Anda di halaman 1dari 5

Deskripsi

Rangkaian Dimmer adalah rangkaian pengatur nyala lampu. Dengan rangkaian dimmer, nyala lampu bisa diatur
dari yang paling gelap (mati), remang-remang sampai yang paling terang.

Fungsi Rangkaian
Komponen utama rangkaian dimmer adalah TRIAC, DIAC dan Variabel Resistor. TRIAC sebagai komponen
utama berfungsi mengatur tegangan AC yang masuk ke lampu. DIAC dan VR berfungsi mengatur bias TRIAC
yang menentukan titik kerja on-off dari TRIAC.
Komponen
TRIAC yang dipakai bisa semua type dengan kapasitas daya (watt) yang sesuai dengan beban lampu, sebagai
contoh type AC03F dan AC05F. DIAC bisa diganti dengan lampu neon kecil (indikator pada setrika). Yang perlu
diperhatikan disini adalah tegangan kerja kapasitor, harus minimal 250V. Jadi bisa diganti dengan kapasitor yang
mempunyai batas tegangan yang lebih tinggi. Untuk semua resistor harus menggunakan jenis resistor dengan
daya minimal 0.5 watt.
Aplikasi
Rangkaian dimmer hanya bisa dipakai pada jenis lampu pijar/lampu konvensional. Rangkaian dimmer tidak bisa
dipakai pada lampu neon/lampu hemat energi (nyala putih) karena akan menyebabkan kerusakan pada
rangkaian dalam lampu.

Rangkaian dimmer adalah rangkaian elektronika yang berfungsi untuk mengendalikan terang
redupnya nyala lampu bolam AC220 Volt. Pada artikel “Aplikasi Triac Untuk Rangkaian Dimer Lampu
AC 220V” ini akan dijabarkan mengenai cara kerja rangkaian dimmer yang menggunakan komponen
utama Triac Tipe K6243. Rangkaian dimmer ini mampu mengatur beban pada tegangan 220VAC
dengan daya sampai 900W tiap kanal dengan beban yang mulai dari lampu bolam sampai ke beban
induktif seperti motor AC

Triac Sebagai Driver Rangkaian Dimmer

Inti dari rangkaian ini adalah penggunaan Triac K6243. Triac tipe ini mempunyai 4 kanal keluaran
sehingga dapat mengatur 4 beban sekaligus. Triac tipe ini jarang dijumpai di pasar komponen di
Surabaya. Komponen alternatifnya dapat digunakan Triac tipe 2N6346. Untuk tipe triac ini mampu
melewatkan arus 12A dengan karekateristik tegangan block-nya sampai 800VAC tetapi hanya
mempunyai satu kanal saja. Jadi jika diperlukan 4 kanal maka dibutuhkan 4 buah triac tipe 2N6346.
Struktur Dan Simbol Triac

Triac merupakan komponen 3 elektroda: MT1, MT2, dan gate. Triac biasanya digunakan pada
rangkaian pengendali, penyakelaran, dan rangkian pemicu/trigger. Oleh karena aplikasi triac yang
demikian luas maka komponen triac biasanya mempunyai dimensi yang besar dan mampu
diaplikasikan pada tegangan 100V sampai 800V dengan arus beban dari 0.5A sampai 40A.
Jika terminal MT1 dan MT2 diberi tegangan jala-jala PLN dan gate dalam kondisi mengambang maka
tidak ada arus yang dilewatkan oleh triac (kondisi idel) sampai pada tegangan ‘break over’ triac tercapai.
Kondisi ini dinamakan kondisi off triac. Apabila gate diberi arus positif atau negatif maka tegangan
‘break over’ ini akan turun. Semakin besar nilai arus yang masuk ke gate maka semakin rendah pula
tegangan ‘break over’nya. Kondisi ini dinamakan sebagai kondisi on triac. Apabila triac sudah ‘on’ maka
triac akan dalam kondisi on selama tegangan pada MT1 dan MT2 di atas nol volt. Apabila tegangan
pada MT1 dan MT2 sudah mencapai nol volt maka kondisi kerja triac akan berubah dari on ke off.
Apabila triac sudah menjadi off kembali, triac akan selamanya off sampai ada arus trigger ke gate dan
tegangan MT1 dan MT2 melebihi tegangan ‘break over’nya.
Grafik Daerah Kerja Triac

Prinsip Kerja Rangkaian Dimmer

Rangkaian Dimmer disajikan dalam 4 bagian utama. Bagian Ramp Generator, Bagian Pulse Control,
Bagian Power Supply Triac, dan Bagian Triac. Bagian Ramp Generator berfungsi untuk menghasilkan
pulsa-pulsa gigi gergaji (sinyal ramp) dengan frekuensi 120Hz dan sinkron dengan fasa tegangan jala-
jala PLN.

Sinkronisasi mutlak diperlukan karena untuk memicu/men-trigger triac harus pada saat triac dalam
kondisi off dan tegangan PLN mulai tidak sama dengan nol VAC. Pada Bagian Ramp Generator ini
diperlukan rangkaian zero crossing detector yang mendeteksi keadaan tegangan PLN = nol volt. Pada
keadaan ini dihasilkan pulsa ramp yang akan turun secara linier selama 10ms.

Output dari bagian ramp generator ini dihubungkan ke 4 buah komparator. Pada proyek ini digunakan
LM324 yang memiliki 4 komparator dalam 1 kemasan. Rangkaian Ramp Generator ini sangat
sederhana yang dibangun dari komponen diskrit. Konstanta waktu ditentukan oleh waktu pembuangan
muatan pada rangkaian R5 dan kapasitor C1 yang akan menswitch-on/off transistor Q2.
Rangkaian Ramp Generator Untuk Rangkaian Dimmer
Gambar rangkaian diatas merupakan rangkaian ramp generator sinkron dengan jala-jala PLN. Bagian
yang juga memegang peranan penting dalam rangkaian dimmer ini adalah bagian komparator yang
menghasilkan pulsa-pulsa yang lebarnya bervariasi terhadap tegangan 0 – 10 volt DC.

Dengan menggunakan komparator LM324 maka tegangan sinyal ramp yang dihasilkan oleh rangkaian
ramp generator akan dibandingkan dengan tegangan dari potensiometer. Tegangan potensiometer
tersebut bervariasi antara 0 volt sampai 10 voltDC.

Pada saat tegangan ramp berada dibawah tegangan potensiometer maka output dari komparator
LM324 adalah +10V sehingga terdapat arus yang mengalir pada R7 (470). Apabila tegangan ramp
lebih tinggi daripada tegangan potensiometer maka output dari LM324 adalah 0 volt. Dalam kondisi ini
tidak ada arus yang mengalir pada R7. Arus ini merupakan arus aktivasi optocoupler pada bagian triac.
Rangkaian pada bagian triac dapat dilihat pada gambar berikut.
Rangkaian Triac Dan Beban Dimmer 4 Channel

Pada saat output dari komparator LM324 = +10V maka terdapat arus yang mangalir ke optocoupler
sehingga pada saat ini optocoupler aktif sehingga akan meng-on-kan transistor Q2 dan menyebabkan
gate triac mengalirkan arus dari MT1 ke gate. Dengan kata lain gate mendapatkan arus aktivasi
sehingga triac akan dalam kondisi ON.
Bentuk Sinyal Aktivasi Triac Pada Rangkaian Dimmer 4 Channel
Pada saat tegangan output komparator = nol volt maka optocoupler tidak aktif sehingga transistro Q2
juga dalam kondisi OFF. Kondisi ini menyebabkan tidak ada arus yang mengalir dari MT1 ke gate
sehingga triac tidak mendapatkan arus picu. Triac dalam kondisi OFF.

Karena sinyal ramp dimulai pada saat setiap keadaan zero crossing terjadi pada saat setiap setengah
siklus tegangan PLN maka dapat dikatakan bahwa triac akan ditrigger setiap setelah terjadi zero
crossing tegangan PLN. Triac ditrigger harus ditrigger setelah zero crossing agar tegangan MT1 dan
MT2 cukup untuk merubah kondisi kerja triac ketika ada arus gate.

Output dari komparator dapat dikatakan sebagai PWM kontrol. Hal ini disebabkan karena lebar dari
pulsa output komparator tergantung dari pada tegangan potensiometer. Perubahan PWM ini akan
terjadi setelah terjadinya zero crossing pada tegangan jala-jala PLN.

Pada rangkaian pada gambar power driver Triac dapat dilihat bahwa untuk rangkaian tersebut masih
dibutuhkan power supply 9 volt untuk pemicu triac. Power supplay ini harus terpisah dari power supplay
yang lain karena output power supplay 9 volt ini dihubungkan langsun ke 230 VAC.

Power supply 9volt ini perlu mendapatkan perhatian ekstra pada pembuatannya karena ground power
supply 9 volt ini tidak boleh digabungkan dengan ground neutral jala-jala PLN. Kalau hal ini terjadi maka
power supply 9 volt akan rusak. Jika ground power supply 9 volt ini tidak menjadi sati dengan neutral
jala-jala PLN maka tegangan 9 volt dan tegangan 230 VAC akan flaoting satu sama lain dan kondisi ini
tidak akan menyebabkan power supply 9 volt rusak.
Rangkaian C2 dan R4 pada gambar rangkaian Triac dan beban merupakan rangkaian snubber yang
digunakan untuk mengkompensasi beban induktif seperti motor. Triac yang digunakan (tipe K2634)
tidak perlu penambahan heat sink tetapi jika diperlukan maka body heat sink tidak boleh bersentuhan
dengan komponen yang lain atau dengan body heat sink yang lain karena body heat sink tersambung
dengan terminal MT1 yang disambungkan ke 230VAC kecuali antara metal plate komponen triac sudah
diisolasi dengan mika. Namun dengan kondisi ini penyerapan panas oleh heat sink tidak maksimal
karena terhambat oleh lapisan mika. Begitu pula jika menggunakan triac yang lain, biasanya metal
plate pada komponen triac dihubungkan secara hardwire dengan MT1.

Rangkaian di atas berkerja dengan baik untuk lampu 220 V 60 watt dan tidak timbul masalah apapun.
Sebagai pengaman rangkaian maka perlu ditambahkan fuse sebesar 10A pada input tegangan jala-
jala PLN sebelum masuk ke terminal 230VAC. Untuk mengurangai efek noise yang ditimbulkan oleh
rangkaian ini maka dapat ditambahkan induktor 50uH 10A seri dengan fuse 10A dan diparalel dengan
kapasistor sebesar 47nF 500V.
Power Supply Untuk Rangkaian Dimmer 4 Channel
Dengan sedikit modifikasi maka pengaturan rangkaian dimmer ini dapat dilakukan pada tempat lain.
Yaitu dengan menempatkan potensiometer 0-10V ditempat lain sehingga tampaknya rangkaian
dimmer ini lebih canggih.

Rangkaian Dimmer adalah rangkaian yang bisa mengatur besaran dan juga tingkat cahaya
lampu yang menyala. Anda bisa mengaturnya mulai dari yang redup hingga ke remang-
remang sampai ke nyala lampu yang terang. Dan anda juga bisa membuat rangkaian dimmer
pengatur nyala lampu dengan pola sederhana. Di dalam rangkaian dimmer ini, terdapat 3
komponen penting guna mengatur kerja dimmer ini. Komponen TRIAC berfungsi untuk
mengatur besaran tegangan AC yang masuk ke perangkat lampu ini. Sementara komponen
DIAC dan VR berfungsi untuk mengatur bias TRIAC guna menentukan titik on dan off pada
komponen TRIAC ini.
Komponen TRIAC yang bisa anda gunakan dalam rangkaian ini bisa menggunakan semua
tipe dengan kapasitas yang disesuaikan dengan beban dari lampu itu sendiri. Standardnya
TRIAC jenis AC03F dan AC05F biasa digunakan untuk komponen ini. Dan komponen DIAC
bisa diganti dengan lampu neon kecil. Untuk kapasitor, gunakan kapasitor dengan nilai batas
tegangan minimal 250 volt. Dan diusahakan lebih tinggi lagi dari batas minimal tersebut.
Sementara untuk resistor, pilih komponen resistor yang memiliki daya minimal 0.5 watt.

Sementara untuk cara kerja dimmer sendiri adalah. Tegangan masuk ke dalam trafo dengan
nilai output travo 220 V. Tegangan tersebut masuk ke dioda bridge yang memiliki kapasitor
1000 nf 16 v dimana akan mengubah gelombang DC menjadi lebih halus. Perlu diperhatikan
juga untuk kapasitor yang digunakan. Seperti yang sudah disebutkan diatas gunakan besaran
minimal dari tegangan output. Jika kurang dari itu, rangkaian dimmer akan rusak atau tidak
menyala. Dari tegangan yang masuk ke dioda, aliran tegangan diarahkan ke sumber lampu
yang sudah disiapkan. Rangkaian dimmer ini hanya cocok untuk di pakai untuk lampu pijar
saja. Jika digunakan untuk lampu neon atau TL, dan juga lampu hemat energi, rangkaian ini
tidak bisa bekerja sempurna. Bahkan rangkaian dimmer akan mengalami kerusakan
pada rangkaian dimmer tersebut.

Anda mungkin juga menyukai