Anda di halaman 1dari 5

TUGAS PSIKOLOGI KESEHATAN

Disusun Oleh:
FITRIA DAMAYANTI
1810104270

PRODI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2018 / 2019
Kasus

Seorang remaja putri, RL (14), menjadi korban pelecehan seksual yang

diduga dilakukan AM (66), penjaga sekolah. Insiden terjadi di sebuah sekolah yang

berada di Kalianyar, Tambora, Jakarta Barat.

"Pelaku telah beberapa kali menggauli korban. Terakhir pada Sabtu 30 Juli

2016 di area sekolah," ujar Kapolsek Tambora, Komisaris Muhammad Syafii,

kepada wartawan, Selasa (2/8/2016).

Dia menjelaskan, pengungkapan kasus ini berawal dari kecurigaan orang tua

korban, S (37) dan IM (30). Mereka curiga setelah mengetahui korban memegang

uang sebesar Rp. 50.000. Adanya uang itu, kata dia, ayah dan ibu korban curiga dan

menanyakan uang itu berasal darimana dan dijawab oleh korban ditemukan di jalan.

"Sebelumnya korban diketahui beberapa kali memegang uang tukaran Rp. 100.000

dan tukaran Rp. 50.000 yang juga diakui ditemukan di jalan, maka ibu dan ayah

pelapor semakin curiga," ujarnya. Ketika didesak, korban mengaku uang itu diberi

oleh seorang kakek-kakek penjaga sekolahan, pelaku. Lalu, orang tua korban, korban

dan juga ketua RT, mencari pelaku ke sekolah. "Setelah bertemu dan ditanyakan,

pelaku mengaku telah menggauli korban lebih dari satu kali di areal sekolahan yang

dijaga," katanya. Selanjutnya pelaku diserahkan ke Polsek Tambora. Dia

disangkakan Pasal 82 Juncto Pasal 76 E Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014

tentang perubahan atas Undang- No. 23 th. 2002 tentang Perlindungan Anak.

Analisis

Seksualitas merupakan sebuah proses sosial-budaya yang mengarahkan hasrat

atau berahi manusia. keberadaannya dipengaruhi oleh interaksi faktor-faktor

biologis, psikologis, sosial,ekonomi, politik, agama dan spritualitas. Seksualitas

merupakan hal yang positif, berhubungan dengan jati diri seseorang dan kejujuran
seseorang terhadap dirinya. Sayangnya masyarakat umumnya masih melihat

seksualitas sebagai hal negatif, bahkan tabu dibicarakan. Inilah yang membuat

perbincangan mengenai seksualitas masih terbatas pada ruang tertentu dan oleh

kalangan tertentu pula.

Pelecehan seksual anak (Child Sexual Abuse) melibatkan membujuk atau

memaksa seorang anak untuk ambil bagian dalam kegiatan seksual, atau mendorong

seorang anak untuk berperilaku dalam seksual yang tidak pantas termasuk selesai

atau berusaha tindakan seksual atau hubungi atau interaksi seksual non-kontak

dengan seorang anak oleh orang dewasa. Ini mungkin mengambil beberapa bentuk:

penetrasi – antara mulut, penis, vulva anus dari anak dan individu lain:

kontakdisengaja menyentuh alat kelamin, pantat, atau payudara dengan atau tanpa

pakaian (tidak termasuk perawatan normal): non-kontak- terhadap paparan pada

aktivitas seksual, pembuatan film, prostitusi (Molyneux, dkk:2013).

Menurut Esposito dan Field (2016) faktor risiko pelecehan seksual anak dapat

didefinisikan sebagai karakteristik, pengalaman, atau peristiwa yang berhubungan

dengan peningkatan probabilitas (yaitu, risiko) dari hasil tertentu (yaitu,

penganiayaan korban kekerasan seksual atau perbuatan salah) atas kemungkinan

hasilnya pada populasi umum).

Menurut Sulistiyaningsih & Faturochman (2002) pada kasus korban

perkosaan yang mengalami trauma psikologis yang sangat hebat, memungkinkan

akan merasakan dorongan yang kuat untuk bunuh diri. Anak yang dilecehkan secara

seksual menderita gerjala psikologis lebih besar dibanding anak-anak normal

lainnya; sebuah studi telah menemukan gejala tersebut 51 sampai 79% pada anak-

anak yang mengalami pelecehan seksual. Sedangkan dampak sosial yang muncul

pada anak adalah ketika kasus telah diketahui oleh orang banyak, anak akan
dikucilkan dalam kehidupan sosialnya. Dampak fisik yang muncul pada anak korban

kekerasan dan pelecehan seksual berupa gangguan pola makan dan penyakit menular

seksual (PMS).

Efek kekerasan seksual terhadap anak antara lain depresi, gangguan stres

pascatrauma, kegelisahan, kecenderungan untuk menjadi korban lebih lanjut pada

masa dewasa, dan dan cedera fisik untuk anak di antara masalah lainnya. Pelecehan

seksual oleh anggota keluarga adalah bentuk inses, dan dapat menghasilkan dampak

yang lebih serius dan trauma psikologis jangka panjang dan munculnya perilaku

menyimpang pada diri korban.

Sebagaimana dijabarkan pada kasus di atas bahwa anak-anak mudah sekali

untuk dibujuk, dengan iming-iming makanan atau mainan. Selain itu anak-anak

sering kali tidak mempunyai keberanian untuk menolak, terutama pada orang yang

dikenalnya. Hal ini tak terlepas dari cara berfikir anak yang cenderung pragmatis dan

sederhana dalam menganalisa. Tentu dengan kondisi ini peran orang tua menjadi

sangat penting untuk melindungi anakanak agar tidak menjadi korban kejahatan

seksual. kewaspadaan ini tidak hanya cukup pada orangorang asing semata tetapi

juga pada yang paling dekat sekalipun seperti orang tua kandung maupun orang lain

yang dikenal oleh anak.


DAFTAR PUSTAKA

Adi Suharto, “Kekerasan Terhadap Anak”, (Bandung: Nuansa Cendekia) hal. 35

AD Kusumaningtyas dan Ahmad Nurcholis dkk, Seksualitas dan Agama: Kesehatan

Reproduksi dalam Perspektif Agama-Agama, (Jakarta: Gramedia, 2015)

Elizabeth M. Molyneux, Neil Kennedy, Asefa Dano, Yabwile Mulambia (2013).

Sexual abuse of children in low-income settings: time for action. Paediatrics and

International Child Helath. 33, 239-246.

Esposito, C., & Field, E. (2016, December). Child Sexual Abuse. What does the

research tell us? A literature review, hal. 10-84

Sulistyaningsih E., & Faturochman. (2002). Dampak Sosial Psikologis Perkosaan

Buletin Psikologi, Tahun X, No. 1 9-23

Anda mungkin juga menyukai

  • Tugas 1
    Tugas 1
    Dokumen5 halaman
    Tugas 1
    fitria damayanti
    Belum ada peringkat
  • Laporan
    Laporan
    Dokumen19 halaman
    Laporan
    fitria damayanti
    Belum ada peringkat
  • SAP Narkoba
    SAP Narkoba
    Dokumen11 halaman
    SAP Narkoba
    fitria damayanti
    Belum ada peringkat
  • Refleksi Kasus
    Refleksi Kasus
    Dokumen2 halaman
    Refleksi Kasus
    fitria damayanti
    Belum ada peringkat
  • Wa0003
    Wa0003
    Dokumen1 halaman
    Wa0003
    fitria damayanti
    Belum ada peringkat
  • WORKSHEETS
    WORKSHEETS
    Dokumen3 halaman
    WORKSHEETS
    fitria damayanti
    Belum ada peringkat
  • REfleksi Kasus
    REfleksi Kasus
    Dokumen4 halaman
    REfleksi Kasus
    fitria damayanti
    Belum ada peringkat
  • Sap KB Suntik
    Sap KB Suntik
    Dokumen21 halaman
    Sap KB Suntik
    fitria damayanti
    Belum ada peringkat
  • Desti Yosanti Tugas3
    Desti Yosanti Tugas3
    Dokumen2 halaman
    Desti Yosanti Tugas3
    fitria damayanti
    Belum ada peringkat
  • Wa0005
    Wa0005
    Dokumen5 halaman
    Wa0005
    fitria damayanti
    Belum ada peringkat
  • Wa0004
    Wa0004
    Dokumen3 halaman
    Wa0004
    fitria damayanti
    Belum ada peringkat
  • Wa0004
    Wa0004
    Dokumen3 halaman
    Wa0004
    fitria damayanti
    Belum ada peringkat
  • Wa0005
    Wa0005
    Dokumen5 halaman
    Wa0005
    fitria damayanti
    Belum ada peringkat
  • Wa0003
    Wa0003
    Dokumen1 halaman
    Wa0003
    fitria damayanti
    Belum ada peringkat
  • Tugas 2 Fitria Damayanti
    Tugas 2 Fitria Damayanti
    Dokumen4 halaman
    Tugas 2 Fitria Damayanti
    fitria damayanti
    Belum ada peringkat