Anzdoc - Com - Peran BKKBN Di Era Jaminan Kesehatan Nasional JKN PDF
Anzdoc - Com - Peran BKKBN Di Era Jaminan Kesehatan Nasional JKN PDF
Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) VII Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI)
Jakarta, 23 April 2016 1
KONSEP KEPENDUDUKAN
Kuantitas Penduduk
• jumlah
Variabel •Fertilitas Fenomena Kependudukan : •persebaran
•Mortalitas •kepadatan
Kependudukan •struktur umur
•Migrasi
•komposisi
•jenis kelamin
•status ekonomi
•status perkawinan
Index
Kualitas Penduduk Pembanguna
Fenomena Kemasyarakatan :
•ideologi
n Manusia •politik
Dik, Kes, Daya •ekonomi
beli Masyarakat •sosial
•budaya
Kualitas Hidup (Quality of Life) •pertahanan
•keamanan
Index Kebahagiaan (Index Bhutan) Keluarga •lingkungan hidup
Individu
2
KONSEP PEMBANGUNAN
4
Perkembangan Jumlah Penduduk Indonesia, 1900-2035
225 Kelahiran
Bila
tercegah
50 40,2
25
296,4 305,7
284,8
271,1
255,5
1.45
(% per tahun)
1,38
1,19
1,00
(juta)
0,80
LPP tahun 2000-2010 hasil proyeksi kilas balik 2010-2000 adalah 1,52% per tahun
Sumber: Bappenas et al, 2013, Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035; BPS, Sensus Penduduk 1971, 1980, 1990, 2000, 2010 6
2015-2030
7
KESESUAIAN NAWACITAKesesuaian
DENGAN Nawacita
SUSTAINABLE DEVELOPMENT
dengan SustainableGOALS
Development Goals (SDGs)
Goals 17, 16, 10, 3
All goals
All goals
Nawacita
Goals 4, 2, 3, 6
Goals 1-10
Goals 1, 2, 3, 4, 5, 8, 9, 12
Goals 3, 4, 11
1 Persentase laju pertumbuhan penduduk (LPP) 1,38 1,27 1,25 1,23 1,21 1,19
(2010-2015) (2015-2020)
2 Angka kelahiran total (total fertility rate/TFR) per 2,37 2,36 2,33 2,31 2,28 2,28
WUS (15-49 tahun)
3 Persentase pemakaian kontrasepsi (contraceptive 65,2 65,4 65,6 65,8 66,0 66,0
(all method) (all method) (all method) (all method) (all method) (all method)
prevalence rate/CPR)
a. Menurunnya tingkat putus pakai kontrasepsi 26,0 25,7 25,3 25,0 24,6 24,6
b. Meningkatnya penggunaan MKJP (persen) 20,5 21,1 21,7 22,3 23,5 23,5
4 Persentase kebutuhan ber-KB yang tidak 10,60 10,48 10,26 10,14 9,91 9,91
terpenuhi (unmet need)(%)
5 Angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun 46 kelahiran 44 kelahiran 42 kelahiran 40 kelahiran 38 kelahiran 38 kelahiran
per 1.000 per 1.000 per 1.000 per 1.000 per 1.000 per 1.000
(ASFR 15 – 19 tahun) wanita wanita wanita wanita wanita wanita
6 Presentase kehamilan yang tidak diinginkan dari 7,1 7,0 6,9 6,8 6,6 6,6
WUS (15-49 tahun)
9
Angka Kematian Ibu Masih Tinggi
359
SP 2010
259
• Pencapaian target
Penanggulangan
4 TERLALU tahun
SDKI 2014
ANGKA KEMATIAN IBU PER 100.000 KELAHIRAN HIDUP
– Analisis
Kecenderungan
target terlalu
muda & terlalu
banyak
– Analisis
persentase ibu Kecenderungan
melahirkan dengan target terlalu tua
& terlalu dekat
Risiko 4 Terlalu
10
Korelasi antara
Penggunaan Kontrasepsi dan Kematian Ibu
Melalui:
Penguatan dan pemaduan kebijakan pelayanan KB yang merata dan berkualitas, baik
antarsektor maupun antara pusat dan daerah, utamanya dalam sistem jaminan kesehatan
nasional dengan menata fasilitas pelayanan KB (ketersediaan dan persebaran klinik
pelayanan KB di setiap wilayah, serta manajemen penjaminan ketersediaan dan distribusi
logistik alokon);
Penyediaan sarana dan prasarana serta alat kontrasepsi yang memadai di setiap faskes KB;
Peningkatan intensitas pelayanan KB secara statis di wilayah perkotaan, dan pelayanan KB
secara mobile di wilayah sulit; dan
Peningkatan jumlah dan penguatan kapasitas tenaga lapangan KB (PLKB) dan tenaga medis
pelayanan KB (dokter bidan), serta penguatan lembaga di tingkat masyarakat untuk
mendukung penggerakan dan penyuluhan KB.
Penguatan konsep kemandirian ber-KB melalui peningkatan kualitas alat dan obat
kontrasepsi produksi dalam negeri untuk meningkatkan kemandirian, pengembangan
advokasi dan KIE KB Mandiri serta pengembangan dalam kemandirian mengikuti SJSN
Kesehatan. 13
Kebijakan Pengadaan Alat dan Obat Kontrasepsi
14
Dasar Hukum
1. UU RI Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga
2. UU RI Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
3. UU RI Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
4. Perpres Nomor 19 tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden
Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan
5. Permenkes Nomor 59 Tahun 2014 tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan
dalam Penyelenggaraan Program JKN
6. Permenkes Nomor 99 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan pada JKN
7. Perka BKKBN Nomor 249/PER/E1/2011 tentang Kebijakan Penyediaan Alat dan
Obat Kontrasepsi dalam Program Kependudukan dan Keluarga Berencana
8. Perka BKKBN Nomor 185/PER/E1/2014 tentang Pelayanan KB dalam
Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional
15
UU RI Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN
BAB VI
Program Jaminan Sosial
Bagian Kesatu
Jenis Program Jaminan Sosial
Pasal 22
(1) Manfaat jaminan kesehatan bersifat pelayanan perseorangan berupa pelayanan
kesehatan yang mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif termasuk obat dan bahan medis habis pakai yang diperlukan
Penjelasan
Yang dimaksud pelayanan kesehatan dalam pasal ini meliputi pelayanan dan
penyuluhan kesehatan, imunisasi, pelayanan keluarga berencana, rawat jalan, rawat
inap, pelayanan gawat darurat, dan tindakan medis lainnya…………..
16
Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2016
BAB V
Manfaat Jaminan Kesehatan
Pasal 21
(1) Manfaat pelayanan promotif dan preventif meliputi pemberian pelayanan:
a. penyuluhan kesehatan perorangan;
b. imunisasi rutin;
c. keluarga berencana; dan
d. skrining kesehatan.
(4) Pelayanan keluarga berencana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi konseling,
pelayanan kontrasepsi termasuk vasektomi dan tubektomi, bekerja sama dengan Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.
(4a) Ketentuan mengenai pemenuhan kebutuhan alat dan obat kontrasepsi bagi Peserta Jaminan
Kesehatan di Fasilitas Kesehatan diatur dengan Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional.
(5) Vaksin untuk imunisasi rutin serta alat dan obat kontrasepsi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan
ayat (4a) disediakan oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. 17
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2014
tentang
Standar Tarif Pelayanan Kesehatan dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan
Pelayanan KB
Pendidikan kespro pascapersalinan
remaja Promosi KB
Promosi & Pelayanan pascapersalinan
KB pada PUS
Keberhasilan program KB ditentukan oleh pelayanan kesehatan yang diberikan sepanjang siklus usia
reproduksi, termasuk:
1) pendidikan dan konseling kesehatan reproduksi pada remaja dan calon pengantin, 2) konseling dan
pelayanan KB pada PUS, 3) promosi KB pascapersalinan pada bumil, 4) pelayanan KB pascapersalinan
pada ibu bersalin dan nifas 5) pelayanan KB interval.
19 19
Tantangan Pelayanan KB dalam JKN (1)
1.Pelayanan KB di RS
a.Tidak ada perbedaan klaim biaya antara pembedahan caesar dengan atau tanpa
pelayanan tubektomi dari tarif INA CBG (Lampiran Permenkes 59/2014)
b.Tubektomi interval belum dapat diklaim oleh hampir sebagian besar FKRTL/RS
karena terkait deskripsi yang keluar pada aplikasi INA CBGs adalah “Prosedur
membuka tuba yang terhalang/ terganggu” (yang dilakukan adalah menutup tuba)
sedang dibahas bersama oleh BKKBN, Kemenkes, dan BPJS Kesehatan untuk
dituangkan dalam peraturan yang akan direvisi.
c.Manajemen pelayanan KB di RS belum terkelola melalui satu pintu, baik dari sisi
konseling di pelbagai poli, pemenuhan alkon, dan manajemen sub sistem R/R dari
poli-ruang persalinan-rawat inap
d.Pelayanan untuk mengatasi infertilitas (rekanalisasi) tidak termasuk dalam manfaat
jaminan kesehatan
e.Belum optimalnya pemanfaatan alat laparoskopi di RS 20
Tantangan Pelayanan KB dalam JKN (2)
2. Pelayanan rujukan
a.Perlu ada ketetapan indikasi medis bagi calon klien yang akan tubektomi interval/vasektomi
yang akan dirujuk ke rumah sakit
hampir sebagian besar FKRTL tidak bersedia melayani tubektomi interval tanpa ada rujukan
dengan indikasi medis (terkait syarat klaim ke BPJS Kesehatan). Padahal, di sisi lain,
tubektomi dilakukan pada klien yang sehat dan pelayanan hanya dapat dilakukan di
FKRTL.
b. Perlu ada ketetapan indikasi medis untuk pelayanan IUD dan implan yang dapat dirujuk ke
rumah sakit (Tipe C dan D)
saat ini BKKBN sedang bekerja sama dengan PB IDI untuk menyusun Standardisasi Pelayanan
KB
3. Masih banyaknya praktik dokter dan klinik swasta yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan
(melayani KB) BELUM terdaftar dalam registrasi BKKBN
30,000 120,000
25,000 100,000
24,659 99,464
20,000 80,000
Keterangan: 1. Biaya penggerakan digunakan untuk operasional penyuluhan/KIE ttg KB dan biaya
transportasi
23
2. Pengayoman berupa fasilitasi akseptor ke klinik akibat efek samping atau komplikasi
pascapenggunaan kontrasepsi
Peningkatan KB-MKJP
24
Alur Pelayanan KB dalam JKN
25
Penetapan Faskes- KB JKN
• Pelatihan RR
26
Klasifikasi Faskes dalam Pelayanan KB
• Konseling
FKTP • Pemberian pil, suntik, dan kondom
a. Faskes KB
- Puskesmas • Penanggulangan efek samping & komplikasi
- Praktik Sederhana sesuai dengan kemampuan
dokter • Upaya rujukan
1.
- Kinik
Pratama b. Faskes KB • Plus pemasangan IUD/implan dan atau
- RS kelas D
Pratama Lengkap pelayanan vasektomi
5.215 faskes
(25,75%)
15.039 faskes
(74,25%)
Jumlah =
20.254 faskes Sumber:
BKKBN, 2015, Data Potensi
Pemerintah Swasta Faskes KB Semester I 2015
28
Bagaimana Cara Melakukan Registrasi Faskes KB?
29
Manfaat FKTP Bekerja Sama dengan BPJS Kesehatan
dan Memiliki Register Klinik KB
30
Peran Dokter
1. Cendekia yang pro KB promosi, advokasi, KIE dan
konseling KB
2. Inisiator/penggerak program KB di wilayah kerja dan
masyarakat sekitarnya
3. Tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan KB dan
pengayom terhadap rumor tentang KB
4. Mencatat dan melaporkan kegiatan terkait KB
31
Perluasan Pelayanan Kontrasepsi pada FKTP dan FKRTL
(RPJMN 2015 – 2019)
SASARAN FASKES 2019 KONDISI 2014
SASARAN
FASKES
ASUMSI FASKES JUMLAH
JENIS FASKES KERJA SAMA BPJS
BEKERJASAMA
SASARAN KET
JUMLAH Faskes yang
DG BPJS DAN (ASUMSI)
TH 2019
TEREGISTRASI
(S.D. 2019) bekerjasama
BKKBN (2019) dengan BPJS
FKTP (DATA 11,932 Kesehatan
51,498 85% 43,773
ROADMAP BPJS KES) dan telah
terdaftar
FKRTL RS UMUM
(DATA SIRS ONLINE
ASUMSI PERKEMBANGAN RUMAH
1,332 dalam
BUK RUJUKAN PER 1
1,844 85% 1,567 SAKIT PER TAHUN TIDAK SIGNIFIKAN
registrasi
SEHINGGA DATA STAGNAN = 1844
DES 2014)
BKKBN
13,264
total 53,342 85% 45,340
45.340
50,000
45,000 1,567
40,000
35,000
30,000 PERLUASAN YAN
KONTRASEPSI DI
25,000 FKTP LEBIH BANYAK
20,000 13.264 43,773 PADA KLINIK
PRATAMA DAN
15,000 1,332 PRAKTIK DOKTER
10,000
5,000 11,932
0
Sumber: Rancangan Renstra BKKBN 2015 32
- 2019
2014 FKTP FKTRL 2019
Pelayanan KB pada
Praktik Dokter dan Klinik Pratama sebagai FKTP/Jejaring FKTP
PRAKTIK
DOKTER
34
Kontrasepsi Rasional
35
Comparing Typical Effectiveness of Contraceptive Methods
Most effective How to make your method
more effective
Generally
One-time procedures; nothing to do or remember
1 or fewer Female
pregnancies per Implants Sterilisation Vasectomy IUD
100 women in
one year Need repeat injections every 1, 2 or 3 months
Injectables
Lactational
Amenorrhea Must follow LAM instructions
Method (LAM)
Male
Must use every time you have sex; requires
condoms partner’s cooperation
POTENSI KEHAMILAN
USIA SUBUR (FERTILITY AGE)
USIA REPRODUKSI SEHAT
LONG-TERM PERMANENTLY
CONTRACEPTIVE METHOD ARE RECCOMENDED FOR ELIGIBLE COUPLES HAVE ≥2 KIDS
37
Alkon dan Sarana Pendukung Pelayanan KB
yang Disediakan BKKBN
Gynecology Bed
• Di tingkat global, bonus demografi di negara-negara maju telah berlangsung sejak lama
dan beberapa diantaranya memasuki tahun akhir
Tahun
1965 1975 1985 1995 2005 2015 2025 2035 2045
Terjadi
Ukuran perubahan Jumlah bayi Jumlah Kemampuan
Beban setiap
keluarga struktur dalam penduduk usia menabung
keluarga
menjadi lebih penduduk keluarga produktif menjadi lebih
berkurang
kecil menurut berkurang meningkat tinggi
umur
41
No. Provinsi 2010 2015 2020 2025 2030 2035
1. Aceh 56.3 54.8 53.6 50.8 47.9 45.8
2. Sumatera Utara 58.0 56.3 55.3 53.6 51.7 50.8
3. Sumatera Barat 57.7 55.8 54.8 53.6 51.7 50.6
Rasio Ketergantungan
4. Riau 54.1 51.4 49.7 48.4 47.1 46.6 Menurut Provinsi,
5. Jambi 50.8 47.3 44.5 43.3 42.7 42.7
6. Sumatera Selatan 51.3 49.7 48.4 47.3 45.8 45.3
Indonesia 2010-2035
7. Bengkulu 51.3 47.9 46.2 44.9 44.3 44.5
8. Lampung 51.1 49.5 48.6 47.3 45.6 45.3 Cat:
9. Bangka Belitung 48.6 46.2 44.9 44.3 44.3 43.1
10. Kepulauan Riau 46.8 49.7 46.4 41.8 38.1 37.9 Provinsi dgn rasio ketergantungan
11. DKI Jakarta 37.4 39.9 42.0 42.2 40.1 39.5 tinggi bonus demografi belum
12. Jawa Barat 49.9 47.7 46.4 46.4 46.2 46.6 tercapai di 2010-2035
13. Jawa Tengah 49.9 48.1 47.7 48.4 49.9 51.7
14. DI Yogyakarta 45.8 44.9 45.6 46.8 47.7 48.4 Sumatera Utara, Sumatera Barat,
15. Jawa Timur 46.2 44.3 44.9 44.3 46.2 48.4 NTT< Sulawesi Tenggara, Sulawesi
16. Banten 48.6 46.4 45.3 43.9 41.8 41.0 Barat, Maluku dan Maluku Utara
17. Bali 47.3 45.6 43.3 42.2 43.3 45.8
18. NTB 55.8 53.8 52.2 50.2 48.6 48.1
19. NTT 70.6 66.7 63.4 62.1 61.6 61.6
20. Kalimantan Barat 52.7 50.8 49.7 48.8 47.3 46.6
21. Kalimantan Tengah 50.4 46.2 43.3 41.4 40.3 39.9
22. Kalimantan Selatan 49.3 48.6 47.7 46.2 44.7 44.7 Provinsi dgn rasio ketergantungan
23. Kalimantan Timur 48.6 46.2 44.5 43.7 43.1 43.5 rendah bonus demografi tercapai
24. Sulawesi Utara 47.9 46.6 46.4 46.8 47.3 48.4 selama periode 2010-2035
25. Sulawesi Tengah 52.7 50.6 49.7 49.5 48.6 48.6
26. Sulawesi Selatan 56.0 52.9 51.3 50.4 49.5 49.7 Bangka Belitung, Kepri, Jakarta,
27. Sulawesi Tenggara 63.4 60.5 58.0 54.6 52.7 51.5 Jawa Barat, DIY, Jawa Timur,
28. Gorontalo 51.7 48.6 47.5 47.7 47.7 47.9
Banten, Bali, Kalsel, Kaltim, Sulut.
29. Sulawesi Barat 60.5 56.0 53.8 52.7 51.5 51.1
30. Maluku 63.1 59.7 58.2 57.5 55.8 54.3
31. Maluku Utara 61.3 58.5 56.0 53.4 51.5 50.8 Sumber: Bappenas, dkk., 2013,
32. Papua Barat 53.6 49.4 47.1 45.3 44.3 43.7 Proyeksi Penduduk Indonesia
33. Papua 53.8 47.5 43.7 42.0 41.6 42.2 2010-2035. 42
Indonesia 50.5 48.6 47.7 47.2 46.9 47.3
Untuk menyongsong SDGs 2030 dan
menghadapi bonus demografi 2012-
2045, Indonesia perlu membangun
manusia berkualitas yang kompeten
dan berkarakter.
43
Revolusi Mental Menurut Bung Karno
Revolusi Mental adalah GERAKAN HIDUP BARU yang bertujuan untuk:
1. Menanamkan rasa percaya diri pada kemampuan sendiri
2. Menanamkan optimisme dan daya kreatif di kalangan rakyat dalam
menghadapi rintangan dan kesulitan bermasyarakat dan bernegara
44
Sumber:
Buku panduan Revolusi Mental yang disusun Kementerian Koordinator
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI serta pemaparan rancangan oleh
Kelompok Kerja Revolusi Mental Tim Transisi Pemerintahan
Jokowi-JK, dikutip dalam Majalah Detik Nomor 203, 19-25 Oktober 2015.
45
12 Sifat Manusia Indonesia
1.Munafik/hipokrit 7. Boros
2.Enggan 8. Lebih suka tidak bekerja keras
bertanggung jawab 9. Tukang menggerutu
3.Berjiwa feodal 10. Cepat cemburu dan dengki
4.Masih percaya 11. Sok
takhyul 12. Tukang tiru/plagiat
5.Artistik
6.Watak yang lemah (Mochtar Lubis,
Manusia Indonesia:
Sebuah Pertanggung Jawab,
1977)
46
Perubahan Mental Negatif Menjadi Positif
• Mental penakut menjadi mental pemberani
• Mental pecundang menjadi mental pemenang
• Mental tempe menjadi mental baja
• Mental egois menjadi mental sosial
• Mental bengis menjadi mental humanis
• Mental maling menjadi mental dermawan
• Mental korup menjadi mental bersih
• Mental bebek menjadi mental rajawali
• Mental pelit menjadi mental murah hati
• Mental pengemis menjadi mental pejuang
• Mental peniru menjadi mental pelopor
• Mental pengikut menjadi mental pemimpin
• Mental sombong menjadi mental rendah hati
• Mental bos menjadi mental pelayan
47
Pembangunan Karakter Itu Penting
48
Terbentuknya Karakter
49
Nilai-nilai Karakter
beriman dan bertakwa,
jujur, amanah, adil,
cerdas, kritis, bertanggung jawab,
kreatif, inovatif, berempati, berani
ingin tahu, berpikir mengambil resiko,
terbuka, produktif, OLAH OLAH pantang menyerah, rela
berorientasi Ipteks, PIKIR HATI berkorban, dan berjiwa
dan reflektif patriotik
ramah, saling
OLAH
OLAH menghargai, toleran,
bersih dan sehat, RASA/
peduli, suka menolong,
RAGA
disiplin, sportif, KARSA
gotong royong,
tangguh, andal, nasionalis, kosmopolit ,
berdaya tahan, mengutamakan
bersahabat, kepentingan umum,
kooperatif, bangga menggunakan
determinatif, bahasa dan produk
kompetitif, ceria, Indonesia, dinamis,
dan gigih kerja keras, dan beretos
kerja 50
SKEMA REVOLUSI PANCASILA
Superstruktur Mental-Kultural (Sila 1,2,3)
Relasi Ideologi
Masyarakat religius berperikemanusiaan,
egaliter, mandiri, amanah, tak memuja materialisme-
hedonisme, menjalin persatuan dengan
semangat pelayanan Tujuan
Agen Politikal
Perikehidupan
Konsentrasi kekuatan
kebangsaan
nasional melalui demokrasi
dan kewargaan
REVOLUSI permusyawaratan yang
PANCASILA (Sila 4) berorientasi persatuan yang merdeka,
bersatu,
(Negara Kekeluargaan)
berdaulat, adil,
dan keadian
dan makmur
(Negara Kesejahteraan)
Perekonomian merdeka yang berdasarkan
berkeadilan dan berkemakmuran, Pancasila
Relasi Produksi
berlandaskan usaha
tolong-menolong, menekankan
penguasaan negara (atas sektor strategis)
Seraya memberi peluang bagi hak milik
pribadi dengan fungsi sosial
52
Bangun Karakter Bangsa dari Keluarga
• Penanaman nilai-nilai budi pekerti dalam sistem
pendidikan. Namun, keterlibatan keluarga tak kalah
penting.
• Keluarga Indonesia jadi tiang negeri yang kuat dan kokoh
menuju Indonesia maju dan sejahtera.
• Keluarga sebagai garda terdepan pembangunan sosial
dan kesejahteraan rakyat.
(Presiden Jokowi, sambutan pada acara puncak peringatan Hari Keluarga
Nasional XXII Tahun 2015 Tingkat Nasional, Tangerang Selatan, 1 Agustus
2015)
Sabtu, 1 Agustus 2015 |
53
Pengertian Keluarga
Menurut UU RI Nomor 52 Tahun 2009
tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga
54
Mengapa Keluarga?
55
REVOLUSI MENTAL DIMULAI DARI KELUARGA
dasar penerapan
8 Fungsi Keluarga
Fungsi
Fungsi Sosial
Agama Budaya
Fungsi
Lingkungan
Fungsi
Cinta
Fungsi
Kasih
Ekonomi
Fungsi Fungsi
Sosialisasi dan Fungsi Perlindungan
Pendidikan Reproduksi
56
“... Sesungguhnya Allah
tidak mengubah keadaan
sesuatu kaum sehingga
mereka mengubah
keadaan yang ada pada
diri mereka sendiri...”
(QS Ar-Ra’d, 13: 11)
57
www.bkkbn.go.id
: Sahabat BKKBN