Anda di halaman 1dari 5

Dasar Teori

Protein adalah suatu makromolekul yang tersusun atas molekul-molekul asam amino
yang berhubungan satu dengan yang lain melalui suatu ikatan yang dinamakan ikatan
peptida. Sejumlah besar asam amino dapat membentuk suatu senyawa protein yang memiliki
banyak ikatan peptida, karena itu dinamakan polipeptida. Secara umum protein berfungsi
dalam sistem komplemen, sumber nutrisi, bagian sistem buffer plasma, dan mempertahankan
keseimbangan cairan intra dan ekstraseluler. Berbagai protein plasma terdapat sebagai
antibodi, hormon, enzim, faktor koagulasi, dan transport substansi khusus.
Protein-protein kebanyakan disintesis di hati. Hepatosit-hepatosit mensintesis fibrinogen,
albumin, dan 60 – 80 % dari bermacam-macam protein yang memiliki ciri globulin.
Globulin-globulin yang tersisa adalah imunoglobulin (antibodi) yang dibuat oleh sistem
limforetikuler.
Penetapan kadar protein dalam serum biasanya mengukur protein total, dan albumin
atau globulin. Ada satu cara mudah untuk menetapkan kadar protein total, yaitu berdasarkan
pembiasan cahaya oleh protein yang larut dalam serum. Penetapan ini sebenarnya mengukur
nitrogen karena protein berisi asam amino dan asam amino berisi nitrogen.
Total protein terdiri atas albumin (60%) dan globulin (40%). Bahan pemeriksaan yang
digunakan untuk pemeriksaan total protein adalah serum. Bila menggunakan bahan
pemeriksaan plasma, kadar total protein akan menjadi lebih tinggi 3 – 5 % karena pengaruh
fibrinogen dalam plasma.

Fungsi Albumin
Mengusung hormon tiroid
Mengusung hormon lain, khususnya yang dapat larut dalam lemak
Mengusung asam lemak menuju hati
Mengusung obat-obatan dan memperpendek waktu paruh obat tersebut
Mengusung bilirubin

Penurunan Kadar Albumin : sirosis hati, gagal ginjal akut, luka bakar yang parah,
malnutrisi berat, preeklampsia, gangguan ginjal, malignansi
tertentu, kolitis ulseratif, enteropati kehilangan protein,
malabsorbsi. Pengaruh obat : penisilin, sulfonamid, aspirin,
asam askorbat.
Peningkatan Kadar Albumin : dehidrasi, muntah yang parah, diare berat. Pengaruh obat :
heparin.

Albumin merupakan protein plasma yang paling tinggi jumlahnya sekitar 60% dan
memiliki berbagai fungsi yang sangat penting bagi kesehatan yaitu pembentukan jaringan sel
baru, mempercepat pemulihan jaringan sel tubuh yang rusak serta memelihara keseimbangan
cairan di dalam pembuluh darah dengan cairan di rongga interstitial dalam batas-batas
normal, kadar albumin dalam darah 3,5-5 g/dl (Rusli, et all, 2011).
Albumin (bahasa Latin: albus, white) adalah istilah yang digunakan untuk merujuk ke
segala jenis protein monomer yang larut dalam air dan larutan garam, dan mengalami
koagulasi saat terpapar panas. Substansi yang mengandung albumin, seperti putih telur,
disebut albuminoid.Albumin merupakan protein plasma yang paling banyak dalam tubuh
manusia, yaitu sekitar 55-60% dari protein serum yang terukur. Albumin terdiri dari rantai
polipeptida tunggal dengan berat molekul 66.4 kDa dan terdiri dari 585 asam amino. Pada
molekul albumin terdapat 17 ikatan dislufida yang menghubungkan asam-asam amino yang
mengandung sulfur. Molekul albumin berbentuk elips sehingga bentuk molekul seperti itu
tidak akan meningkkatkan viskositas plasma dan terlarut sempurna (Medicinus. 2008).

Proses Terbentuknya Albumin


Albumin pada umumnya dibentuk di hati. Hati menghasilkan sekitar 12 gram albumin
per hari yang merupakan sekitar 25% dari total sintesis protein hepatic dan separuh dari
seluruh protein yang diekskresikan organ tersebut. Albumin pada mulanya disintesis sebagai
preprotein. Peptida sinyalnya dilepaskan ketika preprotein melintas kedalam sinterna
reticulum endoplasma kasar, dan heksa peptide pada ujung terminal-amino yang dihasilkan
itu kemudian dipecah lebih lanjut disepanjang lintasan skreotik. Albumin dapat ditemukan
dalam putih telur dan darah manusia. Golongan protein ini paling banyak dijumpai pada telur
(albumin telur), darah (albumin serum), dalam susu (laktalbumin). Berat molekul albumin
plasma manusia 69.000, albumin telur 44.000, dalam daging mamalia 63.000.
Dalam tubuh manusia dewasa albumin disintesa oleh hati sekitar 100-200 mikrogram
per gram jaringan hati per hari. Asam-asam amino tertentu seperti triptofan, arginin, trisin,
fenilalanin, glutamin, alanin, treonin dan prolin dapat merangsang proses sintesa albumin.
Albumin pada manusia terutama banyak mengandung asam aspartat dan glutamat dan sangat
sedikit triptofan. Sintesa albumin dalam sel hati dilakukan dalam dua tempat, pertama pada
polisom bebas dimana dibentuk albumin untuk keperluan intravaskuler. Kedua, poliribosom
yang berkaitan dengan retikulum endoplasma dimana dibentuk albumin untuk didistribusikan
ke seluruh tubuh.
Albumin diproduksi oleh hati dalam bentuk prealbumin. Prealbumin didistribusikan
secara vaskuler dalam plasma dan secara ekstravaskuler dalam kulit, otot, dan beberapa
jaringan lain. Sintesa albumin dipengaruhi beberapa faktor, yaitu nutrisi terutama asam
amino, hormon dan adanya suatu penyakit. Asam amino yang dapat merangsang terjadinya
sintesa albumin adalah triptofan, arginin, ornitin, lisin, fenilalanin, treonin dan prolin.
Sedangkan hormon yang dapat merangsang sintesa albumin adalah tiroid, hormon
pertumbuhan, insulin, adrenokortikotropik, testosteron, dan korteks adrenal. Adapun yang
dapat menghambat sintesa albumin adalah alkohol serta adanya suatu penyakit yang
mengakibatkan gangguan sintesa albumin seperti pada seseorang penderita penyakit hati
kronis, ginjal, dan kekurangan gizi seperti kwashiorkor .

Darah yang mengandung albumin diperoses di ginjal. Difiltrasi


diglomerulus,peningkatan permeabilitas ditingkat glomerulus yang menyebabkan albumin
lolos kedalam fitrat glomerulus. Albumin ada yang di yang digunakan kembali diabsorbsi
tubulus kontortus proksimal, dan lengkung Henle, oleh sel-sel epitel dan disebar keseluruh
tubuh melalui pembuluh darah dan bahan-bahan yang tidak digunakan lagi diekskresi melalui
saluran kemih.

Fungsi Albumin
1. Mempertahankan tekanan onkotik plasma agar tidak terjadi asites.
2. Membantu metabolisme dan transportasi berbagai obat-obatan dan senyawa endogen
dalam tubuh terutama substansi lipofilik.
3. Anti-inflamasi.
4. Membantu keseimbangan asam basa karena banyak memiliki anoda bermuatan listrik.
5. Antioksidan dengan cara menghambat produksi radikal bebas eksogen oleh leukosit
polimorfonuklear.
6. Mempertahankan integritas mikrovaskuler sehingga dapat mencegah masuknya
kuman-kuman usus kedalam pembuluh darah, agar tidak terjadi peritonitis bakterialis
spontan.
7. Memiliki efek antikoagulan dalam kapasitas kecil melalui banyak gugus bermuatan
negatif yang dapat mengikat gugus bermuatan positif pada antitrombin III (heparin
like effect). Hal ini terlihat pada korelasi negatif antara kadar albumin dan kebutuhan
heparin pada pasien heemodialis.
8. Inhibisi agregrasi trombosit.

Peranan albumin dalam darah adalah menjaga tekanan osmotik dari cairan koloid
plasma, sebagai alat pengangkut dan memperbaiki kadar bilirubin, sebagai alat pengangkut
asam lemak dan bahan metabolit lain seperti hormon dan enzim. Dengan demikian albumin
sering kali dipakai pada penelitian karena kemampuan mempertahankan tekanan osmotik,
sebagai plasma expander dan kemampuannya sebagai pengikat berbagai bahan toksik,
termasuk bilirubin serta logam berat, serta kemampuan angkutnya dalam mengangkut asam
lemak, bahan metabolit, hormon serta enzim, sebagai antioksidan dan buffer.

DAFTAR PUSTAKA

Murray, R. K. 2006. Plasma Protein & Immunoglobulins. In: Murray, R.K. Granner, D.K., Rodwel, V.
W. (eds). Harper’s Illustrated Biochemistry. McGraw-Hill. New York.
Medicinus. 2008.http://publish_upload080711257643001215763044_FA_MEDIC INUS.
Diakses pada tanggal 23 Maret 2011 pada pukul 20.13 WIB.

Sacher,Ronald A. 2004. Tinjauan klinis hasil pemeriksaan laboratorium. Jakarta : EGC


http://kikysaky.blogspot.co.id/2011/09/pemeriksaan-albumin-serum-metode.html

http://labkesehatan.blogspot.com/2009/12/protein-serum.html

Anda mungkin juga menyukai