KELOMPOK 4:
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat-Nya kami diberikan kesehatan
dan kekuatan untuk dapat menyelesaikan makalah ini tentang “Desain Layout dan Fasilitas”.
Tujuan kami menyusun makalah ini sebagai pengetahuan tentang desain layout dan fasilitas.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, kami
mengharapkan saran dan kritik membangun yang ditujukan demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi inspirasi terhadap pembaca. Semoga dapat
bermanfaat bagi para pembaca agar dapat menambah wawasan mengenai desain layout dan
fasilitas.
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………….....i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………….……..ii
BAB I : PENDAHULUAN………………………………………………………………………..4
A. Latar Belakang………….……………………………………………………………………..4
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………………..5
BAB II : PEMBAHASAN………………………………………………………………………...4
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………………..15
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manajemen produksi dan operasi mencakup penyediaan dan pemeliharaan bangunan-
bangunan dan berbagai pelayanan yang dibutuhkan untuk menempatkan, menyimpan,
melindungi dan melayani orang-orang dan mesin-mesin yang digunakan untuk membuat
berbagai produk dan menyediakan berbagai jasa. Selama pembuatan desain dan konstruksi
diperlukan perhatian manajerial dan setelah berjalan usaha manajerial berfungsi untuk menjaga
agar bangunan dan fasilitas lainnya beroperasi secara efektif. Tugas pokok fasilitas-fasilitas
tersebut adalah untuk melindungi operasi-operasi manufacturing dan pelayanan operasi. Tetapi,
di samping itu, penting dilindungi dan dipertimbangkan beraneka ragam, fasilitas-fasilitas
pendukung operasi lainnya, yang mungkin mengambil separuh luas ruang, seperti misalnya
gang-gang, tangga-tangga, kantor, cafeteria, ruang peralatan, gudang persediaan, ruang istirahat,
kamar mandi, stasiun pemberian perintah, dan rak-rak kartu kerja.
Desain bangunan hendaknya meliput dan mempertimbangkan juga kebutuhan akan
telephone, system intercom, pusat data dan computer, fentilasi, jaringan listrik dan penerangan,
proses penjernihan, pengaliran dan pendinginan air, pengaturan suhu udara, dan mungkin AC.
Sebagian besar di antara failitas-fasilitas ini memerlukan kabel-kabel, saluran atau pipa-pipa. Di
luar bangunan, ada kebutuhan tempat parkir, tempat penerimaan dan pengiriman barang bagi
berbagai jenis alat pengangkut yang digunakan serta tempat penumbuhan bahan-bahan lain.
Fasilitas-fasilitas pelayanan ini persis dengan yang ada di rumah tangga – tidak seorangpun
memikirkannya selama semua fasilitas bekerja dengan baik. Tetapi bila menyimpang dari
seharusnya, fasilitas-fasilitas tersebut menjadi sangat penting dan menyita perhatian. Bangunan
dan fasilitas-fasilitasnya kadang-kadang disusun secara jelek, sehingga mengurangi efisiensi
operasi dan akan mengganggu produksi yang efisien dan menaikkan biaya-biaya penanganan
bahan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian desain layout dan fasilitas?
2. Apa itu jenis-jenis bangunan?
3. Apa itu layout fasilitas?
4. Apa itu pola-pola layout?
5. Sebutkan tentang metode-metode layout?
BAB 2
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN DESAIN LAYOUT DAN FASILITAS
Desain fasilitas produksi adalah bagaimana mesin-mesin, alat-alat produksi, alat
pengangkutan bahan, dan peralatan pabrik dibuat sedemikian rupa sehingga dapat mempermudah
dan mempercepat proses produksi. Layout produksi disebut juga tata letak atau tata ruang
didalam tempat produksi. Layout adalah cara penempatan fasilitas-fasilitas produksi guna
memperlancar proses produksi yang efektif dan efisien. Perencanaan layout menurut James A
Moore adalah rencana dari keseluruhan tata fasilitas industri yang berada didalamnya, termasuk
bagaimana personelnya ditempatkan,operasi gudang, pemindahan material, dan alat pendukung
lain sehingga akan dapat mencapai suatu tujuan yang optimum dengan kegiatan yang ada dengan
menggunakan fasilitas yang ada dalam perusahaan, dengan layout yang baik di dalam
perusahaan, akan menimbulkan impulse buying (daya beli) bagi konsumen.
B. JENIS-JENIS BANGUNAN
Secara umum, bangunan-bangunan dapat dibedakan menjadi bangunan berlantai tunggal dan
bangunan bercorak atau arsitektur.
1. Bangunan Berlantai Tunggal
Bentuk bangunan berlantai tunggal merupakan jenis yang paling umum sekarang dan dapat
dengan mudah diperluas. Bangunan berlantai tunggal tidak mempunyai tangga-tangga, lift atau
lerengan yang menghubungkan lantai-lantai. Pengangkutan bahan-bahan dari satu tahapan proses
ke tahapan berikutnya lebih mudah dan tidak mahal karena dilakukan secara horizontal dan tidak
naik turun. Peralatan-peralatan berat dapat diletakkan di atas fondasi yang terpisah dan biaya
pembangunannya lebih murah.
Ada beberapa kelemahan bentuk bangunan berlantai tunggal. Bentuk bangunan ini
memerlukan ruangan dasar yang lebih luas. Dan bila atap berbentuk datar serta tidak ada kaca
pada langit-langit bangunan, diperlukan penerangan artificial di hampir seluruh bagian pabrik.
System ventilasi dan pendingin udara biasanya juga diperlukan.
Bangunan juga dapat dirancang untuk menarik para karyawan, agar motivasi dan
produktivitas mereka lebih tinggi dalam pencapaian tujuan. Ini ditandai semakin meluasnya
penggunaan karpet, dinding kayu, dan tata warna yang dikoordinasi secara baik dalam bangunan-
bangunan kantor. Bangunan adalah salah satu fasilitas yang paling produktif.
Desain bangunan dan fasilitas lainnya harus direncanakan dan diperhitungkan sebaik-baiknya.
Berbagai faktor penting lainnya yang telah dibahas di atas dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Biaya-biaya bangunan. Biaya fasilitas baru tergantung pada keperluan. Biaya-biaya tentu
saja berbeda-beda untuk daerah yang berbeda pula. Luas lantai yang diperlukan untuk
mesin, peralatan, gerak karyawan dan sebagainya akan berpengaruh pada biaya per unit
meter persegi. Perusahaan-perusahaan yang membangun pabrik baru dapat menerapkan
perbaikan-perbaikan untuk menurunkan biaya (1) penanganan bahan, (2) supervisi, (3)
pemeliharaan, (4) persediaan, (5) pengiriman, dan (6) asuransi. Penerangan biasanya juga
dapat diperbaiki sehingga biayanya dapat ditekan. Semangat kerja karyawan dan kualitas
produk meningkat, sehingga biaya tenaga kerja per unit produk turun.
2. System komunikasi dalam pabrik. Dalam pabrik, para karyawan sering harus
berkomunikasi satu dengan yang lain untuk memberikan dan menerima perintah atau
pengarahan, serta mengirim dan menerima laporan-laporan dan berbagai pengarahan
tertulis. Berbagai contoh peralatan komunikasi adalah system telephone atau intercom
internal, computer, kotak-kotak pelaporan kartu kerja (disebut “transactors”) radio dan
televisi, dan sebagainya. Pemilihan system komunikasi ini akan mempengaruhi disain
fasilitas.
3. Keamanan. Desain fasilitas perlu mempertimbangkan perlindungan terhadap desain-
desain produk, formula-formula, dan rahasia-rahasia organisasi, serta kekayaan
organisasi. Kamera-kamera televisi dapat membantuk untuk memonitor keadaan
keamanan organisasi, selain system alarm atau peralatan tanda-tanda bahaya lainnya. Di
samping itu perlindungan terhadap bahaya kebakaran internal juga penting sebagai
pertimbangan keamanan.
4. Kebutuhan-kebutuhan ruangan, desain fasilitas juga penting mempertimbangkan masing-
masing kebutuhan ruangan untuk mesin, produk, ruang pelayanan dan overhead. Ruang-
ruang pelayanan – seperti kamar mandi, ruang ganti pakaian, cafeteria, fasilitas-fasilitas
kesehatan, ruang peralatan, persediaan dan sebagainya – adalah penting sebagai fasilitas-
fasilitas pendukung operasi-operasi manufacturing.
5. Peralatan penanganan bahan, jenis peralatan penanganan bahan yang digunakan akan
mempengaruhi desain fasilitas. Pengangkutan bahan dengan truk atau fork lift
memerlukan gang-gang yang lebih luas dari pada dengan ban berjalan. Sedangkan
“overhead cranes” memerlukan ruangan terbuka yang lebih luas dan sebagainya.
C. LAYOUT FASILITAS
Layout fasilitas harus dirancang untuk memungkinkan perpindahan yang ekonomis dari
orang-orang dan bahan-bahan dalam berbagai proses dan operasi perusahaan. Jarak angkut
hendaknya sependek mungkin dan pengambilan serta peletakan produk-produk dan peralatan-
peralatan diminimumkan. Hal ini seharusnya menghasilkan minimisasi biaya penanganan dan
transportasi, seperti juga penurunan waktu proses kerja dan mesin menganggur.
Penentuan layout peralatan dan proses produk meliputi pengaturan letak fasilitas-fasilitas
operasi termasuk mesin-mesin, personalia, bahan-bahan, perlengkapan untuk operasi,
penanganan bahan (material handling), dan semua peralatan serta fasilitas untuk terlaksananya
proses produksi dengan lancar dan efisien. Penentuan letak fasilitas-fasilitas produksi dalam
pabrik erat hubungannya dengan pendirian bangunan pabrik (building). Biasanya layout
ditentukan terlebih dulu sedangkan bangunan menyesuaikannya. Bangunan yang sudah didirikan
ini akan mahal bila diubah, ini berarti harus diusahakan sefleksibel mungkin, karena
kemungkinan besar perusahaan harus melakukan “relayout” dengan adanya perubahan
permintaan, penemuan produk baru, proses produksi baru, perubahan metoda kerja, fasilitas-
fasilitas produksi yang “out of date”, kecelakaan-kecelakaan dalam proses produksi, lingkungan
kerja yang terlalu pengab.
Tujuan layout peralatan dan proses produksi pada hakekatnya merupakan optimasi
pengaturan fasilitas-fasilitas operasi sehingga nilai yang diciptakan oleh system produktif
maksimum. Selain itu perlu pula dipenuhi kebutuhan para karyawan dalam menjalankan proses
produksi. Secara lebih terperinci, layout fasilitas bertujuan untuk menggunakan ruangan yang
tersedia seefektif mungkin, meminimumkan biaya penanganan bahan dan jarak angkut,
menciptakan kesinambungan dalam proses produksi, menyederhanakan proses produksi,
mendorong semangat dan efektivitas kerja para karyawan, menjaga keselamatan karyawan dan
barang-barang yang sedang diproses, serta menghindari berbagai bentuk pemborosan.
D. POLA LAYOUT
Ada 4 pola dasar umum layout:
1. Layout fungsional
Layout fungsional (kadang-kadang disebut layout “proses” atau “job lot”) adalah
pengelompokkan bersama mesin-mesin dan personalia untuk melaksanakan pekerjaan yang
serupa atau sejenis. Penggilingan dilakukan di suatu departemen penggilingan, pengecatan di
departemen pengecatan, pemrosesan data di departemen computer, dan tagihan dibayar di
departemen hutang. Kebaikan layout fungsional. Layout fungsional menghasilkan penggunaan
spesialisasi mesin dan personalia yang paling baik. Departemen-departemen fungsional juga
fleksibel dan dapat memroses bermacam-macam produk. Mesin-mesinnya serba guna, di mana
biasanya memerlukan biaya lebih kecil disbanding mesin-mesin khusus. Produk-produk atau
jasa-jasa yang memerlukan operasi yang berbeda-beda dapat dengan mudah mengikuti jalur
berbeda melalui fasilitas-fasilitas produksi.
Fasilitas-fasilitas fungsional tidak terpengaruh oleh kerusakan salah satu mesin, karena bisa
dialihkan ke mesin lain yang mempunyai fungsi yang serupa, dan penundaan jarang akan
mengganggu kemajuan pesanan-pesanan lain. Bila produk sangat bervariasi dan dibuat dalam
jumlah sedikit, biaya akan lebih murah dengan layout fungsional dibanding layout produk.
Antara mesin dan karyawan tidak saling tergantung, pola ini sesuai untuk pelaksanaan system
upah borongan (insentif).
Keburukan layout fungsional. Mesin-mesin serbaguna biasanya beroperasi lebih lambat
dibandingkan dengan mesin-mesin khusus, sehingga biaya operasi per satuan lebih tinggi.
Penetuan routing, scheduling, dan akuntansi biayanya memakan biaya karena setiap pesanan
baru dikerjakan secara tidak terpisah. Penanganan bahan (materials handling) dan biaya
transportasi dalam pabrik tinggi, karena produk-produk yang berbeda mengikuti jalur (route)
yang berbeda pula. Hal ini biasanya tidak ekonomis untuk mempergunakan ban berjalan
(conveyor), sehingga truk-truk atau kereta-kereta dorong harus mengangkut barang dalam proses
dari pusat mesin satu ke pusat mesin yang lain.
Bahan-bahan dalam pabrik bergerak lamban, sehingga konsekuensinya persediaan barang
dalam proses relative besar dan memerlukan ruang penyimpanan yang luas. Pesanan-pesanan
kadang-kadang hilang. Dan juga sulit menjaga keseimbangan antara kebutuhan tenaga kerja dan
mesin-mesin, serta sering terjadi proses membalik. Layout fungsional adalah paling baik bagi
perusahaan yang memproduksi barang dalam volume-volume kecil dengan macam produk yang
banyak.
2. Layout produk
Layout produk atau sering disebut layout “garis”, berarti bahwa kebutuhan-kebutuhan
operasi produk mendominasi dan menentukan layout mesin-mesin dan peralatan-peralatan
lainnya. Produk bergerak, biasanya terus menerus, mengikuti garis ban berlajan melalui tempat-
tempat kerja di mana orang-orang dan/ atau mesin-mesin melakukan pekerjaan yang
menghasilkan produk akhir.
Proses produksi terus menerus (continuos) adalah paling baik untuk pola layout ini terutama
bagi produk yang dibuat dalam jumlah yang besar. Produk dipindahkan oleh ban berjalan dari
satu tempat kerja ke tempat kerja lain baik secara terus menerus maupun atas dasar “berhenti dan
terus”. Ini menunjukkan bagaimana televisi, kompor, mobil, dan banyak barang-barang
elektronik lainnya dibuat. Pada tempat kerja individual pekerjaan mungkin merupakan kerja
tangan (manual), bicaranya dalam kerja perakitan, atau mungkin merupakan kerja mesin,
biasanya dalam pembuatan komponen-komponen. Macam produksi ini sering disebut “layout
garis-lurus”, walaupun kadang-kadang garis berhenti pada suatu sudut dan berganti arah.
Bila pekerjaan adalah manual dan memerlukan bantuan peralatan, hampir di semua pekerjaan
garis perakitan, operator biasanya mengerjakan dengan peralatan-peralatan ini harus cukup kecil
dan ringan untuk dapat dibawa, maka mempunyai kemampuan yang terbatas. Sebaliknya,
produksi komponen-komponen yang terus menerus biasanya memerlukan mesin-mesin lebih
besar, lebih mahal, serba guna untuk mengecap, menempa, memotong, mengebor, menggrida,
mengikir, atau membuat sepotong besi menjadi tajam, sesuai ukuran, berbentuk atau rata seperti
kebutuhan. Kebaikan dan keburukan layout produk merupakan kebalikan dari kebaikan dan
keburukan layout fungsional.
3. Layout Kelompok
Layout kelompok (group layout) memisah-misahkan daerah dan kelompok mesin bagi
pembuatan “keluarga atau kelompok” komponen-komponen yang memerlukan pemrosesan yang
sejenis. Setiap komponen diselesaikan di daerah-daerah spesialisasi ini dengan keseluruhan
urutan pengerjaan mesin dilakukan di tempat tersebut. Beberapa kebaikan layout ini adalah
penghematan biaya penanganan bahan sebab komponen-komponen tidak harus diangkut dari
sudut pabrik yang berjauhan dan lebih mudah untuk mengetahui dimana setiap kelompok berada.
1. Cara pertama untuk mulai suatu analisa layout adalah dengan diagram perakitan (atau
bagan proses) yang menunjukkan bagaimana proses produksi dari bahan mentah sampai
produk akhir dilaksanakan. Kemudian buat daftar kebutuhan operasi untuk membuat
komponen-komponen didapatkan dari departemen teknik.
2. Cara kedua, penentuan suatu layout baru dengan memperhatikan produk dari sudut
pandangan penanganan bahan (materials handling).
3. Cara ketiga, analisa layout mulai dengan menggambar kebutuhan lantai (ruang) yang
menunjukkan seluruh bagian-bagian tetap atau semi tetap-segala sesuatu yang tidak dapat
diubah atau dipindah dengan mudah. Kemudian, semua mesin baru dan peralatan dapat
ditempatkan pada posisi mereka yang ideal.
E. Metode-Metode Layout
1. Metode Travel Chart atau Load-Path Matrix untuk Layout Fungsional
Masalah layout fungsional berpusat pada usaha untuk mengurangi transportasi
bahan-bahan dalam proses (WIP) dari satu departemen ke departemen lain. Metode travel
chart mencoba untuk meletakkan mesin-mesin secara berdekatan (berjajar) bagi yang
mempunyai aliran produk-produk yang berat. Metode “travel chart” tidak
mempertimbangkan semua masalah yang dihadapi para ahli teknik dalam analisa layout,
dan hanya memperhatikan aliran produk antara departemen dan bukan transportasi dalam
departemen. Begitu juga dengan pertimbangan perbedaan biaya, besarnya dan kerapuhan
bahan, kebutuhan akan koordinasi, kebutuhan penempatan berbagai fasilitas pelayanan
dan pendukung, atau isolasi suara dan operasi-operasi yang berbahaya, tidak tidak
dimasukkan dalam metode ini. Metode ini banyak dipergunakan bagi penyusun layout
fungsional, bagi layout produk sudah ditentukan oleh routing atau aliran proses
produksinya. Metode layout dengan komputer. Karena jumlah kombinasi-kombinasi
pola-pola departemental yang harus dipertimbangkan bertambah besar, dan ukuran serta
masalah-masalah agar lebih realistic, program-program computer telah dikembangkan
untuk membantu analisa layout.
2. Metode Layout Dalam Organisasi-Organisasi Jasa
Bank, restaurant, rumah sakit dan kantor-kantor jasa lainnya juga menghadapi
masalah layout yang sama seperti perusahaan manufaktur. Dalam perusahaan jasa, analis
harus mempertimbangkan gerakan (perpindahan) karyawan yang membutuhkan bekerja
tatap muka dengan karyawan lain, dan juga pergerakan kertas kerja. Sebagai contoh
dalam restaurant perpindahan bahan-bahan mentah menuju tempat pemrosesan (lemari
es, kompor,oven dll), serta pergerakan makanan sebagai produk akhir kepada pelanggan.
3. Metode Keseimbangan Lini (Line Balancing)
Perencanaan dan penyusunan layout harus memperhatikan masalah keseimbangan
lini. Masalah keseimbangan aliran proses produksi ini berarti adanya keseimbangan atau
persamaan kapasitas atau keluaran dari setiap tahap operasi dalam suatu runtunan lini.
Bila terjadi keseimbangan antara kapasitas suatu tahap operasi dengan tahap operasi
berikutnya, maka proses produksi dapat diharapkan akan berjalan lancar.
Ketidakseimbangan lini akan mengakibatkan perumpukan barang-barang dalam proses
pada suatu bagian operasi dan di lain pihak pengangguran bagian-bagian operasi lainnya.
PENUTUPAN
A. KESIMPULAN