Anda di halaman 1dari 1

IDENTIFIKASI FORENSIK

Definisi :
 Identifikasi adalah penentuan atau pemastian identitas orang yang hidup maupun mati, berdasarkan ciri khas yang terdapat pada orang
tersebut.
 Identifikasi forensik merupakan usaha untuk mengetahui identitas seseorang yang ditujukan untuk kepentingan forensik, yaitu
kepentingan proses peradilan.

Cara Identifikasi yang biasa dilakukan :


1. Secara visual  keluarga/rekan memperhatikan korban (terutama wajah). Syarat : korban dalam keadaan utuh. Kelemahan : sangat
dipengaruhi faktor sugesti dan emosi
2. Pengamatan pakaian  catat: model, bahan, ukuran, inisial nama & tulisan pada pakaian. Sebaiknya : simpan pakaian atau potongan
pakaian (20x10 cm), foto pakaian
3. Pengamatan perhiasan  catat : jenis (anting, kalung, gelang, cincin dll), bahan (emas,perak, kuningan dll), inisial nama. Sebaiknya :
simpan perhiasan dengan baik
4. Dokumen : KTP, SIM, kartu golongan darah, dll
5. Medis  pemeriksaan fisik : tinggi & berat badan, warna tirai mata, adanya luka bekas operasi, tato
6. Odontologi  bentuk gigi & rahang : khas, sangat penting bila jenazah dalam keadaan rusak/membusuk, perlu diingat : dental
record di Indonesia masih sangat terbatas
7. Sidik jari  tidak ada dua orang yang memiliki sidik jari yang sama mudah dan murah
8. Serologi  menentukan golongan darah (memeriksa darah dan cairan tubuh korban)
Ada 2 tipe orang dalam menentukan golongan darah
- Sekretor: gol.darah dapat ditentukan dari px. darah, air mani, dan cairan tubuh lain
- Non sekretor: gol.darah hanya dapat ditentukan dari px. darah
9. DNA  sangat akurat,t tapi mahal
10. Ekslusi  biasanya digunakan pada korban kecelakaan masal, menggunakan data/daftar penumpang
Pembagian Visum et Repertum
Ada 3 jenis visum et repertum, yaitu:
1. VeR hidup
VeR hidup dibagi lagi menjadi 3, yaitu:
a. VeR definitif, yaitu VeR yang dibuat seketika, dimana korban tidak memerlukan perawatan dan pemeriksaan lanjutan sehingga tidak
menghalangi pekerjaan korban. Kualifikasi luka yang ditulis pada bagian kesimpulan yaitu luka derajat I atau luka golongan C.
b. VeR sementara, yaitu VeR yang dibuat untuk sementara waktu, karena korban memerlukan perawatan dan pemeriksaan lanjutan
sehingga menghalangi pekerjaan korban. Kualifikasi luka tidak ditentukan dan tidak ditulis pada kesimpulan.
Ada 5 manfaat dibuatnya VeR sementara, yaitu
 Menentukan apakah ada tindak pidana atau tidak
 Mengarahkan penyelidikan
 Berpengaruh terhadap putusan untuk melakukan penahanan sementara terhadap terdakwa
 Menentukan tuntutan jaksa
 Medical record
c. VeR lanjutan, yaitu VeR yang dibuat dimana luka korban telah dinyatakan sembuh atau pindah rumah sakit atau pindah dokter atau
pulang paksa. Bila korban meninggal, maka dokter membuat VeR jenazah. Dokter menulis kualifikasi luka pada bagian kesimpulan
VeR.
2. VeR jenazah, yaitu VeR yang dibuat terhadap korban yang meninggal. Tujuan pembuatan VeR ini adalah untuk menentukan sebab, cara,
dan mekanisme kematian.
3. Ekspertise, yaitu VeR khusus yang melaporkan keadaan benda atau bagian tubuh korban, misalnya darah, mani, liur, jaringan tubuh,
tulang, rambut, dan lain-lain. Ada sebagian pihak yang menyatakan bahwa ekspertise bukan merupakan VeR.

Anda mungkin juga menyukai