Anda di halaman 1dari 20

Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Gedung BPPT II Lantai 19, Jl. MH. Thamrin No. 8 Jakarta Pusat
http://simlitabmas.ristekdikti.go.id/

PROTEKSI ISI PROPOSAL


Dilarang menyalin, menyimpan, memperbanyak sebagian atau seluruh isi proposal ini dalam bentuk apapun
kecuali oleh pengusul dan pengelola administrasi penelitian

PROPOSAL PENELITIAN 2018


ID Proposal: 8ec7b83d-b0b9-435f-a5c1-bd2aea226751
Rencana Pelaksanaan Penelitian: tahun 2019 s.d. tahun 2019

1. JUDUL PENELITIAN

POLA PRAKTIK GANDA TENAGA KESEHATAN PUSKESMAS DI KOTA BAUBAU TAHUN 2019

Bidang Fokus RIRN / Bidang


Tema Topik (jika ada) Rumpun Bidang Ilmu
Unggulan Perguruan Tinggi

Sosial Humaniora, Seni Budaya, Pembangunan


Tatakelola dan Kebijakan Kesehatan
Pendidikan Penelitian Lapangan Dalam dan penguatan
pemerintahan (dan Analis Kesehatan)
Negeri (Kecil) sosial budaya

Kategori
(Kompetitif Strata (Dasar/ SBK (Dasar, Target Lama
Skema
Nasional/ Terapan/ Terapan, Akhir Penelitian
Penelitian
Desentralisasi/ Pengembangan) Pengembangan) TKT (Tahun)
Penugasan)

Penelitian Penelitian
SBK Riset SBK Riset
Kompetitif Dosen 4 1
Pembinaan/Kapasitas Pembinaan/Kapasitas
Nasional Pemula

2. IDENTITAS PENGUSUL

Perguruan
Program Studi/
Nama, Peran Tinggi/ Bidang Tugas ID Sinta H-Index
Bagian
Institusi

CANDRA STIKES AL-


Islam Keperawatan 5996364 0
Ketua Pengusul Yogyakarta

NURUL ISNAINI
FEBRI ARINI
STIKES AL-
S.Kep, M.P.H
Islam Keperawatan 6151046 0
Yogyakarta
Anggota
Pengusul 1

3. MITRA KERJASAMA PENELITIAN (JIKA ADA)


Pelaksanaan penelitian dapat melibatkan mitra kerjasama, yaitu mitra kerjasama dalam melaksanakan
penelitian, mitra sebagai calon pengguna hasil penelitian, atau mitra investor
Mitra Nama Mitra

4. LUARAN DAN TARGET CAPAIAN


Luaran Wajib
Status target capaian (accepted, Keterangan (url dan nama jurnal,
Tahun
Jenis Luaran published, terdaftar atau granted, penerbit, url paten, keterangan
Luaran
atau status lainnya) sejenis lainnya)

1 Indikasi Geografis granted -

Luaran Tambahan

Status target capaian (accepted, Keterangan (url dan nama jurnal,


Tahun
Jenis Luaran published, terdaftar atau granted, penerbit, url paten, keterangan
Luaran
atau status lainnya) sejenis lainnya)

Publikasi Ilmiah
1 Jurnal Nasional accepted/published Berita Kedokteran Masyarakat
Tidak Terakreditasi

5. ANGGARAN
Rencana anggaran biaya PPM mengacu pada PMK yang berlaku dengan besaran minimum dan
maksimum sebagaimana diatur pada buku Panduan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Edisi
12.
Total RAB 1 Tahun Rp. 19,990,000
Tahun 1 Total Rp. 19,990,000

Biaya
Jenis Pembelanjaan Item Satuan Vol. Total
Satuan

HONOR Petugas Pengolah Data 1 1.00 1,250,000 1,250,000

HONOR Pembantu Lapangan 1 1.00 600,000 600,000

Uang Harian Perjalan


HONOR 1 13.00 220,000 2,860,000
Dinas Pengumpulan Data

BELANJA BARANG NON


Pengiriman Laporan 1 1.00 200,000 200,000
OPERASIONAL LAINNYA

BELANJA BARANG NON Surat Ethical Clearence


1 1.00 1,000,000 1,000,000
OPERASIONAL LAINNYA dari Komisi Etik UGM

BELANJA BARANG NON


Souvenir 1 140.00 10,000 1,400,000
OPERASIONAL LAINNYA

BELANJA BARANG NON


Publikasi Jurnal 1 1.00 1,000,000 1,000,000
OPERASIONAL LAINNYA

BELANJA BAHAN Jilid Laporan 1 17.00 25,000 425,000

BELANJA BAHAN Paket Internet 1 5.00 100,000 500,000

BELANJA BAHAN Paket Pulsa 1 3.00 100,000 300,000

BELANJA BAHAN Penggandaan Kuesioner 1 1000.00 250 250,000

BELANJA BAHAN Jilid Proposal 1 17.00 15,000 255,000

BELANJA BAHAN ATK 1 2.00 250,000 500,000

BELANJA PERJALANAN Tiket Pesawat PP


1 2.00 2,250,000 4,500,000
LAINNYA Yogyakarta-Baubau

BELANJA PERJALANAN Sewa Hotel Selama


1 13.00 250,000 3,250,000
LAINNYA Pengumpulan Data

BELANJA PERJALANAN Sewa Kendaraan


1 13.00 100,000 1,300,000
LAINNYA Operasional

BELANJA PERJALANAN
Airport Taxi PP 1 2.00 200,000 400,000
LAINNYA
Ringkasan penelitian tidak lebih dari 500 kata yang berisi latar belakang penelitian, tujuan dan
tahapan metode penelitian, luaran yang ditargetkan, serta uraian TKT penelitian yang diusulkan.

RINGKASAN
Mengingat gaji pegawai negeri yang relatif rendah, termasuk tenaga kesehatan yang dipekerjakan
oleh pemerintah, mengizinkan praktik swasta pada tenaga kesehatan pemerintah dianggap
memungkinkan untuk meningkatkan pendapatan di sektor publik, sehingga memudahkan untuk
menarik orang ke daerah yang kurang sumber daya kesehatannya dan memastikan stabilitas dan
keberlanjutan sistem perawatan kesehatan pemerintah. Dengan demikian, Kementerian Kesehatan
Indonesia telah mengizinkan tenaga kesehatan sektor publik untuk melakukan praktik swasta,
namun dengan syarat praktik tersebut dilakukan setelah penutupan hari kerja resmi. Meskipun
banyak tenaga kesehatan sektor publik yang melakukan praktik ganda, namun sedikit yang
diketahui tentang besar dan sifat dari fenomena praktik ganda tenaga kesehatan khususnya dokter,
perawat dan bidan, apalagi dinamika persaingan antara sektor kesehatan publik dan swasta yang
ketat. Studi ini menyelidiki tentang bagaimana dan sejauh mana petugas kesehatan pemerintah
terlibat dalam praktik swasta dan bagaimana komitmen tenaga kesehatan yang praktik ganda untuk
sektor publik. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis penelitian non
eksperimental. Desain pengambilan data menggunakan metode cross sectional survey. Populasi
penelitian adalah seluruh tenaga kesehatan puskesmas di Kota Baubau. Sampel penelitian adalah
dokter, perawat dan bidan yang berstatus PNS dengan besaran sampel sebanyak 120 orang.
Analisis data kuantitatif menggunakan software STATA 12. Targer luaran yang ingin dicapai
dalam penelitian ini berupa publikasi jurnal terkareditasi nasional. Sedangkan tingkat TKT yang
ingin dicapai adalah TKT 4

Kata kunci maksimal 5 kata


Praktik Ganda; Petugas Puskesmas, Sumber Daya Manusia Kesehatan, Manajemen
Puskesmas, Tata Kelola Puskesmas
Latar belakang penelitian tidak lebih dari 500 kata yang berisi latar belakang dan permasalahan
yang akan diteliti, tujuan khusus, dan urgensi penelitian. Pada bagian ini perlu dijelaskan uraian
tentang spesifikasi khusus terkait dengan skema.
LATAR BELAKANG
Sumber daya manusia yang terlatih sangat penting bagi sistem kesehatan agar berfungsi
dengan baik. Kurangnya tenaga kesehatan menjadi kendala dan merusak kinerja fasilitas kesehatan
pemerintah dalam memenuhi kebutuhan penduduk 1. Fasilitas kesehatan pemerintah seringkali
tidak didukung dengan ketersediaan tenaga kesehatan yang memadai. Hal ini semakin diperburuk
2
dengan adanya petugas kesehatan yang melakukan pekerjaan ganda di sektor swasta . Praktik
ganda menjadi salah satu strategi tenaga kesehatan yang dipekerjakan pemerintah dalam
menanggulangi rendahnya gaji yang dibayarkan oleh pemerintah 3. Akibatnya, tenaga kesehatan
pemerintah diberi label "tidak produktif", "tidak termotivasi", "tidak efisien", "tidak ramah klien",
"absent", atau bahkan "korup" 4. Menghilangkan label itu dibutuhkan pengawasan yang ketat
terhadap praktik kerja tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan pemerintah.
Fasilitas kesehatan di sektor swasta cenderung kompetitif dalam pasar kesehatan yang
memberikan peluang bagi tenaga kesehatan sektor publik mengambil pekerjaan di sektor swasta 5.
Penelitian 6 tentang praktik ganda pegawai negeri di sejumlah negara menunjukkan bahwa 87%
pegawai negeri menambah gaji mereka melalui pekerja kedua. Di Thailand ditemukan sekitar 69%
dokter memiliki dua pekerjaan, sedangkan di Vietnam, India, Indonesia, serta Bangladesh terdapat
2,4
lebih dari 80% tenaga kesehatan bekerja di sektor publik dan sektor swasta . Hasil penelitian
Gonzalez (2013) menunjukkan bahwa praktik ganda dapat mengakibatkan penurunan kualitas
layanan yang disediakan rumah sakit sehingga memperluas kesenjangan kualitas pelayanan sektor
publik dan swasta 7. Hal ini ditandai dengan tidak tersedianya tenaga kesehatan pada saat
dibutuhkan 8, berkurangnya jam kerja dokter di sektor publik 5, meningkatnya daftar tunggu
layanan 9, dan ketidakhadiran tenaga kesehatan 10,11.
Kementerian Kesehatan Indonesia telah mengizinkan tenaga kesehatan pemerintah untuk
melakukan praktik swasta, namun dengan syarat bahwa praktik swasta dilakukan setelah jam kerja
5
resmi terpenuhi. Penelitian tentang praktik ganda tenaga kesehatan di Indonesia menunjukkan
bahwa tenaga kesehatan pemerintah yang melakuka praktik ganda cenderung mengurangi jam
kerja rata-rata 18 jam seminggu dibanding praktik solo di fasilitas kesehatan pemerintah. Praktik
ganda tenaga kesehatan pemerintah akhirnya berpengaruh terhadap kinerja fasilitas kesehatan
dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada penduduk. Demikian pula secara internal,
perilaku tidak patuh dan semaunya sendiri mempengaruhi kinerja staf fasilitas kesehatan lain
akibat tidak ada sanksi tegas kepada para staf kecuali surat peringatan 12. Akhirnya praktik ganda
menyebabkan kekompakan tim puskesmas terganggu. Layanan yang seharusnya ada di puskesmas
9,1314
tetapi tidak bisa diberikan karena tidak ada petugas . Masyarakat terpaksa harus ke fasilitas
swasta atau dokter praktek untuk mendapatkan layanan kesehatan.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Baubau pada tahun 2016 terdapat 39 Tenaga Medis,
176 Perawat, 53 Bidan yang tersebar di 17 Puskesmas. Terpenuhinya tenaga kesehatan di fasilitas
kesehatan pemerintah nampaknya belum meningkatkan akses yang baik bagi penduduk, hal ini
dapat dilihat dari persentase penduduk yang melakukan kunjungan ke Puskesmas yaitu sekitar
67,24%. Mengingat Puskesmas menjadi fasilitas kesehatan yang dominan menjadi preferensi
penduduk dalam berobat rawat jalan di Kota Baubau, maka ketersediaan tenaga kesehatan pada
saat jam kerja resmi dalam pelayanan di Puskesmas menjadi hal yang penting untuk diperhatikan
15
.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik meneliti tentang praktik ganda tenaga
kesehatan puskesmas di Kota Baubau untuk melihat pola praktik ganda tenaga kesehatan di sektor
publik.
Tinjauan pustaka tidak lebih dari 1000 kata dengan mengemukakan state of the art dalam bidang
yang diteliti. Bagan dapat dibuat dalam bentuk JPG/PNG yang kemudian disisipkan dalam isian
ini. Sumber pustaka/referensi primer yang relevan dan dengan mengutamakan hasil penelitian
pada jurnal ilmiah dan/atau paten yang terkini. Disarankan penggunaan sumber pustaka 10 tahun
terakhir.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)
a. Pengertian Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat
dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat setinggi-
tingginya di wilayah kerjanya (PMK No.75, 2014)
Puskesmas adalah suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai
pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam
bidang kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
menyelenggarakan kegiatannya secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan
pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu.
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan yang langsung memberikan
pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terintegrasi kepada masyarakat di
wilayah kerja tertentu dalam usaha-usaha kesehatan pokok.
Pelaksanaan proses pengorganisasian puskesmas yang baik dapat membuat
organisasi puskesmas efektif. Proses ini akan tercermin pada struktur organisasi
puskesmas yang mencakup aspek-aspek penting, yaitu: (1) besaran organisasi dan
bagan organisasi formal, (2) departementalisasi atau departementasi,(3) tingkat-
tingkat hierarki manajemen, pendelegasian wewenang dan tanggungjawab serta
penciptaan keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab, (4) pembagian
tugas, (5) pola desentralisasi versus sentralisasi dalam pengambilan keputusan, (6)
kesatuan arah dan perintah, (7) rentang manajemen dan rentang kendali, (8)
diversifikasi versus konsentrasi produk dan/atau jasa, (9) jenis teknologi yang akan
dimanfaatkan, dan (10) bentuk-bentuk spesialisasi pengetahuan dan keterampilan
para pegawai puskesmas 16.
2. Sumber Daya Manusia Kesehatan
World Health Organization (WHO) mengemukakan bahwa sumber daya manusia
kesehatan adalah semua orang yang kegiatan pokoknya ditujukan untuk meningkatkan
kesehatan. Mereka terdiri atas orang-orang yang memberikan pelayanan kesehatan seperti
dokter, perawat, apoteker, teknisi laboratorium, manajemen, serta tenaga pendukung
seperti bagian keuangan, sopir, dan lain sebagainya (Rokx, 2010).
Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam kesehatan,
serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan dibidang kesehatan
yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan
(UU 36, 2009). Ditetapkan bahwa tenaga kesehatan terdiri atas tenaga medis (dokter dan
dokter gigi), tenaga keperawatan (perawat dan bidan), tenaga kefarmasian (apoteker,
analis farmasi, dan asisten apoteker), tenaga kesehatan masyarakat (epidemiolog
kesehatan, entomolog kesehatan, mikrobiolog kesehatan, penyuluh kesehatan,
administrator kesehatan, dan sanitarian), tenaga gizi (nutrisionis dan dietesien), tenaga
keterapian fisik, serta tenaga keteknisian medis.
Pengelolaan sumber daya manusia agar sejalan dengan visi dan misi organisasi,
dapat ditempuh melalui perancangan atau desain dan perilaku sumber daya manusia yang
sesuai dengan komptensi inti organisasi. Oleh karena itu menurut Brian Becker et al
(2001), Dalam bidang organisasi terdapat masalah antara lain:
a. Para pegawainya banyak yang tidak mengetahui apalagi meyakini tujuan organisasi
tempatnya bekerja,
b. Adanya pembentukan satuan-satuan organisasi yang didasarkan atas faktor diluar
administrasi seperti faktor politik, sosial dan lain-lain,
c. Para pegawai tidak memiliki rincian tugas yang jelas yang dapat dijadikan pegangan
untuk mengetahui apa yang menjadi tanggung jawab pokok sebagai petugas di instansi
itu sehingga banyak yang bekerja hanya menunggu perintah atasan,
d. Adanya pelayanan kepada masyarakat yang terhenti karena petugasnya sedang
berhalangan hadir,
e. Adanya kekembaran pekerjaan atau sebaliknya kekosongan pekerjaan atas sesuatu
aktivitas karena adanya satuan-satuan organisasi dan jabatan-jabatan kembar,
f. Kurang menyadari bahwa setiap pejabat apapun kedudukannya seharusnya memiliki
wewenang tertentu dalam bidang tugasnya sehingga dapat melaksanakan tugas tanpa
harus menunggu perintah atasannya,
g. Masih adanya seorang atasan yang harus memimpin bawahan langsung yang
berjumlah terlalu banyak,
h. Adanya pejabat bawahan yang merasa bingung serta ragu-ragu dalam melaksanakan
perintah karena yang bersangkutan mempunyai atasan ganda.
3. Praktik Ganda Tenaga Kesehatan
Praktek ganda adalah keterlibatan dokter dalam berbagai profesi klinis yang
17–19
menggabungkan pekerjaan sektor publik dan swasta . Meningkatnya permintaan
penduduk atas layanan kesehatan serta pendapatan yang signifikan melalui sektor swasta
membuat praktek ganda menjadi mekanisme koping yang dilakukan tenaga kesehatan
20
pemerintah . Meskipun pemberian layanan kesehatan secara historis menjadi urusan
pribadi antara dokter dan pasien, namun ada kekhawatiran tentang gangguan terhadap
layanan yang menjadi tanggung jawab dokter pemerintah akibat melakukan pekerjaan
sekunder.
Motivasi individu untuk melakukan praktik ganda baik di sektor publik dan swasta
biasanya didasari atas kekurangan pendapatan yang diterima dari rendahanya gaji sektor
publik. Russo et al (2013) mengidentifikasi berbagai bentuk praktik ganda antara lain:
a. Praktek pribadi 'di luar' praktik publik: praktisi medis beroperasi atau bekerja di
fasilitas swasta yang berbeda, tidak terhubung secara fisik atau kelembagaan ke
fasilitas sektor publik.
b. Praktek pribadi 'di samping' praktik publik: layanan medis yang ditawarkan oleh
dokter di institusi khusus melalui tempat terpisah yang berdekatan dengan pekerjaan
di fasilitas kesehatan pemerintah.
c. Praktik pribadi 'dalam' fasilitas praktik umum: layanan medis khusus yang ditawarkan
di tempat umum di luar jam sektor publik, menggunakan sumber daya publik, sebagian
diatur oleh rumah sakit atau oleh departemen yang menjalankannya.
d. Praktik pribadi 'terintegrasi' ke dalam praktik publik: layanan medis yang disediakan
oleh dokter residen di fasilitas umum, yang diadakan di tempat umum, menggunakan
sumber daya publik, dan biasanya ditawarkan tanpa batasan waktu dan selama
pergeseran sektor publik tetapi atas dasar pembayaran tidak resmi 21.
Selain itu, El Koussa et al (2016) juga mengidentifikasi enam faktor yang
mempengaruhi pilihan tempat kerja dokter antara lain:
a. Insentif Keuangan; Kurangnya kompensasi keuangan ditemukan menjadi faktor
utama yang mendorong dokter untuk meninggalkan sektor publik atau praktek baik
di sektor swasta dan publik (praktik ganda). Gaji yang kompetitif dan penghasilan
yang lebih tinggi adalah alasan utama para dokter termotivasi untuk pindah ke sektor
swasta
b. Pengembangan karier; Dokter melaporkan kurangnya kesempatan untuk
pengembangan profesional dan akademis, pengembangan karier yang stagnan dan
kurangnya kesempatan pelatihan sebagai alasan yang akan mendorong mereka untuk
meninggalkan sektor publik atau praktek di sektor publik dan swasta 22.
c. Infrastruktur dan kepegawaian; Kurangnya sumber daya, kekurangan staf, posisi
dokter yang tidak lengkap, sarana dan prasarana yang buruk dan lingkungan kerja
yang buruk merupakan faktor pendorong di sektor publik. Hubungan pasien-dokter
yang buruk, gangguan manajerial yang tinggi, kurangnya rasa hormat dan
penghargaan terhadap dokter, dan hubungan supervisor-karyawan yang buruk
merupakan faktor pendorong utama pendorong praktik ganda.
d. Beban kerja dan otonomi; Faktor pendorong yang disebutkan meliputi: tekanan
beban kerja, pekerjaan yang menguras tenaga secara mental, beban kerja yang berat,
jam kerja yang panjang, otonomi yang rendah, birokrasi dan kekakuan dalam
perawatan pasien dan jadwal yang tidak fleksibel22.
B. Kerangka Teori

Gambar 1 Kerangka Teori Praktik Ganda di Sektor Kesehatan 21

C. Konsep Penelitian
Metode atau cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan ditulis tidak melebihi 600 kata.
Bagian ini dilengkapi dengan diagram alir penelitian yang menggambarkan apa yang sudah
dilaksanakan dan yang akan dikerjakan selama waktu yang diusulkan. Format diagram alir dapat
berupa file JPG/PNG. Bagan penelitian harus dibuat secara utuh dengan penahapan yang jelas,
mulai dari awal bagaimana proses dan luarannya, dan indikator capaian yang ditargetkan. Di
bagian ini harus juga mengisi tugas masing-masing anggota pengusul sesuai tahapan penelitian
yang diusulkan.
METODE
A. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Jenis penelitian yang
digunakan adalah non eksperimental dengan metode pengambilan data berdasarkan
pendekatan waktu adalah metode cross sectional survey yaitu model pendekatan waktu
yang menggunakan satu kali pengumpulan data pada suatu saat yang sama
(Sulistyaningsih, 2010). Model ini bertujuan untuk mengetahui situasi secara langsung
mengenai praktik ganda tenaga kesehatan puskesmas. Penelitian ini akan dilakukan di
seluruh puskesmas Kota Baubau yang terdiri dari 17 Puskesmas yang akan
dilaksanakan pada bulan April sampai Oktober tahun 2019. Secara umum tahapan
proses yang akan dilakukan dalam penelitian ini digambarkan dalam diagram alir pada
gambar sebagai berikut:
B. Tahapan dalam diagram alir
1. Studi Pendahuluan
Dalam studi pendahuluan, peneliti melakukan survey pada tenaga puskesmas dan
mencari permasalahan yang terjadi pada puskesmas yang diteliti sehingga mendapat
gambaran umum untuk memulai suatu penelitian. Pada permasalahan penelitian ini,
peneliti melakukan wawancara by phone dengan beberapa kepala puskesmas untuk
mendapatkan gambaran tentang praktik ganda tenaga kesehatan di puskesmas wilayah
Kota Baubau.
2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka hal yang menjadi pokok permasalahan dalam
penelitian ini adalah “Bagaimana dan sejauh mana tenaga kesehatan pemerintah
khususnya Puskesmas terlibat dalam praktik swasta?”
3. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan mengukur tingkat dan pola praktik ganda
tenaga kesehatan di Puskesmas wilayah Kota Baubau.
4. Pengumpulan Data
a. Data Primer
Alat pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner. Metode pengumpulan data dengan cara peneliti mendatangi
Puskesmas di wilayah Kota Baubau.
b. Data Sekunder yang akan dicari untuk mendukung tujuan penelitian yaitu
profil puskesmas, laporan kinerja puskesmas, data kunjungan pasien
perbulan, data jumlah tenaga kesehatan di puskesmas, capain SPM.
5. Subjek Penelitian
a. Batasan Populasi
Kelompok Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga kesehatan yang ada
Puskesmas Kota Baubau.
b. Cara Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel di Puskesmas dilakukan dengan menggunakan
Purposive Sampling. Sampel yang dimaksud dokter, perawat dan bidan
puskesmas dengan besaran sampel sebanyak 120 orang. Diasumsikan dapat
memberikan informasi yang akurat sesuai dengan tujuan penelitian ini.
6. Variabel Penelitian
a. Variabel Dependen
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah praktik ganda tenaga kesehatan
puskesmas di Kota Baubau
b. Variabel Independen
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah karakaterisitik individu (jenis kelamin,
usia, masa kerja, status parenthood, dan preferensi keluarga), jumlah pasien,
beban kerja, ukuran organisasi, komitmen organisasi, dan pengawasan
7. Metode Pegolahan dan Analisa Data
a. Tahapan pengolahan data adalah sebagai berikut:
1) Screening
Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan seberapa banyak data yang tidak terisi
(missing) yang ditemukan dalam kuesioner.
2) Editing
Pada tahap ini semua kesalahan yang telah didapatkan pada tahap screening
akan divalidasi dengan cara membuka kembali kuesioner yang datanya tidak
sesuai.
3) Tabulasi
Kegiatan ini dilakukan dengan cara mengelompokkan data dalam bentuk
tabel menurut sifat-sifat yang dimilikinya, sesuai dengan tujuan penelitian
agar selanjutnya mudah dianalisa.
4) Processing
Dalam kegiatan ini jawaban dari responden yang telah diterjemahkan menjadi
bentuk angka, selanjutnya diproses agar mudah dianalisis.
5) Cleaning
Kegiatan ini merupakan pembersihan data dengan cara pemeriksaaan kembali
data yang sudah dimasukkan dalam master tabel, apakah ada kesalahan atau
tidak.
b. Analisis Data
Pengolahan dan analisis data dengan menggunakan STATA versi 12. Analisis
data yang dilakukan analisis univariat yaitu analisis distribusi frekuensi dan
persentase tunggal terkait dengan tujuan penelitian dan analisis bivariat
dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi yaitu
variabel independen: karakaterisitik individu (jenis kelamin, usia, masa kerja,
status parenthood, dan preferensi keluarga), jumlah pasien, beban kerja, ukuran
organisasi, komitmen organisasi, dan pengawasan dengan variabel dependen
yaitu praktik ganda tenaga kesehatan puskesmas.
8. Pembahasan
Melakukan pembahasan dari analis dan intepretasi data.
9. Kesimpulan dan Saran
Melakukan penarikan kesimpulan dan memberikan saran yang bermanfaat bagi
Puskesmas.
Jadwal penelitian disusun dengan mengisi langsung tabel berikut dengan memperbolehkan
penambahan baris sesuai banyaknya kegiatan.

JADWAL

Bulan
No Nama Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Studi Literatur
2 Mencari data-data
3 Analisis situasi
4 Pembuatan proposal
5 Perizinan
6 Koordinasi
7 Penelitian
8 Pengolahan Data
9 Penulisan Laporan
10 Pengiriman Laporan
11 Publikasi Jurnal

Daftar pustaka disusun dan ditulis berdasarkan sistem nomor sesuai dengan urutan pengutipan.
Hanya pustaka yang disitasi pada usulan penelitian yang dicantumkan dalam Daftar Pustaka.

DAFTAR PUSTAKA
1. Sherr K, Mussa A, Chilundo B, et al. Brain drain and health workforce distortions in
Mozambique. PLoS One. 2012;7(4). doi:10.1371/journal.pone.0035840
2. Berman P a, Cuizon D. Multiple public-private jobholding of health care providers in
developing countries an exploration of theory and evidence. DFID Issues Pap. 2004:1-41.
3. Gruen R, Anwar R, Begum T, Killingsworth JR, Normand C. Dual job holding practitioners
in Bangladesh: An exploration. Soc Sci Med. 2002;54(2):267-279. doi:10.1016/S0277-
9536(01)00026-0
4. Ferrinho P, Van Lerberghe W, Fronteira I, Hipólito F, Biscaia A. Dual practice in the health
sector: Review of the evidence. Hum Resour Health. 2004;2:1-17. doi:10.1186/1478-4491-
2-14
5. Montes-rojas G. Regulation and Moonlighting of Public Health Professionals : Evidence
from Indonesia. 2016:1-47.
6. Ferrinho P, Lerberghe W Van. Managing Health Professionals in the Context of Limited
Resources: a Fine Line Between Corruption and the Need for Moonlighting.
2002;(December):1-28.
7. Biglaiser G, Ma CA. Moonlighting : Public Service and Private Practice. RAND J Econ.
2007;38(4):1113-1133.
8. Moghri J, Arab M, Rashidian A, Akbari Sari A. Physician dual practice: A descriptive
mapping review of literature. Iran J Public Health. 2016;45(3):278-288.
9. González P, Macho-Stadler I. A theoretical approach to dual practice regulations in the
health sector. J Health Econ. 2013;32(1):66-87. doi:10.1016/j.jhealeco.2012.08.005
10. Chaudhury N, Hammer J, Kremer M, Muralidharan K, Rogers FH. Missing in Action:
Teacher and Health Worker Absence in Developing Countries. J Econ Perspect.
2006;20(1):91-116. doi:10.1257/089533006776526058
11. Kisakye A, Tweheyo R, Ssengooba F, Pariyo G, Rutebemberwa E, Kiwanuka S. Regulatory
mechanisms for absenteeism in the health sector: a systematic review of strategies and their
implementation. J Healthc Leadersh. 2016;Volume 8:81-94. doi:10.2147/JHL.S107746
12. Russo G, de Sousa B, Sidat M, Ferrinho P, Dussault G. Why do some physicians in
Portuguese-speaking African countries work exclusively for the private sector? Findings
from a mixed-methods study. Hum Resour Health. 2014;12(1):51. doi:10.1186/1478-4491-
12-51
13. Jan S, Bian Y, Jumpa M, et al. Dual job holding by public sector health professionals in
highly resource-constrained settings: Problem or solution? Bull World Health Organ.
2005;83(10):771-776. doi:/S0042-96862005001000014
14. Candra C, Lazuardi L, Hasanbasri M. Absenteeism among primary health center medical
officers: comparing urban and rural community health centers in the eastern Indonesia. J
Community Med Public Heal. 2016;32(12):481-486.
15. Badan Pusat Statistik Kota Baubau. Statistik Daerah Kota Baubau Tahun 2017.; 2017.
16. Endang SS. Manajemen Kesehatan Teori Dan Praktik Di Puskesmas. Gadjah Mada
University Press; 2011.
17. Socha K, Bech M. The relationship between dual practice and physicians ’ work behaviour
in the public hospitals : Results from the Danish survey . Heal Econ Pap. 2011;1.
18. García-Prado A, González P. Whom Do Physicians Work For? An Analysis of Dual
Practice in the Health Sector. J Health Polit Policy Law. 2011;36(2):265-294.
doi:10.1215/03616878-1222721
19. Eggleston K, Bir A. Physician dual practice. Health Policy (New York). 2006;78(2-3):157-
166. doi:10.1016/j.healthpol.2005.09.007
20. Paina L, Bennett S, Ssengooba F, Peters DH. Advancing the application of systems thinking
in health: Exploring dual practice and its management in Kampala, Uganda. Heal Res Policy
Syst. 2014;12(1):no pagination. doi:10.1186/1478-4505-12-41 [doi]
21. Russo G, McPake B, Fronteira I, Ferrinho P. Negotiating markets for health: An exploration
of physicians’ engagement in dual practice in three African capital cities. Health Policy
Plan. 2013;29(6):774-783. doi:10.1093/heapol/czt071
22. El Koussa M, Atun R, Bowser D, Kruk ME. Factors influencing physicians’ choice of
workplace: systematic review of drivers of attrition and policy interventions to address
them. J Glob Health. 2016;6(2). doi:10.7189/jogh.06.020403dst.
LAMPIRAN 1. BIODATA PENGUSUL
A. BIODATA KETUA PENGUSUL

Nama CANDRA S.KM, M.P.H

NIDN/NIDK 0512128702

Pangkat/Jabatan -/Tidak Punya

E-mail chandra_laskar@yahoo.com

ID Sinta 5996364

h-Index 0

Publikasi di Jurnal Internasional terindeks

Peran (First
author, Nama Jurnal, Tahun terbit,
No Judul Artikel Corresponding Volume, Nomor, P-ISSN/E- URL artikel (jika ada)
author, atau ISSN
co-author)

Publikasi di Jurnal Nasional Terakreditasi Peringkat 1 dan 2

Peran (First
author, Nama Jurnal, Tahun terbit,
No Judul Artikel Corresponding Volume, Nomor, P-ISSN/E- URL artikel (jika ada)
author, atau ISSN
co-author)

Ketidakhadiran petugas
Puskesmas: perbandingan Berita Kedokteran Masyarakat
1 first author https://jurnal.ugm.a
puskesmas desa dan kota di , 2016, 32, 12, 2614-8412
Indonesia timur

Prosiding seminar/konverensi internasional terindeks

Peran (First
author, Nama Jurnal, Tahun terbit,
No Judul Artikel Corresponding Volume, Nomor, P-ISSN/E- URL artikel (jika ada)
author, atau ISSN
co-author)

Buku

Tahun
No Judul Buku ISBN Penerbit URL (jika ada)
Penerbitan

Perolehan KI

Tahun Status KI
No Judul KI Jenis KI Nomor URL (jika ada)
Perolehan (terdaftar/granted)
B. ANGGOTA PENGUSUL 1

Nama NURUL ISNAINI FEBRI ARINI S.Kep, M.P.H

NIDN/NIDK 0512027901

Pangkat/Jabatan -/Tidak Punya

E-mail nurulif@gmail.com

ID Sinta 6151046

h-Index 0

Publikasi di Jurnal Internasional terindeks

Peran (First
author, Nama Jurnal, Tahun terbit,
No Judul Artikel Corresponding Volume, Nomor, P-ISSN/E- URL artikel (jika ada)
author, atau ISSN
co-author)

Publikasi di Jurnal Nasional Terakreditasi Peringkat 1 dan 2

Peran (First
author, Nama Jurnal, Tahun terbit,
No Judul Artikel Corresponding Volume, Nomor, P-ISSN/E- URL artikel (jika ada)
author, atau ISSN
co-author)

Prosiding seminar/konverensi internasional terindeks

Peran (First
author, Nama Jurnal, Tahun terbit,
No Judul Artikel Corresponding Volume, Nomor, P-ISSN/E- URL artikel (jika ada)
author, atau ISSN
co-author)

Buku

Tahun
No Judul Buku ISBN Penerbit URL (jika ada)
Penerbitan

Perolehan KI

Tahun Status KI
No Judul KI Jenis KI Nomor URL (jika ada)
Perolehan (terdaftar/granted)
LAMPIRAN 3. BUKTI PEROLEHAN KI
PERSETUJUAN USULAN

Nama Pimpinan Nama Unit Lembaga


Tanggal Pengiriman Tanggal Persetujuan Sebutan Jabatan Unit
Pemberi Persetujuan Pengusul

Ketua Lembaga
Lembaga Penelitian
Penelitian dan
CANDRA S.KM, dan Pengabdian
3 Oktober 2018 3 Oktober 2018 Pengabdian
M.P.H Masyarakat Stikes AL
Masyarakat Stikes AL
Islam Yogyakarta
Islam Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai