Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Teknik Industri Vol. 2, No.

2, 2016
Jurnal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah
dalam Bidang Teknik Industri

Analisis Penerapan Konsep 5S di Bagian Proses Maintenance


PT. Traktor Nusantara

Vera Devani1, Ade Fitra2


1,2
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sultan Syarif Kasim Riau
Jl. HR. Soebrantas No. 155 Simpang Baru, Panam, Pekanbaru, 28293
Email: veradevani@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian iniadalah untuk mengetahui persentase tanggapan positif dan negatif karyawan
terhadap implementasi 5S, mengetahui masalah–masalah dalam penerapan 5S pada bagian proses maintenance,
serta untuk menentukan proses pengendalian dan tindak lanjut penerapan 5S pada bagian proses maintenance di
PT. Traktor Nusantara Pekanbaru. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode 5S. 5S adalah
teknik untuk menjaga mutu lingkungan sebuah perusahaan atau institusi dengan cara mengembangkan
keterorganisirannya, perlunya tempat kerja yang aman dan nyaman, pengelolaan tempat kerja, dan pentingnya
peningkatan efisiensi dan produktifitas. Responden pada penelitian ini adalah seluruh mekanik yang bekerja pada
bagian maintenance PT. Traktor Nusantara Pekanbaru. Hasil pengolahan data terhadap konsep 5S secara
keseluruhan indikator, dapat diketahui bahwa rata-rata yaitu sebanyak 84,91% responden memberikan tanggapan
positif. Hal ini mengindikasikan bahwa pada umumnya mekanik PT. Traktor Nusantara sudah baik dalam
memahami dan mengaplikasikan konsep 5S. Namun masih terdapat sekelompok mekanik yang memiliki respon
negatif yaitu sebesar 15,08%. Masalah-masalah dalam penerapan 5S, mekanik kurang optimal dalam hal
menerapkan prinsip-prinsip Seiketsu (pemantapan). Untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan pengkodean
peralatan dan mengaruskan setiap karyawan untuk mengembalikan perlengkapan kerja yang sudah digunakan
ketempat asal.

Kata kunci : Ergonomi, 5S

Latar Belakang PT. Traktor Nusantara merupakan perusahaan jasa


yang bergerak dalam pendistribusian, penyewaan
Perkembangan dunia industri manufaktur dan maintenance alat berat.
dan jasa semakin meningkat pesat dari waktu ke Pada saat ini kondisi lingkungan kerja PT.
waktu sehingga setiap pelaku industri harus siap Traktor Nusantara sudah nyaman. Ruangan kerja
berkompetisi dan selalu meningkatkan kinerja yang yang bersih, pada bagian mesin, peralatan, dan
dapat meningkatkan produktivitas. Masalah lantai. Material-material yang akan diproses disusun
peningkatan produktivitas tidak dapat lepas dari dan tertata rapi, namun beberapa peralataan
faktor manusia yang dapat diamati, diteliti, maintenance masih ada yang belum tersimpan
dianalisa dan diperbaiki. Hal ini dilakukan sebagai dengan baik, sehingga tool sering hilang dan
usaha untuk mendapatkan alternatif cara kerja yang barang-barang yang tidak berguna sering ditemui di
baik, efektif, dan efisien. workshop. Mekanik pernah bermasalah dengan
Lingkungan kerja yang tidak baik ketelitian dalam bekerja sehingga tidak efektif
menyebabkan produktivitas manufaktur menjadi dalam proses maintenance. Hal ini karena salah satu
rendah sehingga akan berdampak pada kualitas upaya pendekatan yang digunakan dalam
produk yang dihasilkan. Target dan rencana memperbaiki lingkungan kerja dengan pendekatan
produksi tidak dapat direalisasikan, bilamana unsur konsep 5S belum optimal.
- unsur produktivitas yang meliputi kualitas, Menurut Osada, 2004, 5S diartikan: Seiri
efisiensi, dan efektifitas bernilai rendah maka (Pemilihan), Seiton (Penataan), Seiso
dengan sendirinya produktivitas perusahaan pun (Pembersihan), Seiketsu (Pemantapan) dan Shitsuke
akan menjadi rendah. (Pembiasaan). Perusahaan ini sudah menerapkan
konsep 5S, yang dinamakan dengan 5K yaitu

112
Jurnal Teknik Industri Vol. 2, No. 2, 2016
Jurnal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah
dalam Bidang Teknik Industri

Ketelitian, Kerapian, Kebersihan, Kesegaran dan setinggi-tingginya melalui pemanfaatan faktor


Kedisiplinan. manusia seoptimal-optimalnya.
Penelitian yang pernah dilakukan oleh Dengan menerapkan ergonomi, diharapkan
Wiratmani, 2010. tentang Implementasi Metode karyawan dapat mencapai prestasi kerja yang tinggi
5S pada Divisi Gudang Barang Jadi. Berdasarkan dengan disertai suasana kerja yang tenteram, aman
hasil perancangan dan implementasi didapatkan dan nyaman. Penerapan ergonomi, dilakukan dalam
penilaian yang cukup baik dalam lokasi gudang. bentuk pengaturan sikap, tata cara kerja dan
Perubahan tersebut dapat dibuktikan dengan hasil perencanaan kerja yang tepat.
perancangan layout setelah dilakukan Manfaat penerapan ergonomi diterapkan di
pengimplementasian kondisi tata letak gudang tempat kerja (Sedarmayanti, 1996 dikutip oleh
menjadi lebih teratur, lebih rapi dan alur pergerakan Listiani, 2010) adalah:
menjadi lebih cepat dan memudahkan operator 1. Mengadakan perhatian terhadap kondisi
gudang dalam penyiapan purchase order yang tenaga
datang dari costumer. Peningkatan hasil penilaian 2. kerja.
status dari red menjadi gold. 3. Menciptakan sikap tubuh yang ergonomik.
Purwanggono, dkk., 2014. melakukan 4. Pembebanan kerja sesuai dengan kemampuan
peneltian tentang Analisis Faktor-Faktor yang 5. pegawai.
Mempengaruhi Motivasi Karyawan dalam 6. Mengatur lingkungan kerja yang tepat.
Menerapkan Budaya Kerja 5S. Berdasarkan hasil 7. Menilai dan mengatur organisasi kerja.
penelitian, diperoleh bahwa motivasi, komunikasi, 8. Meningkatkan kesehatan dan keselamatan
pelatihan, reward and recognition, dan peran top kerja.
management berpengaruh positif terhadap motivasi 9. Memperbaiki kualitas produksi.
karyawan dalam menerapkan 5S, dan diketahui
variabel peran top management (b4=0.313) adalah Metode 5S
variabel yang memiliki pengaruhterbesar Setiap pimpinan organisasi di Jepang
dibandingkan variabel lainnya. sangat memahami bagaimana seharusnya tempat
Tujuan penelitian yang dilakukan adalah kerja dikelola dan bagaimana upaya untuk
untuk menetukan persentase tanggapan positif dan memberikan kesadaran agar para pegawai
negatif mekanik terhadap implementasi 5S, memelihara tempat kerjanya. Sebagaimana yang
menentukan akar penyebab tidak berjalannya telah diulas pada latar belakang masalah, 5S
implementasi 5S serta nenentukan proses merupakan singkatan dari Seiri, Seiton, Seiso,
pengendalian dan tindak lanjut penerapan 5S di Seiketsu, dan Shitsuke yang dapat diterjemahkan
Bagian Proses Maintenance di PT. Traktor menjadi 5R, yaitu Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan
Nusantara. Rajin. Pada dasarnya 5S menyangkut kegiatan
pengorganisasian tempat kerja dan
Tinjauan Pustaka kerumahtanggaan. Hal-hal ini berdampak langsung
terhadap efisiensi, produktivitas, mutu dan
Konsep Ergonomi keselamatan kerja. Program 5S dipandang sebagai
Ergonomi berasal dari kata Yunani, yaitu dasar dari segala program peningkatan mutu dan
ergos (bekerja) dan nomos (hukum alam). Dengan produktvitas, sehingga suatu organisasi mampu
demikian ergonomi dapat diberi makna sebagai mencapai sasaran dengan tingkat efisiensi dan
ilmu yang meneliti tentang perkaitan antara orang efektivitas kerja yang tinggi
dengan lingkungan kerjanya. Menurut Bennet Housekeeping management atau yang
(1991) dikutip oleh Listiani (2010), ergonomi lebih dikenal dikalangan industri dengan 5S atau 5R
adalah ilmu penyesuaian peralatan dan terbukti sangat efektif meningkatkan kinerja
perlengkapan kerja dengan kemampuan esensial perusahaan. Prinsip dari 5R menekankan pada
manusia untuk memperoleh keluaran yang perbaikan tempat kerja untuk menjadi lebih ringkas,
optimum. Menurut Suma’mur (1989) dikutip oleh rapi dan resik yang dilakukan dengan kegiatan
Listiani (2010), rawat dan rajin secara menyeluruh. Penerapan 5S
ergonomi sebagai ilmu yang penerapannya ini akan memberikan dampak positif terhadap sikap
berusaha untuk menserasikan pekerjaan dan kerja karyawan perusahaan yang akhirnya
lingkungan terhadap orang atau sebaliknya, dengan menjadikan karyawan lebih disiplin dan sistematis
tujuan mencapai produktivitas dan efisiensi yang dalam melakukan pekerjaan. Selain itu, juga

113
Jurnal Teknik Industri Vol. 2, No. 2, 2016
Jurnal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah
dalam Bidang Teknik Industri

tumbuh rasa memiliki terhadap keberadaan Manfaat penerapan 5S secara umum, akan
perusahaan tempat mereka bekerja. menghasilkan berbagai manfaat bagi perusahaan,
Metode 5S (Seiri, Seiton, Seiso Seiketsu, seperti (Suwondo, 2012):
dan Shitsuke) ini pertama kali muncul pada tahun 1. Meningkatkan semangat kerja tim.
1980 an yang digagas oleh Takashi Osada. Metode 2. Tempat kerja yang lebih bersih, rapi dan
5S merupakan sebuah metode yang dapat teratur.
digunakan untuk tujuan menciptakan dan menjaga 3. Lingkungan kerja yang lebih aman dan
kualitas lingkungan kerja dalam organisasi. nyaman.
Pengertian falsafah 5S yaitu (Gasperz, 4. Pengunaan ruang kerja secara optimal.
2001 dikutip oleh Risma, 2008): 5. Mempermudah pemeliharaan rutin.
1. Seiri, yaitu menyisihkan barang yang tidak 6. Mengadakan standar kerja yang jelas.
diperlukan dengan yang perlu atau 7. Kendali persediaan yang lebih efektif.
menyisihkan dan membuang barang yang 8. Mengurangi biaya operasional.
tidak perlu di tempat kerja. 9. Meningkatkan citra perusahaan.
2. Seiton (susun), yaitu menata alat-alat kerja 10. Mengurangi keluhan pelanggan.
yang digunakan dengan rapi dan benar-benar Pemeliharaan kualitas lingkungan tempat
menghilangkan kegiatan mencari agar alat-alat kerja yang baik akan dapat mengurangi potensi
dapat mudah ditemukan dengan cepat. terjadinya “bencana” seperti kesulitan mencari
3. Seiso, yaitu memelihara kebersihan tempat dokumen penting, staff yang cedera karena
kerja. tersandung, dan sebagainya. “Bencana” tersebut
4. Seiketsu, yaitu mempertahankan seiri, seiton, bisa jadi diakibatkan oleh ketidak rapian dan
dan seiso agar dapat berlangsung terus- ketidak terorganisiran barang-barang di tempat
menerus. kerja
5. Shitsuke, yaitu sebagai suatu kedisiplinan dan Adapun tujuan dari 5S adalah (Risma,
benar-benar menjadi kebiasaan, sehingga 2008):
pekerja terbiasa menaati peraturan dan 1. Memberikan penyadaran kepada peserta
diadakan penyuluhan terhadap pekerja untuk tentang perlunya tempat kerja yang aman dan
bekerja secara profesional. nyaman.
Menurut Gurel, 2013 dikutip oleh 2. Memberikan pengetahuan kepada peserta
Widianti, dkk., 2015, menekankan bahwa 5S juga tentang dasar pentingnya pengelolaan tempat
bertujuan untuk menjaga lingkungan kerja tetap kerja.
aman, bersih, nyaman dan kondusif. Bayo,dkk., 3. Memberikan penyadaran kepada peserta
2010 dikutip oleh Widianti, dkk., 2015, menyatakan tentang pentingnya peningkatan efisiensi dan
bahwa 5S memiliki hubungan yang positif terhadap produktifitas.
kualitas dan produktivitas. Tujuan yang diharapkan dengan menerapkan
Penerapan 5S harus memperhatikan 5S di perusahaan adalah sebagai berikut (Osada,
konteks dan kebutuhan praktikal sebuah organisasi 2004):
agar tujuan organisasi dapat tercapai. Penerapan 1. Keamanan
metode 5S umumnya dilakukan di industri Hampir selama puluhan tahun, kedua kata
manufaktur. Namun seiring dengan kebutuhan, 5S pemilahan dan penataan menjadi ciri khas
juga diterapkan dibidang lain misalnya di pada poster-poster dan surat kabar bahkan di
laboratorium dan perhotelan. Walaupun penerapan perusahaan-perusahaan kecil. Karena
5S telah sukses, perusahaan masih harus fokus pemilahan dan penataan sangat berperan besar
melakukan peningkatan terus-menerus karena di dalam masalah keamanan.
dengan jalan inilah mutu bisa dicapai. 2. Tempat kerja yang rapi
5S adalah teknik untuk menjaga mutu Tempat kerja yang menerapkan 5S dengan
lingkungan sebuah perusahaan atau institusi dengan teliti tidak perlu terus-menerus membicarakan
cara mengembang-kan keterorga-nisirannya. Teknik keamanan, dan kecelakaan industri yang
yang dimaksud ini melibatkan 5 langkah yang dialaminya akan lebih sedikit ketimbang
dikerjakan secara berurutan dan dapat dilakukan pabrik yang hanya mengutamakan peralatan
dimanapun selama 6 hingga 2 tahun atau sampai dan prosedur yang sedemikian aman sehingga
dengan penerapan secara menyeluruh (Listiani, tidak mungkin gagal.
2010). 3. Efisiensi

114
Jurnal Teknik Industri Vol. 2, No. 2, 2016
Jurnal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah
dalam Bidang Teknik Industri

Para ahli diberbagai bidang seperti, juru • Defect (produk cacat)


masak, pelukis, tukang kayu, akan 7. Meningkatkan efisiensi dan semangat kerja.
menggunakan peralatan yang baik dan 8. Organisasi yang siap mengikuti perubahan
memeliharanya. Mereka tahu bahwa waktu sesuai arahan startegi pimpinan.
yang dipergunakan untuk memelihara
peralatan tidak terbuang percuma, bahkan hal Metode Penelitian
itu menghemat lebih banyak waktu.
4. Mutu Penelitian ini menggunakan metode
Elektronika dan mesin-mesin modern penelitian deskriptif analisis, yaitu suatu penelitian
memerlukan tingkat presisi dan kebersihan yang menggambarkan fenomena yang terjadi di
yang sangat tinggi, untuk menghasilkan output lapangan kemudian dipadukan dengan hasil
yang baik. Berbagai gangguan yang kecil jawaban responden dan wawancara.
dapat berakibat terhadap penurunan mutu dari Kuesioner yang telah disusun disebarkan
output yang dihasilkan. kepada 18 orang mekanik di Bagian Maintenance
5. Kemacetan PT. Traktor Nusantara. Penyebaran kuesioner
Pabrik yang tidak menerapkan 5S akan bertujuan untuk mengetahui apakah mekanik telah
menghadapi berbagai masalah kemacetan menerapkan konsep 5S secara baik. Indikator yang
mulai dari mesin yang disebabkan kotoran digunakan untuk pertanyaan kepada mekanik
yang mengendap ataupun kemacetan dalam adalah sebagai berikut:
ingatan karyawan, harus disadari bahwa 1. Seiri (pemilahan), terdiri dari 3 variabel
ingatan seseorang bias saja salah, maka pertanyaan
daripada itu diperlukan berbagai petunjuk yang 2. Seiton (penataan), terdiri dari 4 variabel
melengkapi pertanyaan
keterbatasan seorang manusia dalam 3. Seiso (pembersihan), terdiri dari 5 variabel
menjalankan tugasnya. pertanyaan
Sasaran penerapan 5S terhadap perusahan 4. Seiketsu (pemantapan), terdiri dari 3 variabel
yaitu (Listiani, 2010) : pertanyaan
1. Mewujudkan tempat kerja yang nyaman dan 5. Shitsuke (pembiasaan atau pendisiplinan),
pekerjaan yang menyenangkan. terdiri dari 6 variabel pertanyaan
2. Melatih karyawan agar mampu mandiri dalam Setiap indikotor dibagi lagi atas beberapa
mengelola pekerjaannya. variabel pertanyaan, dengan total pertanyaan 21.
3. Meningkatkan disiplin dalam penggunaan Skala yang digunakan pada setiap pertanyaan
standar. adalah menggunakan skala Linkert, yaitu:
4. Mewujudkan “Visual Factory”. • Sangat setuju = 4
5. Meningkatkan citra positif di mata pelanggan. • Setuju = 3
Apabila metode 5S diterapkan secara
• Kurang setuju = 2
benar maka akan diperoleh dampak positif terhadap
• Tidak setuju = 1
perusahan yaitu (Listiani, 2010) :
Setelah kuesioner dibuat, maka akan
1. Setiap orang akan mampu menemukan
dilakukan uji validitas dan realibilitas untuk
masalah lebih cepat.
mengetahui kuesioner layak untuk disebarkan
2. Setiap orang akan memberikan perhatian dan
kepada mekanik. Uji validitas dilakukan untuk
penekanan pada tahap perencanaan.
mengetahui apakah alat ukur yang digunakan
3. Mendukung cara berpikir yang berorientasi
menghasilkan nilai yang sesuai dengan tujuan alat
pada proses.
ukur tersebut. Uji validitas menggunakan rumus
4. Setiap orang akan berkonsentrasi pada
masalah-masalah yang lebih penting dan Bivariate Pearson (Korelasi Pearson Product
mendesak untuk diselesaikan. Moment). Pengujian mengunakan uji dua sisi
5. Setiap orang akan berpartisipasi dalam dengan taraf signifikansi 0,05. Kriteria pengujian
membangun sistem yang baru. adalah jika r hitung ≥ r tabel maka instrumen atau
6. Meminimumkan potensi terjadinya : item-item pertanyaan berkorelasi signifikan
terhadap skor total (dinyatakan valid) (Priyatno,
• Accident (kecelakaan kerja)
2010).
• Breakdown (gangguan kerusakan)
Uji realibilitas dilakukan untuk
• Cost (biaya) mengetahui sejauh mana hasil pengukuran

115
Jurnal Teknik Industri Vol. 2, No. 2, 2016
Jurnal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah
dalam Bidang Teknik Industri

kuesioner yang digunakan relatif konsisten bila Manusia Mesin / alat


dilakukan pengukuran dua kali atau lebih pada

M
Terlalu kecil
responden yang berbeda. Realibilitas kuesioner Kurang teliti

oti

va ku
si ran
berkaitan dengan skor hasil pengukuran terbebas

ke
Lupa Warna kurang

rja g
dari kesalahan pengukuran. Metode yang digunakan

ren
mencolok

da
Kejenuhan

h/
dalam uji reliabilitas adalah metode Cronbach’s Tidak mengembalikan
perlengkapan kerja yang
Alpha. Metode Cronbach’s Alpha sangat cocok

ah
sudah digunakan ketempat

Lel
digunakan pada skor berbentuk skala atau skor Inventaris tidak tertata asal pengambilan
dengan rapi
rentangan. Pengujian reliabilitas menggunakan

batasan: reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang kotor

baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8


adalah baik. (Priyatno, 2010).
Lingkungan

Hasil dan Pembahasan


Gambar 1. Diagram Sebab Akibat Tidak
Mengembalikan Tools
Rekapitulasi tanggapan dari 18 orang
mekanik terhadap penerapan konsep 5S dapat
Masalah kedua terdapat pada indikator
dilihat pada lampiran 1. Berdasarkan deskripsi
Shitsuke (Pendisiplinan): pertanyaan nomor 18
jawaban responden kemudian dilakukan
(mentaati setiap bentuk peraturan) kerja. Hal ini
pembobotan untuk masing-masing pertanyaan.
karena mekanik hanya memiliki respon positif
Jumlah pembobotan untuk masing-masing
sebesar 77,78%, dan nilai pembobotan 55. Gambar
pernyataan berdasarkan skala Linkert adalah
berikut menyajikan akar penyebab permasalahan
sebagai berikut:
tersebut.

Jumlah Pembobotan =
Manusia
(frek.SS x 4) + (frek.S x 3) + (frek.KS x 2) +
Me ituu ti

(frek.TS x 1)
nga dak

Kurang peduli
ngg

Kurang training
ap entin

Lupa
per

Merasa tidak nyaman


p
atu

dengan APD yang ada


Keterangan: Merasa malas mentaati
ra n
g

peraturan kerja
SS : Sangat setuju Kurang mentaati setiap
S : Setuju bentuk peraturan kerja.
KS : Kurang setuju Tidak tersedianya
TS : Tidak setuju tempat sampah kecil Peraturan kerja tidak
dipajang didinding
workshop

Setelah dihitung bobot setiap pertanyaan,


Lingkungan
kemudian ditentukan peringkat jawaban responden
berdasarkan tingkat respon tertinggi (Lampiran 2). Gambar 2. Diagram Sebab Akibat Kurang
Setelah dilakukan perangkingan, maka tahap Mentaati setiap Bentuk Peraturan Kerja
berikutnya menganalisa lima peringkat terendah,
dengan menggunakan diagram sebab akibat Masalah ketiga terdapat pada indikator
(Ishikawa Diagram). kelima yaitu indikator Shitsuke (pendisiplinan):
Masalah pertama terdapat pada indikator pertanyaan nomor 17 (memahami setiap peraturan
keempat yaitu indikator Seiketsu (pemantapan): kerja). Hal ini karena mekanik hanya memiliki
pertanyaan nomor 15 (pengembalian perlengkapan respon positif sebesar 83,33% dan respon negatif
kerja yang sudah digunakan ke tempat asal sebesar 16,67%, dan nilai pembobotan 55. Gambar
pengambilan). Hal ini karena mekanik hanya berikut menyajikan akar penyebab permasalahan
memiliki respon positif sebesar 61,11%, dan nilai tersebut.
pembobotan 54. Gambar berikut menyajikan akar
penyebab permasalahan tersebut.

116
Jurnal Teknik Industri Vol. 2, No. 2, 2016
Jurnal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah
dalam Bidang Teknik Industri

Manusia
Manusia
Kurangnya sosialisasi

Kurang peduli dengan dari atasan
peraturan yg ada Kurangnya kemampuan
Kurang peduli dengan komunikasi
Tidak ada kemauan peraturan yg ada
Kurang training
untuk belajar
Kurang training
Kurangnya sosialisasi
Lupa dari atasan
Kurang memahami setiap Merasa segan Rekan kerja kurang
peraturan kerja.
mengingatkan untuk
menciptakan suasana kerja
Poster mengenai
pentingnya APD masih Peraturan kerja tidak yang tertib dan nyaman.
kurang dipajang didinding Terdapat alat pengeras Alat pengeras suara
workshop suara di workshop bebas digunakan

Lingkungan
Lingkungan Mesin / alat
Gambar 3. Diagram Sebab Akibat Kurang
Gambar 5. Diagram Sebab Akibat Rekan
Memahami Setiap Peraturan Kerja
Kerja Kurang Mengingatkan untuk
Menciptakan Suasana Kerja yang Tertib dan
Masalah keempat terdapat pada indikator
Nyaman
kelima yaitu indikator Seiketsu (pemantapan):
pertanyaan nomor 13 (setiap peralatan kerja (tools)
Hambatan yang dihadapi mekanik dalam
disimpan dan dibedakan berdasarkan pengkodean).
penerapan konsep 5S diantaranya adalah:
Hal ini karena mekanik hanya memiliki respon
1. Tingkat kesadaran mekanik dalam upaya
positif sebesar 83,33% dan respon negatif sebesar
menciptakan lingkungan kerja yang dapat
16,67%, dan nilai pembobotan 55. Gambar berikut
memberi kemudahan untuk menyelesaikan
menyajikan akar penyebab permasalahan tersebut.
pekerjaan, masih kurang.
Contoh:
Manusia Mesin / alat Pada umumnya mekanik belum secara
Kurangnya sosialisasi konsisten mentaati segala bentuk peraturan
Bentuk sama dengan
Kurang teliti
dari atasan
tools produk lain kerja dan memberikan contoh baik untuk
Kurang training
Menganggap hal itu menciptakan lingkungan kerja yang tertata.
tidak penting Kotak dan lemari tools
kurang Kurang maksimalnya 2. Belum semua mekanik memiliki kemauan
Lupa penyimpanan dan
pembedaan tools
untuk bersama-sama menciptakan lingkungan
Inventaris tidak tertata
berdasarkan pengkodean kerja yang bersih, tertib, dan menyenangkan.
(sesuai permasalahan).
dengan rapi Contoh:
kotor Masih cukup banyak mekanik yang kurang
peduli terhadap lingkungan kerja yang tidak
tertata rapi, dan berdebu.
Lingkungan
3. Faktor kebiasaan yang kurang baik di rumah,
terbawa ke dalam lingkungan kerja. Contoh:
Gambar 4. Diagram Sebab Akibat Kurang Tidak menyimpan kembali peralatan kerja
Maksimalnya Penyimpanan dan Pembedaan (tools) di tempatnya semula, sehingga
Tools Berdasarkan Pengkodean (Sesuai menyulitkan diri sendiri dan mekanik lain
Permasalahan) untuk menemukan peralatan tersebut pada saat
membutuhkannya.
Masalah kelima terdapat pada indikator
kelima yaitu Seiketsu (pemantapan): pertanyaan Kesimpulan
nomor 21 (setiap rekan kerja saling mengingatkan
untuk menciptakan suasana kerja yang tertib dan Berdasarkan dari tujuan penelitian maka
nyaman). Hal ini karena mekanik hanya memiliki disimpulkan sebagai berikut :
respon positif sebesar 72,22% dan respon negatif 1. Berdasarkan pengolahan data terhadap
sebesar 27,78%, dan nilai pembobotan 56. Gambar penerapan konsep 5S, secara keseluruhan
berikut menyajikan akar penyebab permasalahan indikator, responden memberikan tanggapan
tersebut.

117
Jurnal Teknik Industri Vol. 2, No. 2, 2016
Jurnal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah
dalam Bidang Teknik Industri

positif sebesar 84,91% dan 15,08% memiliki Micromotion Study dan Penerapan Metode 5S
respon negatif. Artinya, bahwa pada umumnya untuk Meningkatkan Produktifitas. Jurnal
mekanik PT. Traktor Nusantara sudah baik Teknologi, Vol. 1 No 2 Hal. 191-203.
dalam memahami dan mengaplikasikan Desember 2008.
konsep 5S Suwondo, C. Penerapan Budaya Kerja Unggulan 5S
2. Masalah-masalah dalam penerapan konsep 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, dan Shitsuke)
pada Bagian Proses Maintenance berdasarkan di Indonesia. Jurnal Magister Manajemen.
kelima indikator adalah : Vol. 1 No. 1 Hal. 29-48. April 2012.
a. Mekanik kesulitan dalam menemukan Widianti, T., dkk. Implementasi 5S untuk
peralatan kerja dan kurangnya rasa Optimalisasi Keselamatan, Kesehatan, dan
nyaman saat bekerja akibat bunyi musik Performa Kerja. Prosiding Seminar Nasional
yang keras. Teknologi Pengelolaan Limbah XIII. 30
b. Masih ditemukannya sampah berupa Desember 2015.
kertas-kertas kecil, abu, puntung rokok, Wiratmani, E. Implementasi Metode 5S pada Divisi
dan kayu-kayu kecil di lingkungan kerja. Gudang Barang Jadi. Jurnal Ilmiah Faktor
c. Mekanik masih kurang memahami dan Exacta. Vol. 3 No. 3 Hal. 268-286. September
mentaati peraturan yang ada. 2010.
d. Mekanik masih belum maksimal dalam
menjaga kebersihan lingkungan kerja
maupun peralatan kerja.
3. Upaya peningkatan penerapan konsep 5S
sebagai proses pengendalian dan tindak lanjut
penerapan 5S diantaranya adalah:
a. Mekanik saling mengingatkan untuk
menciptakan kenyamanan di lingkungan
kerja.
b. Supervisor hendaknya melakukan
evaluasi setiap hari terhadap kebersihan
dan ketertiban lingkungan kerja.
c. Supervisor membuat peraturan atau
slogan-slogan yang menggugah
semangat untuk menciptakan lingkungan
kerja yang nyaman.
d. Mengadakan lomba ketertiban,
kebersihan, dan kedisiplinan bagi diri
mekanik.

Daftar Pustaka

Listiani, T. Penerapan Konsep 5S dalam Upaya


Menciptakan Lingkungan Kerja yang
Ergonomis di STIA LAN Bandung. Jurnal
Ilmu Administrasi. Vol. 7 No. 3 Hal 2014-
2014, September 2010.
Osada T. 2004. Sikap Kerja 5S. Jakarta: PPM.
Priyatno, D. 2010. Paham Analisa Statistika Data
dengan SPSS. Yogyakarta: MediaKom.
Purwanggono, dkk. Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Motivasi Karyawan dalam
Menerapkan Budaya Kerja 5S. Prosiding
SNATIF Ke -1. 2014
Simanjuntak, R. A. dan Dian Hernita. Usulan
Perbaikan Metode Kerja Berdasarkan

118
Lampiran 1

Tabel 1 Tanggapan Responden terhadap Penerapan Konsep 5S


FREKUENSI JAWABAN RESPONDEN
JUMLAH
NO. INDIKATOR SS = 4 S=3 KS = 2 TS = 1
f % f % f % f % f %
1. Seiri (Pemilahan) 24 133,3 26 144,4 4 22,22 0 0 54 300
2. Seiton (Penataan) 26 144,4 38 211,1 7 38,89 1 5,56 72 400
3. Seiso (Pembersihan) 33 183,3 47 261,1 10 55,56 0 0,00 90 500
4. Seiketsu (Pemantapan) 17 94,44 25 138,9 11 61,11 1 5,56 54 300
5. Shitsuke (Pendisiplinan) 41 227,8 44 244,4 21 116,67 2 11,11 108 600
Total (%) 783,24 999,9 294,45 22,23 2100
Rata-Rata 21 item (% ) 37,30 47,61 14,02 1,06 100

Lampiran 2

Tabel 1 Peringkat Jawaban Responden Berdasarkan Tingkat Respon Tertinggi


No. Jumlah
Peringkat Pertanyaan
Pertanyaan Pembobotan
Perlengkapan kerja yang berhubungan dengan pekerjaan
1 4 67
Bapak/Saudara sudah tertata rapi.
Bapak/Saudara secara teratur melakukan pemilahan berkas-
2 1 berkas/perlengkapan kerja antara yang diperlukan dan yang 62
kurang diperlukan.
Bapak/Saudara mengetahui cara-cara melakukan pemilahan
3 3 61
(menyisihkan barang yang tidak perlu) yang baik dan benar.
4 10 Bapak/Saudara turut menjaga ruang kerja agar tetap bersih. 61
Sebelum bekerja, Bapak/Saudara selalu membersihkan
5 11 60
peralatan kerja yang setiap hari digunakan.
Bapak/Saudara turut menjaga agar peralatan kerja dapat
6 12 60
terhidar dari kerusakan.
Bapak/ Saudara tidak pernah kesulitan untuk menemukan
7 5 59
perlengkapan kerja yang diperlukan.
Bapak/ Saudara tidak pernah ragu untuk memisahkan
8 2 berkas kerja/perlengkapan kerja yang diperlukan dan 59
kurang diperlukan
Perlengkapan kerja (misal: kunci pas/ obeng/ cutter, dll)
9 6 58
yang biasa digunakan, disimpan di tempat khusus.
Perlengkapan kerja yang biasa saudara butuhkan mudah
10 7 58
didapatkan, tanpa harus lama mencari.
Bapak/Saudara berpartisipasi dalam mengembangkan
11 16 58
kebiasaan yang baik di tempat kerja.
Bapak/Saudara melakukan sesuatu yang benar sebagai
12 19 58
kebiasaan.
Bapak/Saudara berupaya untuk memberi contoh dalam
13 20 58
menciptakan lingkungan kerja yang tertata rapi.
Bapak/Saudara selalu mencari ide baru untuk memudahkan
14 14 57
mencari perlengkapan kerja yang saudara butuhkan.
Jurnal Teknik Industri Vol. 2, No. 2, 2016
Jurnal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah
dalam Bidang Teknik Industri

Tabel 2 Peringkat Jawaban Responden Berdasarkan Tingkat Respon Tertinggi (Lanjutan)

No. Jumlah
Peringkat Pertanyaan
Pertanyaan Pembobotan
Lingkungan kerja Bapak/Saudara bersih dari sampah yang
15 8 berserakan (misal: kertas, puntung/abu rokok, bungkus 56
permen, dst).
Peralatan kerja (tools) yang digunakan serta pendukung
16 9 kerja Bapak/ Saudara (misal: meja, kursi, lemari) bersih 56
tidak berdebu.
Bapak/Saudara bersama rekan kerja saling mengingatkan
17 21 56
untuk menciptakan suasana kerja yang tertib dan nyaman.
Setiap peralatan kerja (tools) Bapak/Saudara disimpan dan
18 13 55
dibedakan berdasarkan pengkodean (sesuai permasalahan).
19 17 Bapak/Saudara memahami setiap peraturan kerja. 55
20 18 Bapak/Saudara mentaati setiap bentuk peraturan kerja. 55
Mengembalikan perlengkapan kerja yang sudah digunakan
21 15 54
ke tempat asal pengambilan.

Anda mungkin juga menyukai