Anda di halaman 1dari 8

MALARIA

DEFINISI
Malaria (Italian) = bad air.
Malaria is an infection of red blood cells caused by parasite of the genus Plasmodium.
Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasite Plasmoudium yang hidup dan
berkembang biak dalam sel darah merah manusia. Penyakit ini secara alami ditularkan melalui
gigitan nyamuk anopheles betina.

EPIDEMIOLOGI
 Malaria is endemic in 109 countries and is found throughout the tropics.

 Malaria masih ditemukan di seluruh provinsi di Indonesia  paling banyak di Papua dan
NTT
 Wilayah Indonesua bagian timur masuk ke dalam stratifikasi malaria tinggi.
 Kalimantan, Sulawesi, dan sumatera berada di stratifikasi sedang
 Jawa-bali  stratifikasi rendah
 Jenis Plasmodium yang banyak ditemukan di Indonesia adalah P. falciparum dan P. vivax,
sedangkan P. malariae dapat ditemukan di beberapa provinsi antara lain: Lampung, NTT,
dan Papua. P. ovale pernah ditemuka di NTT dan Papua.
ETIOLOGI
The Parasite
 The malaria parasite is a mosquito-transmitted protozoan.
 Plasmodia are sporozoan parasites of red blood cells transmitted to animals (mammals,
birds, reptiles) by the bites of mosquitoes.
 Protozoan parasites of the phylum Apicomplexa contain three genetic elements: the
nuclear and mitochondrial genomes characteristic of virtually all eukaryotic cells and a 35-
kilobase circular extrachromosomal DNA  encodes a vestigial plastid called the
Apicoplast.

 Dikenal 5 macam spesies yang menyebabkan malaria pada manusia, yaitu: P. falciparum,
P. vivax, P. ovale, P. malariae, dan P. knowlesi.
The Vector

 Nyamuk Anopheles sp adalah nyamuk vektor penyakit malaria.


 Di dunia kurang lebih terdapat 460 spesies yang sudah dikenali, 100 diantaranya mepunyai
kemampuan menularkan malaria dan 30-40 merupakan host dari parasite Plasmodium
yang merupakan penyebab malaria di daerah endemis penyakit malaria.
 Di Indonesia  25 spesies nyamuk Anopheles yang mampu menularkan penyakit Malaria
 Mencakup 4 spesies :
Anopheles balabacensis
Anopheles gambiae
Anopheles stephensi
Anopheles maculatus
 Anopheles gambiae adalah paling terkenal akibat peranannya sebagai penyebar parasit
malaria dalam kawasan endemik di Afrika, sedangkan Anopheles sundaicus adalah
penyebar malaria di Asia.
 Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Hexapoda / Insecta
Sub Class : Pterigota
Ordo : Diptera
Familia : Culicidae
Sub Famili : Anophellinae
Genus : Anopheles
 Morfologi:
Morfologi nyamuk anopheles berbeda dari nyamuk culex.
o Telur anopheles diletakkan satu persatu di atas permukaan air sehingga seperti
membentuk perahu yang bagian bawahnya konveks, bagian atasnya konkaf dan
mempunyai sepasang pelampung pada lateral.
o Larva anopheles tampak mengapung sejajar dengan permukaan air, spirakel pada
posterior abdomen, tergel plate pada tengah sebelah dorsal abdomen dan
sepasang bulu palma pada lateral abdomen.
o Pupa anopheles mempunyai tabung pernafasan berbentuk seperti trompet yang
lebar dan pendek , digunakan untuk mengambil oksigen dari udara
o Nyamuk dewasa pada jantan memiliki ruas palpus bagian apikal berbentuk gada
(club form) pada betina ruasnya mengecil. Sayap bagian pinggir (kosta dan vena I )
ditumbuhi sisik-sisik sayap berkelompok membentuk belang hitam putih, ujung
sayap membentuk lengkung. Bagian posterior abdomennya melancip.
 Bionomik ( Perilaku Nyamuk )
o Perilaku saat menghisap darah
Hanya nyamuk betina yang sering menghisap darah. nyamuk Anopheles sering
menghisap darah diluar rumah dan suka menggigit diwaktu senja sampai dini hari
(Eksofagik) serta mempunyai jarak terbang sejauh 1,6 Km sampai dengan 2 Km. Waktu
antara nyamuk menghisap darah yang mengandung Gametosit sampai mengandung
sporozoit dalam kelenjar liurnya, disebut masa tunasekstrinsik. Sporozoit adalah
bentuk infektif.
o Untuk terjadi penularan penyakit malaria harus ada empat faktor yaitu:
1. Parasit (agent / penyebab penyakit malaria)
2. Nyamuk Anopheles (vektor malaria)
3. Manusia (host intermediate)
4. Lingkungan (environment)
o Perilaku pada waktu hinggap dan beristirahat
Nyamuk Anopheles lebih suka hinggap di batang-batang rumput, di alam atau luar
rumah (Eksofilik) yaitu tempat-tempat lembab, terlindung dari sinar matahari, gelap.
o Perilaku pada saat berkembang biak (Breeding Place)
Nyamuk Anopheles dapat berkembang biak ditempat-tempat yang airnya tergenang
seperti sawah, irigasi yang bagian tepinya banyak ditumbuhi rumput dan tidak begitu
deras airnya.
 Siklus Hidup Nyamuk Anopheles
Nyamuk Anopheles mempunyai siklus hidup , yang termasuk dalam metamorfosa
sempurna. Yang berarti dalam siklus hidupnya terdapat stage/fase pupa. Telur ke larva
mengalami pengelupasan kulit/eksoskelet 4 kali) lalu pupa dan menjadi nyamuk dewasa
Waktu pertumbuhan 2 sampai 5 minggu tergantung pada spesies, makanan yang tersedia,
dan suhu udara.

Transmission
 Malaria may also be transmitted by blood transfusion, transplantation, or through needle-
sharing among intravenous drug addicts.
 Utamanya lewat gigitan nyamuk Anopheles. Malaria transmission doesn’t occur at
temperatures below 16⁰C or above 33⁰C, and at altitudes >2000 m because development
in mosquito (sporogony) cannot take place.
 The optimum conditions for transmission are high humidity and an ambient temperature
between 20 - 30⁰C.

JENIS MALARIA
1. Malaria Falciparum
Disebabkan oleh Plasmodium falciparum. Gejala demam timbul intermiten dan dapat
kontinu. Jenis malaria ini paling sering menjadi malaria berat yang menyebabkan kematian.
2. Malaria Vivax
Disebabkan oleh Plasmodium vivax. Gejala demam berulang dengan interval bebas demam
2 hari. Telah ditemukan juga kasus malaria berat yang disebabkan oleh plasmodium vivax.
3. Malaria Ovale
Disebabkan oleh Plasmodium ovale. Manifestasi klinis biasanya bersifat ringan. Pola
demam seperti pada malaria vivax.
4. Malaria Malariae
Disebabkan oleh plasmodium malaria. Gejala demam berulang dengan interval bebas
demam 3 hari.
5. Malaria Knowlesi
Disebabkan oleh plasmodium knowlesi. Gejala demam menyerupai malaria falciparum.
GEJALA KLINIS
 Gejala demam tergantung jenis malaria.
 Sifat demam akut (paroksismal) dengan trias malaria: 1. Periode dingin (menggigil) 2.
Periode pamas (demam tinggi, nadi cepat) 3. Periode berkeringat (berkeringat banyak,
suhu turun)
 Gejala klasik ini biasanya ditemukan pada penderita non imun (berasal dari daeran non
endemis).
 Gejala lain: nyeri kepala, mual muntah, diare, pegal, dan nyeri otot. Gejala tersebut
biasanya terdapat pada orang yg tinggal di daerah endemis (imun).

PATOFISIOLOGI

DIAGNOSIS
 Diagnosis malaria ditegakkan seperti diagnosis penyakit lainnya berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
 Untuk anak < 5 tahun diagnosis menggunakan MTBS, namun pada daerah endemis rendah
dan sedang dita,bhakan riwayat perjalanan ke daerah endemis dan transfuse sebelumnya.
Pada MTBS diperhatikan gejala demam dan/atau pucat untuk dilakukan pemeriksaan
sediaan darah.
 Diagnosis pasti malaria harus ditegakkan dengan pemeriksaan sediaan darah secara
mikroskopis atau uji diagnostic cepat (Rapid Diagnostic Test)
 Standar Diagnosis:
1. Setiap individu yang tinggal di daerah endemic malaria yang menderita demam atau
memiliki riwayat demam dalam 48 jam terakhir atau tampak anemi; wajib diduga
malaria tanpa mengesampingkan penyebab demam yang lain.
2. Setiap individu yang tinggal di daerah nonendemik malaria yang menderita demam
atau riwayat demam dalam 7 hari terakhir dan memiliki risiko tertular malaria; wajib
diduga malaria. Risiko tertular malaria termasuk: riwayat bepergian ke daerah endemic
malaria di lingkungan tempat tinggal penderita.
3. Setiap penderita yang diduga malaria harus diperiksa darah malaria dengan mikroskop
atau RDT.
4. Untuk mendapatkan pengobatan yang cepat maka hasil diagnosis malaria harus
didapatkan dalam waktu kurang dari 1 hari terhitung sejak pasien memeriksakan diri.
 Anamnesis:
o Keluhan: demam, menggigil, berkeringat dan dapat disertai sakit kepala, mual muntah,
diare, dan nyeri otot/pegal.
o Riwayat sakit malaria dan riwayat minum obat malaria.
o Riwayat berkunjung ke daerah endemis malaria.
o Riwayat tinggal di daerah endemis malaria.
 Pemeriksaan Fisik:
o Suhu tubuh aksila ≥37,5⁰C
o Konjungtiva atau telapak tangan pucat
o Sclera ikterik
o Pembesaran limpa (splenomegali)
o Pembesaran hati (hepatomegali)
 Pemeriksaan Penunjang:
o Pemeriksaan dengan mikroskop
Pemeriksaan sediaan darah (SD) tebal dan tipis di
Puskesmas/lapangan/RS/laboratorium klinik untuk menentukan:
a. Ada tidaknya parasit malaria (positif atau negatif)
b. Spesies dan stadium plasmodium
c. Kepadatan parasit
o Pemeriksaan dengan uji diagnostic cepat (Rapid Diagnostic Test)
Mekanisme kerja tes ini berdasarkan deteksi antigen parasite malaria, dengan
menggunakan metode imunokromatografi. Sebelum menggunakan RDT perlu dibaca
petunjuk dan tanggal kadaluarsanya. Pemeriksaan dengan RDT tidak digunakan untuk
mengevaluasi pengobatan.

Diagnosis malaria berat ditegakkan berdasarkan kriteria WHO.


 Diagnosis Malaria Berat
Malaria berat adalah ditemukannya plasmodium falciparum stadium aseksual dengan minimal
satu dari manifestasi klinis atau didapatkan temuan hasil laboratorium (WHO, 2015):
1. Perubahan kesadaran (GCS <11)
2. Kelemahan otot (tak bias duduk/berjalan)
3. Kejang berulang lebih dari 2 episode dalam 24 jam
4. Distress pernafasan
5. Gagal sirkulasi atau syok: CRT > 3 s, tekanan sistolik < 80 mmHg (pada anak <70 mmHg)
6. Jaundice (bilirubin >3mg/dL dan kepadatan parasite > 100.000)
7. Hemoglobinuria
8. Perdarahan spontan abnormal
9. Edema paru (radiologi, sat O2 <92%)
Gambaran laboratorium:
1. Hipoglikemia (gula darah <40 mg%)
2. Asidosis metabolic (bikarbonat plasma <15 mmol/L)
3. Anemia berat (Hb <5 gr% untuk endemis tinggi, <7gr% untuk endemis sedang-rendah_,
pada dewasa Hb <7 gr% atau Ht <15%)
4. Hiperparasitemia (parasite >2% eritrosit atau 100.000 parasit/µL di daerah endemis
rendah atau >5% eritrosit atau 100.000 parasit / µL di daerah endemis tinggi)
5. Hiperlaktemia (asam laktat >5 mmol/L)
6. Hemoglobinuria
7. Gangguan fungsi ginjal (kreatinin serum > 3mg%)

TATALAKSANA

KOMPLIKASI

PROGNOSIS

PENCEGAHAN

Anda mungkin juga menyukai