TENTANG
PEMBERLAKUAN PEDOMAN PELAYANAN PASIEN DIALISIS
RSUD dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA
MEMUTUSKAN:
Ditetapkan di : Purbalingga,
Pada tanggal : 31 Februari 2015
PLT.DIREKTUR RSUD dr. R. GOETENG
TAROENADIBRATA PURBALINGGA
KABID DIKLAT DAN REKAM MEDIK
1. Latar Belakang
Peningkatan pembangunan kesehatan di Indonesia seharusnya diikuti secara seimbang
oleh perbaikan mutu pelayanan kesehatan baik di sarana pelayanan kesehatan maupun
praktek perorangan. Adanya globalisasi serta industrialisasi yang cepat di sektor kesehatan
berdampak pada cara melakukan tindakan, baik berupa terapi, pemakaian alat, pemberian
resep dan sebagainya sehingga tindakan tersebut sesuai indikasi yang tepat.
Disamping itu dengan adanya Undang-Undang Perlindungan Konsumen serta
terkaitnya praktek kedokteran terhadap aspek medis, legal, etis, psikologis, sosial budaya
serta finansial maka perlu dibuat suatu pedoman pelayanan kesehatan yang bertujuan
memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat dan memberikan rasa aman bagi
dokter/tenaga medik dalam melakukan praktek kedokteran. Hal ini juga berlaku pada
pelayanan dialisis dimana umumnya pasien dengan penyakit ginjal kronik membutuhkan
pengobatan yang berulang dan melibatkan peralatan/mesin dengan teknologi tinggi serta
kompetensi tenaga kesehatan yang memadai.
2. Tujuan pedoman
a. Umum :
Meningkatkan kualitas pelayanan pasien gagal ginjal melalui pedoman pelayanan
hemodialisis yang berorientasi pada keselamatan dan keamanan pasien.
b. Khusus :
- Memberi acuan regulasi pelayanan hemodialisis
- Memberikan acuan manajemen pelayanan hemodialisis
- Memberi acuan tugas pokok dan fungsi serta kompetensi masing-masing tenaga yang
terlibat dalam pelayanan hemodialisis
- Memberi acuan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam pelayanan hemodialisis
- Memberi acuan sistem/pola pembiayaan yang berkaitan dengan pelayanan hemodialisis
3. Ruang lingkup pelayanan
Ruang lingkup pelayanan pasien dialisis di Rumah Sakit dr. R.Goeteng
Taroenadibrata Purbalingga meliputi :
a. Pelayanan pasien hemodialisis rawat jalan
b. Pelayanan pasien hemadialisis rawat inap
4. Batasan operasional
Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang optimal dari program pelayanan hemodialisis
perlu ditata pengorganisasian pelayanan dengan tugas dan wewenang yang jelas dan terinci
secara administrasi maupun teknis.
A. Ketenagaan
Ketenagaan pelayanan hemodialisis terdiri dari :
1. Tenaga medis (Supervisor, dokter penanggung jawab SpPD bersertifikat HD, dokter
pelaksana bersertifikat HD)
2. Perawat ( enam perawat mahir dan satu perawat biasa)
3. Tenaga administrasi
4. Tenaga lainnya yang mendukung program
B. Kompetensi
1. Supervisor hemodialisis adalah dokter Internis sebagai konsultan hemodialisis.
2. Dokter penanggung jawab hemodialisis adalah dokter Internis yang telah mempunyai
sertifikat pelatihan hemodialisis dipusat pendidikan yang diakreditasi dan disahkan oleh
PERNEFRI
3. Dokter pelaksana hemodialisis adalah dokter Internis yang telah menpunyai sertifikat
pelatihan hemodialisis dipusat pendidikan yang diakreditasi dan disahkan oleh
PERNEFRI
4. Perawat mahir hemodialisis adalah perawat yang bersertifikat pelatihan dipusat
pendidikan yang diakreditasi dan disahkan oleh PERNEFRI
5. Perawat biasa adalah lulusan akademi keperawatan
Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang optimal dari program pelayanan
hemodialis perlu ditata pengorganisasian pelayanan dengan tugas dan wewenang yang
jelas dan terinci secara admistrasi maupun teknis.
Struktur Organisasi
Adanya klasifikasi rumah sakit berdasarkan kemampuan layanan dilihat dari
aspek kompetensi, SDM, Fasilitas sarana serta kepemilikan menyebabkan bervariasinya
pengelolaan layanan mulai dari organisasi sampai dengan pembiayaan dirumah sakit.
DIREKTUR
Denah ruang hd
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
Ketepatan pemberian pelayanan harus dimulai pada saat kontak pertama dengan
pasien. Hal ini merupakan tanggungjawab semua staf baik klinisi atau admisi.
Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan pelayanan hemodialisis, untuk itu
pengkajian sesaat pasien datang sangatlah penting, dengan menggali informasi klinik yang
lengkap, meliputi :
1. Anamnesis dan atau alloanamnesis yang lengkap. Informasi yang digali adalah keluhan
kesehatan sekarang, dahulu dan riwayat penyakit yang ada pada keluarga.
Alloanamnesis dilakukan pada keluarga terdekat pasien.
2. Pemeriksaan fisik secara lengkap dari kepala sampai kaki untuk mengidentifikasi
kelainan-kelainan yang ada, terutama pada organ-organ vital, yang jika tidak segera
dilakukan penanganan segera akan berakibat fatal.
3. Pemeriksaan penunjang sesuai indikasi yang diperoleh dari hasil anamnesa dan
pemeriksaan fisik lengkap.
Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik serta penunjang yang dilakukan
diharapkan dokter dan perawat mampu mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan yang
ada dan direncanakan asuhan yang tepat, sesuai dengan kebutuhan pasien.
1. Tindakan inisial Hemodialisis ( HD pertama) dilakukan melalui pemeriksaan/konsultasi
dengan konsultan atau dokter spesialis penyakit dalam yang telah bersertifikat HD
Inisiasi hemodialisis dilakukan pada pasien dengan:
TKK/LFG < 10 mL/ menit dengan gejala uremia atau malnutrisi
TKK/LFG < 5mL/ menit walaupun tanpa gejala
Indikasi khusus:
- Terdapat komplikasi akut (edema paru, hiperkalemia, asidosis metabolik berulang)
- Pada pasien dengan nefropati diabetik dapat dilakukan lebih awal
2. Setiap tindakan Hemodialisis terdiri dari :
Persiapan pelaksanaan Hemodialisis : 30 menit
Pelaksanaan Hemodialisis : 5 jam
Evaluasi pasca Hemodialisis : 30 menit
Sehingga untuk setiap pelaksanaan Hemodialisis diperlukan waktu dari persiapan
sampai dengan waktu pasca Hemodialisis minimal 6 jam.
3. Harus memberikan pelayanan sesuai standar profesi dan memperhatikan hak pasien
termasuk membuat informed consent
4. Apabila kondisi pasien post hemodialisis belum stabil maka pasien di rawat inapkan
sampai kondisi pasien stabil baru pasien diijinkan pulang oleh DPJP.
5. Pasien yang rutin hemodialisis di Rumah Sakit secara periodik dilakukan pemeriksaan
HbsAg Anti HCV tiap enam bulan,TIBC dan Fe tiap tiga bulan, Hemoglobin tiap bulan
6. Pemakaian dializer ulang lima kali pakai yaitu dengan empat kali re use dalam pasien
yang sama.
Pasien Lama
1. Pasien/penanggung jawab pasien diarahkan untuk dating sesuai jadwal hemodialisa yang
sudah dijadwalkan.
2. Setelah pasien mendapatkan hasil cetak nomor urut, pasien diarahkan menuju poliklinik
hemodialisis.
1. Obat
No Nama Obat Satuan Kekuatan
1. Adrenalin HCL Ampul 1 mg
2. Dexametason Ampul 4 mg
3. Dopamin Ampul 200 mg
4. KCL 1 mEq/ml Flacon 25 ml
5. Heparin 5.000 IU Flacon 5000 unit/ml
6. Gluconas galcii Ampul
7. Bicarbonat Natrikus 8,4 % Flacon 25 ml
8. Antalgin Ampul
9. Clonidin Ampul 0,15 mg
10. Dextrose 40% Flacon 25 ml
11. Diazepam Ampul 10 mg
12. Lidocain HCL 2 % Ampul 20 mg/ml
13. NaCL 0,9 % Kolf 500 ml
14. Dextrose 5 % dan 10 % Kolf 500 ml
15. Nifedipin Tablet 5 mg
16. Captopril Tablet 12,5 mg
17. Isosorbit dinitrate Tablet 5 mg
18. Paracetamol Tablet 500 mg
19. H2O2 Larutan 3%
20. Iodine Povidone Larutan 10 %
21. Antiseptik (savlon, hibiscrup, dll) Larutan
22. Alkohol 70 % Larutan
2. Alat Kesehatan
No Nama Alat Kesehatan
1. Hollow fiber berbagai ukuran
2. Blood line
3. AV fistula
4. Disposable syringe
5. Kassa steril
6. Infus set dan tranfusi set
7. Masker disposable
8. Sarung tangan steril
9. Plester
10. Oksigen tabung
11. Citrit acid ,bayclean (untuk desinfektan mesin sesuai dengan petunjuk
pabrik)
12. Campuran perasetic acid % H2O2 (untuk dialiser proses ulang)