Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Akuntansi menjadi peran penting bagi setiap perusahaan, karena dengan


akuntansi kita dapat mengukur kinerja perusahaan dalam bentuk angka, apakah
memperoleh keuntungan atau kerugian. Dengan akuntansi perusahaan juga dapat
memperoleh infornasi yang dapat digunakan oleh pemakainya, baik itu pihak
internal maupun eksternal. Informasi tersebut juga dapat kita gunakan untuk
membayar pajak kepada pemerintah demi kesejahteraan sosial. Semua informasi
tersebut terkait dengan seberapa besar pendapatan yang perusahaan peroleh dari
kegiatan usahanya.

Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari usaha perusahaan yang biasa
disebut penjualan, penghasilan jasa, bunga, deviden, royalti dan sewa. Perusahaan
dapat dikatakan memperoleh keuntungan apabila perusahaan mendapatkan
pendapatan lebih besar daripada beban yang harus dibayarkan. Sedangkan beban
adalah biaya yang timbul untuk menghasilkan pendapatan tersebut.

Namun demikian konsep mengenai pendapatan belum dapat dirumuskan


dengan jelas dalam literatur akuntansi, karena pendapatan ini sangat erat
kaitannya dengan pengukuran, penetapan waktu dalam konteks sistem
pembukuan. Sehubungan dengan hal diatas pengertian pendapatan dapat berbeda-
beda tergantung dari sudut mana pendapatan ini dipandang. Pada dasarnya ada
dua pendekatan terhadap konsep pendapatan yang dapat ditemukan dalam literatur
akuntansi, yaitu :

 Pendekatan pendapatan yang memusatkan perhatian pada arus masuk aktiva


yang ditimbulkan oleh kegiatan operasional perusahaan

 Pendekatan pendapatan yang memusatkan perhatian pada penciptaan barang


dan jasa

Untuk pendekatan yang menekankan pada arus masuk, dapat dilihat dari
pengertian pendapatan menurut FASB yang dikutip oleh Smith Skousen (2001 :
27) pendapatan diakui sebagai “arus masuk atau peningkatan aktiva lain sebuah
entitas atau penetapan utangnya (atau kombinasi dari keduanya) dari pengantaran
barang atau produksi barang yang menyumbangkan pelayanan atau aktivitas lain
yang membentuk operasi pokok atau operasi sentral yang sedang berlangsung dari
suatu aktivitas.

1
Menurut PSAK Nomor 23 paragraf 6 pendapatan adalah arus masuk bruto dari
manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu
periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal
dari kontribusi penanaman modal.

1.2 Identifikasi Masalah

 Apakah pengertian dari pendapatan ?

 Apa saja jenis pendapatan menurut jenis usahanya ?

 Apa saja sumber-sumber dari pendapatan ?

 Bagaimana karakteristik dari pendapatan ?

 Bagaimana konsep dari pendapatan ?

 Apa saja dasar penilaian dari pendapatan ?

 Bagaimana pengukuran atas pendapatan ?

 Bagaimana pengakuan terhadap pendapatan ?

 Bagaimana pengungkapan terhadap pendapatan ?

 Bagaimana metode pencatatan pendapatan ?

 Bagaimana pengakuan pendapatan untuk transaksi penjualan


khusus ?

 Bagaimana contoh posisi pendapatan pada laporan keuangan ?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

 Mengetahui dan memahami pengertian dari pendapatan

 Mengetahui jenis pendapatan menurut jenis usahanya

 Mengetahui sumber-sumber dari pendapatan

 Memahami karakteristik dari pendapatan

 Memahami konsep dari pendapatan

 Mengetahui dasar penilaian dari pendapatan

2
 Memahami pengukuran atas pendapatan

 Memahami pengakuan terhadap pendapatan

 Memahami pengungkapan terhadap pendapatan

 Memahami metode pencatatan pendapatan

 Mengetahui dan memahami pengakuan pendapatan untuk transaksi


penjualan khusus

 Mengetahui contoh posisi pendapatan pada laporan keuangan

3
BAB II

ISI
2.1 Pengertian Pendapatan

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia, Pendapatan adalah arus masuk bruto


yang muncul dari aktivitas normal perusahaan dalam satu periode pembukuan
yang menambah ekuitas (modal) yang bukan berasal dari pengaruh penanaman
modal.

Sedangkan menurut “Financial Accounting Standards Board (FASB)


Pendapatan merupakan arus masuk atau kenaikan pada nilai harga satuan usaha
atau penghentian hutang-hutang atau kombinasi dari keduanya dalam satu
periode yang diperoleh dari penyerahan/produksi barang-barang, penyerahan
jasa dan pelaksanaan aktivitas ekonomi lainnya.

2.2 Jenis-jenis Pendapatan Menurut Jenis Usahanya


Jenis – jenis pendapatan menurut jenis usahanya dibagi menjadi 3 yaitu :

1. Perusahaan Manufaktur, memperoleh pendapatan melalui hasil


yang diperoleh akibat pengolahan atau memproduksi bahan baku
menjadi bahan jadi yang kemudian dijual kepada para konsumen.
Menurut Kusnadi dalam buku “Akuntansi Keuangan Menengah
(Intermediate): Prinsip, Prosedur, dan Metode“ (2000;9).

2. Perusahaan dagang, memperoleh pendapatan akibat hasil penjualan


barang-barang dagang sesuai dengan harga beli barang dari pabrik
(perusahaan industri) ditambah dengan laba yang ditentukan.

3. Perusahaan Jasa, memperoleh pendapatan dari hasil memberikan


pelayanan jasa kepada konsumen dan memperoleh imbalan dari
pelayanan yang diberikan.

4
2.3 Sumber-sumber Pendapatan

Menurut Soemarso SR mengatakan pendapatan dalam perusahaan dapat


diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Pendapatan operasi adalah adalah pendapatan yang diperoleh dari
aktivitas utama perusahaan, yaitu :
a. Penjualan kotor merupakan penjualan sebagaimana umumnya
(sesuai dengan yang tercantum di faktur) sebelum dikurangi
return serta potongan penjualan.
b. Penjualan bersih, penjualan kotor yang sudah dikurangi
dengan return dan potongan penjualan atau yang berkaitan
dengan pengurangan penjualan lainnya.

2. Pendapatan non opearsi adalah pendapatan yang diperoleh bukan


dari kegiatan utama perusahaan, contohnya :
a. Interest Earned (Penghasilan Bunga)
b. Rent Earned (Penghasilan Sewa)
c. Cash Dividend Earned ( Penghasilan Dividend Kas)
d. Profit (Laba penjualan selain objek usaha)

2.4 Karakteristik Pendapatan


Ada beberapa karakteristik yang harus dipenuhi dalam sebuah
pendapatan yaitu :
 Aliran masuk atau kenaikan aset
Untuk dapat mengatakan bahwa pendapatan ada atau timbul, harus
terjadi transaksi atau kejadian yang menaikan asset atau
menimbulkan aliran masuk asset. Tidak ada batasan bahwa aset
harus berupa kas atau alat likuid yang lain. Akan tetapi, tidak
semua kenaikan asset menimbulkan pendapatan. Contoh jumlah
aset baru yang diterima dari konsumen, aliran dana dari konsumen,
kenaikan laba ekonomi, laba penjualan aset.

5
 Kegiatan yang mempresentasi operasi utama yang berlanjut
Pendapatan dari kegiatan normal perusahaan biasanya diperoleh
dari hasil penjualan barang atau jasa yang berhubungan dengan
kegiatan utama perusahaan. Kenaikan asset harus berasal dari
kegiatan operasi bukan dari kegiatan investasi dan pendanaan.
Akan tetapi, pendapatan atau untung yang tidak berasal dari operasi
utama akan masuk ke non-operasi.

 Penurunan kewajiban
Dimana suatu entitas mengalami kenaikan aset sebelumnya,
misalnya menerima pembayaran di muka dari pelanggan,
pengiriman barang, atau pelaksanaan jasa akan mengurangi
kewajiban yang menimbulkan pendapatan. Jadi kenaikan aset,
pendapatan dapat diartikan sebagai penurunan kewajiban.
 Suatu entitas
Pendapatan didefinisi sebagai kenaikan aset bukannya kenaikan
ekuitas bersih meskipun kenaikan aset tersebut akhirnya
berpengaruh terhadap kenaikan ekuitas bersih.

 Produk perusahaan
Dimana aliran aset dari pelanggan berfungsi hanya sebagai
pengukur, tetapi bukan pendapatan itu sendiri. Produk fisik yang
dihasilkan oleh kegiatan usaha itulah yang merupakan pendapatan.
Produk merupakan pencapaian dari tiap kegiatan produktif.
Pendapatan merupakan aliran masuk aset (unit moneter) dan hal
tersebut berkaitan dengan aliran fisis berupa penyerahan produk
(ouput) perusahaan.

 Pertukaran produk
Harus dinyatakan dalam satuan moneter untuk dicatat ke dalam
system pembukuan. Satuan moneter yang paling objektif adalah

6
jika jumlah rupiah tersebut merupakan hasil transaksi atau
pertukaran antara pihak independen.

 Menyandang beberapa nama


Dimana pendapatan merupakan konsep yang bersifat generik dan
mencakupi semua pos dengan berbagai bentuk dan nama apapun.

2.5 Konsep Pendapatan


Ada dua konsep yang sangat erat hubungannya dengan masalah proses
pendapatan yaitu :

1. Proses pembentukan pendapatan (Earnings Process)


Suatu konsep tentang terjadinya pendapatan. Konsep ini berdasrkan
pada asumsi bahwa semua kegiatan operasi yang diperlukan dalam
rangka mencapai hasil, yang meliputi semua tahap kegiatan
produksi, pemasaran, maupun pengumpulan piutang, memberikan
kontribusi terhadap hasil akhir pendapatan berdasarkan
perbandingan biaya yang terjadi sebelum perusahaan tersebut
melakukan kegiatan produksi.

2. Proses realisasi pendapatan (realization process)


Proses pendapatan yang terhimpun atau terbentuk sesudah produk
selesai dikerjakan dan terjual atas dkontrak penjualan. Jadi,
pendapatan dimulai dengan tahap terakhir kegiatan produksi, yaitu
pada saat barang atau jasa dikirimkan atau diserahkan kepada
pelanggan. Jika, kontrak penjualan mendahului produksi barang atau
jasa maka pendapatan belum dapat dikatakan terjadi, karena belum
terjadi proses penghimpunan pendapatan.

7
2.6 Penilaian Pendapaan
Ada empat dasar dalam penilaian pendapatan antara lain sebagai berikut :

1. Biaya Historis (historical cost) : Aktiva dicatat sebesar pengeluaran


kas (atau setara kas) yang dibayar ssebesar nilai wajar dari imbalan
yang diberikan untuk memperoleh aktiva tersebut pada saat
perolehan.

2. Biaya Kini (current cost): aktiva dinilai dalam wujud kas (atau setara
kas) yang seharusnya dibayar bila aktiva yang sama atau setara yang
diperoleh sekarang.

3. Nilai realisasi atau penyelesaian (realization/settlement value) :


Aktiva dinyatakan dalam jumlah kas (atau setara kas) yang sama
atau setara aktiva yang sekarang dengan menjual aktiva dalam
pelepasan normal (orderly disposal).

4. Nilai sekarang (present value) : Aktiva dinyatakan sebesar kas


masuk bersih dimasa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang
dari pos yang diharapkan dapat memberikan hasil dalam pelaksanaan
usaha normal.

2.7 Pengukuran Pendapatan

Ikatan Akuntan Indonesia (2002:23) memberikan ketentuan mengenai


pengukuran pendapatan yang dinyatakan dalam Standar Akuntansi Keuangan
yang isinya sebagai berikut:
“Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang dapat
diterima, jumlah pendapatan yang imbul dari suatu transaksi biasanya
ditentukan oleh persetujuan antra perusahaan pembeli atau pemakai
perusahaan tersebut. Jumlah tersebut, dapat diukur denga nilai wajar
imbalan yang diterima atau yang dapat diterima perusahaan dikurangi

8
jumlah diskon dagang dan rabat volume yang diperbolehkan
perusahaan”.

2.8 Pengakuan Pendapatan


Pengakuan pendapatan yang diajukan oleh Financial Accounting
Standard Board (FASB) ada dua kriteria yaitu sebagai berikut:

1. Pendapatan baru diakui jika jumlah pendapatan terealisasi atau cukup


pasti akan segera terealisasi.
2. Pendapatan baru dapat diakui jika pendapatan tersebut sudah
terbentuk atau terhimpun.

Dalam PSAK No. 23 menjelaslan kapan suatu pendapatan diakui adalah


sebagai berikut :

1. Pendapatan dari transaksi penjualan produk diakui pasa saat tanggal


penjualan, biasanya merupakan tanggal penyerahan produk kepada
pelanggan.

2. Pendapatan atas jasa yang diberikan oleh perusahaan jasa diakui pada
saat jasa tersebut telah dilakukan dapat dibuat fakturnya.

• Tunai
Kas xxx
Pendapatan Jasa xxx
• Kredit
Piutang Usaha xxx
Pendapatan Jasa xxx

9
3. Imbalan yang diperoleh atas penggunaan aktiva sumber-sumber
ekonomi perusahaan oleh pihak lain, seperti pendapata bunga, dan
royalty diakui sejalan dengan berlakunya waktu atau pada saat
digunakan aktiva yang bersangkutan.
4. Pendapatan dari penjualan aktiva diluar barang dagangan seperti
penjualan aktiva tetap atau surat berharga diakui pada saat tangal
penjualan.

Berkaitan dengan masalah pendapatan tersebut, ada beberapa hal yang


perlu diketahui tentang prinsip pengakuan pendapatan yang menyatakan bahwa
pendapatan harus diakui dalam laporan keuangan ketika :

1. Pendapatan dihasilkan, dan


2. Pendapatan direalisasi atau dapat direalisasi.

Pengakuan pendapatan mendapat kendala yaitu proses penentuan kapan


pendapatan dapat diakui dan dilaporkan untuk suatu periode tertentu dan
berapa jumlahnya, proses penetuan waktu dan besarnya pendapatan yang
diakui ini berkaitan dengan konsep realisasi pendapatan (Revenue Realization).

Pendapatan baru dapat dikatakan terjadi atau terbentuk pada saat terjadi
kesepakatan atau kontrak dengan pihak independen (pembeli) untuk membayar
produk baik produk telah selesai dan diserahkan atau maupun belum dibuat
sama sekali. Pendapatan terbentuk pada saat produk selesai dikerjakan dan
terjual langsung atau pada saat terjual atas dasar kontrak penjualan.

Adapun untuk jurnal penyesuaian pendapatan :


1. Pendapatan yang masih harus diterima, Apabila pada akhir
periode terdapat pendapatan yang sudah menjadi hak
perusahaan tetapi karena kondisi tertentu sehingga belum
diterima maka akan dicatat sebagai Piutang. Untuk jurnal
penyesuaian untuk transaksi tersebut adalah :
Piutang Usaha xxx
Pendapatan Jasa xxx

10
2. Pendapatan Diterima di Muka Setiap akhir periode, pendapatan
yang telah di terima di muka akan disesuaikan dengan
pengakuannya. Penyesuaian untuk pendapatan diterima dimuka
dapat dicatat sebagai Utang ataupun sebagai Pendapatan,
tergantung pada saat pencatatan awal transaksi (Jurnal Umum).
Tujuannya untuk memisahkan jumlah pendapatan yang harus
diakui sekarang dan jumlah yang masih sebagai Utang
(pendapatan diterima dimuka). Terdapat 2 pendekatan dalam
mencatat pendapatan diterima di muka, yaitu:
1. Pendekatan neraca/harta : pencatatan ketika terjadi
transaksi penerimaan pembayaran biaya sewa yang
terjadi pada tanggal yang berkaitan, jurnal umum :
Kas xxx
Pendapatan Sewa Diterima Dimuka xxx

Jurnal Penyesuaiannya :
Pendapatan Sewa Diterima Dimuka xxx
Pendapatan Sewa Gedung xxx

2. Pendekatan laba rugi/pendapatan : transaksi pada


tanggal yang berkaitan, di jurnal :
Kas xxx
Pendapatan Sewa Gedung xxx

Jurnal Penyesuaiannya :
Pendapatan Sewa Gedung xxx
Pendapatan Sewa Diterima Dimuka xxx

2.9 Pengungkapan Pendapatan


Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23
mengenai pengungkapan pendapatan, perusahaan harus mengungkapkan
sebagai berikut :

1. Kebijakan akuntansi yang dianut untuk pengakuan pendapatan


termasuk metode yang dianut untuk menentkan tingkat penyelesaian
transaksi penjualan jasa.

2. Jumlah setiap kategori signifikan dari pendapatan diakui selama


periode tersebut termasuk pendapatan dari:
1. Penjualan barang.
2. Penjualan jasa.

11
3. Bunga.
4. Dividen
5. Royalty.

2.10 Metode Pencatatan Pendapatan


Metode dalam pencatatan pendapatan terdiri dari dua metode yaitu
sebagai berikut :

1. Metode cash basis : merupakan proses pencatatan transaksi


akuntansi, di mana transaksi dicatat pada saat menerima kas atau
pada saat mengeluarkan kas. Pada cash basis, pendapatan dicatat
pada saat menerima kas, sedangkan biaya dicatat pada saat
mengeluarkan kas. Sebagai contoh, pada metode cash basis ini,
pendapatan belum dicatat meskipun barang atau jasa sudah diberikan
kepada pelanggan. Pendapatan baru akan dicatat pada saat pembeli
atau pelanggan membayar sejumlah uang atau kas kepada penjual.
Setiap transaksi yang terjadi dicatat berdasarkan jumlah nominal
yang diterima.
Pengakuan pendapatan pada cash basis dilakukan saat perusahaan
menerima pembayaran secara kas. Dalam konsep, cash basis menjadi
hal yang kurang penting mengenai kapan munculnya hak untuk
menagih. Maka, dalam cash basis kemudian muncul adanya metode
penghapusan piutang secara langsung dan tidak mengenal adanya
estimasi piutang tak tertagih.

2. Metode accrual basis : proses pencatatan transaksi akuntansi dimana


transaksi dicatat pada saat sedang terjadi, meskipun belum menerima
ataupun mengeluarkan kas. Pada akrual basis, pendapatan dicatat
pada saat terjadi penjualan meskipun kas belum diterima, sedangkan
biaya dicatat pada saat biaya tersebut dipakai atau digunakan,
meskipun belum mengeluarkan kas. Dengan demikian, pada metode
akrual basis, pendapatan dicatat pada saat terjadi penjualan,
meskipun kas belum diterima.
Pengakuan pendapatan pada akrual basis adalah pada saat
perusahaan mempunyai hak untuk melakukan penagihan dari hasil
kegiatan perusahaan. Dalam konsep akrual basis menjadi hal yang
kurang penting mengenai kapan kas benar-benar diterima. Maka,
dalam akrual basis kemudian muncul adanya estimasi piutang tak
tertagih, sebab penghasilan sudah diakui meskipun kas belum
diterima.
2.11 Pengakuan Pendapatan untuk Transaksi Penjualan Khusus

12
1. Waralaba
Peruasahaan waralaba memperoleh pendapatan dari
sumber-sumber berikut, yaitu :
1. Dari penjualan waralaba awal dan aktiva atas jasa
terakit
2. Dari iuran atau fee berkesinambungan yang didasarkan
pada pengoperasian waralaba.
Franchisor adalah pihak yang memberikan hak bisnis dalam
waralaba, dan franchisee adalah pihak yang megoperasikan
bisnis warlaba.
Dalam perjanjian waralaba iuran awal dicatat sebagai
pendapatan hanya bila dan ketika franchisor melaksanakan
pelaksanaan substansial jasa yang wajib ia laksanakan dan
penagihan iuran dapat dipastikan secara layak. Iuran waralaba
yang berkesinambungan diakui sebagai pendapatan saat
dihasilkan dan dapat ditagih dari franchisee.
2. Konsinyasi
Dalam perjanjian konsinyasi, Consignor (pabrikan)
mengirim barang dagang kepada Consignee (dealer) yang
bertindak sebagai agen yang menerima barang dagang dan
setuju untuk menjual dan menjaga barang tersebut.
Kas yang diterima dari pelanggan dikirim kepada
consignor setelah dikurangi komisi penjualan dan semua beban
yang dapat dikenakan. Pendapatan hanya diakui setelah
consignor menerima pemberitahuan penjualan dan pengiriman
kas dari consignee.

2.12 Contoh Posisi Pendapatan pada Laporan Keuangan

Berikut ini ada beberapa contoh laporan keuangan untuk berbagai jenis
bentuk perusahaan :

a. Perusahaan Dagang

13
Gambar 2.1

b. Perusahaan Manufaktur

14
Gambar 2.2
c. Perusahaan Jasa

Gambar 2.3

15
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Dari hasil penulisan makalah diatas dapat kita simpulkan bahwa:

 Pendapatan adalah arus masuk yang berasal aktifitas perusahaan


berdasarkan usahanya.

 Mengetahui jenis pendapatan menurut jenis usaha seperi perusahaan


dagang, jasa dan manufaktur.

 Mengetahui sumber-sumber dari pendapatan berdasarkan pendapatan


operasi dan Pendapatan non opearsi

 Karakteristik pendapatan yang harus dipenuhi dalam pendapatan


yaitu : aliran masuk atau kenaikan aset, kegiatan yang
mempresentasi operasi utama yang berlanjut, penurunan kewajiban,
suatu entitas, produk perusahaan, pertukaran produk dan
menyandang beberapa nama.

 Memahami konsep dari pendapatan dari proses pembentukan


pendapatan (Earnings Process) dan proses realisasi pendapatan
(realization process).

 Dasar dalam penilaian pendapatan yaitu : biaya historis, biaya kini,


nilai realisasi atau penyelesaian, dan nilai sekarang.

 Memahami pengukuran atas pendapatan, Pendapatan harus diukur


dengan nilai wajar imbalan yang dapat diterima, jumlah pendapatan
yang imbul dari suatu transaksi biasanya ditentukan oleh persetujuan
antra perusahaan pembeli atau pemakai perusahaan tersebut. Jumlah
tersebut, dapat diukur denga nilai wajar imbalan yang diterima atau
yang dapat diterima perusahaan dikurangi jumlah diskon dagang dan
rabat volume yang diperbolehkan perusahaan.

 Memahami pengakuan terhadap pendapatan :

a. Pengakuan pendapatan yang diajukan oleh Financial


Accounting Standard Board (FASB) ada dua kriteria yaitu
sebagai berikut:

16
1. Pendapatan baru diakui jika jumlah pendapatan terealisasi
atau cukup pasti akan segera terealisasi;
2. Pendapatan baru dapat diakui jika pendapatan tersebut
sudah terbentuk atau terhimpun.

b. Dalam PSAK No. 23 23 menjelaslan suatu pendapatan diakui


sebagai berikut :
1. Pendapatan dari transaksi penjualan produk diakui pasa saat
tanggal penjualan, biasanya merupakan tanggal penyerahan
produk kepada pelanggan.
2. Pendapatan atas jasa yang diberikan oleh perusahaan jasa
diakui pada saat jasa tersebut telah dilakukan dapat dibuat
fakturnya.
3. Imbalan yang diperoleh atas penggunaan aktiva sumber-
sumber ekonomi perusahaan oleh pihak lain, seperti
pendapata bunga, dan royalty diakui sejalan dengan
berlakunya waktu atau pada saat digunakan aktiva yang
bersangkutan.
4. Pendapatan dari penjualan aktiva diluar barang dagangan
seperti penjualan aktiva tetap atau surat berharga diakui
pada saat tangal penjualan.

 Menurut (PSAK) No. 23 mengenai pengungkapan pendapatan,


perusahaan harus mengungkapkan sebagai berikut :

1. Kebijakan akuntansi yang dianut untuk pengakuan


pendapatan termasuk metode yang dianut untuk menentkan
tingkat penyelesaian transaksi penjualan jasa.
2. Jumlah setiap kategori signifikan dari pendapatan diakui
selama periode tersebut termasuk pendapatan dari:
1. Penjualan barang
2. Penjualan jasa
3. Bunga
4. Dividen, dan
5. Royalty.

 Memahami metode pencatatan pendapatan dengan menggunakan


metode cash basis dan Metode accrual basis

 Mengetahui dan memahami pengakuan pendapatan untuk transaksi


penjualan khusus untuk waralaba dan konsinyasi

 Mengetahui contoh posisi pendapatan pada laporan keuangan pada


perusahaan dagang, perusahaan manufaktur dan perusahaan jasa.

17
3.2 Saran
Sebagai pelajar kita tentunya harus terus mempelajari dan mencari
pemecahan masalah yang berhubungan dengan pendapatan itu sendiri, karena
sampai saat ini masih terjadi banyak silang pendapat mengenai masalah yang
berhubungan dengan pendapatan itu sendiri baik dari segi pengertian, pengakuan,
dan lain sebagainya.

18

Anda mungkin juga menyukai