OLEH:
KELOMPOK 2:
Menyetujui :
Kepala Ruang Pembimbing Lapangan
Sri Endah. S., Amd, Kep. Sri Endah. S., Amd, Kep.
Mengetahui
Dosen Pembimbing Akademik
Puji syukur kehadirat Allah swt. atas segala rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “Laporan Praktik Belajar
Lapangan Manajemen Keperawatan” dengan tepat waktu. Laporan ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan.
Penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Diantaranya adalah:
1. Ns. Dodi Wijaya, M.Kep selaku dosen pembimbing akademik dan Penanggung
Jawab Mata Kuliah Manajemen Keperawatan
2. Kepala Rumah Sakit Baladhika Husada Jember yang telah memberikan izin
kepada mahasiswa PSIK Universitas Jember untuk melakukan Praktik Belajar
Lapangan Manajemen di Rumah Sakit Baladhika Husada Jember
3. Ibu Sri Endah S., Amd. Kep. selaku Kepala Ruangan ruang perawatan Teratai
4. Perawat di ruang perawatan Teratai, dan semua pihak yang tidak dapat kami
sebutkan satu persatu.
Penulis juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi
kesempurnaan laporan ini. Penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat dan
menambah pengetahuan pembaca.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah melakukan praktik manajemen keperawatan selama 5 hari di Ruang
Perawatan T RS Tingkat III Baladhika Husada Jember, mahasiswa mampu
menganalisis manajemen di dalam ruangan serta mampu mengaplikasikan
keterampilan manajemen dan kepemimpinan keperawatan.
1.2.2 Tujuan Khusus
1) Mengumpulkan data, menganalisis data dan memahami data masalah
dalam pengorganisasian asuhan keperawatan di ruangan;
2) Mengorganisasaikan pelaksanaan kegiatan keperawatan di ruangan;
3) Memperkenalkan perubahan kecil yang bermanfaat untuk ruangan;
4) Mengidentifikasi masalah yang terjadi;
5) Merencanakan beberapa alternatif pemecahan masalah; dan
6) Mengusulkan alternatif pemecahan masalah kepada manajer keperawatan.
1.3 Manfaat
a. Bagi Pasien
Pasien mampu merasakan manfaat dari manajemen ruangan yang akan
diterapkan oleh ruangan.
b. Bagi Perawat
Perawat dapat menerapkan pemecahan masalah dalam manajemen untuk
meningkatkan kualitas layanan asuhan keperawatan.
c. Bagi Rumah Sakit
Dapat menambah informasi terkait manajemen asuhan keperawatan yang bisa
diaplikasikan secara tepat dalam mengelola asuhan keperawatan.
BAB 2
PENGKAJIAN
KEPALA RUANG
PERAWAT PELAKSANA
Kuswadi (Jr)
IGD POLI
REGISTRASI
2) Ruang Perawatan
Ruang 1, 2 , 3 di ruang perawatan teratai terdapat sekat tirai sebagai pembatas
antar pasien, sehingga privasi tindakan yang diberikan kepada pasien tetap
terjaga. Begitu juga di ruang 6 dan 12, untuk di ruang 6 terdapat sekat kayu
sedangakan diruang 12 terdapat tirai sebagai pembatas antar pasien sehingga
privasi tindakan yang diberikan kepada pasien juga tetap terjaga. Suasana di
ruangan perawatan kurang kondusif pada setiap ruangan kecuali di ruang 1
dan 2. Hal ini terkait dengan keluarga pasien yang berkunjung lebih dari 2
orang dan dilakukan secara bersamaan sehingga lingkungan pasien menjadi
kurang tenang utamanya pada siang dan sore hari. Selain itu, padatnya
keluarga yang mengunjungi pasien membuat suhu rungan menjadi lebih
panas sehingga fasilitas kipas angin yang berada diruangan tidak mampu
memberikan sirkulasi udara yang baik dan cukup bagi pasien.
Barang yg di diberikan
dibutuhkan dokumentasi pihak apotek
kan
Keterangan:
Jika ruangan kehabisan barang kesehatan habis pakai, maka perawaat
ruangan akan melakukan permohonan barang berupa barang kesehatan habis pakai
yang dibutuhkan. Perawat ruangan mencatat atau mendokumentasikan barang-barang
yang dibutuhkan kemudian catatan diserahkan kepada pihak Apotek, kemudian pihak
apotek menerima permohonan dan kemudian barang diserahkan ke perawat ruangan.
Apotek menyerahkan kepada perawat ruangan, setelah barang diterima perawat
ruangan menandatangani form tanda terima dari pihak apotek sebagai tanda bukti.
Keterangan:
Alur perbaikan perbaikan barang rusak yang ada di ruang perawatan T, pada awalnya
bermula dari pengajuan perawat ruangan yang mendata barang-barang yang rusak
dan membutuhkan perbaikan, kemudian di dokumentasikan melalui daftar barang
yang harus diperbaiki, hasil dokumentasi tersebut dilaporkan kepada kepala ruangan.
Kemudian kepala ruangan mengajukan daftar barang tersebut kepada Kepala Instal
Watnap. Kepala Instal Watnap diajukan kepada bagian Pembekalan Umum,
selanjutnya diberikan kepada ruangan.
f. Denah ruang Perawatan T
d. Timbang Terima
Timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan sesuatu (laporan) yang
berkaitan dengan keadaan klien (Nursalam, 2011). Timbang terima memiliki tujuan
untuk mengakurasi, mereabilisasi komunikasi tentang tugas perpindahan informasi
yang relevan yang digunakan untuk kesinambungan dalam keselamatan dan
keefektifan dalam bekerja.
Hasil observasi timbang terima di Ruang Perawatan T
1. Timbang terima dilaksanakan sebanyak 2 kali, diantaranya pada operan pagi
dilakukan pada pukul 07.00-14.00 dan operan sore dilakukan pukul 14.00-07.00.
2. Cara timbang terima adalah dengan menyebutkan nama ruangan, nomer ruangan,
nomer bed, dokter yang menangani, keluhan pasien saat datang, terapi obat yang
diberikan, terapi yang akan dijalani, pemeriksaan yang direncanakan untuk pasien
hari ini, keluhan pasien saat ini, dan tanda vital pasien.
3. Perawat keliling memperkenalkan dan memeriksa kondisi pasien satu per satu,
menggantikan cairan infus yang habis, dan lain-lain.
e. Supervisi keperawatan
Supervisi adalah mengawasi, meneliti dan memeriksa, yang dipandang sebagai
proses dinamis dengan memberikan dorongan dan berpartisipasi dalam
pengembangan diri staf dan pelaksanaan keperawatan. Seharusnya dalam suatu
rumah sakit diperlukan adanya supervisi untuk mengawasi pelaksanaan keperawatan.
Supervisi yang ideal dilakukan satu minggu sekali untuk menilai kinerja perawat
selama seminggu dan mengevaluasi asuhan perawatan yang telah dilakukan.
Menurut keterangan perawat di ruang perawatan T, supervisi keperawatan ada,
namun keberadaan supervisi tidak tentu atau tidak terjadwal. Supervisi biasanya
dilakukan oleh Kepala Instalasi Rawat Inap (KAINSTALWATNAP dan Kepala
Keperawatan) yang ada di rumah sakit. Biasanya pemantauan dilakukan oleh perawat
pelaksana sendiri tanpa ada dari pihak lain. Namun apabila terdapat suatu hal yang
tidak dapat tertangani oleh perawat ruangan (perawat pelaksana), perawat ruangan
akan menghubungi kepala rungan untuk mencari penyelesaiannya, dan jika kepala
rungan tetap tidak bisa menyelesaikan permasalah yang ada, maka kepala rungan
akan menghubungi kainstalwatnap untuk mencari penyelesaiannya.
f. Ronde Keperawatan
Ronde Keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah
keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat dengan melibatkan pasien untuk
membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan selanjutnya. Ronde keperawatan
dilaksanakan bersama tim dalam ruangan dan tim medis dokter. Ronde keperawatan
di ruang perawatan T tidak dilakukan secara mandiri di dalam forum ruangan
perawatan T namun akan dibahas di dalam forum rumah sakit.
g. Discharge Planing
Perencanaan merupakan suatu proses berkelanjutan yang diawali dengan
merumuskan tujuan, dan rencana tindakan yang akan dilaksanakan, menentukan
personal, merancang proses dan kriteria hasil, memberikan umpan balik pada
perencanaan yang sebelumnya dan memodifikasi rencana yang diperlukan
(Swanburg, 1999). Fungsi planning (perencanaan) adalah fungsi terpenting dalam
manajemen, oleh karena fungsi ini akan menentukan fungsi-fungsi manajemen
lainnya. Menurut Muninjaya, (1999) fungsi perencanaan merupakan landasan dasar
dari fungsi manajemen secara keseluruhan. Prasyarat perencanaan yang dibutuhkan
adalah sederhana, tujuan dan hasil yang akan dicapai jelas, berdasarkan kebijakan
dan prosedur yang berlaku, sesuai prioritas, pelibatan aktif, praktis, fleksibel,
berkesinambungan, dan mempunyai kejelasan metode evaluasi
Discharge Planning/Perencanaan Pulang adalah komponen sistem perawatan
berkelanjutan, yang bertujuan untuk perawatan yang dapat dilakukan keluarga
maupun klien saat pulang kerumah dan membantu keluarga menemukan jalan
pemecahan masalah dengan baik, pada saat tepat dan sumber yang tepat.
Perencanaan pulang pada ruangan tidak ada format khusus. Perencanaan pulang oleh
perawat sudah ada di dalam resume keperawatan dan lembar kontrol yang telah
menggunakan format yang ada di ruangan. Tindakan yang dilakukan dalam
perencanaan pulang meliputi diagnosa keperawatan saat pulang, pemakaian obat,
hasil pemeriksaan, pendidikan kesehatan tentang yang akan dilakukan pasien di
rumah, jadwal pasien untuk control, dan makanan yang boleh untuk dikonsumsi.
h. Sentralisasi obat
1) Obat di ruangan
Obat diperoleh dari apotek yang sebelumnya diresepkan oleh dokter
yang merawat, resep pada pagi hari diantar oleh perawat ke apotik, setelah
obat yang diresepkan telah selesai disiapakan oleh pihak apotik, pihak apotik
kemudian menghubungi ruangan untuk mengambil obat yang diresepkan.
Setelah obat diambil oleh perawat ruangan, perawat memasukkan obat
kedalam kotak obat yang ada di nurse station sesuai dengan nama pasien.
Obat diberikan pada pasien dengan dengan prinsip 5T 1W, yaitu tepat obat,
tepat dosis, tepat waktu, tepat pasien, tepat rute, waspada terhadap reaksi.
Sentralisasi obat telah dilakukan baik obat oral maupun obat injeksi, dan
untuk cairan infus diletakkan di lemari nurse station, sehingga pada saat
cairan infus habis maka pasien meminta atau keluarga pasien melapor pada
perawat jaga.
2) Stok harian
Stok obat dan alat habis pakai dapat diadakan setiap hari, namun
untuk meminta obat harus dengan resep dari dokter.
3) Stok untuk kelancaran
Obat dan alat perlengkapan selalu disuplai untuk menunjang asuhan
keperawatan kepada pasien. Obat didapatkan dari gudang farmasi. Yang
termasuk stok untuk kelancaran adalah alkohol, plester(hipafix) karena sering
habis dan harus meminta ke apotik.
i. Dokumentasi keperawatan
Menurut Kozier (2004), dokumentasi keperawatan adalah laporan baik
komunikasi secara lisan, tertulis maupun melalui komputer untuk menyampaikan
informasi kepada orang lain. Merupakan informasi tertulis tentang status dan
perkembangan kondisi klien serta semua kegiatan asuhan keperawatan yang
dilakukan oleh perawat (Fisbach, 1991). Dokumentasi keperawatan merupakan suatu
bukti otentik respon pasien dan perubahan yang terjadi dari tindakan yang dilakukan
oleh perawat baik secara mandiri maupun kolaborasi yang merupakan bagian
permanen dari rekam medis lain.
Dokumentasi keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan,
intervensi, implementasi dan evaluasi. Format pengkajian yang digunakan dalam
ruang ini yaitu menggunakan metode POR (problem oriented resourse) dengan
mengisi secara tertulis. Item-item dalam pengkajian yang terdiri dari identitas pasien,
anamnesa, TTV, peeriksaan fisik, diagnosa sementara, diagnosa banding, terapi,
pemeriksaan penunjang, pemeriksaan laboratorium, catatan dokter dan catatan
perawat, fomulir observasi, resume keperawatan, kontrol dalam pemberian obat dan
tindakan, dan lembar konsul, riwayat penyakit, pengkajian fisik, TTV, pernafasan,
kardiovaskuler, persarafan, perkemihan, pencernaan, musculoskeletal, reproduksi,
psikologi, sosial-spiritual dan data penunjang. Berikutnya pendokumentasian
diagnosa dan rencana keperawatan menggunakan format tabel yang terdiri dari
diagnosa keperawatan, tujuan, kriteria hasil dan intervensi. Pendokumentasian
implementasi dan evaluasi dalam satu format catatan perkembangan, evaluasi
menggunakan SOAP, Pendokumentasian dilakukan setiap pergantian shift dinas dan
dilaporkan ketika timbang terima. Rincian urutan format pendokumentasian dari
awal pasien MRS sebagai berikut:
RM 01. lembar pengkajian umum pasien (identitas klien, anamnesa, pemeriksaan
fisik, diagnosa sementara, diagnosa banding, pemeriksaan penunjang)
RM 02. Surat keterangan rawat inap
RM 03. Resume Medis Pasien JKN
RM 04 lembar peryataan persetujuan pembiayaan pasien BPJS jam Kesmas
RM 05. Pemeriksaan Laboratorium
RM 06. Catatan Harian Dokter dan Laporan perawat
RM 07. Perkembangan pasien
RM 08. Formulir observasi
RM 09. Resume keperawatan
RM 10. Grafik
RM 11. Kontrol Pemberian obat dan tindakan
RM 12. Lembar konsul
RM 13. Surat persetujuan Tindakan Medik
RM 14. Penolakan tindakan medis
k. Pelaksanaan SAK
SAK adalah Standar Asuhan Keperawatan yang ditetapkan oleh Depkes dan
dijadikan Pedoman di rumah sakit. Sedangkan SAK Khusus adalah Standar Asuhan
yang dibuat oleh rumah sakit untuk 10 kasus terbanyak untuk masing-masing unit
pelayanan. Pelaksanaan SAK di RS perlu untuk diperhatikan dengan terperinci
karena asuhan keperawatan berkaitan langsung dengan tingkat kepuasan klien.
Indikator pelaksanaan SAK di RS meliputi:
1) Ada buku Standar Asuhan Keperawatan (SAK).
2) SK Direktur RS tentang penerapan SAK di RS.
3) Ada juknis penerapan SAK
4) Dokumentasi asuhan keperawatan yang mencerminkan penerapan SAK
SAK menjadi tolak ukur mutu asuhan keperawatan, menurunkan biaya
keperawatan, melindungi kepentingan pasien dan perawat, dan untuk mengetahui
kemampuan perawat dalam melakukan asuhan keperawatan. Hasil observasi dan
pengkajian menunjukkan jika pelaksanaan SAK di ruangan Teratai kurang terlaksana
secara optimal, alasannya karena masalah waktu. Hal tersebut tercermin dari buku
asuhan keperawatan yang kurang lengkap sesuai dengan standar yaitu mulai dari
pengkajian tidak ada pengkajian keperawatan hanya ada pengkajian medis, evaluasi
keperawatan yang hanya tertulis direkam medis pasien tidak dibuku asuhan
keperawatan yang ada di ruang perawatan Teratai.
BOR
Keterangan:
(agustus), 246 (September), 234
BOR
Tahun 2014
Kriteria
Agustus September Oktober
Jumlah 18 buah 18 buah 18 buah
Tempat
Tidur
BOR
(%)
ALOS
(hari)
=4 =4 =4
TOI
(hari)
BTO
(kali)
MOR
(%)
1. BOR
2. TOI =
3. BTO =
4. MOR =
5.
Keterangan:
(agustus), 246 (september), 234
(oktober)
⅀tempat tidur = 18
Periode = 31 (agustus), 30 (September), 31 (oktober)
Ideal BOR = 60-85 (
Reability (Handal)
Assurance (Jaminan)
Diagram 5.3 Diagram Assurance (Jaminan) kuesioner kepuasan pasien
RSAD Baladhika Husada Jember
Empaty (Perhatian)
Responsiveness (Tanggap)
Diagram 5.5 Diagram Responsiveness (Tanggap) kuesioner kepuasan pasien
RSAD Baladhika Husada Jember
Untuk saat ini tingkat kepuasan pasien belum bisa dikontrol secara
maksimal, dikarenakan di Ruang Perawatan T belum terdapat kotak kritik dan
saran. Hanya saja, kotak kritik dan saran hanya terdapat di rumah sakit
Baladhika Husada Jember bukan di Ruang Perawatan T.
Setelah dilakukan pengkajian dengan cara menyebarkan kuesioner kepada
11 pasien yang berada di Ruang Perawatan T, didapatkan hasil bahwa sebagian
besar dari pasien mengatakan puas dengan pelayanan dan sarana prasana yang
tersedia. Namun terdapat beberapa indikator yang menyatakan pasien belum
merasa puas yaitu dalam aspek perhatian, dimana perawat jarang sekali
mengingatkan pasien atau keluarga pasien secara langsung dalam hal
keamanan dan menyimpan barang berharga pasien dan keluarganya. Mungkin
hal tersebut dikarenakan sudah terdapatnya aturan yang jelas mengenai hal
tersebut, sehingga perawat tidak perlu mengingatkan, namun alangkah lebih
baiknya jika perawat tetap menngingatkan hal-hal tersebut.
Gaji/Salary
Diagram 5.6 Diagram Gaji/salary perawat
RSAD Baladhika Husada Jember
Kondisi Kerja
Diagram 5.7 Diagram kondisi kerja perawat RSAD BAladhika Husada Jember
Kebijakan Perusahaan
Diagram 5.8 Diagram kebijakan perusahaan RSAD Baladhika Husada Jember
Diagram 5.9 Diagram hubungan antar pribadi perawat RSAD BAladhika Husada
Jember
Supervise
Diagram 5.10 Diagram supervise perawat RSAD BAladhika Husada Jember
Prestasi
Pengakuan
Diagram 5.12 Diagram pengakuan perawat RSAD BAladhika Husada Jember
Pekerjaan
Tanggung Jawab
Diagram 5.14 Diagram tanggung jawab perawat RSAD BAladhika Husada
Jember
Promosi/Pengemmbangan Karir
2. WEAKNESS
A. Ketenagaan (Man/M1)
1) Beban kerja ganda pada tenaga 0.04 1 0.04
keperawatan sebagai
transporter, pengantar dan
pengambil obat, dan
administrasi
2) Ruang perawatan T belum 0.04 1 0.04
mempunyai tenaga
administrasi khusus
3) Sebagian besar SDM masih 0.04 1 0.04
SPK
B. Sarana dan Prasaranan
(Material/M2)
1) Ruang perawat relatif 0.03 2 0.06
sempit, pengap dan panas
2) Sebagain besar peralatan 0.04 1 0.04
dan fasilitas petugas
kesehatan kurang
terpenuhi di ruangan
3) Banyaknya keluarga 0.03 2 0.06
pasien yang menggelar
tikar di dalam ruang rawat
4) Peraturan jam kunjung 0.03 1 0.03
belum efektif
5) Belum ada penunjuk jalan 0.04 1 004
menuju ruang perawatan T
dari arah ruang perawatan
lain, ICU, maupun UGD
dan arah evakuasi
C. Metode (M3/Methode)
0.04
1) Model penugasan tim 0.04 1
belum terorganisasi
0.04
2) Tidak Terdapat visi, misi, 0.04 1
falsafah, tujuan ruangan
0.08
3) Supervisi dilakukan oleh 0.04 2
pihak yang ditunjuk
namun hanya sebatas
melihat ruangan
0.04
4) SAK (Standar Asuhan 0.04 1
Keperawatan) di ruangan
belum maksimal
D. Sumber Keuangan
(Money/M4)
1) Sumber keuangan murni 0.04 2 0.08
dari pemerintah (rumah
sakit)
E. Pemasaran Bangsal
(Market/M5) 0.04 1 0.04
2) Nilai BOR dalam 3 bulan
menurun
4. THREATENED
A. Ketenagaan (Man/M1)
1) Kurangnya perekrutan 0,07 1 0.07
sumber daya manusia di
Rumah Sakit, dan lebih
diutamakan pada TNI dari
pada masyarakat diluar
TNI.
2) Kepala rumah sakit yang 0,06 1 0,06
berganti setiap 2 tahun
sekali, juga mempengaruhi
perubahan kebijakan.
B. Sarana dan Prasaranan
(Material/M2)
1) Kurangnya penambahan 0,08 1 0,08
alat dan sarana dari rumah
sakit di setiap ruangan
0,14
2) Perkembangan dunia atau 0,07 2
globalisasi yang
mengharuskan
penggunaan media
elektronik
3) Kurangnya sarana dan 0,08 2 0,16
prasarana rumah sakit
dibandingkan dengan
standar rumah sakit tipe C
C. Metode (M3/Methode)
0,12
1) Kurangnya kesadaran 0,06 2
masyarakat untuk
memeriksakan diri,
terutama di rumah sakit
D. Sumber Keuangan
(Money/M4)
0,16
1) Prosedur pengajuan 0,08 2
anggaran untuk pengadaan
barang membutuhkan
waktu yang cukup lama
untuk memperoleh
persetujuan dari rumah
sakit.
E. Pemasaran Bangsal
(Market/M5)
1) Adanya praktik swasta 0,08 1 0,08
kesehatan yang dapat
melakukan pelayanan
kesehatan selain di rumah
sakit.
Total Skor Threatened=0,87
3.2 Diagram Layang
O
Kuadran IV Kuadran I
Turn Arround Agresif
W +0.49 +0,74
S
Eksternal
Peluang Strategi SO Strategi WO
I III
a. Meningkatkan a. Meningkatkan kolaborasi
kesempatan kepada para dari keragaman tenaga
perawat untuk kesehatan diruangan untuk
melanjutkan pendidikan mengurangi beban kerja
yang lebih tinggi untuk perawat ruangan.
menjadikan tenaga b. Meningkatkan pelatihan
keperawatan yang dan peningkatan pendidikan
professional para tenaga kesehatan di
b. Format dokumentasi
ruangan
lengkap mencakup
c. Mengelola kembali
seluruh proses
keuangan RS dalam
keperawatan yang ditulis
pengembangan sarana dan
lengkap di RM dapat
prasarana di tiap ruangan
digunakan secara
perawatan
maksimal dengan
d. Menanamkan visi, misi dan
mensosialisasikan terlebih
falsafah sebagai tujuan
dahulu kepada perawat
pelayanan ruangan T
ruangan sehingga
dengan customer oriented
pemberian asuhan
e. Meningkatkan supervisi
keperawatan dapat
dan evaluasi dua arah baik
dilakukan secara
dari petugas kesehatan dan
maksimal.
juga pasien melalui
c. Dukungan dari rumah
customer servise dan
sakit dan dari persatuan
pertemuan rutin bulanan di
Angkatan Darat serta
ruang T
Negara untuk Membuat
f. Meningkatkan promosi
program pendidikan,
selain pada jejaring namun
pelatihan, studi banding
pada bagian masyarakat
yang dapat semakin
yang menggunakan BPJS
menunjang perkembangan
untuk meningkatkan BOR
ruangan di rumah sakit
d. Terdapatnya tenaga rumah sakit
professional dan dokter
spesialis yang menjadi
peluang Rumah sakit
tersebut untuk dikunjungi
dan menjadi tempat
tujuan pemeriksaan
kesehatan oleh para
anggota TNI
darimanapun.
e. Sentralisasi obat
dilakukan dengan
mengelompokkan obat
sesuai dengan pasien dan
diberikan dengan cara 5T
1W yang dapat menjamin
safety pasien.
f. Adanya tunjangan selain
gaji pokok yang akan
meningkatkan
keanekaragaman petugas
kesehatan dirumah sakit
Ancaman Strategi ST Strategi WT
II IV
a. Menjalin kerjasama lintas a. Memaksimalkan kebijakan
sektoral antara pergantian
b. Terdapat tenaga kesehatan
kepemimpinan untuk
yang professional, tenaga
meningkatkan
keperawatan yang
pengembangan rumah sakit
berpengalaman dan
b. Menggunakan media
dokter spesialis yang
eleltronik untuk
dapat dijadikan daya tarik
meningkatkan jumlah
kepada masarakat untuk
kunjungan pasien BPJS
berobat ke rumah sakit
c. Meningkatkan kualitas mutu
daripada ke klinik swasta
dengan memanajemen
c. Terdapatnya tunjangan
tenaga yang ada untuk
selain diluar gaji pegawai
yang melebihi UMR memaksimalkan tugas
(Remonerasi, tunjangan tenaga kesehatan di ruangan
jasa pelayanan, ULP) T
yang dapat dijadikan daya d. Mengelola keuangan sebaik
tarik untuk perekrutan mungkin untuk
pegawai baru selain meningkatkan mutu di
anggota TNI bagian sarana prasarana
d. Fasilitas ruangan untuk
pasien yang terpenuhi dan
kepuasan pasien yang
dapat dijadikan promosi
kepada masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Kelly & Heidental, (2004). Essential of Nursing leadership and Management. New
York: Thomson Delmar Learning.
Marquis dan Huston (2010). Kepemimpinan dan manajemen keperawatan. Teori dan
Aplikasi. Alih bahasa: Widyawati dan Handayani. Jakarta. Edisi 4. EGC.