PEMBAHASAN
A. DEFINISI ANEMIA
iii
Pembagian anemia dalam kehamilan
iii
2. Anemia megaloblastik
3. Anemia hipoplastik
Terjadi pada sekitar 8 % kehamilan. Disebabkan oleh sumsum tulang
kurang mampu membuat sel-sel darah baru. Etiologi anemia hipoplastik
karena kehamilan belum diketahui dengan pasti. Biasanya anemia hipoplstik
karena kehamilan, apabila wanita tsb telah selesai masa nifas akan sembuh
dengan sendirinya. Dalam kehamilan berikutnya biasanya wanita
mengalami anemia hipoplastik lagi.
Ciri-ciri
• pada darah tepi terdapat gambaran normositer dan normokrom, tidak
ditemukan ciri-ciri defisiensi besi, asam folat atau vitamin B12.
• Sumsum tulang bersifat normoblastik dengan hipoplasia eritropoesis yang
nyata
iii
4. Anemia hemolitik
iii
4. Pembedahan
5. Persalinan
6. Pecah pembuluh darah
7. Kronik (menahun) 8. Perdarahan hidung 9. Wasir (hemoroid)
10. Ulkus peptikum
11. Kanker atau polip di saluran pencernaan
12.Tumor ginjal atau kandung kemih
13.Perdarahan menstruasi yang sangat banyak
14. Berkurangnya pembentukan sel darah merah
15. Kekurangan zat besi
16. Kekurangan vitamin B12
17. Kekurangan asam folat
18. Kekurangan vitamin C
19. Penyakit kronik
20. Meningkatnya penghancuran sel darah merah
21. Pembesaran limpa
22.Kerusakan mekanik pada sel darah merah
23.Reaksi autoimun terhadap sel darah merah:
Hemoglobinuria
nokturnal paroksismal
Sferositosis herediter
Elliptositosis herediter
24. Kekurangan G6PD
25. Penyakit sel sabit
26. Penyakit hemoglobin C
27. Penyakit hemoglobin S-C
28. Penyakit hemoglobin E
29. Thalasemia (Kelainan darah)
iii
Selain itu anemia juga disebabkan oleh:
1. Kekurangan zat besi
2. vitamin B12 atau asam folat
3. Kerusakan pada sumsum tulang atau ginjal
4. Kehilangan darah akibat pendarahan dalam atau siklus haid perempuan
5. Penghancuran sel darah merah (anemia hemolitik)
6. Infeksi HIV
7. Kekurangan zat besi
8. Perdarahan
9. Genetik
10. Kekurangan vitamin B12
11. Kekurangan asam folat
12. Pecahnya dinding sel darah merah
13. Gangguan sumsum tulang
iii
d. Kebutuhan zat besi meningkat.
e. Gangguan pencernaan dan absorbsi.
C. GEJALA KLINIS
DERAJAT ANEMIA
iii
Besi 25 ± 20
Zinc 15 ±5
E. PENCEGAHAN ANEMIA
Anemia dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi
seimbang dengan asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
tubuh. Zat besi dapat diperoleh dengan cara mengonsumsi daging (terutama
daging merah) seperti sapi. Zat besi juga dapat ditemukan pada sayuran
berwarna hijau gelap seperti bayam dan kangkung, buncis, kacang polong,
serta kacang-kacangan. Perlu diperhatikan bahwa zat besi yang terdapat
pada daging lebih mudah diserap tubuh daripada zat besi pada sayuran atau
pada makanan olahan seperti sereal yang diperkuat dengan zat besi.
iii
Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan pemberian suplemen Fe
dosis rendah 30 mg pada trimester ketiga ibu hamil non anemik (Hb
lebih/=11g/dl), sedangkan untuk ibu hamil dengan anemia defisiensi besi
dapat diberikan suplemen Fe sulfat 325 mg 60-65 mg, 1-2 kali sehari. Untuk
yang disebabkan oleh defisiensi asam folat dapat diberikan asam folat 1
mg/hari atau untuk dosis pencegahan dapat diberikan 0,4 mg/hari. Dan bisa
juga diberi vitamin B12 100-200 mcg/hari
Berikut ini ada beberapa tips hal yang dapat ibu lakukan untuk menghindari,
mengurangi dan menghadapi kondisi anemia.
iii
d. Julurkan dan perhatikan warna lidah anda. Bila tepi lidah anda menjadi
lebih pucat dari warna permukaan dalam pipi maka kondisi anemia mungkin
telah terjadi.
Untuk memastikan kondisi anemia ini, ibu dapat memeriksakan darah untuk
kadar hemoglobin, hematokrit dan jumlah sel darah merah. Bila hemoglobin
kurang dari 10gr% maka sebaiknya ibu segera pergi ke dokter untuk
memeriksakan diri.
2. Perbaikan diet/pola makan
Penyebab anemia terbanyak pada ibu hamil adalah diet yang buruk.
Perbaikan pola makan dan kebiasaan makan yang sehat dan baik selama
kehamilan akan membantu ibu untuk mendapatkan asupan nutrisi yang
cukup sehingga dapat mencegah dan mengurani kondisi anemia.
3. Konsumsilah bahan kaya protein, zat besi dan Asam folat
Bahan kaya protein dapat diperoleh dari hewan maupun tanaman. Daging,
hati, dan telur adalah sumber protein yang baik bagi tubuh. Hati juga banyak
mengandung zat besi, vitamin A dan berbagai mineral lainnya. Kacang-
kacangan, gandum/beras yang masih ada kulit arinya, beras merah, dan
sereal merupakan bahan tanaman yang kaya protein nabati dan kandungan
asam folat atau vitamin B lainnya. Sayuran hijau, bayam, kangkung, jeruk
dan berbagai buah-buahan kaya akan mineral baik zat besi maupun zat lain
yang dibutuhkan tubuh untuk membentuk sel darah merah dan hemoglobin.
4. Batasi penggunaan antasida
Antasida atau obat maag yang berfungsi menetralkan asam lambung ini
umumnya mengandung mineral, atau logam lain yang dapat menganggu
penyerapan zat besi dalam tubuh. Oleh karena itu batasi penggunaannya dan
gunakan sesuai aturan pemakaian.
iii
Konsultasikan lebih lanjut kondisi yang anda hadapi dan ikutilah nasehat
dokter anda.
Pedoman menu
Berikut ini pedoman untuk menyusun menu bagi ibu hamil:
1.Makan dua kali lebih dari biasanya, bukan hanya dalam jumlah porsi,
namun lebih ditekankan pada mutu zat-zat gizi yang terkandung dalam
makanan yang dikonsumsi.
2.Makanan dapat diberikan 4 - 6 kali waktu makan sesuai dengan kemampuan
ibu. Jangan memaksa untuk menghabiskan makanan yang tersaji jika
merasa mual, pusing, dan ingin muntah.
3.Batasi konsumsi makanan berlemak tinggi dan yang merangsang seperti
cabe, makanan bergas seperti nangka, nanas dan durian, serta yang
beralkohol semacam tape.
4.Usahakan mengkonsumsi makanan dalam komposisi seimbang, dengan
susunan yang meliputi 2 piring nasi @ 250 g, 90 g daging atau ikan, sebutir
telur, 60 g kacang-kacangan, 3 porsi sayur @ 100 g, 2 porsi buah-buahan @
100 g, segelas susu atau yoghurt, atau seiris keju sebagai ganti serta 1 sdm
minyak atau lemak.
5.Berikan minum 1/2 jam sehabis makan. Perbanyak minum air putih, sari
buah seperti air jeruk, air tomat, sari wortel, air rebusan kacang hijau
sebagai pengganti cairan yang keluar, karena ibu hamil lebih banyak
berkeringat dan sering buang air kecil karena kandung kemih yang terdesak
oleh pertumbuhan janin. Penting untuk menghindari minuman berkafein
seperti kopi, coklat, dan soft drink (minuman ringan) pemicu hipertensi.
6.Hindari konsumsi bahan makanan olahan pabrik yang diberi pengawet dan
pewarna yang dimasukkan ke dalam bahan pangan, karena dapat
membahayakan kesehatan dan pertumbuhan janin, yang sering dihubungkan
dengan cacat bawaaan dan kelainan bayi saat lahir. Waspadai tulisan pada
iii
kemasan sepertiamaranth, potassium nitrit, sodium nitrit, sodium nitrat,
formalin, boraks, sianida, rodhamin B, dsb.
7. Hindari makanan berkalori tinggi dan banyak mengandung gula serta lemak
namun rendah kandungan zat gizi, makanan siap saji, makanan kecil, coklat,
karena akan mengakibatkan mual dan muntah.
8. Bagi ibu yang hamil muda, konsumsilah makanan dalam bentuk kering,
porsi kecil dan frekuensi sering, misalnya biskuit marie dan jenis-jenis
biskuit yang lain, karena biasanya mereka tidak berselera makan.
9. Hindari konsumsi makanan laut dan daging yang pengolahannya tidak
sempurna karena besar risikonya tercemar kuman dan bakteri yang
membahayakan. Untuk menghindarinya, masaklah makanan sampai matang
benar, dan cuci makanan untuk menjaga kebersihan, terutama buah dan
sayuran sampai bersih sebelum dikonsumsi.
10. Tetap beraktivitas dan bergerak, misalnya dengan jalan santai di pagi hari.
Zat-zat gizi penting
Zat-zat gizi yang perlu mendapat perhatian dalam konsumsi ibu hamil adalah
sebagai berikut:
1.Sumber tenaga, digunakan untuk tumbuh kembang janin dan proses
perubahan biologis yang terjadi dalam tubuh yang meliputi, pembentukan
sel- sel baru, pemberian makanan dari ibu ke bayi melalui plasenta, serta
pembentukan enzim dan hormon penunjang pertumbuhan janin.
Kekurangan energi dalam asupan makanan yang dikonsumsi menyebabkan
tidak tercapainya penambahan berat badan ideal dari ibu hamil yaitu sekitar
11 - 14 kg. Kekurangan itu akan diambil dari persediaan protein yang
dipecah menjadi energi.
2.Protein, diperlukan sebagai pembentuk jaringan baru janin. Kekurangan
asupan protein dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan janin, keguguran,
bayi lahir dengan berat badan kurang, serta tidak optimalnya pertumbuhan
jaringan tubuh dan jaringan pembentuk otak.
iii
3.Vitamin, dibutuhkan untuk memperlancar proses biologis yang berlangsung
dalam tubuh ibu dan janin. Misalnya, vitamin A diperlukan untuk
pertumbuhan, vitamin B1 dan B2 sebagai penghasil energi, vitamin B6
sebagai pengatur pemakaian protein tubuh, vitamin B12 membantu
kelancaran pembentukan sel-sel darah merah. Vitamin C membantu
penyerapan zat besi guna mencegah anemia, dan vitamin D untuk
membantu penyerapan kalsium.
4.Mineral, antara lain :
1. Kalsium, digunakan untuk menunjang pembentukan tulang dan gigi serta
persendian janin. Jika ibu hamil kekurangan kalsium, maka kebutuhan
kalsium akan diambilkan dari cadangan kalsium pada tulang ibu. Ini akan
mengakibatkan tulang keropos atau osteoporosis. Untuk itu, si ibu perlu
mengkonsumsi susu, telur, keju, kacang-kacangan, atau tablet kalsium yang
dapat diperoleh saat periksa ke Puskesmas atau
klinik.
2. Zat besi, erat berkaitan dengan anemia atau kekurangan sel darah merah
sebagai adaptasi adanya perubahan fisiologis selama kehamilan, yang
disebabkan oleh :
o Meningkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin.
o Kurangnya asupan zat besi pada makanan yang dikonsumsi sehari-hari.
o Adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat besi pada wanita,
sehingga tidak mampu menyuplai kebutuhan zat besi dan mengembalikan
persediaan darah yang hilang akibat persalinan sebelumnya.
Wanita hamil cenderung terkena anemia pada tiga bulan terakhir
kehamilannya karena pada masa ini, janin menimbun cadangan zat besi
untuk dirinya sendiri sebagai persediaan bulan pertama sesudah lahir.
Penanganannya, pertama, menggunakan terapi obat dengan memberikan
tablet zat besi (ferosulfat) 30 - 60 mg per hari, tergantung pada berat
ringannya anemia. Kedua, terapi diet dengan meningkatkan konsumsi bahan
makanan tinggi besi seperti susu, daging, dan sayuran hijau.
iii
F. PENGOBATAN ANEMIA
Pengobatan anemia biasanya dengan pemberian tambahan zat besi.
Sebagian besar tablet zat besi mengandung ferosulfat, besi glukonat atau
suatu polisakarida. Tablet besi akan diserap dengan maksimal jika diminum
30 menit sebelum makan. Biasanya cukup diberikan 1 tablet/hari, kadang
diperlukan 2 tablet. Kemampuan usus untuk menyerap zat besi adalah
terbatas, karena itu pemberian zat besi dalam dosis yang lebih besar adalah
sia-sia dan kemungkinan akan menyebabkan gangguan pencernaan dan
sembelit. Zat besi hampir selalu menyebabkan tinja menjadi berwarna
hitam, dan ini adalah efek samping yang normal dan tidak berbahaya.
2. Langkah – langkah
iii
III. Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial
dan mengantisipasi penanganannya.
Pada langkah pertama ini berisi semua informasi yang akurat dan
lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
Yang terdiri dari data subjektif data objektif. Data subjektif adalah
yang menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data
klien melalui anamnesa. Yang termasuk data subjektif antara lain
biodata, riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan,
persalinan dan nifas, biopsikologi spiritual, pengetahuan klien.
Data objektif adalah yang menggambarkan pendokunentasian hasil
pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium da test diagnostic lain
yang dirumuskan dalam data fokus. Data objektif terdiri dari
pemeriksaan fisik yang sesui dengan kebutuhan dan pemeriksaan
iii
tanda-tanda vital, pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi,
auskultasi, perkusi), Pemeriksaan penunjang (laboratorium,
cacatan baru dan sebelumnya).
iii
Langkah V : Menyusun rencana
asuhan yang menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan usaha yang ditentukan oleh
langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan
manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah
diidentifikasi atau diantisipasi.
iii
BAB II
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Kejadian anemia pada ibu hamil harus selalu diwaspadai mengingat
anemia dapat meningkatkan risiko kematian ibu, angka prematuritas,
BBLR dan angka kematian bayi.
2. Untuk mengenali kejadian anemia pada kehamilan, seorang ibu harus
mengetahui gejala anemia pada ibu hamil, yaitu cepat lelah, sering
pusing, mata berkunang-kunang,malaise, lidah luka, nafsu makan turun
(anoreksia), konsentrasi hilang, napas pendek (pada anemia parah) dan
keluhan mual muntah lebih hebat pada kehamilan muda.
B. Saran
1.Bagi Akademik STIKes U’budiyah lhokseumawe diharapkan untuk lebih
sering mengunjungi mahasiswi di lapangan agar semua kesulitan dapat
segera teratasi.
2.Bagi PKM Majalengka agar meningkatkan dalam menangani dan
memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia serta tidak
memandang status sosial dalampelayanan kesehatan.
iii
3.Bagi Ny. E dan KeluargaAgar dapat melaksanakan anjuran dan konseling
yang telah diberikan demi keselamatan janin dan Ny. E agar tidak terjadi
komplikasi dan persalinan berjalan dengan normal.
4.Bagi seluruh mahasiswi Prodi D III Kebidanan diharapkan dapat melakukan
asuhankebidanan pada ibu hamil dengan anemia
DAFTAR PUSTAKA
iii