Anda di halaman 1dari 3

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


PROGRAM PASCASARJANA
Jalan Colombo Nomor 1, Yogyakarta55281
Telp. Direktur (0274) 550835, Asdir/TU (0274) 550836
Laman: pps.uny.ac.id E-mail: pps@uny.ac.id,

UJIAN AKHIR SEMESTER – SEMESTER GASAL 2018/2019

Nama Mata Kuliah : Biologi Sel-Molekuler Pengampu : Dr. Ixora Sartika M


Kode Mata Kuliah : BIO8205 Hari/Tanggal Ujian : Rabu/19 Des 2018
Prodi/Kelas : P. Bio A Jam Ujian : 13.30 – 14.30
Semester : Gasal Ruang Ujian : Gd. Baru

Nama : Muhammad Badawi Yanas


NIM : 18725251019
Prodi : Pendidikan Biologi A-S2

Soal-soal:
1. Jelaskan bagaimana pengaturan di dalam sel ketika terdapat mitokondria yang rusak
dan sudah tidak berfungsi!
Jawaban:
Mitokondria merupakan organel sel yang fungsinya sangat penting dalam
pembentukan ATP. Jika ada yang mengganggu fungsi fisiologi dari mitokondria akan
menyebabkan disfungsi mitokondria. Gangguan ini terjadi melalui proses kerja mitokondria
dalam proses signaling sehingga akan menyebabkan turunnya fungsi mitokondria akibatnya
produksi energi menurun dan jika produksi energi menurun maka keberlangsungan hidup sel
juga ikut terancam karena sel bergantung pada energi yang dihasilkan oleh mitokondria.
Jika terjadi hal demikian maka pengaturan yang dilakukan di dalam sel yaitu autofagi
mitokondria yang rusak. Mitokondria yang rusak diselubungi fagofora yang berupa dua
lapisan membran dan membentuk autofagosom. Kemudian terjadi peleburan dengan lapisan
pada lisosom membentuk autolisosom. Lisosom yang mengandung enzim-enzim hidrolitik
kemudian memecah mitokondria yang rusak. Kemudian hasil pemecahan dari proses
tersebut, khususnya asam amino akan dilepaskan ke sitoplasma untuk di gunakan kembali.
2. Salah satu mekanisme infeksi bakteri pathogen adalah dengan melepaskan enzim
protease yang dapat merusak protein sel inang, khususnya protein yang menyusun
membran sel. Jelaskan tahapan proses pertahanan sel inang terhadap infeksi yang
melibatkan sistem perbaikan membran (membrane repairing)?
Jawaban :
Patogen yang ada dalam tubuh itu terlebih dahulu diatasi oleh sistem kekebalan
tubuh yang non spesifik. Jika kekebalan tubuh non spesifik tidak bisa mengatasi atau gagal
maka menyebabkan patogen tersebut akan masuk ke dalam sel dengan merusak membran sel
inang. Jika patogen sudah berada di dalam sel maka penanganannya dibagi menjadi 3 yaitu :
(1) Pengenalan patogen : sel darah putih akan menandai patogen tersebut, (2) Komunikasi
antar sel : menginformasikan ke sel pertahanan tubuh yang lain, (3) Menyerang patogen : sel
patogen tersebut akan dilemahkan dengan proses yang spesifik sesuai dengan patogen apa
yang menyerang.
Karena patogen tadi berhasil masuk ke dalam sel artinya membran sel telah
mengalami kerusakan diakibatkan serangan patogen tersebut. Maka perlu dilakukan
perbaikan pada membran sel tersebut. Perbaikan dilakukan dengan memompa ion Ca2+ yang
kemudian akan memberikan sinyal kepada vesikel.
3. Perhatikan gambar berikut ini:

Gambar di samping merupakan hasil kloning tanaman mutan


yang ditumbuhkan secara kultur in vitro (kultur jaringan). Mutasi
terjadi pada gen yang berperan dalam mengendalikan sintesis
klorofil. Setelah akarnya terbentuk, sebagian klon ditanam pada
medium tanah dalam polybag dan sebagian lainnya tetap
ditumbuhkan secara kultur in vitro. Setelah 2 bulan, tanaman
pada medium tanah tidak menunjukkan adanya pertumbuan dan
beberapa terlihat lebih kurus/layu/mati meskipun tanaman
tersebut dipelihara pada kondisi lingkungan yang optimum dan
tidak menunjukkan adanya serangan hama maupun infeksi
penyakit. Sementara itu, tanaman pada kultur in vitro tetap hidup
dan mengalami pertumbuhan.

Berikan analisis anda terhadap fenomena tersebut! (perlu diketahui bahwa pada kultur in
vitro, tanaman menggunakan sukrosa yang terkandung dalam medium pertumbuhan sebagai
sumber energi).
Jawaban :
Pada tanaman kultur in vitro itu menggunakan sukrosa sebagai sumber energi.
Mutasi pada sintesis klorofil menyebabkan tanaman tersebut tidak memproduksi klorofil a.
Sedangkan fungsi klorofil a pada reaksi terang untuk menghasilkan RuBP. Jika RuBP tidak
diproduksi maka tanaman tidak dapat mengikat karbon. Sehingga tanaman tidak terjadi
fiksasi karbon untuk menghasilkan glukosa yang digunakan untuk pertumbuhan. Akibatnya
saat dipindahkan ke media tanah, tanaman tersebut pertumbuhannya terhambat.
4. Seorang peneliti melakukan analisis gen-gen yang berperan dalam mekanisme resistensi
tanaman terhadap stres. Hasil isolasi dan pengukuran mRNA menunjukkan bahwa tingkat
ekspresi gen penyandi enzim H+-ATP sintase pada tanaman resisten 10x lebih tinggi
dibandingkan tanaman yang rentan terhadap stres.
Pertanyaan:
a. Bagaimanakah mekanisme kerja enzim H+-ATP sintase?
Jawaban :
Mekanisme dimulai dengan elektron yang bergerak pada rantai transport
elektron sehingga timbul energi. Terlepasnya elektron dapat disebabkan karena reduksi
pada molekul NADH/FADH dan pecahnya molekul air menghasilkan ion H+ dan
oksigen oleh cahaya. Terjadi perbedaan muatan ion pada ruangan dalam dan luar
membran. Konsentrasi protein yang ada diluar membran lebih tinggi sehinggu dia dapat
berdifusi melewati membran. Ion H+ mempunyai potensi energi potensial sehingga ATP
Sintase memanfaatkan kemampuan ion H+ untuk mendapatkan sumber energi berupa
ATP.
b. Berikan analisis anda terhadap fenomena tersebut!
Jawaban :
Tanaman baik pada habitat aslinya maupun di luar habitat aslinya dapat
mengalami stress. Tanaman yang stress akan menghasilkan hormon etilen. Hormon etilen
disini merespon auksin agar tanaman tidak stres akibat pemanjangan sel. Jika
pemanjangan sel yang terjadi berlebihan akan membuat tanaman stres. Tanaman yang
resisten jauh lebih baik dibandingkan tanaman yang rentan.

Anda mungkin juga menyukai