Disusun Oleh:
FITRIA DAMAYANTI
1810104270
diduga dilakukan AM (66), penjaga sekolah. Insiden terjadi di sebuah sekolah yang
"Pelaku telah beberapa kali menggauli korban. Terakhir pada Sabtu 30 Juli
Dia menjelaskan, pengungkapan kasus ini berawal dari kecurigaan orang tua
korban, S (37) dan IM (30). Mereka curiga setelah mengetahui korban memegang
uang sebesar Rp. 50.000. Adanya uang itu, kata dia, ayah dan ibu korban curiga dan
menanyakan uang itu berasal darimana dan dijawab oleh korban ditemukan di jalan.
"Sebelumnya korban diketahui beberapa kali memegang uang tukaran Rp. 100.000
dan tukaran Rp. 50.000 yang juga diakui ditemukan di jalan, maka ibu dan ayah
pelapor semakin curiga," ujarnya. Ketika didesak, korban mengaku uang itu diberi
oleh seorang kakek-kakek penjaga sekolahan, pelaku. Lalu, orang tua korban, korban
dan juga ketua RT, mencari pelaku ke sekolah. "Setelah bertemu dan ditanyakan,
pelaku mengaku telah menggauli korban lebih dari satu kali di areal sekolahan yang
tentang perubahan atas Undang- No. 23 th. 2002 tentang Perlindungan Anak.
Analisis
merupakan hal yang positif, berhubungan dengan jati diri seseorang dan kejujuran
seseorang terhadap dirinya. Sayangnya masyarakat umumnya masih melihat
seksualitas sebagai hal negatif, bahkan tabu dibicarakan. Inilah yang membuat
perbincangan mengenai seksualitas masih terbatas pada ruang tertentu dan oleh
memaksa seorang anak untuk ambil bagian dalam kegiatan seksual, atau mendorong
seorang anak untuk berperilaku dalam seksual yang tidak pantas termasuk selesai
atau berusaha tindakan seksual atau hubungi atau interaksi seksual non-kontak
dengan seorang anak oleh orang dewasa. Ini mungkin mengambil beberapa bentuk:
penetrasi – antara mulut, penis, vulva anus dari anak dan individu lain:
kontakdisengaja menyentuh alat kelamin, pantat, atau payudara dengan atau tanpa
Menurut Esposito dan Field (2016) faktor risiko pelecehan seksual anak dapat
akan merasakan dorongan yang kuat untuk bunuh diri. Anak yang dilecehkan secara
lainnya; sebuah studi telah menemukan gejala tersebut 51 sampai 79% pada anak-
anak yang mengalami pelecehan seksual. Sedangkan dampak sosial yang muncul
pada anak adalah ketika kasus telah diketahui oleh orang banyak, anak akan
dikucilkan dalam kehidupan sosialnya. Dampak fisik yang muncul pada anak korban
kekerasan dan pelecehan seksual berupa gangguan pola makan dan penyakit menular
seksual (PMS).
Efek kekerasan seksual terhadap anak antara lain depresi, gangguan stres
masa dewasa, dan dan cedera fisik untuk anak di antara masalah lainnya. Pelecehan
seksual oleh anggota keluarga adalah bentuk inses, dan dapat menghasilkan dampak
yang lebih serius dan trauma psikologis jangka panjang dan munculnya perilaku
untuk dibujuk, dengan iming-iming makanan atau mainan. Selain itu anak-anak
sering kali tidak mempunyai keberanian untuk menolak, terutama pada orang yang
dikenalnya. Hal ini tak terlepas dari cara berfikir anak yang cenderung pragmatis dan
sederhana dalam menganalisa. Tentu dengan kondisi ini peran orang tua menjadi
sangat penting untuk melindungi anakanak agar tidak menjadi korban kejahatan
seksual. kewaspadaan ini tidak hanya cukup pada orangorang asing semata tetapi
juga pada yang paling dekat sekalipun seperti orang tua kandung maupun orang lain
Sexual abuse of children in low-income settings: time for action. Paediatrics and
Esposito, C., & Field, E. (2016, December). Child Sexual Abuse. What does the