuk menaikkan suhu
posisi kontak dari relai, sehingga ruangan
arah putaran Fan akan berubah.

Vol.4 No.3 September 2013 126


Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu ISSN : 2086‐9479

dimana receiver menerima sinyal Analisa Rangkaian Pengendali


pantul dari objek yang dikirimkan exhaust Dengan Relai
oleh transmitter. Pada saat sensor Dari data hasil pengujian rangkaian
mendeteksi objek maka output pengendali motor DC 12 Volt
rangkaian sensor akan berlogika ”0” dengan relay yang diperlihatkan
dan sebaliknya pada saat sensor pada tabel 4.3 diperoleh data bahwa
tidak mendeteksi objek maka pada saat motor berputar :
rangkaian sensor akan berlogika ”1”. Motor Berputar: Tegangan
Rangkaian LCD outputnya adalah 11,8 V (logik ‘1’
LCD yang digunakan dalam ),dan Motor Mati : Tegangan
perancangan ini adalah 16x2 outputnya adalah 0,02 V ( logik
karakter. ‘0’).
Dengan membandingkan
dengan mekanisme perencanaan
kerja motor dengan relay yang
PENGUJIAN DAN ANALISA diperlihatkan pada tabel 4.2,
DATA tegangan ini masih dalam batas yang
Untuk membuktikan bahwa alat ditentukan yaitu antara tegangan 10
ini bekerja dengan baik maka alat ini V sampai dengan 12 V. , dapat
perlu dilakukan pengujian-pengujian disimpulkan bahwa rangkaian
yang mana pengujian tersebut sangat pengendali motor DC 12 V tersebut
berguna untuk mengetahui sesuai dengan perencanaan yang
keakuratan alat ini. diharapkan.
Data Hasil Pengujian Alat Pengujian Rangkaian Heater
Pengujian Rangkaian Exhaust Tabel Hasil Pengukuran
Tabel Hasil Pengukuran Rangkaian Heater
INPUT
Rangkaian Exhaust KONDISI
TEGANGAN KONDISI
LOGIK
INPUT TEGANGAN KONDISI HEATER
KONDISI HEATER HEATER HEATER
LOGIK
MOTOR 0,03 Volt OFF 0,0 Volt MATI
MOTOR MOTOR EXHAUST
4,25 Volt ON 220 Volt HIDUP
0,02 Volt OFF 0,08 Volt MATI

4,40 Volt ON 11,80Volt HIDUP

Vol.4 No.3 September 2013 127


Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu ISSN : 2086‐9479

Analisa Rangkaian Pengendali Dari hasil pengujian diketahui


Heater Dengan Relai tegangan keluaran sensor naik
Dari data hasil pengujian sebesar 50mV untuk setiap 5°C atau
rangkaian pengendali Heater 220 10mV/°C, maka sensor telah bekerja
Volt dengan relay yang dengan baik.
diperlihatkan pada tabel 4.6 Pengujian Perubahan Suhu Udara
diperoleh data bahwa pada saat didalam Rumah Kaca Terhadap
motor berputar : Waktu
Motor Berputar : Tegangan Tabel Hasil Pengukuran
outputnya adalah 220 V ( logik ‘1’ ), Setting Suhu Suhu Awal Suhu Akhir Respon Time
(oC) (oC) (oC) (s)
dan Motor Mati : Tegangan
31 30 31 2,22
outputnya adalah 0,0 V ( logik ‘0’ ). 32 31 32 1,14
33 32 33 2,22
Dengan membandingkan
34 33 34 3,38
mekanisme perencanaan Heater 35 34 35 2,16

dengan motor Dc , tegangan ini 36 35 36 1,13


37 36 37 2,24
masih dalam batas yang ditentukan
38 37 38 2,10
yaitu antara tegangan 210 V sampai Sehingga dapat dianalisa perubahan
dengan 220 V. , dapat disimpulkan suhu terhadap waktu dengan
bahwa rangkaian pengendali Heater menggunakan rumus sebagai berikut
tersebut sesuai dengan perencanaan n


Xi
X Perubahan / 1o C =
yang diharapkan. i =1 n

Pengujian Sensor LM 35 X perubahan /1° C = 2,22 +


Tabel Hasil Pengukuran Sensor 1,14 + 2,22 + 3,38 + 2,16 + 1,13 +
LM35 2,24 + 2,10 /8
Tegangan
X perubahan /1° C = 17
Suhu keluaran
8
15˚C 0,15
X perubahan /1° C = ±3 detik
20˚C 0,20
25˚C 0,25 Artinya lamanya perubahan suhu
30˚C 0,30
terhadap waktu adalah ±3 detik
35˚C 0,35
40˚C 0,40 secon setiap satu derajatnya.
45˚C 0,45
Pengujian Sistim Keseluruhan
50˚C 0,50

Vol.4 No.3 September 2013 128


Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu ISSN : 2086‐9479

Pengujian sistem X error /1° C = -0.2 + 0.1 + 0


keseluruhan dilakukan dengan +
menempatkan sensor LM35 dan -0,3 + 0,4 + 0,5 /6
termometer dalam plant suhu yang X error /1° C = 0,4˚C
sama kemudian membandingkan 6
antara suhu penunjukan yang X error /1° C = ± 0.0666666
tertampil pada LCD terhadap Dari data hasil pengujian rangkaian
penunjukan suhu pada termometer Sensor Lm 35 yang diperlihatkan
selama 10 menit. pada tabel 4.9 dapat disimpulkan
Tabel Hasil Pengukuran bahwa rangkaian Sensor LM35
Tampilan tampilan tersebut bekerja dengan baik dan
suhu suhu error
sesuai dengan perencanaan yang
lcd termometer
diharapkan
35˚C 34,8˚C -0,2˚C
36˚C 36,1˚C 0,1˚C
KESIMPULAN
37˚C 37˚C 0˚C
38˚C 37,7˚C -0,3˚C Berdasarkan data-data hasil
39˚C 39˚C 0,4˚C pengujian dan data-data hasil
40˚C 40,6˚C 0,5˚C
perhitungan serta data-data yang
∑ error 0,4˚C
diperoleh dari beberapa sumber
Hasil percobaan menunjukkan
yang digunakan dalam perencanaan
bahwa sistem akuisisi data suhu
dan realisasi sistem, maka dapat
memiliki error rata-rata sebesar
disimpulkan
0,06666°C, nilai ini didapat dengan
1. Untuk sensor temperature,
menjumlahkan semua nilai error dari
LM35 merupakan salah satu
setiap pengujian dibagi jumlah
pilihan yang cukup baik dalam
pengujian ( 6 kali ).
pengukuran temperature.
Secara rumus adalah sebagai
Dikarenakan harganya yang
berikut.
relatif murah, liniearitasnya
Sehingga dapat dianalisa perubahan
lumayan bagus.
suhu terhadap waktu dengan
2. Agar penyebaran suhu
menggunakan rumus sebagai berikut
disetiap titik enclosure mendapatkan
X error /1° C =
suhu yang merata diperlukan

Vol.4 No.3 September 2013 129


Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu ISSN : 2086‐9479

tambahan kipas sebagi pendukung


proses penyebaran suhu. Disamping
itu juga peletakan heater haru
ditempatkan pada posisi yang benar,
sehingga perlu diperhitungkan
desain peletakan komponen dan
bentuk enclosure dari kontrol
otomatis temperatur rumah kaca.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Nalwan, P. Andi, Teknik Antar
Muka dan Pemrograman
Mikrokontroler AT89C51, PT.
ELEX MEDIA KOMPUTINDO,
Jakarta, 2003.
[2] Depari, Ganti. Drs, Teori
Rangkaian Elektronika, Sinar
Baru Bandung, Bandung, 1986.
[3] Coughlin, Robert and Federick
Driscoll, Penguat Operasional dan
Rangkaian Terpadu Linier,
Jakarta : Erlangga.
[4] Ogata, Katsuhiko, Teknik
Kontrol Otomatik, Jilid 1,
Erlangga, Jakarta, 1991

Vol.4 No.3 September 2013 130

Anda mungkin juga menyukai