Final Report
Final Report
Final Report
Rehabilitasi Hutan Rawa Gambut Bekas Kebakaran
di Hutan Desa Kepayang Kabupaten Muba Sumatera Selatan
Bastoni Brata, Mohammad Sidiq, Robby D Febriana, Teten Rahman Saepuloh,
Adi Jaya Prana dan Berthold Haasler
Rehabilitasi Hutan Rawa Gambut Bekas Kebakaran di Hutan Desa Kepayang | i
Kata Pengantar
Laporan ini disusun sebagai dokumen verifikasi untuk indikator capaian kegiatan
SFF tentang pelaksanaan model rehabilitasi hutan dan lahan rawa gambut bekas
terbakar bersama masyarakat. Kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan rawa gambut
tersebut dilaksanakan melalui pendampingan masyarakat dimulai dari pelatihan teknis
rehabilitasi hutan rawa gambut dan pembangunan persemaian desa; dan pelaksanaan
penanaman dengan pendekatan sistem agroforestri campuran.
Project BIOCLIME telah menyusun Rancangan Teknik (Rantek) Rehabilitasi Lahan
Gambut Bekas Kebakaran dengan studi kasus di Hutan Desa Kepayang seluas 500 ha.
Kegiatan penanaman rehabilitasi ini mengacu pada Rantek tersebut. Pendekatan yang
dilakukan oleh project adalah kegiatan rehabilitasi bersama masyarakat, menggunakan
sistem agroforestri campuran antara jenis tanaman hutan dengan jenis jelutung sebagai
penghasil getah jelutung (HHBK) untuk sumber penghidupan masyarakat.
Kami menyampaikan terima kasih kepada GIZ BIOCLIME yang telah memberikan
kepercayaan untuk melakukan kegiatan ini. Kami juga menyampaikan terima kasih
kepada para pihak yang telah membantu pelaksanaan survey, khusunya kepada HAKI, PT.
GAL, KPHP Lalan dan LPHD Kepayang.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan sehingga
masukan para pihak yang terkait sangat diharapkan. Besar harapan penulis laporan ini
dapat diterapkan untuk kegiatan rehabilitasi sesuai yang diharapkan.
Tim Penyusun
Singkatan/Akronim
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
1 Pendahuluan
2 Metode
Gambar 2 Bangunan persemaian desa Kelompok Tani Hutan Kepayang Lestari di lokasi
Dusun Talang Nuaran Hutan Desa Kepayang.
Gambar 3 Kondisi areal penanaman pada Plot 3.2 (kiri) terletak di Sungai Nuaran KM
2.1–2.0 dan Plot 3.1 (kanan) terletak Sungai Nuaran Km 2.0–1.9.
4.2.2. Blok Genangan Air Sedang (25–50cm) pada Puncak Musim Hujan
Pada Plot 3.3 dan Plot 3.4, genangan air menurun berkisar antara 30 – 32
cm. Hal ini dapat dilihat dari citra drone genangan air hanya terdapat pada spot
tertentu secara acak. Spot genangan air tersebut umumnya ditemukan pada
pangkal batang dan perakaran pohon yang terbakar. Intensitas kebakaran tertinggi
terjadi pada areal tersebut. Sebagian besar lahan tertutupi oleh hamparan pakis
udang (Stenochlaena palustris) sehingga genangan air tidak tampak pada citra
drone tersebut. Kedalaman gambut berkisar antara 81–106 cm.
Jalur tanam tampak dari alur-alur berwarna coklat yang menunjukkan
jalur tersebut telah dilakukan penebasan tumbuhan bawah.
Gambar 4 Kondisi areal penanaman pada Plot 3.3 (kiri) terletak di Sungai Nuaran KM
1.9–1.8 dan Plot 3.4 (kanan) terletak Sungai Nuaran Km 1.8–1.7.
4.2.3. Blok Genangan Air Dangkal (<25 cm) pada Puncak Musim Hujan
Pada Plot 3.5 dan Plot 3.6, genangan air makin menurun berkisar antara
18–23 cm. Dari citra drone di atas tampak bahwa Spot genangan air juga sudah
makin sedikit. Sebagian besar lahan tertutupi oleh hamparan pakis udang
(Stenochlaena palustris) dengan intensitas yang makin rapat. Dari citra drone
mulai dari Plot 3.1 sampai Plot 3.6 tampak bahwa suksesi tumbuhan bawah
terutama pakis udang ditentukan oleh kedalaman genangan air, makin dangkal
genangan kerapatan pakis meningkat dan sebaliknya. Kedalaman gambut pada Plot
3.5 dan Plot 3.6 berkisar antara 130 – 185 cm.
Secara teknis areal hutan bekas kebakaran yang memiliki genangan air
dangkal akan lebih mudah direvegetasi karena faktor penghambatnya menurun.
Gambar 5 Kondisi areal penanaman pada Plot 3.5 (kiri) terletak di Sungai Nuaran KM
1.7–1.6 dan Plot 3.6 (kanan) terletak Sungai Nuaran Km 1.6–1.5.
Tabel 1 Kedalaman gambut dan genangan air pada plot rehabilitasi di Hutan Desa
Kepayang (15 Maret 2017)
1 Genangan
Dalam
88 144 (dasar 51 52
(>50 cm)
gambut)
182 52 50
Plot 1 (Km
142 (dasar
2,1)
gambut)
Plot 2 (Km
2,0)
2 Genangan
Sedang (25
106 119 (dasar 32 31
– 50 cm)
gambut)
81 31 30
Plot
111 (dasar
3 (Km 1,9)
gambut)
Plot
4 (Km 1,8)
3 Genangan
Dangkal
185 110 (dasar 23 21
(<25 cm)
pasir)
130 21 18
Plot
119 (dasar
5 (Km 1,7)
pasir)
Plot
6 (Km 1,6)
Bibit yang digunakan adalah jenis yang adaptif untuk areal terbuka dan
menggunakan ukuran besar, tinggi berkisar antara 100–150 cm untuk
mengantisipasi genangan air yang dalam dan ketahanannya di areal terbuka.
Gambar 6 Kegiatan penanaman bersama Kelompok Tani Hutan dan Masyarakat Peduli
Api (MPA) Hutan Desa Kepayang.
Gambar 7 Profil gambut dan genangan air di titik Km 2,1 Sungai Nuaran Hutan Desa
Kepayang.
Gambar 8 Profil gambut dan genangan air di titik Km 2,0 Sungai Nuaran Hutan Desa
Kepayang
Kantor Terdaftar
Bonn dan Eshborn, Jerman
BIOCLIME
Biodiversity and Climate Change
Kantor Jakarta:
GIZ ICCTF/GE LAMA I
Gedung Wisma Bakrie II. 5th Floor Ruang ICCTF
Jl. HR. Rasuna Said Kavling B-2
Jakarta Selatan 12920
Telp: +62-21-9796-7614
Fax: +62-21-5794-5739
Kantor Palembang:
Jl. Jend. Sudirman No. 2837
KM. 3,5 Palembang
Telp: +62-711-353176
Fax: +62-711-353176
Penulis: Bastoni Brata, Mohammad Sidiq, Robby Dwi Febriana, Teten Rahman Saepuloh,
Adi Jaya Prana, dan Berthold Haasler
Photo Credits: Bioclime, Robby D. Nugraha (2017)
I www.bioclime.org
E bioclime@giz.de
Rehabilitasi Hutan Rawa Gambut Bekas Kebakaran di Hutan Desa Kepayang | 2
FB Bioclime