Anda di halaman 1dari 8

DESAIN PCI GIRDER

DATA JEMBATAN SPESIF IC G RAVIT Y


Uraian Notasi Dimensi Jenis Bahan Berat
Panjang balok prategang L 24.00 m (kN/m3)
Jarak antara balok prategang s 1.83 m Beton prategang wc = 25.00
Tebal plat lantai jembatan ho 0.20 m Beton bertulang wc' = 24.00
Tebal lapisan aspal + overlay ha 0.10 m Beton wc'' = 22.00
Tinggi genangan air hujan th 0.05 m Aspal waspal = 22.00
Air hujan wair = 10.00

DIMENSI BALOK PRESTRESS


Kode Lebar Kode Tebal
(m) (m)
b1 0.7400 h1 0.0750
b2 1.0500 h2 0.1100
b3 0.4000 h3 0.1300
b4 0.2500 h4 1.7500
b5 0.3500 h5 0.3500
b6 0.9500 h6 0.4000
h 2.3350

1. BETON
Mutu beton girder prestress : K - 500
Kuat tekan beton, f c' = 0.83 * K / 10 = 41.5 Mpa
Modulus elastik beton, Ec = 4700 *  f c' = 30277.6 Mpa 30277.632

Angka Poisson, s= 0.15


Modulus geser, G = Ec / [2 (1 + s)] = 13164.2 Mpa 13164.188
Koefisien muai panjang untuk beton, a= 1.0E-05 / C

Kuat tekan beton pada keadaan awal (saat transfer) f c' = 0.80 * f c' = 33.20 Mpa
Tegangan ijin beton saat penarikan : Tegangan ijin tekan, 0.60 * f c' = 19.92 Mpa
Tegangan ijin tarik, 0.50 *  f c' = 2.23 Mpa

Tegangan ijin beton pada keadaan akhir : Tegangan ijin tekan, 0.45 * f c' = 18.68 Mpa
Tegangan ijin tarik, 0.50 *  f c' = 3.22 Mpa

Mutu beton plat lantai jembatan : K - 350


Kuat tekan beton, f c' = 0.83 * K / 10 = 29.1 Mpa
Modulus elastik beton, Ec = 4700 *  f c' = 25332.1 Mpa

2. BAJA PRATEGANG
DATA STRANDS CABLE - STANDAR VSL
Jenis strands Uncoated 7 wire super strands AST M A-416 grade 270
Tegangan leleh st rand f py = 1580 Mpa

Kuat tarik strand f pu = 1860 Mpa


Diameter nominal strands 12.7 mm (=1/2")
Untuk baja tulangan polos   12 mm U - 24 Kuat leleh baja fy = U*10= 240 Mpa

1. PENENTUAN LEBAR EFEKTIF PLAT LANTAI

Lebar efektif diambil nilai t erkecil dari :


L/4 = 6 m
s= 1.83 m
12 * ho = 2.40 m

Diambil lebar efektif pelat lantai Be = 1.83 m


Kuat tekan beton plat fc' (plat) = 0.83 * K pelat = 29.05 MPa
Kuat tekan beton balok fc' (balok) = 0.83 * K balok = 41.50 MPa
Modulus elastik plat beton E plat = 4700 (f c' plat) (1/2) = 25332.08 MPa
Modulus elastik balok beton prategang E balok = 0.043 * Wc (1.5) * (f c' balok)(1/2) = 34626.02 MPa
Nilai perbandingan modulus elastik plat dan beton n = Eplat / Ebalok = 0.73
Jadi lebar pengganti beton plat lantai jembatan Beff = n * Be = 1.34 m
Untuk menghindari hambatan dan kesulitan pada saat pengangkutan, maka balok prategang dibuat dalam
bentuk segmental, dengan berat per-segmen maksimum 80 kN sehingga dapat diangkut dengan truck
kapasitas 80 kN, kemudian segmen-segmen balok tersebut disambung di lokasi jembatan

2. SECTION PROPERTIES BALOK PRATEGANG

DIMENSI Luas Jarak t hd Statis Inersia


Ixo
Lebar Tinggi Tampang alas Momen Momen
NO
b h A y A*y 1/12*b*h3 A * y2
(m) (m) 2
(m ) (m) 3
(m ) (m )
4 4
(m )
1 0.74 0.08 0.05550 2.30 0.12751 0.00003 0.29296 2.60156E-05
2 1.05 0.11 0.11550 2.21 0.25468 0.00012 0.56156
3 0.40 0.13 0.05200 2.11 0.10955 0.00007 0.23078
4 0.25 1.75 0.43750 1.28 0.55781 0.11165 0.71121
5 0.35 0.35 0.12250 0.52 0.06329 0.00125 0.03270
6 0.95 0.40 0.38000 0.20 0.07600 0.00507 0.01520
Total : 2.34 1.16300 1.18884 0.11819 1.84441

Tinggi t otal balok prategang : h= 2.3350 m ho = 0.20 m


Luas penampang balok prategang : A= 1.1630 2 beff = 1.34 m
m
Letak t itik berat : yb = A*y / A = 1.0222 m ya = h - yb = 1.3128 m

2
Momen inersia terhadap alas balok : I b =  A*dy +  I xo = 1.96260 m4
Momen inersia terhadap titik berat balok : I x = I b - A * yb2 = 0.74734 m4

Tahapan momen sisi atas : Wa = I x / ya = 0.56928 m3


Tahapan momen sisi bawah : Wb = I x / yb = 0.73110 m3

3. SECTION PROPERTIES BALOK COMPOSIT (BALOK PRATEGANG + PLAT)


DIMENSI Luas Jarak t hd Statis Inersia Inersia
Lebar Tinggi Tampang alas Momen Momen Momen
NO
b h A y A*y A * y2 Io
(m) (m) 2
(m ) (m) (m )
3
(m )
4 4
(m )
0 1.34 0.20 0.26776 2.44 0.65200 1.58762 0.00089

1 0.74 0.08 0.05550 2.30 0.12751 0.29296 0.00003

2 1.05 0.11 0.11550 2.21 0.25468 0.56156 0.00012

3 0.40 0.13 0.05200 2.11 0.10955 0.23078 0.00007

4 0.25 1.75 0.43750 1.28 0.55781 0.71121 0.11165


0.52 0.06329 0.03270 0.00125
W bc = I xc / y bc = 0.91920 m3
4. PEMBEBANAN BALOK PRATEGANG

4.1. BERAT SENDIRI (MS)

4.1.1. BERAT DIAFRAGMA

Ukuran diafragma : Tebal = 0.20 m Lebar = 1.83 m Tinggi = 1.75 m


Berat 1 buah diafragma, W= 12.8 kN
Jumlah diafragma, n= 9 bh Berat diafragma, W diafragma = 115.2 kN

Panjang bentang, L= 24.00 m


Jarak diafragma : x4 = 12.00 m (dari tengah bentang)
x3 = 9.25 m (dari tengah bentang)
x2 = 6.13 m (dari tengah bentang)
x1 = 3.00 m (dari tengah bentang)
x0 = 0.00 m (dari tengah bentang)
Momen maks di t engah bentang L, Mmax = ( 1/2 * n * x4 - x3 - x2 - x1 ) * W = 456.000 kNm
Berat diafragma ekivalen, Q diafragma = 8 * M max / L2 = 6.333 kN/m

4.1.2. BERAT BALOK PRATEGANG


Panjang balok prategang, L= 24.00 m Luas penampang, A= 1.163 M2
Berat balok prategang + 10% W balok = A * L * W c = 697.8 KN

Q balok = W balok / L = 29.075 kN/m

4.1.3. G AYA G ESER DAN MOMEN AKIBAT BERAT SENDIRI (MS)

Beban, Qms = A * w kN/m Panjang bentang, L= 24.00 m


Gaya geser, Vms = 1/2 * Q ms * L kN
Mms = 1/8 * Q ms * L
Momen, kNm

Tebal Luas Berat sat Beban Geser Momen


Lebar b
No Jenis beban berat sendiri h A w Q ms Vms Mms
(m) 2 3
(m) (m ) (kN/m ) (kN/m) (kN) (kNm)

1 Balok prategang 29.075 348.900 2093.400


2 Plat lantai 1.83 0.20 0.366 25.00 9.150 109.800 658.800
3 Deck slab 1.13 0.07 0.079 25.00 1.978 23.730 142.380
4 Diafragma 6.333 76.000 456.000
To tal : 46.536 558.430 3350.580

4.2. BEBAN MATI TAMBAHAN (MA)

Beban mati tam baha n ( superimposed dead load ), adalah berat seluruh bahan y ang
menim bulkan suatu beban pada balok (girde r) jem batan y ang m erupakan e lem en non-struktural, dan
mungkin besarny a be rubah selama um ur j em batan. Girder j em batan direnca kan m am pu mem ikul beban mati tam baha n berupa :
mem ikul beban tam baha n seperti :

1) Aspal beton setebal 50 mm untuk pelapisan aspal kem bali (overlay ) di kem udian hari,
2) Gena ngan a ir huj an setinggi 50 mm apa bila salura n drainase tidak bekerja de ngan ba ik,
Panj ang be ntang Girder, L 24.00 m

Beban mati tam baha n pada Girder


Gay a ge ser dan m omen pa da T-Girder akibat beba n tam baha n (MA) :
Q MA = A*w = kN/m
V MA = 1/2 * QMA * L = 59.292 kN
MMA = 1/8 * QMA * L = 355.752 kNm

4.3. BEBAN LAJUR "D" (T D)

Beban lajur "D" t erdiri dari beban t erbagi merata ( Uniformly Distributed Load ), UDL dan beban garis (Knife Edge Load ),
KEL seperti terlihat pd. gambar. UDL mempunyai intensitas q ( kPa ) yang besarnya tergantung pada panjang t otal L
yang dibebani dan dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :
q= 8.00 kPa untuk L < 30 m
q8*=(0.5 + 15 / L) kPa untuk L> 30 m

KEL mempunyai intensitas, p= 44.00 knm


Faktor beban dinamis ( Dinamic Load Allowance ) untuk KEL diambil sebagai berikut :
DLA= 0.40 untuk L < 50 m
DLA= 0.4 - 0.0025untuk
* (L-50)50 < L < 90 m
DLA= 0.30 untuk L > 90 m

Panjang balok L= 24.00 m Jarak antara balok prategang, s = 1.83 m


Beban merata q = 8.0 *( 0.5 + 15 / L ) = 9.000 kPa
Beban merata pada balok QT D = q * s = 16.470 kN/m
Beban garis p= 44.000 kN/m
Faktor beban dinamis DLA = 0.400
Beban t erpusat pada balok PTD = (1 + DLA) * p * s = 112.728 kN

Gaya geser dan momen maksimum pada balok akibat beban lajur "D"
VTD = 1/2 * Q TD * L + 1/2 * PT D = 254.004 kN
2
MTD = 1/8 * Q TD * L + 1/4 * PT D * L = 1862.208 kNm

4.4. G AYA REM (T B)

Pengaruh pengereman dari lalu-lintas diperhitungkan sebagai gaya dalam arah memanjang,
dan dianggap bekerja pada jarak 1.80 m di atas permukaan lantai jembatan.
Besarnya gaya rem arah memanjang jembatan t ergantung panjang t otal jembatan (Lt) sebagai berikut

Gaya rem, HTB = 250.00 kn untuk Lt < 80 m


Gaya rem, HTB = 250+2.5*(Lt - 80) kn untuk 80 < Lt < 180 m
Gaya rem, HTB = 500.00 kn untuk Lt > 180 m
Panjang balok L= 24.00 m Jumlah balok prategang untuk jalur selebar b1, n balok = 5.0
Gaya rem HTB 250.00 kn Jarak antara balok prategang, s= 1.83 m
Gaya rem untuk Lt < 80 m T TB = HTB / n balok = 50.00 kn

Gaya rem TT B = 5% beban lajur "D" tanpa fakto beban dinamis,


QT D = q*s = 16.47 kn PTD = p*s = 80.52 kn
T TB = 0.05 * ( Q TD * L + P TD ) = 23.79 kn
Diambil gaya rem , T TB = 50.00 kn

Lengan t hd t itik berat balok, y = 1.80 + ho + ha + yac = 3.3 m


Beban momen akibat gaya rem, M = T TB * y = 167.42 knm
Gaya geser dan momen maksimum pada balok akibat gaya rem
VTB = M / L = 6.98 kn
MTD = 1/2 * M = 83.71 knm

4.5. BEBAN ANGI N (EW)


Beban garis merata tambahan arah horisontal pada permukaan lantai jembatan akibat angin yang meniup kendaraan
2
T EW = 0.0012*Cw*(Vw)
di atas lantai jembatan dihitung dengan rumus :
koefisien seret CW = 1.20
kecepatan angin rencana VW = 35.00 m/det
T EW = 1.76 kN/m

Bidang vertikal yang ditiup angin merupaka bidang samping kendaraan dengan t inggi 2 m diatas lantai jembatan.
h= 2.00 m Jarak antar roda kendaraan x= 1.75 m
Transfer beban angin ke lantai jembatan QEW = [ 1/2*h / x * TEW ] = 1.01 knm
Panjang balok, L= 24.00 m

Gaya geser dan momen maksimum akibat beban angin


VEW = 1/2 * QEW * L = 12.10 kN
2
MEW = 1/8 * QEW * L = 72.58 kNm

4.6. BEBAN GEMPA (EQ )


Gaya gempa vertikal pada balok prategang dihitung dengan menggunakan percepatan vertikal ke bawah minimal
sebesar 0.10*g ( g = percepatan gravitasi ) atau dapat diambil 50% koefisien gempa horisontal statik ekivalen.
Koefisien beban gempa horisontal Kh = C*S m/det2
Kh = Koefisien beban gempa horisontal,
C = Koefisien geser dasar untuk wilayah gempa, waktu getar, dan kondisi t anah setempat,
S = F aktor tipe st ruktur yg berhubungan dengan kapasitas penyerapan energi gempa (daktilitas) dari struktur.
Waktu getar struktur dihitung dengan rumus : T = 2 * π *√[ Wt / ( g * KP ) ]
Wt = Berat t otal yang berupa berat sendiri dan beban mati tambahan
KP = kekakuan st ruktur yg merupakan gaya horisontal yg diperlukan untuk menimbulkan satu satuan lendutan.
2
g = percepatan gravitasi bumi g= 9.81 m/det
Berat total yang berupa berat sendiri dan beban mati : tambahan Wt = PMS + PMA
Berat sendiri QMS = A*w kN/m Beban mati t ambahan QMS = 14.8864 kN/m

Panjang bentang balok L= 24.00 m


Wt = ( QMS + QMA)*L = 475.86 kN
4
Momen inersia balok prategang, Ixc = 1.18 m
Modulus elastik Ec = 34626.015 kPa
Kekakuan balok prategang Kp = 48*Ec*Ixc/ L^3 = 142.190 kN/m
Waktu getar T = 2*π*((Wt/ (g*Kp))^0.5 = 2.14 detik
Gaya geser dan momen maksimum akibat beban gempa vertikal
VEQ = 1/2*QEQ *L = 23.68 kN
MEQ = 1/8*QEQ *L^2 = 142.09 kN/m

5. GAYA PRATEGANG, EKSENTRISITAS, DAN JUMLAH TENDON

5.1. KONDISI AWAL (SAAT TRANSFER)


K - 500 Kuat tekan beton, f c' = 0.83 * K * 100 = 41500 kPa
Mutu beton, f ci' = 0.80 * f c' = 33200 kPa

Kuat tekan beton pada kondisi awal (saat t ransfer),


Section properties, Wa = 0.56928 Wb = 0.73110 A= 1.163
m3 m2

3
m

Ditetapkan jarak titik berat tendon t erhadap alas balok, zo = 0.4000 m


Eksentrisitas tendon, es = y b - z0 = 0.6222 m
Momen akibat berat sendiri balok, Mbalok = 2093.400 kNm

Tegangan di serat atas, 0 = - P t / A + P t * es / W a - Mbalok / W a (persamaan1)


Tegangan di serat bawah, 0.6 * f ci' = - Pt / A - P t * es / W b + M balok / W b (persamaan1)

Besarnya gaya prategang awal,


Dari persamaan (1) : Pt = M balok / (es - W a / A ) = 45992.51 kN

Dari persamaan (2) : Pt = [0.60 * f ci' * W b + M balok] / (W b / A + es) = 13316.47 kN

 Diambil besarnya gaya prategang, Pt = 13316.47 kN

5.2. KONDISI AKHIR

Digunakan kabel yang terdiri dari beberapa kawat baja untaian "Stands cable" standar VSL, dengan data sbb. :
DATA STRANDS CABLE - STANDAR VSL

Jenis strands Uncoated 7 wire super strands AST M A-416 grade 270
Tegangan leleh st rand f py = 1580000 kPa
Kuat tarik strand f pu = 1860000 kPa

Diameter nominal strands 0.01270 m (1/2")


Luas tampang nominal satu strans Ast = 0.00010 m2
Beban putus minimal satu strands Pbs = 187.32 kN (100% UTS atau 100% beban putus)

Jumlah kawat untaian (strands cable) 19 kawat untaian t iap tendon


Diameter selubung ideal 84 mm
Luas tampang st rands 0.00188 m2
Beban putus satu tendon Pb1 = 3559.08 kN (100% UTS atau 100% beban putus)
Modulus elastis strands Es = 1.90E+08 kPa

Tipe dongkrak VSL 19


Gaya prategang awal : Pt = 13316.47 kN

Beban putus satu tendon : Pb1 = 3559.08 kN


Beban putus minimal satu strand : Pbs = 187.32 kN
P = P / 0.85
Persentase t egangan leleh yang timbul pada baja (% Jacking F orce) :
po = P t / (0.85 * ns * P bs) = 78.901%

Syarat, Po < 80% (OK)


Pj = po * ns * P bs = 1566643% kN
Gaya prategang yang t erjadi akibat jacking :

Diperkirakan kehilangan t egangan (loss of prestress) = 30%


Gaya prategang akhir setelah kehilangan tegangan (loss of prestress) sebesar 30% :
Peff = 70% * P j = 1096650% kN

5.3. PEMBESIAN BALOK PRATEGANG

Menghitung Luas tiap bagian :


Abawah = 0.39 m2
Abadan = 0.24 m2
2
Aatas = 0.26 m

Tulangan arah memanjang digunakan besi diameter

As = p / 4 * D2 = 0.00013 m2
Luas tampang bagian bawah : A bawah = 0.39000 m2
Luas tulangan bagian bawah : As bawah = 0.5% * A bawah = 0.00195 m2
Jumlah t ulangan = As bawah / ( p/4 * D2 ) = 15 buah

Digunakan : 15 D 13

Luas tampang bagian atas : A atas = 0.26100 m2


Luas tulangan bagian atas : As atas = 0.5% * A atas = 0.00131 m2
2
Jumlah t ulangan = As atas / ( p/4 * D ) = 10 buah

Digunakan : 10 D 13

Luas tampang bagian badan : A badan = 0.23600 m2


Luas tulangan susut memanjang bagian badan : As badan = 0.5% * A badan = 0.00118 m2
Jumlah t ulangan = As badan / ( p/4 * D2 ) = 9 buah

Digunakan : 9 D 13

5.4. POSI SI TENDON

5.4.1. POSI SI TENDON DI T ENGAH BENTANG


yd = ns * (z o - a) / n2 = 0.461 m Diambil, yd = 0.461 m
Diameter selubung t endon, dt = 0.076 m
Jarak bersih vertikal antara selubung tendon, yd - dt = 0.385 m

> 0.025 m OK

5.4.2. POSI SI TENDON DI T UMPUAN

a' = 0.400 m
Jumlah t endon baris ke-1 : n1 = 2 8 strands = 16 strands
Jumlah t endon baris ke-2 : n2 = 2 14 strands = 28 strands
Jumlah t endon baris ke-3 : n3 = 2 14 strands = 28 strands
Jumlah t endon baris ke-4 : n4 = 2 17 strands = 34 strands
Diambil jarak dari alas balok ke as baris tendon ke-4 : Jumlah st rands, ns = 106 strands

ye = Letak titik berat tendon t erhadap pusat tendon t erbawah

Letak t itik berat penampang balok t erhadap alas, yb = 1.0222 m


Momen statis t endon terhadap pusat t endon terbawah :
ni yd' ni * y d'  ni * y d' = ns * y e

16 0 0 ye / y d' = [  ni * y d' ] / ns= 1.755


28 1 28 ye = y b - a' = 1.422 m
28 2 56 yd' = ye / [ ye / y d']= 0.8105114 m

34 3 102 z o = a' + y e = y b = 1.822 m


 ni * y d' / y d' = 186

5.4.3. EKSENTRISI TAS MASING-MASING TENDON

Nomor Posisi Tendon di Tumpuan Nomor Posisi Tendon di fi


Tendon zi' Tendon Tengah Bentang zi' = zi' - zi

x= 0.00 m (m) x= 20.00 (m) (m)


1 z1' = a' + 3 * yd' 2.832 1 z1 = a + yd 0.661 2.171
2 z1' = a' + 3 * yd' 2.832 2 z1 = a + yd 0.661 2.171
3 z2' = a' + 2 * yd' 2.021 3 z2 = a 0.200 1.821
4 z2' = a' + 2 * yd' 2.021 4 z2 = a 0.200 1.821
5 z3' = a' + yd' 1.211 5 z3 = a 0.200 1.011
6 z3' = a' + yd' 1.211 6 z3 = a 0.200 1.011
7 z4' = a' 0.400 7 z4 = a 0.200 0.200
8 z4' = a' 0.400 8 z4 = a 0.200 0.200

Anda mungkin juga menyukai