TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi
Menurut kamus, definisi dari komunikasi ada beberapa, antara lain adalah;
menghubungkan sumber (komunikator) yang menjadi sumber pesan dan tujuan pesan
Menurut Lee Iacocca yang dikutip oleh Ramesh,G and Ramesh,M dalam
bukunya,”The ACE of Soft Skill “(2011) : “You can have brilliant ideas,but if you
, ’
can t get them across,you won t get anywhere.” (Bagaimanapun bagusnya ide yang
anda miliki, tapi jika anda tidak bisa meneruskannya kepada orang lain, maka anda
mempunyai siklus yang serial atau berkelanjutan, karena jarang komunikasi bisa
langsung diakhiri dan komunikasi tidak berjalan satu arah. “It takes two to tango and
it takes (at least) two for successful communication” (diperlukan dua orang untuk
menari tango dan juga diperlukan paling tidak dua orang untuk komunikasi yang
dikomunikasikan dan harus ada receiver / penerima pesan yang diantarkan melalui
sebuah medium.
kita, tapi tanpa komunikasi kita tidak akan selamat). Ini semua menunjukkan betapa
3. Menghibur ( to entertain )
4. Mempengaruhi ( to influence )
Proses komunikasi ini berkembang menurut banyak teori / model antara lain
Claude Shannon and Warren Weaver mengembangkan model ini dalam lima
elemen yaitu :
2. Ciri-ciri pesan yang menentukan keefektifannya adalah struktur, isi, kode, dan
perlakuan.
3. Saluran berbeda yang dapat dipakai bisa jadi lebih atau jadi kurang efektif bagi
belakang budaya.
Shannon and Weaver menegaskan juga ada tiga level problem komunikasi
penerima.
Menurut Potter dan Perry (1993), komunikasi terjadi dalam tiga tingkatan yaitu
yang terjadi dalam hubungan sedikitnya dua orang atau dalam kelompok kecil. Inilah
komunikasi terapeutik, pengirim (sender) atau perawat mencari suatu respon dari
penerima (receiver) yaitu pasien yang akan menguntungkan bagi pasien; baik
Profession (2009) keperawatan adalah suatu professi asuhan (caring) yang juga
Walaupun teknologi semakin hari semakin canggih dan kompleks dalam bidang
keperawatan dan mesin-mesin digunakan disamping tempat tidur pasien, tapi pada
kenyataannya perawatlah yang pertama kali yang berkontak dengan pasien pada
kasus emergency di rumah sakit. Jadi kata “caring” (mengasuh) adalah suatu sense
yang essensial yang mesti dimiliki oleh semua perawat, karena mereka berada pada
posisi terdepan sebagai professi kesehatan. Untuk caring / mengasuh perawat harus
Dalam kasus tertentu perawat mungkin harus tinggal lebih lama dan mengeksplorasi
bagaimana perasaan pasien itu sebenarnya. Pada pasien yang harus menjalani operasi
yang segera, dimana mungkin saja tidak ada waktu untuk berbincang disamping
tempat tidur, tapi pegangan tangan saja bisa memberi penguatan atau dukungan yang
Telah terbukti stress mempunyai akibat yang buruk bagi kesehatan individu,
diketahui orang tidak hanya dari kata-kata, tapi juga dari sikap tubuh dan ekspressi
wajah. Seorang perawat harus selalu waspada akan ekspressi dari pasiennya.
Misalnya seorang pasien yang kakinya sudah diamputasi tidak mengeluh kepada
perawatnya tapi diam-diam tiap kali melihat kakinya air matanya berlinang. Ini
Menurut Potter dan Perry (1993), Szilagy, Swanburg (1990) dan Tappen
(1995) ada tiga jenis komunikasi yaitu verbal, tertulis dan non-verbal.
Ini yang paling sering digunakan dalam keperawatan di rumah sakit dengan
pertukaran informasi secara verbal baik lisan maupun tulisan dan ada pembicaraan
tatap muka. Cara ini biasanya lebih tepat dan akurat mengenai sasaran dari pada cara
yang lain. Dalam cara ini kata-kata adalah alat atau symbol untuk menyampaikan ide
adalah untuk memungkinkan tiap individu untuk bereaksi secara langsung dan segera.
1. Ketulusan (integrity). Ini sangat dibutuhkan ,karena hanya sekitar sepuluh persen
dari kata-kata yang disampaikan yang berisi pesan, karena itu pembicara haruslah
keadaan pembicaraan dan ruangannya. Serta membina suatu hubungan yang baik
bagi pendengarnya.
2. Suara. Suara yang menyenangkan adalah sebuah asset yang harus dilatih dan
dijaga. Suara harus relaks, bebas dari stress dan ketakutan. Kenali kelemahan dan
3. Volume Suara. Pembicara yang baik haruslah dapat berbicara dengan volume
yang tepat. Tidak terlalu keras seperti membentak atau akan dikira pasien marah.
4. Frequency Suara (pitch) tidak boleh terlalu tinggi yang menyakitkan telinga ,juga
5. Kecepatan bicara haruslah tepat,jangan terlalu cepat hingga tidak bisa ditangkap.
Normalnya kecepatan bicara antara 120-150 kata permenit. Dan kalau terlalu
lambat bisa juga membosankan dan pikiran si penerima jadi kemana-mana karena
otak kita mampu memproses 500 – 750 kata-kata permenit, berarti lebih cepat
dari kecepatan bicara.Karena otak bekerja lebih cepat banyak waktu luang
7. Pengucapan kata-kata harus benar dan jelas (pronounciation dan accent dan
diction)
verbal. Stuart dan Sundeen (1998) mengatakan ada lima kategori komunikasi non
verbal, yaitu :
1. Isyarat vokal, yaitu isyarat paralingustik termasuk semua kualitas bicara non
verbal misalnya tekanan suara, kualitas suara, tertawa, irama dan kecepatan
bicara.
2. Isyarat tindakan, yaitu semua gerakan tubuh termasuk ekspresi wajah dan sikap
tubuh.
3. Isyarat obyek, yaitu obyek yang digunakan secara sengaja atau tidak sengaja oleh
4. Ruang memberikan isyarat tentang kedekatan hubungan antara dua orang. Hal ini
5. Sentuhan, yaitu fisik antara dua orang dan merupakan komunikasi non verbal
yang paling personal. Respon seseorang terhadap tindakan ini sangat dipengaruhi
oleh tatanan dan latar belakang budaya, jenis hubungan, jenis kelamin, usia dan
sentuhan, tapi harus memperhatikan norma sosial. Perlu disadari bahwa keadaan
pertukaran verbal maupun non verbal adalah cara komunikasi yang paling efektif
dibandingkan cara lain dalam mengubah pendapat, sikap, kepercayaan dan perilaku
dilakukan dalam tatap muka secara langsung antara komunikator dengan komunikan
dan disinilah dimunculkan kontak pribadi (personal contact) antara para pelaku
komunikasi.
(interpersonal communication).
emosional korektif bagi pasien. Dalam hubungan ini perawat menggunakan diri (self)
pasien meliputi :
tertuju pada pasien tapi bisa saja kekantong infuse pasien sebelah. Dalam hal seperti
ini tidak akan ada kata-kata perawat itu dalam rangka melakukan komunikasi
yang harus dibentuk oleh perawat sesegera mungkin begitu mereka bertemu untuk
mengasses semua pesan yang disampaikan oleh pasien, seperti ketakutannya, sakit,
bisa menerapkan terapeutik yang terbaik. Contohnya setiap orang yang sudah harus
masuk rumah sakit atau ruang gawat darurat diakui mempunyai kecemasan dalam
level tertentu. Level ini bisa saja naik tergantung pada bagaimana perasaan pasien
itu ,apakah dia merasa tertekan atau merasa tidak ada satu orang pun disitu yang
peduli pada nya. Ketika pasien mendapatkan komunikasi terapeutik dari perawat yang
Townsend (2003) dalam Potter and Perry (2009) ada lima sikap atau cara
untuk menghadirkan diri secara fisik yang dapat memfasilitasi komunikasi yang
1. S - Sit facing the client.Duduk menghadap client. Maksud dari posisi ini adalah
3. L - Lean forward toward the client. Membungkuk ke arah klien. Posisi ini
kontak mata. Kontak mata berarti menghargai menyatakan keinginan untuk tetap
rasa tidak aman kepada pasien. Tetap dapat mengontrol keseimbangan antara
berikut :
berusaha mengerti pasien dengan cara mendengarkan apa yang disampaikan oleh
pada pasien untuk berbicara. Perawat juga harus memberi kesan bahwa
pembicaraan pasien cukup menarik. Perawat harus menjadi pendengar yang aktif.
yang mengatakan bahwa mendengar adalah ibu dari komunikasi (listening is the
mother of all speaking), karena baik sender ataupun receiver selalu melakukannya
dalam berkomunikasi.
pesan dan ungkapan pasien dan memberi indikasi bahwa perawat mengikuti
pembicaraan.
ketidak setujuan. Karena itu perawat harus awas dan sadar terhadap ekspressi non
adalah untuk memastikan dan mendapatkan informasi yang spesifik mengenai apa
yang disampaikan oleh pasien. Hal ini perlu sekali bila perawat ragu, tidak jelas,
sehingga percakapan menjadi lebih spesifik, dimengerti , lebih jelas dan berfokus
persepsinya. Apabila perawat ingin mengerti pasien, maka perawat harus melihat
segala sesuatunya dari perspektif pasien, jadi perlu diketahui hal-hal yang
8. Menyatakan hasil observasi atau meng identifikasi “tema”. Dalam hal ini perawat
menguraikan kesan yang ditimbulkan oleh isyarat non verbal pasien, yang muncul
10. Diam akan memberikan kesempatan kepada perawat dan pasien untuk
diartikan bahwa perawat mengerti akan masalah, juga bisa menunjukkan perawat
11. Saran. Memberi saran apa yang harus dilakukan pasien selanjutnya berdasarkan
ide utama yang telah dikomunikasikan secara singkat untuk pemecahan masalah.
apakah perawat pelaksana sudah melakukannya dengan baik apa belum dan sudah
sejauh mana.
Ada dua persyaratan dasar untuk komunikasi yang efektif (Stuart dan
1. Semua komunikasi harus ditujukan untuk menjaga harga diri pemberi maupun
penerima pesan.
Ada tiga hal yang mendasar yang menjadi ciri komunikasi terapeutik menurut
pertolongan kepada pasien dan biarlah pasien dapat melihat keikhlasan itu
Perawat yang sadar akan keikhlasannya, ia akan sadar bahwa ia harus belajar
dan perasaan pasien dan juga dapat menyelami perasaan pasien. Empati ini
merupakan perasaan yang jujur, sensitif dan spontan untuk dapat merasakan apa
3. Kehangatan (Warmth). Suasana hangat memberikan rasa dekat, aman dan nyaman
serta bebas dari ancaman yang dapat mendorong pasiennya lebih berani
bila selain ramah perawatnya juga pandai mencari topik yang dikomunikasikan.
ini. Jadi hubungan ini didasarkan hubungan dengan maksud memberi pertolongan.
1. Perawat harus mengenal dirinya sendiri dan memahami nilai-nilai yang dianut dan
dihayatinya.
saling menghargai.
3. Perawat harus memahami dan menghayati nilai-nilai yang dianut oleh pasien.
motivasi untuk mengubah dirinya baik sikap maupun tingkah lakunya sehingga
konsistensinya.
10. Mampu berperan sebagai role-model agar dapat menunjukkan dan meyakinkan
orang lain tentang kesehatan,oleh karena itu perawat perlu mempertahankan suatu
manusiawi.
13. Berpegang pada etika dengan cara berusaha sedapat mungkin untuk keputusan
14. Bertanggung jawab dalam dua dimensi yaitu tanggung jawab terhadap dirinya
atas tindakan yang dilakukan dan tanggung jawab terhadap orang lain.
critical skill yang harus dimiliki oleh seorang perawat dan merupakan bagian integral
terapeutik, yang merupakan komunikasi yang dilakukan oleh seorang perawat pada
terjadi antara perawat dan pasien yang terstruktur yang terdiri dari empat tahap yaitu
1. Fase Pra-Interaksi
berkomunikasi dengan pasien Dalam tahapan ini perawat menggali perasaan dan
kekurangannya. Pada tahap ini juga perawat mencari informasi tentang pasien
yang akan menjadi lawan bicaranya. Setelah hal ini dilakukan perawat merancang
strategi untuk pertemuan pertama dengan pasien. Tahapan ini dilakukan oleh
perawat dengan tujuan mengurangi rasa cemas atau kecemasan yang mungkin
interaksinya dengan orang lain. Hal ini disebabkan oleh adanya kemungkinan
kesalahan dalam menginterpretasikan apa yang diucapkan oleh lawan bicara. Pada
saat perawat merasa cemas, dia tidak akan mampu mendengarkan dan
mengertikan secara benar apa yang dikatakan oleh pasien, sehingga tidak mampu
(Stuart. G. W, 2007)
2. Fase Orientasi
Fase orientasi atau perkenalan merupakan fase yang dilakukan perawat pada saat
memvalidasi keakuratan data dan rencana yang telah dibuat sesuai dengan
keadaan pasien saat ini, serta mengevaluasi hasil tindakan yang telah lalu (Stuart.
G. W, 2007). Strategi yang dapat dilakukan perawat dalam tahapan ini adalah:
baginya.
muka, perawat bisa menanyakan apakah si pasien merasakan sakit dan apa
3. Fase Kerja
Fase kerja merupakan inti dari keseluruhan proses komunikasi terapeutik (Stuart.
G. W, 2007). Fase kerja merupakan inti dari hubungan perawat dan pasien yang
dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang dicapai. Pada fase kerja ini perawat perlu
meningkatkan sikap penerimaan satu sama lain untuk mengatasi kecemasan, atau
pengkajian dan evaluasi masalah yang ada, meningkatkan komunikasi klien dan
Tugas perawat pada fase kerja ini adalah mengeksplorasi stressor yang
terjadi pada pasien dengan tepat. Perawat juga perlu mendorong perkembangan
kesadaran diri pasien dan pemakaian mekanisme koping yang konstruktif, dan
karena didalamnya perawat dituntut untuk membantu dan mendukung klien untuk
ataupun pesan komunikasi verbal dan non verbal yang disampaikan oleh klien.
Dalam tahap ini pula perawat mendengarkan secara aktif dan dengan penuh
Terminasi merupakan akhir dari pertemuan perawat dan pasien. Tahap terminasi
dibagi dua yaitu terminasi sementara dan terminasi akhir (Stuart, G. W, 2007).
Terminasi sementara adalah akhir dari tiap pertemuan perawat dan pasien, setelah
hal ini dilakukan perawat dan pasien masih akan bertemu kembali pada waktu
yang berbeda sesuai dengan kontrak waktu yang telah disepakati bersama.
proses keperawatan.
(evaluasi objektif).
mengerti pengaruh perkembangan usia baik dari segi usia baik dari sisi bahasa
b. Persepsi
terhambatnya komunikasi.
c. Gender
d. Nilai
Nilai adalah standar yang mempengaruhi perilaku sehingga penting bagi perawat
dapat membuat keputusan dan interaksi yang tepat dengan pasiennya. Dalam
Latar belakang sosial budaya akan mempengaruhi bahasa dan gaya komunikasi.
f. Emosi
Perawat juga harus mampu mengkaji emosi pasien dan keluarganya sehingga
mengevaluasi emosi yang ada pada dirinya hingga dalam melakukan asuhan
g. Pengetahuan
Hubungan terapeutik akan terjalin dengan baik jika didukung oleh pengetahuan
perawat tentang komunikasi terapeutik baik mengenai tujuan, manfaat dan proses
yang akan dilakukan. Perawat juga perlu mengetahui tingkat pengetahuan pasien
sehingga mereka dapat berinteraksi dengan baik dan akhirnya dapat memberikan
Gaya komunikasi sesuai dengan peran dan hubungan antar orang yang
komunikasi antara perawat dan pasien terjadi secara formal dan professional.
j. Jarak
terkontrol. Jadi perawat harus tahu dan memperhitungkan jarak yang tepat saat
k. Lama Kerja
Makin lama seseorang bekerja di suatu tempat semakin banyak pengalaman yang
antara perawat dan pasien merupakan pengalaman belajar bagi perawat dan perbaikan
serta kepekaan serta ketajaman, karena komunikasi terjadi dalam dimensi nilai,waktu
dan ruang yang turut mempengaruhi kepuasan klien. Keberhasilan komunikasi ini
terlihat dari tercapainya kepuasan pasien dalam menerima asuhan keperawatan yang
berkaitan dengan komunikasi dan juga kepuasan perawat yang memberikan asuhan
terapeutik. Kedua pendekatan ini menekankan faktor psikologis dan faktor sosial.
yang datang dari luar individu disebut faktor environment atau situasional.
interaksi sosial dan membentuk perilaku manusia. Menurut dia faktor personallah
pesona dan perspektif yang berpusat pada situasi. Perspektif yang berpusat pada
adalah kesukaan pada orang lain karena sikap positif dan daya tarik
seseorang.Adanya daya tarik ini membentuk rasa suka. Rasa suka pada seseorang
umumnya membuat orang yang kita sukai menjadi signifikan pada kita.
Dalam kehidupan se hari-hari rasa suka dan daya tarik terhadap seseorang
menjadi faktor penting dalam menjalin hubungan dengan sesama. Adapun faktor yang
kepadanya.
akan lebih mudah senang pada orang lain yang sering dikiranya lebih dari
dia. Maka bila perawat datang untuk berinteraksi dia akan marasa senang.
d) Isolasi Sosial. Orang yang sebelumnya merasa dikucilkan atau pasien karena
penyakitnya atau apa saja yang menyebabkan keluarga atau temannya jarang
berkomunikasi.
Mengacu pada Devito (1997) dan Rakhmat (2003) maka, tekanan emosional
(b) dan harga diri yang rendah(c) disatukan menjadi Isolasi Sosial (d).
Dalam hal komunikasi interpersonal pada umumnya faktor daya tarik amat
penting. Kalau kita sudah menyukai seseorang maka segala yang mengenai dia akan
beberapa daya tarik dapat mempengaruhi proses hubungan antar manusia adalah
Faktor personal adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu yang
Bila ada kesamaan dalam berbagai hal akan lebih disukai untuk menjalin
komunikasi misalnya mirip dalam hal usia, pendidikan, latar belakang etnik,
agama dan ras. Bahkan dari kemiripan dalam bergaya, berbusana, sikap dan
kepribadian serta cara pandang, kita dapat meramalkan tentang siapa yang akan
berkawan dengan siapa. Misalnya seorang pasien akan lebih merasa aman untuk
2. Isolasi sosial. Ini adalah yang merupakan alasan seorang yang dulunya pernah
terisolasi, sekarang karena ada orang yang hadir untuk berkomunikasi jadi merasa
komunikasi pun bisa terjadi lebih mudah berjalan baik dan komunikasi antara
1. Faktor daya tarik fisik. Dalam beberapa penelitian dan teori-teori yang telah
penyebab utama atraksi personal. Orang-orang yang berwajah cantik dan ganteng
cenderung mendapat penilaian yang baik dan sering dikatakan mempunyai sifat-
sifat yang baik. Penampilan dan gaya yang baik akan membuat orang senang
ganjaran / reward kepadanya. Ganjaran itu bisa berupa bantuan, pujian, dorongan
3. Faktor familiarity. Orang lebih menyukai berkomunikasi dengan orang yang ada
4. Faktor kedekatan geografis (proximity). Orang akan merasa lebih aman dan
kemampuan lebih tinggi darinya atau lebih berhasil dan lebih berharta dari dia.
(http://melfit.blogspot.com/2009/12/faktor-personal-dan-situasional-yang.html)
upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya
penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan
(2009).
upaya tersebut dan mengelola rumah sakit agar tetap dapat memenuhi kebutuhan
pasien dan masyarakat yang dinamis, maka setiap komponen yang ada dirumah sakit
harus terintegrasi dalam satu sistem Pelayanan kesehatan di rumah sakit yang terdiri
dari :
yang professional dalam bidangnya baik dokter umum maupun dokter spesialis.
merupakan paduan antara organisasi padat teknologi, padat karya dan padat modal
Massie dalam Aditama (2002), mengemukakan tiga hal yang menjai ciri khas
rumah sakit, tujuan utamanya adalah melayani kebutuhan manusia, bukan semata-
mata menghasilkan dengan proses dan biaya sebaik mungkin tetapi khususnya
2. Bahwa dalam industri rumah sakit yang disebut pelanggan (customer) bukanlah
selalu yang menerima pelayanan. Pasien adalah mereka yang diobati di rumah
sakit mana mereka berobat atau dirawat. Bagi karyawan ditentukan oleh
tertentu belum tentu atas pilihan mereka sendiri. Selain itu jenis tindakan dan
dokter yang merawatnya. Ini tentulah berbeda dengan jenis bisnis lainnya
termasuk dokter, perawat, ahli farmasi ahli gizi, radiographer dan lain-lain. Jadi
begitu banyak professional di sebuah rumah sakit. Para professional ini cara
kerjanya cenderung otonom dan berdiri sendiri, sehingga bisa tidak sejalan
upaya kesehatan secara berdaya guna dengan mengutamakan upaya kuratif dan
rehabilitatf yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya promotif
tersebut Rumah Sakit Umum berfungsi antara lain; pelayanan rawat jalan, rawat
salah satu unsur yang harus dapat memenuhi tujuan pembangunan kesehatan yaitu
untuk mencapai hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan kesehatan
masyarakat yang optimal sebagai salah saru unsur kesejahteraan umum dan tujuan
nasional.
Pelayanan rawat jalan mungkin bukan menjadi pelayanan utama bagi sebagian
rumah sakit.Tetapi karena jumlah pasiennya banyak dan merupakan pintu masuk bagi
pasien rawat inap maka pelayanan rawat jalan di rumah sakit makin lama makin
banyak dan jadinya memegang peranan lebih penting dalam sebuah rumah sakit.
Diseluruh dunia ini semua rumah sakit mempunyai pelayanan rawat jalan
Consultant, 1999), di Amerika terjadi kenaikan sebesar 18% jumlah pada pelayanan
rawat jalan per 1000 penduduk diseluruh rumah sakit di Amerika pada tahun 1997
kemauan orang untuk datang ke rumah sakit untuk berobat begitu mulai sakit.
penting dimana pasien akan tinggal untuk beberapa hari untuk medapat perawatan
sampai kesehatannya memungkinnya untuk pulang kerumah dan kalau perlu berobat
Aditama (2002) bahwa sejak pasien dirawat dirawat di rumah sakit hingga
diizinkan pulang, maka pasien rawat inap akan mendapat pelayanan sebagai berikut:
lingkungan.
bagaimana pengaruh obat dan respon terhadap pengobatan dan berdasarkan hasil
paling banyak terjadi komunikasi terapeutik antara perawat pelaksana dengan pasien
membantu dan melindungi sesorang karena sakit, cedera dan proses penuaan. Perawat
Menurut Potter dan Perry (2009), Keperawatan merupakan suatu seni dan
ilmu pengetahuan. Merupakan suatu seni, karena sebagai seorang yang professional
sayang,perhatian dan rasa hormat terhadap harga diri pasien. Merupakan ilmu
penemuan baru dan inovasi. Berdasarkan tugas, kewenangan dan keandalan, Potter
pasien untuk memperoleh kembali kesehatan dan kehidupan yang mandiri dan
optimal melalui proses pemulihan. Tidak saja secara fisik,tetapi juga meliputi
melindungi hak azasi dan hukum pasiennya dan menyediakan bantuan dalam
pasien dalam belajar. Beberapa dari proses belajar ini bersifat informal dan tidak
pasien dan dengan hubungan ini perawat dapat mengetahui kelemahan dan
lingkungan praktek yang terus berkembang, serta kebutuhan pasien yang semakin
seumur hidup dengan tujuan menyediakan layanan yang terbaik bagi pasien.
tempat pelayanan yang spesifik.Jadi perawat bisa langsung mendidik pasien dan
penyelenggara upaya pelayanan kesehatan yang bermutu di rumah sakit. John Griffith
keperawatan.
spesifik untuk system yang ada dalam tubuh tertentu, pemberian motivasi,
perawatlah yang paling tahu keadaan pasiennya, karena dialah yang selalu
3. Menjalin hubungan dengan keluarga pasien, karena komunikasi yang baik akan
4. Menjaga lingkungan tempat perawatan agar tetap bersih, aman, dan bebas dari
memperbaiki dan memelihara kesehatan pasien sampai pada taraf optimum melalui
Rawat inap adalah salah satu fungsi sebuah rumah sakit dimana pasien yang
dirawat akan tinggal di rumah sakit untuk beberapa waktu yang tidak ditentukan
sampai pasien itu diizinkan pulang oleh dokter yang merawat baik oleh karena
sembuh atau masih memerlukan rawat jalan atau atas permintaan pasien/keluarga
keperawatan. Perawat tidak bisa melakukan proses keperawatan dengan baik tanpa
mengetahui apa yang menjadi kebutuhan pasien. Untuk itu perawat memerlukan
teknikal dan interpersonal yang tercermin dalam perilaku “caring” atau kasih sayang
terapeutik tidak saja mudah menjalin hubungan rasa percaya dengan pasien,
pelayanan keperawatan dan meningkatkan citra profesi keperawatan serta citra rumah
sakit.
5. Beban kerja yang terlalu berat yang diberikan pihak rumah sakit kepada
antara perawat pelaksana dengan pasien dan ternyata faktor personal mempunyai
3. Kurangnya komunikasi terapeutik ini tampak dari kurangnya didalam hal teknik;
persepsi, identifikasi tema, informing dan saran. Jadi dihampir semua indikator
didapatkan ada empat teknik yang sudah dilaksanakan yaitu penerimaan, menawarkan
membantu serta memberi serta memberi waktu untuk merefleksikan diri pasien.
sakit dan belum sesuai dengan komunikasi dalam organisasi. Dalam penelitian ini
komunikasi interpersonal antara perawat dan pasien dilihat dari faktor personal dan
situasional mengacu pada teori Devito (1997) dalam Rakhmat (2003). Faktor personal
meliputi :
b. Isolasi sosial
b. Ganjaran,
d. Kemampuan.
Hubungan perawat dan pasien yang terapeutik adalah pengalaman belajar dan
terdiri dari:
a. Mendengarkan (listening),
c. Mengulang (restating),
d. Penerimaan (acceptance),
e. Klarifikasi,
f. Memfokuskan,
g. Membagi persepsi,
h. Identifikasi “tema”,
i. Informing dan
j. Saran.
dibawah :
Faktor Personal
a. Kesamaan Karakterisik
Personal
b. Isolasi Sosial Komunikasi Terapeutik Perawat
Mengacu kepada landasan teori yang telah diuraikan diatas, maka dapat
Faktor Personal
(X1)
Faktor Situasional
(X2)