Anda di halaman 1dari 8

Bio-site. Vol. 03 No.

1, Mei 2017 : 39 – 46 ISSN: 2502-6178

PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L.) DENGAN


PEMBERIAN KOMPOS BERBAHAN DASAR DAUN PAITAN (Thitonia
diversifolia)

GROWTH OF MUSTAR GREEN (Brassica juncea L.) BY ADDITION


PAITAN (Thitonia diversifolia) LEAVES BASED COMPOST

Istarofah1, Zuchrotus Salamah1


1
Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
Email: istarofah66@gmail.com

Abstract
This study aimed to determine the growth of mustard green (Brassica juncea L.) by addion
Paitan leaves (Tithonia diversifolia) based compost at different doses and to determine the
optimum dose of compost. This study used a completely randomized design (CRD) with
one factor that is the dose of Paitan leaves based compost and the treatments were: A1 =
0.25 kg of compost, A2 = 0.5 kg of compost, A3 = 0.75 kg of compost, A4 = 1 kg of
compost, A5 = 1.25 kg of compost and control (without compost), and each treatment was
added by the soil so that the total weight was 2.5 kg in each polybag. Observation
parameters were the plant height, leaf number, leaf length, leaf width, wet weight and dry
weight of plants. The data were tested with Analysis of Variant (ANOVA) and followed by
LSD test at 5% level. Based on the results of this study, it was concluded that the growth
of mustard green plant by addition Paitan leaves based compost at various doses showed
different growth of plants. the A3 Treatment is the most optimum dose to raise the
growth of mustard green.

Keywords: Growth, mustard green (Brassica juncea L.), Paitan (Tithonia diversifolia) leaves
compost

PENDAHULUAN hijau dipengaruhi oleh faktor internal


Tanaman sawi hijau (Brassica dan faktor eksternal.
juncea L.) merupakan jenis sayuran Tanaman sawi hijau (Brassica
yang sangat dikenal di kalangan juncea L.) tumbuh baik pada tanah
konsumen. Sawi hijau (Brassica juncea yang subur, gembur, mudah mengikat
L.) selain dimanfaatkan untuk bahan air dan kaya bahan organik. Keasaman
makanan sayuran, juga dapat tanah yang baik untuk pertumbuhan
dimanfaatkan untuk pengobatan ini adalah pH 6-7. Salah satu cara
bermacam-macam penyakit sehingga untuk memperoleh pertumbuhan
sawi hijau sebagai salah satu bagian tanaman yang baik adalah dengan cara
dari golongan sayuran yang pemupukan. Pemupukan merupakan
mempunyai peran penting untuk suatu usaha penambahan unsur-unsur
memenuhi kebutuhan pangan, gizi, hara dalam tanah yang dapat
dan obat bagi masyarakat. meningkatkan produksi kesuburan
Tanaman sawi hijau (Brassica tanah dan mutu hasil tanaman.
juncea L.) beradaptasi dengan baik di Pemberian pupuk yang kurang tepat
tempat yang berudara panas maupun baik jenis, dosis, waktu dan cara
berudara dingin sehingga dapat pemupukan yang digunakan akan
diusahakan di daerah dataran tinggi menyebabkan tanaman terganggu,
maupun dataran rendah. Pertumbuhan sehingga tanaman tersebut tidak
dan perkembangan tanaman sawi dapat menghasilkan seperti apa yang

39
Bio-Site. Vol.3 (1) Hal: 39 – 46

diharapkan. Unsur N, P, dan K kompos yang tepat untuk


merupakan unsur-unsur esensial yang meningkatkan pertumbuhan tanaman
diperlukan tanaman dalam jumlah sawi hijau (Brassica juncea L.) yang
yang cukup banyak. optimal.
Selama ini petani sayuran di
Indonesia cenderung menggunakan METODE PENELITIAN
pupuk buatan atau pupuk anorganik Bahan yang digunakan dalam
untuk memupuk tanaman sawi hijau. penelitian ini adalah benih sawi hijau
Menurut Gusnindar (2006) bahwa (Brassica juncea L.), daun paitan
penggunaan pupuk buatan secara (Tithonia diversifolia), effective
terus menerus tanpa mengembalikan microorganisme (EM4), gula jawa,
bahan organik maka tanah akan tanah gembur dan air bersih. Alat yang
menjadi jenuh akan unsur hara digunakan dalam penelitian ini adalah
tertentu, sehingga dalam kurun waktu polybag ukuran 25 x 25 cm, cangkul,
tertentu akan menurunkan hasil terpal, thermometer, hygrometer,
panen. Salah satu sumber bahan timbangan, gelas ukur 25 ml sebanyak
organik yang berpotensi untuk itu 1 buah, sprayer 1 buah, kertas pH
adalah tithonia (Tithonia diversifolia). universal, kertas label 24 buah,
Tithonia diversifolia merupakan salah penggaris, ember, benang, pisau,
satu gulma tahunan yang memiliki plastik, kamera dan alat tulis.
potensi besar untuk memperbaiki Pembuatan kompos dilakukan
kesuburan tanah. dengan cara: 20 kg daun paitan
Selama ini tanaman Tithonia (Tithonia diversifolia) dipotong kecil-
diversifolia belum bisa dimanfaatkan kecil dan dikeringkan kemudian 20 ml
oleh masyarakat sekitar. Padahal EM4 dilarutkan dalam 2 liter air
menurut Hartatik (2007) dalam ditambah 2 gram gula merah (Yuwono,
Gusnindar (2008), Tithonia diversifolia 2006). Larutan didiamkan selama 24
mengandung banyak unsur hara jam, kemudian disiramkan pada daun
antara lain fosfor (0,31%), nitrogen paitan kering sebanyak 20 kg sampai
(3,43%), kalium (4,16%), kalsium kelembaban mencapai 30-40%. Bahan-
(1,14%), dan magnesium (0,78%) yang bahan tersebut diletakkan di tempat
dapat dimanfaatkan sebagai nutrisi yang kering dan ditutup dengan
bagi tanaman. Selain itu Tithonia terpal. Pengomposan dilakukan
diversifolia memiliki perakaran yang selama 1 bulan. Penyemaian benih
dalam dan terinfeksi endomikoriza dilakukan selama 2 minggu kemudian
maupun entomikoriza serta di pindahkan ke media tanam dan
mengeluarkan asam sitrat ke sekitar dilakukan pemupukan dengan
perakarannya sehingga melarutkan kompos. Penelitian dilakuan selama 5
beberapa unsur hara tanah (Sanchez minggu.
dan Jama, 2000). Rancangan percobaan yang
Berdasarkan hal tersebut maka digunakan yaitu Rancangan Acak
tujuan penelitian ini adalah Lengkap (RAL), dengan satu faktor
mengetahui pertumbuhan tanaman yaitu perlakuan pemberian kompos
sawi hijau (Brassica juncea L.) yang berbahan dasar daun paitan (Tithonia
diberi perlakuan kompos berbahan diversifolia) dengan dosis : Kontrol :
dasar daun paitan (Tithonia 2,5 kg tanah (tanpa kompos), A1 : 0,25
diversifolia) dan mengetahui dosis kg, A2 : 0,5 kg, A3 : 0,75 kg, A4 : 1 kg,

40
ISTAROFAH DAN SALAMAH, Pertumbuhan Tanaman Sawi

dan A5: 1,25 kg kompos. Masing – (Tithonia diversifolia) yang berbeda-


masing perlakuan 4 kali ulangan. beda memberikan perbedaan yang
Analisis data dilakukan dengan nyata terhadap pertambahan tinggi
menggunakan analisis varians total tanaman sawi hijau (Brassica
(ANAVA), dilanjutkan dengan uji BNT juncea L.) ditunjukkan dengan nilai F
(Beda Nyata Terkecil) pada taraf 5%. hitung (3,20) > F tabel (2,77).
Sedangkan hasil uji BNT menunjukkan
HASIL DAN PEMBAHASAN bahwa tidak terdapat perbedaan yang
Dari penelitian yang telah nyata antara perlakuan kontrol dan
dilakukan diperoleh data perlakuan A5, tetapi ada perbedaan
pertumbuhan tanaman sawi hijau yang nyata dengan perlakuan yang
(Brassica juncea L.). Tinggi total lain. Ini artinya ada pengaruh
tanaman diukur dari batang yang penggunaan dosis kompos berbahan
berada di atas permukaan tanah dasar daun paitan (Tithonia
sampai ujung daun terpanjang diversifolia) terhadap pertambahan
dinaikkan. Rerata tinggi total tanaman tinggi total tanaman sawi hijau
sawi hijau dapat dilihat pada Tabel 1. (Brassica juncea L.). Pada perlakuan
kontrol menunjukkan pertumbuhan
Tabel 1. Rerata Tinggi Total Tanaman Sawi yang lambat. Pada perlakuan A5
Hijau (Brassica juncea L.) Minggu ke-1 sampai
menunjukkan ketersediaan unsur hara
Minggu ke-5
Rerata tinggi total tanaman (cm)
berlimpah sehingga tidak baik untuk
Perlakuan Umur tanaman (Minggu) pertumbuhan karena menyebabkan
1 2 3 4 5 keracunan pada tanaman sawi hijau
K 5,55 9,20 13,88 18,25 22,70
A1 5,45 9,35 16,98 22,75 31,13 sehingga pertumbuhan terhambat.
A2 6,48 10,7 17,83 21,75 30,00 Pertambahan tinggi tanaman
A3 7,33 11,9 18,63 24,45 33,83
A4 5,18 9,78 15,90 21,40 30,38
yang paling baik adalah pada
A5 5,63 9,38 14,28 18,83 24,88 perlakuan A3 yaitu 33,83 cm. Hal ini
Keterangan : disebabkan karena pada perlakuan A3
K : kontrol
A1 : dosis kompos 0,25 kg mengandung cukup unsur hara
A2 : dosis kompos 0,5 kg tersedia yang dapat meningkatkan
A3 : dosis kompos 0,75 kg
pertumbuhan tanaman sawi hijau
A4 : dosis kompos 1 kg
A5 : dosis kompos 1,25 kgs sehingga memberikan pengaruh yang
paling baik terhadap tinggi total
Berdasarkan Tabel 1. dapat tanaman.
diketahui bahwa seiring dengan Rerata jumlah daun tanaman
meningkatnya umur tanaman sawi sawi hijau (Brassica juncea L.) dapat
hijau, maka ada kecenderungan dilihat pada Tabel 2.
semakin meningkatnya tinggi
Tabel 2. Rerata Jumlah Daun Tanaman Sawi
tanaman. Dari hasil di atas terlihat Hijau (Brassica juncea L.) Minggu ke-1 sampai
bahwa tinggi total tanaman sawi hijau Minggu ke-5
pada perlakuan A3 yaitu dosis Rerata jumlah daun tanaman
(helai)
kompos 0,75 kg menunjukkan hasil Perlakuan
Umur tanaman (Minggu)
yang lebih baik jika dibandingkan 1 2 3 4 5
K 3,75 5,00 6,50 6,25 6,75
dengan perlakuan lain. A1 3,75 5,50 6,50 6,50 7,25
Berdasarkan uji ANAVA pada A2 4,25 6,00 7,25 7,25 8,50
taraf signifikan 5% pemberian dosis A3 4,00 6,00 7,75 8,25 10,25
A4 4,00 5,25 6,75 7,00 8,75
kompos berbahan dasar daun paitan A5 4,00 5,50 7,00 7,25 8,50

41
Bio-Site. Vol.3 (1) Hal: 39 – 46

Berdasarkan Tabel 2. terlihat sawi hijau untuk semua perlakuan.


bahwa rerata jumlah daun pada Pertumbuhan panjang daun sawi hijau
perlakuan A3 yaitu dosis kompos 0,75 pada perlakuan A3 menunjukkan hasil
kg menunjukkan hasil yang lebih baik yang lebih baik jika dibandingkan
jika dibandingkan dengan perlakuan dengan perlakuan lain.
yang lain. Berdasarkan uji ANAVA
Berdasarkan uji ANAVA menunjukkan bahwa Fhitung (3,67) >
diketahui bahwa nilai F hitung (2,95) > Ftabel (2,77) artinya bahwa
F tabel (2,77) artinya bahwa penggunaan kompos berbahan dasar
penggunaan kompos berbahan dasar daun paitan (Tithonia diversifolia)
daun paitan (Tithonia diversifolia) dengan dosis yang berbeda
dengan dosis yang berbeda menunjukkan beda nyata antar
menunjukkan adanya beda nyata antar perlakuan terhadap panjang daun
perlakuan terhadap jumlah daun tanaman sawi hijau. Hasil uji BNT
tanaman sawi hijau. Hasil uji BNT menunjukkan tidak terdapat
menunjukkan bahwa pemberian perbedaan yang nyata antara
kompos pada perlakuan A3 berbeda perlakuan A2 dan A3, tetapi ada
nyata dengan perlakuan lainnya. Hal perbedaan yang nyata dengan
ini disebabkan karena pada perlakuan perlakuan lain. Ini artinya ada
A3 mengandung unsur hara nitrogen pengaruh pemberian dosis kompos
dan kalium yang cukup untuk berbahan dasar daun paitan (Tithonia
merangsang pertumbuhan daun, diversifolia) terhadap pertambahan
dimana unsur hara nitrogen dan ukuran panjang daun tanaman sawi
kalium berperan dalam memperkuat hijau. Perlakuan A3 menunjukkan
tubuh tanaman agar daun tidak rerata ukuran panjang daun yang
mudah gugur. Sesuai dengan analisis paling baik yaitu 20,43 cm tidak jauh
kompos yang telah dilakukan bahwa berbeda dengan rerata ukuran panjang
kompos berbahan dasar daun paitan daun pada perlakuan A2 yaitu 17,68
(Tithonia diversifolia) mengandung cm, hal ini disebabkan karena unsur
unsur hara N 1,76 % dan K 1,82 % hara yang tersedia pada perlakuan A2
sehingga dapat meningkatkan jumlah dan A3 cukup sehingga
daun tanaman sawi hijau. mempermudah masuknya unsur hara
Rerata panjang daun tanaman ke dalam jaringan daun. Transpot
sawi hijau (Brassica juncea L.) dapat unsur hara tersebut ke dalam tanaman
disajikan pada Tabel 3. dapat meningkatkan pertumbuhan
tanaman sawi hijau sehingga
Tabel 3. Rerata Panjang Daun Tanaman Sawi
Hijau (Brassica juncea L.) Minggu ke-1 sampai memberikan pengaruh yang baik
Minggu ke-5 terhadap ukuran panjang daun
Rerata Panjang daun tanaman (cm) tanaman.
Perlakuan Umur tanaman (Minggu)
1 2 3 4 5 Berdasarkan Tabel 3. rerata
K 1,64 4,64 9,03 10,66 12,50 ukuran panjang daun terkecil adalah
A1 1,82 4,88 10,71 13,31 15,96
A2 2,26 6,47 12,38 14,25 17,68
pada perlakuan kontrol yaitu 12,50
A3 2,71 7,09 12,43 16,00 20,43 cm. Hal ini terjadi karena kurangnya
A4 1,69 4,87 10,18 12,40 16,75
unsur hara yang tersedia dalam tanah
A5 1,48 4,80 9,23 11,13 13,83
akibat tidak adanya perlakuan
Tabel 3. menunjukkan adanya pemberian dosis kompos ke dalam
pertambahan panjang daun tanaman

42
ISTAROFAH DAN SALAMAH, Pertumbuhan Tanaman Sawi

tanah. Selain itu tanaman yang (Tithonia diversifolia) dengan dosis


ditanam pada perlakuan kontrol hanya yang berbeda menunjukkan beda
mengandalkan nutrisi yang terdapat nyata antar perlakuan terhadap
dalam tanah saja, sedangkan rerata ukuran lebar daun tanaman sawi
ukuran panjang daun paling baik hijau.
adalah pada perlakuan A3 karena Hasil uji BNT menunjukkan
pada perlakuan ini ketersediaan unsur bahwa perlakuan K (kontrol), A4 dan
haranya cukup untuk meningkatkan A5 berbeda nyata dengan perlakuan
panjang daun sehingga dapat A1 dan A2, dan perlakuan A1 dan A2
merangsang ukuran panjang daun berbeda nyata dengan perlakuan A3.
secara keseluruhan. Pada Perlakuan A3 merupakan dosis
Menurut Dwijoseputro (1994) yang paling baik untuk pertumbuhan
menyatakan bahwa pertumbuhan lebar daun. Hal ini disebabkan karena
merupakan suatu proses pertambahan kandungan unsur N yang terdapat
masa yang menjadikan sel bertambah dalam kompos dapat membantu
besar. Dengan adanya pemberian dosis dalam pertumbuhan lebar daun pada
kompos berbahan dasar daun paitan tanaman sawi hijau. Menurut Lakitan
(Tithonia diversifolia) yang (2007), menyatakan bahwa nitrogen
mengandung banyak unsur hara yang merupakan komponen penyusun dari
dibutuhkan untuk pertumbuhan banyak senyawa esensial bagi
vegetatif tanaman sehingga dapat tumbuhan, yang terkandung dalam
mempengaruhi proses pembelahan sel klorofil. Adanya unsur nitrogen
dan sel bertambah besar. tersebut dapat merangsang
Rerata lebar daun tanaman pembentukan hijau daun yang sangat
sawi hijau (Brassica juncea L.) dari penting untuk proses fotosintesis.
minggu ke-1 sampai minggu ke-5 Tidak adanya unsur N dalam tanah
dapat dilihat pada Tabel 4. menjadi pengaruh yang nyata
terhadap perluasan daun terutama
Tabel 4. Hasil Perhitungan terhadap Rerata
Lebar Daun Tanaman Sawi Hijau (Brassica pada lebar dan luas daun (Gardner,
juncea L.) Minggu ke-1 sampai Minggu ke 5 1991). Hal ini tidak terlepas dari
Rerata Lebar daun tanaman (cm) kandungan unsur hara yang terdapat
Perlakuan Umur tanaman (Minggu)
1 2 3 4 5 dalam kompos tersebut yang dapat
K 0,72 1,59 3,19 4,10 5,66 mempengaruhi pertambahan lebar
A1 0,86 1,84 3,69 4,84 7,37
A2 0,94 2,36 4,52 5,11 7,52
daun, selain itu pertambahan ukuran
A3 1,07 2,55 6,03 7,88 9,32 lebar daun juga terjadi karena
A4 0,84 2,06 4,13 5,18 6,36
pertumbuhan fase vegetatif yang
A5 0,76 1,79 3,32 4,32 5,90
sangat erat hubungannya dengan
Berdasarkan Tabel 4. terlihat pembelahan, pemanjangan dan
bahwa rerata lebar daun pada diferensiasi sel yang memerlukan air
perlakuan A3 yaitu dosis kompos 0,75 dan persediaan karbohidrat yang
kg menunjukkan hasil yang lebih baik cukup.
jika dibandingkan dengan perlakuan Berdasarkan Tabel 4. nampak
lain. bahwa perlakuan K (kontrol) hasil
Hasil uji ANAVA menunjukkan perhitungan rerata lebar daunnya
bahwa bahwa nilai F hitung (5,98) > F paling rendah dibandingkan dengan
tabel (2,77) artinya bahwa penggunaan perlakuan lain, hal ini disebabkan
kompos berbahan dasar daun paitan karena kandungan unsur hara yang

43
Bio-Site. Vol.3 (1) Hal: 39 – 46

terdapat pada perlakuan kontrol tidak terkandung di dalam organ-organ


tersedia untuk pertumbuhan lebar tanaman rendah.
daun tanaman sawi hijau. Karena Berdasarkan Tabel 5. rerata
perlakuan kontrol hanya berisi tanah berat basah tanaman paling baik
saja, sehingga tanaman sawi hijau adalah pada perlakuan A3 (dosis
kekurangan unsur hara. kompos 0,75 kg) karena pada
Rerata berat basah tanaman perlakuan A3 memiliki rerata tinggi
sawi hijau (Brassica juncea L.) dapat total tanaman dan jumlah daun yang
dilihat pada Tabel 5. paling tinggi jika dibandingkan
dengan perlakuan lainnya, semakin
Tabel 5. Hasil Perhitungan terhadap Rerata
Berat Basah Tanaman Sawi Hijau (Brassica banyak jumlah daun akan
juncea L.) menyebabkan mobilisasi menjadi lebih
Perl
Berat Basah Tanaman lancar sehingga hasil proses
Jumlah

Rerata

(gram)
(cm)

(cm)

aku fotosintesis akan terjadi pembentukan


an Ulangan
1 2 3 4 karbohidrat. Pada perlakuan A3 (dosis
K 32,0 8,7 18,1 10,3 69,1 17,28 kompos 0,75 kg) merupakan dosis
A1 34,8 12,3 23,3 13,8 84,2 21,05
yang sesuai untuk pertumbuhan
A2 18,5 25,1 26,0 20,5 90,1 22,53
A3 37,2 35,4 44,6 40,6 157,8 39,45 tanaman sawi hijau, unsur hara yang
A4 32,0 17,9 25,3 16,7 91,9 22,98 terkandung dalam kompos berbahan
A5 15,4 17,5 18,6 26,7 78,2 19,55 dasar daun paitan (Tithonia
diversifolia) seperti N, P dan K
Dari Tabel 5. terlihat bahwa memberikan pengaruh yang baik
parameter berat basah pada perlakuan terhadap pertumbuhan tanaman sawi
dosis kompos berbahan dasar daun hijau sehingga dapat meningkatkan
paitan (Tithonia diversifolia), pada pertumbuhan tanaman sawi hijau
perlakuan A3 menunjukkan berat secara keseluruhan, sesuai dengan uji
basah yang paling tinggi dibandingkan analisis yang telah dilakukan bahwa
dengan perlakuan yang lain. kompos berbahan dasar daun paitan
Berdasarkan uji ANAVA (Tithonia diversifolia) mengandung
menunjukkan bahwa ada beda nyata unsur hara N 1,76 %, P 0,22 % dan K
terhadap pertambahan berat basah 1,82 %.
tanaman sawi hijau dengan nilai F Hal tersebut didukung
hitung (4,65) > F tabel (2,77). pendapat Dwidjoseputro (1994) bahwa
Uji BNT menunjukkan bahwa pertumbuhan tanaman sangat
dosis kompos berbahan dasar daun dipengaruhi oleh unsur hara dalam
paitan (Tithonia diversifolia) terhadap tanah dimana tanaman itu tumbuh.
berat basah tanaman sawi hijau Unsur hara yang cukup akan
menunjukkan bahwa pada perlakuan mendukung pertumbuhan tanaman
A3 (dosis kompos 0,75 kg) berbeda dengan baik. Pertumbuhan tanaman
nyata dengan perlakuan lain. yang baik merupakan faktor
Perlakuan kontrol memiliki rerata pendukung bagi tanaman untuk
berat basah terendah yaitu 17,28 melakukan fotosintesis dan
gram. Hal ini terjadi karena pada menghasilkan karbohidrat yang
perlakuan kontrol rerata tinggi total banyak. Karbohidrat mempunyai
tanaman dan jumlah daunnya juga fungsi dalam tanah sebagai subtrat
paling rendah, sehingga proses respirasi, dan sebagai bahan struktural
fotosintesis dan jumlah air yang

44
ISTAROFAH DAN SALAMAH, Pertumbuhan Tanaman Sawi

penyusun sel sehingga dengan Berdasarkan uji ANAVA


demikian akan mempengaruhi berat menunjukkan bahwa pemberian dosis
basah tanaman. kompos berbahan dasar daun paitan
Berat basah selain ditentukan (Tithonia diversifolia) yang berbeda
oleh banyaknya daun untuk proses menunjukkan beda nyata antar
fotosintesis juga dipengaruhi oleh perlakuan terhadap pertambahan
ketersediaan unsur hara optimal di berat kering tanaman sawi hijau
dalam tanah yang diserap oleh akar. ditunjukkan dengan nilai F hitung
Berat basah tanaman yang meningkat (3,49) > F tabel (2,77).
dikarenakan tanaman mengandung Hasil uji BNT menunjukkan
protoplasma, yang berfungsi sebagai bahwa tidak terdapat perbedaan yang
penyimpan air dan CO2. Protoplasma nyata antara perlakuan A2 dengan A3,
dapat mengikat banyak air sehingga tetapi ada perbedaan yang nyata
berat basah akan naik pula. Sehingga dengan perlakuan yang lain. Pada
pada perlakuan A3 (dosis kompos 0,75 perlakuan A3 (dosis kompos 0,75 kg)
kg) mampu meningkatkan daya ikat memberikan berat kering yang lebih
air dan menyerap unsur hara oleh akar tinggi dari pada perlakuan lain, karena
dan menyebabkan kapasitas pada perlakuan tersebut mengalami
penyerapan lebih baik dibandingkan pertumbuhan terbaik dengan tinggi
dengan perlakuan yang lain. total tanaman, ukuran lebar daun,
Rerata berat kering tanaman panjang daun dan jumlah daun
sawi hijau pada minggu ke-5 dapat terbanyak sehingga unsur hara yang
dilihat pada Tabel 6. ada dalam kompos cukup untuk
kebutuhan tanaman dan proses
Tabel 6. Hasil Perhitungan Rerata Berat Kering fotosintesis dapat berlangsung secara
Tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea L.) pada
cepat. Hasil dari fotosintesis tersebut
Minggu ke-5
dapat disimpan di organ-organ
Berat Kering Tanaman
Juml Rata- tanaman sehingga berat kering
Perla (gram)
ah Rata
kuan Ulangan tanaman meningkat.
1 2 3 4 Disamping berat basah, proses
K 1,46 0,18 0,44 0,23 2,31 0,58
A1 2,23 0,63 1,33 0,43 4,62 1,16 metabolisme juga dapat ditentukan
A2 1,20 1,33 1,70 1,45 5,68 1,42 dari berat kering tanaman, oleh karena
A3 1,30 1,56 2,75 2,47 8,08 2,02 itu berat kering juga merupakan
A4 1,67 1,11 1,25 0,73 4,76 1,19 bagian dari kualitas tanaman. Dari
A5 0,40 0,68 0,82 1,12 3,02 0,76
Tabel 18. dapat dilihat bahwa tanaman
Dari Tabel 6. dapat dilihat yang memiliki rerata berat kering
bahwa penggunaan dosis kompos tertinggi adalah pada perlakuan A3
berbahan dasar daun paitan (Tithonia (dosis kompos 0,75 kg) yaitu dengan
diversifolia) yang berbeda-beda antar rerata 2,02 gram. Hal ini disebabkan
perlakuan memberikan pengaruh yang karena pada perlakuan tersebut
berbeda pula terhadap berat kering mengalami pertumbuhan terbaik
tanaman. Perlakuan A3 memberikan dengan tinggi total tanaman dan
pengaruh paling baik terhadap berat jumlah daun terbanyak sehingga
kering tanaman, sedangkan berat proses metabolisme seperti
kering paling rendah terdapat pada fotosintesis dapat berlangsung cepat
perlakuan K (kontrol). dan hasil dari fotosintesis dapat
disimpan di organ-organ tanaman,

45
Bio-Site. Vol.3 (1) Hal: 39 – 46

terjadi penimbunan yang lebih banyak DAFTAR PUSTAKA


terutama di batang, sehingga berat Ardi, Dasril Jahja dan Wenny. 2003.
kering tanamanpun akan meningkat. ”Substitusi Nitrogen dari Urea
Pertumbuhan tanaman yang baik dengan Tithonia (Tithonia
berhubungan dengan ketersediaan diversifolia) dan Pengaruhnya
unsur hara yang terkandung dalam Terhadap Pertumbuhan Gambir
kompos seperti N, P dan K. (Uncaria gambir Roxb.) Muda”.
Berdasarkan uji analisis kompos yang Jurnal Stigma. Vol. XI, no. 3,
telah dilakukan bahwa kompos ISSN 0853-3776.
berbahan dasar daun paitan (Tithonia Cahyono, Bambang. 2003. Teknik dan
diversifolia) mengandung unsur hara N Strategi Budi Daya Sawi Hijau.
1,76 %, P 0,22 % dan K 1,82 % sehingga Yogyakarta: Yayasan Pustaka
dapat meningkatkan pertumbuhan Nusatama.
tanaman secara keseluruhan dan Dwidjoseputro, G. 1994. Pengantar
mempengaruhi berat kering tanaman. Fisiologi Tumbuhan. Jakarta:
Menurut Lakitan (1996) berat P.T Gramedia
kering tanaman mencerminkan Gardner, FP. Fearce B.R dan Mitchel.
akumulasi senyawa-senyawa yang 1991. Fisiologi Tanaman
berhasil disintesis tanaman dari Budidaya (Terjemah). Edisi 1.
senyawa anorganik terutama air dan Jakarta: Universitas Indonesia.
karbondioksida serta unsur hara yang Gusnindar dan Teguh Budi Prasetyo.
telah diserap akar sehingga 2006. “Pengaruh Ketinggian Air
memberikan kontribusi terhadap dan Input Pemupukan
pertambahan berat kering tanaman. terhadap Produksi Biomassa
dan Hara Tithonia di Pematang
KESIMPULAN Sawah”. Jurnal Tanah Tropik.
Berdasarkan hasil penelitian Vol. XII, No. 1, 2006: 1-9, ISSN
dapat disimpulkan bahwa: 0852-257X.
1. Pertumbuhan tanaman sawi hijau Gusnindar dan Teguh Budi Prasetyo.
(Brassica juncea L.) dengan 2008.”Pemanfaatan Tithonia
pemberian kompos berbahan Diversifolia pada Tanah Sawah
dasar daun paitan (Tithonia yang Dipupuk P Secara Starter
diversifolia) pada berbagai dosis terhadap Produksi serta
menunjukkan pertumbuhan Serapan Hara N, P, dan K
tanaman yang berbeda-beda. Tanaman Padi”. Jurnal Tanah
2. Dosis kompos berbahan dasar Tropik. Vol. 13, No. 3, 2008:
daun paitan (Tithonia diversifolia) 209-216 ISSN 0852-257X.
yang paling optimum untuk Hartatik, Wiwik. 2007. “Tithonia
pertumbuhan tanaman sawi hijau diversifolia Sumber Pupuk
(Brassica juncea L.) adalah dosis Hijau”. Jurnal Penelitian Tanah.
kompos 0,75 kg (perlakuan A3) Vol. 29, No. 5.
dalam media 2,5 kg.

46

Anda mungkin juga menyukai