Anda di halaman 1dari 12

KOMPETENSI PEDAGOGIK

MODUL 6 (PENILAIAN HASIL BELAJAR)


TUGAS KEGIATAN BELAJAR 1
PENGERTIAN PENGUKURAN, PENILAIAN, TES, dan EVALUASI

ACHMAD FAWAID HASIM, S.Pd.


NO. Peserta PPG : 18050702710013
KELAS C (PGSD)

PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN


PROGRAM STUDI GURU KELAS SD (027)
LPTK UNIVERSITAS JEMBER
2018
TUGAS MODUL 6 KEGIATAN BELAJAR 1
“PENGERTIAN PENGUKURAN, PENILAIAN,
TES, dan EVALUASI”

Berdasarkan laporan Wakil Kepala Sekolah bidang


Kurikulum disimpulkan bahwa tingkat kelulusan peserta
didik kelas XI pada mata pelajaran Matematika hanya
mencapai 80% dari KKM yang sudah ditetapkan. Kepala
Sekolah menginstruksikan untuk dilakukan evaluasi secara
menyeluruh.:
 Identifikasi faktor-faktor penyebab tidak
tercapainya target kelulusan pada mata pelajaran
tersebut.
 Identifikasi kesulitan belajar yang dialami peserta
didik yang belum lulus pada mata pelajaran
tersebut.
 Telaah kesulitan yang dihadapi pendidik dalam
melaksanakan kegiatan pengukuran dan penilaian
hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran
tersebut, baik dari tes formatip maupun sumatip.
 Rencanakan dua kegiatan evaluasi pembelajaran
untuk mengatasi belum optimalnyatingkat
kelulusan peserta didik pada mata pelajaran
tersebut.
1. Identifikasi faktor-faktor penyebab tidak tercapainya target kelulusan pada mata
pelajaran Matematika
Faktor-faktor penyebab tidak tercapainya target kelulusan pada mata pelajaran Matematika
antara lain:
Faktor
No Keterangan
Penyebab
1. Kurikulum 1. Struktur materi pada kurikulum Matematika yang tidak berurutan
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan guru diperoleh penemuan
bahwa terdapat pemetaan materi yang tidak seharusnya. Hal ini
mengakibatkan proses pembelajaran tidak berkesinambungan.
Sehingga hasil belajar siswa menjadi rendah.
2. Kurikulum yang sebelumnya hanya menekankan pembelajaran
keterampilan berhitung
Berdasarkan hasil analisis guru ditemukan bahwa pembelajaran
matematika lebih mengedepankan keterampilan berhitung. Di keadaan
sebenarnya siswa sangat jenuh dan sering kali mendapatkan hasil yang
tidak memuaskan saat berhitung. Padahal pembelajaran yang
sebenarnya adalah pembelajaran yang bermakna. Di dalam pembelaran
matematika akan lebih bermakna jika siswa diajak untuk belajar
memecahkan masalah dan bernalar sesuai dengan kehidupan sehari-
hari.
2. Guru Berdasarkan analisis terdapat temuan sebagai berikut:
1. Kurangnya guru menerapkan dari kompetensi pedagogik
Dalam kompetensi pedagogik terdapat banyak sekali aspek-aspek
yang harus dikuasai oleh seorang guru, seperti
 menguasaikarakteristikpeserta didikdari aspekfisik,
moral,sosial,kultural, emosional,danintelektual
Seorang guru harus memahami dengan baik karakteristik
siswanya. Perhatikanlah karakteristik siswa sebelum
melaksanakan proses pembelajaran. Apalagi dipembelajaran
matematika yang seringkali menjadi pembelajaran yang dirasa
sulit bagi siswa. Dengan mengetahui katakteristik siswa akan
mudah untuk merencanakan pembelajaran.
 menguasaiteori belajardan prinsip-
prinsippembelajaranyangmendidik
Faktor
No Keterangan
Penyebab
Guru belum menerapkan dengan baik teori-teori belajar yang
dipahami dalam proses pembelajaran. Sehingga pada kegiatan
pembelajaran terjadi kepasifan aktivitas pembelajaran. Di
pembelajaran matematika yang memang termasuk
pembelajaran sulit harus dibangun dengan pembelajaran yang
aktif.
Metode-metode pembelajaran yang dilakukan guru belum dapat
membuat siswa aktif dalam pembelajaran. Seorang guru harus
dapat menerapkan metode dan model pembelajaran yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran dan karakteristik siswa.
 mengembangkan kurikulumyang terkait dengan
matapelajaran/bidang pengembangan yang diampu
Sebelum pembelajaran dilakukan, guru belum melakukan
pemetaan terhadap pembelajaran matematika. Guru mengikuti
apa yang ada di bahan ajar yang telah disediakan.
 Menyelenggarakan pembelajaran yangmendidik
Dalam membuar RPP, guru kurang memperhatikan komponen-
komponen ada.
 Memanfaatkan teknologi
informasidankomunikasiuntukkepentingan pembelajaran
Dalam pembelajaran penggunaan TIK masih kurang, salah satu
faktornya yaitu kurangnya sarana prasarana yang ada. Padahal
dipembelajaran abad 21, penggunaan TIK dalam pembelajaran
sudah seharusnya dintegrasikan. Apalagi dalam pembelajaran
matematika, sudah banyak aplikasi yang terintegrasi dengan
TIK yang akan dapat membuat siswa semangat belajar
matematika.
 berkomunikasisecaraefektif,empatik,dansantundenganpeserta
didik
Berdasarkan hasil analisis kemampuan guru dalam
berkomunikasi efektif masih harus ditingkatkan agar dapat
mudah diterima oleh siswa. Ajak siswa untuk mengenal MTK
dengan mudah,
Faktor
No Keterangan
Penyebab
 menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil
belajar
Berdasarkan anailis terdapat penilaian yang dilakukan guru
belum sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan. Hasil tes yang dilakukan diperoleh banyak siswa
yang belum tuntas.
Alat ukur dan jenis soal sering kali kurang sesuai. Guru belum
membagi dengan baik soal dengan kriteria sulit, sedang, dan
mudah.
 Memanfaatkanhasilpenilaiandan
evaluasiuntukkepentinganpembelajaran
Setelah diperoleh hasil penilaian, guru belum memanfaatkan hasil
itu untuk pembelajaran selanjutnya. Padahal seharusnya hasil yang
sebelumnya dijadikan sebagai perencanaan pembelajaran
selanjutnya.
 melakukantindakan reflektif untuk
peningkatankualitaspembelajaran.
Guru belum melakukan kegiatan PTK saat mengetahui siswa tidak
tuntas dalam pembelajaran matematika, sehingga tidak menemukan
solusi atas masalah yang dihadapi.
2. Kompetensi Profesional
Seorang guru harus benar-benar mampu dan menguasai dengan
baik mata pelajaran yang diampunya dalam hal ini matematika.
Berdasarkan analisis guru belum menguasai dengan baik mata
pelajaran matematika.
3. Kompetensi sosial
Berdasarkan analisis, guru belum dapat membangun relasi yang
sesuai dengan berbagai elemen seperti siswa, wali murid, teman
sejawat, kepala sekolah, dan pengawas sekolah.
Jika menemukan permasalahan yang tidak bias diatasi harusnya
seorang guru melakukan komunikasi dengan elemen-elemen
tersebut.
Faktor
No Keterangan
Penyebab
3. Siswa Berdasarkan analisis terdapat masalah yang mengakibatkan
ketidaktuntasan belajar
1. Motivasi siswa
Siswa kurang motivasi dalam pembelajaran matematika. Dalam
pembelajaran siswa pasif.
2. Minat siswa
Sebagian besar siswa kurang minat terhadap pembelajaran
matematika. Minat yang rendah akan mempengaruhi terhadap
kesungguhan dalam belajar.
3. Pengetahuan prasyarat
Pada pembelajaran matematika, materi selalu berkesinambungan.
Sehingga akan sulit jika siswa belum menguasai materi
sebelumnya.
Sehingga akan sulit jika siswa belum menguasai materi
sebelumnya.
4. Kesulitan belajar
Siswa mengalami berbagai kesulitan dalam pembelajaran
matematika. Kesulitan ini diakibatkan oleh berbagai faktor.
5. Kondisi jasmani dan rohani siswa
Berdasarkan hasil analisis kondisi jasmani dan rohani siswa sangat
berpengaruh dalam mencapai ketuntasan belajar. Jasmani dan
rohani yang sempurna akan membuat siswa akan lebih semangat
dalam pembelajaran.
6. Keadaan siswa saat terjadi penilaian
Seringkali saat ada tes siswa dalam keadaan sakit maupun dalam
keadaan rohani yang lagi down, sehingga mempengaruhi
konsentrasi siswa dalam menjawab. Sehingga hasil tidak maksimal
7. Hubungan siswa dengan siswa, dengan guru dan yang lainnya.
Kemampuan sosial yang kurang baik akan mengakibatkan hasil
belajar yang rendah.
4. Lingkungan Berdasarkan analisis terdapat temuan bahwa lingkungan juga menjadi
fakto penyebab tidak tercapainya target kelulusan. Adapun lingkungan
itu yaitu
Faktor
No Keterangan
Penyebab
1. Sekolah
Sekolah belum menyediakan fasilitas pembelajaran yang
bermakna. Keadaan sosial di sekolah belum baik.
2. Keluarga
Waktu yang banyak terjadi di rumah. Saat siswa sudah
mendapatkan materi, siswa tidak mempelajari kembali materi yang
telah dipelajari di sekolah. Kurangnya bimbingan dan perhatikan
dari keluarga ini yang mengakibatkan penguasaan materi kurang.
3. Masyarakat
Berdasarkan temuan, terdapat kondisi bahwa lingkungan
masyarakat belum mendukung siswa dalam mengembangkan
pembelajaran matematika.
4. Teman
Berdasarkan temuan, bahwa didapat teman sekarang lebih
mengajak untuk bermain.

2. Identifikasi kesulitan belajar yang dialami peserta didik yang belum lulus pada mata
pelajaran matematika.
Faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar ada dua faktor yaitu:
a. Faktor internal, yang berasal dari dalam diri siswa meliputi:
1) Karakteristik siswa
Hal ini berkaitan dengan kondisi kepribadian siswa baik fisik maupun
mental.Masalah-masalah belajar yang berkenaan dengan dimensi siswa sebelum
belajar pada umumnya berkenaan dengan minat, kecakapan dan pengalaman-
pengalaman.Di sini terlihat minat siswa terhadap pembelajaran matematika dapat
dikatakan kurang sekali.Hal ini dapat dilihat saat pembelajaran, siswa tidak
memperhatikan dengan sungguh-sungguh.
2) Sikap dalam belajar
Siswa memiliki sikap menolak dalam pembelajaran matematika. Hal ini dapat dilihat
dari siswacenderung kurangmemperhatikan saat pembelajaran. Hal ini akan
berdampak pada hasil belajar siswa tersebut.
3) Motivasi belajar
Siswa kurang memiliki motivasi belajar matematikasehingga cenderung kurang
bersungguh-sungguh dalam belajar. Hal ini akan berdampak dengan hasil belajar yang
diperolehnya menjadi kurang baik.Tidak ada motivasi belajar, tidak ada tujuan yang
ingin diperoleh siswa dalam pembelajaran.
4) Konsentrasi belajar
Siswa hanya memperhatikan terhadap apa yang guru sampaikan dalam pembelajaran
matematika namun tidak memahami dengan benar apa yang sedang diperhatikan. Hal
inilah yang menjadi kesulitan berkonsentrasi dalam belajar yang nantinya juga akan
berdampak pada hasil belajar siswa yang tidak maksimal.
5) Mengolah bahan belajar
Siswa mengalami kesulitan dalam mengolah pesan atau materi yang diterima dari
guru. Sehingga apa yang disampaikan tidak bisa diterima dengan baik.
6) Menggali hasil belajar
Menggali hasil belajar sama dengan mekonstruksi kembali pengetahuan sebelumnya.
Siswa mengalami kesulitan dalam menggali pengetahuan yang diperoleh sebelumnya.
7) Rasa percaya diri
Permasalahan di sini yaitu siswa kurang percaya diri sehingga cenderung tidak
memiliki keberanian melakukan sesuatu.
8) Kebiasaan belajar
Dalam pembelajaran matematika yang mengedepankan cara belajar aktif, siswa malah
cenderung pasif.

b. Faktor eksternal, berasal dari luar siswa meliputi:


1) Guru
Metode mengajar
Berdasarkan data yang diperoleh, dalam metode mengajar guru mata pelajaran
matematika kurang baik hal ini dapat dilihat proses pembelajaran bahwa jumlah
peserta didik yang aktif bertanya kurang dari separuh kelas, siswa hanya
mendengarkan penjelasan guru untuk mendapatkan konsep–konsep, struktur–
struktur, dan prinsip– prinsip pada materi yang diajarkan akibatnya siswa yang tidak
paham maupun kurang paham akan mengalami kesulitan karena siswa tidak mau
bertanya dan siswa pasif dalam belajarnya.
Standar pelajaran
Guru menuntut standar pelajaran yang di atas kemampuan anak, sehingga hanya
sebagian kecil siswa yang dapat berhasil dengan baik.
Kurang memperhatikan kesulitan belajar siswa
Guru tidak memiliki kecakapan dalam usaha diagnosis kesulitan belajar. Misalnya
dalam bakat, minat, sifat, kebutuhan anak-anak, dan sebagainya.
Media pembelajaran
Guru belum menggunakan media pembelajaran dengan maksimal.
2) Lingkungan sosial siswa di sekolah.
Teman sebaya tidak memberikan hal yang positif untuk memotivasi belajar maka akan
berdampak pada hasil belajar yang tidak baik.
3) Kurikulum sekolah.
Kurikulum disusun berdasarkan tuntutan perubahan dan kemajuan masyarakat, maka
dari itu seringkali kurikulum mengalami perubahan. Hal ini akan menimbulkan
permasalahan-permasalahan seperti tujuan yang akan dicapai, isi pendidikan, kegiatan
belajar mengajar dan evaluasi yang berdampak pada proses pembelajaran dan hasil
belajar siswa.
4) Prasarana dan sarana pembelajaran.
Dilihat dari dimensi guru ketersediaannya prasarana dan sarana akan memberikan
kemudahan dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif. Sedangkan dari dimensi
siswa ketersediaan prasarana dan sarana akan menciptakan iklim pembelajaran yang
lebih kondusif dan kemudahan-kemudahan bagi siswa untuk mendapatkan informasi
dan sumber belajar agar dapat mendorong berkembangnya motivasi mencapai hasil
belajar yang lebih baik. Dalam hal ini siswa mengalami kesulitan belajar keadaan
sarana dan prasarana pembelajaran yang belum lengkap dan difungsikan dengan baik.

3. Telaah kesulitan yang dihadapi pendidik dalam melaksanakan kegiatan pengukuran


dan penilaian hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran tersebut, baik dari tes
formatip maupunn sumatip.
Kesulitan yang dihadapi pendidik dalam melaksanakan kegiatan pengukuran dan penilaian

hasil belajar peserta didik adalah sebagai berikut :

1. Kesulitan dalam menentukan teknik pengukuran dan penilaian.

Pendidik seringkali kesulitan dalam menentukan teknik pengukuran dan penilaian yang

akan digunakan. Kesulitan ini mengakibatkan pendidik juga sulit menentukan jenis tes

yang akan dilakukan.

2. Kesulitan dalam menentukan jenis tes

Guru mengalami kesulitan dalam menentukan jenis tes yang yang memenuhi prinsip

obyektif, terpadu, sistematis, terbuka, akuntabel, menyeluruh dan berkesinambungan, adil,


valid, andal, dan manfaat serta membutuhkan waktu yang cukup lama untuk

merancangnya.

Guru juga tidak bisa menentukan jenis tes yang sesuai dengan kemampuan / kompetensi

yang akan diujikan sehingga jenis tes tidak sesuai dengan materi yang akan diujikan.

3. Tes formatif dan sumatif yang tidak terencana dengan baik

Dalam tes formatif pendidik kesulitan dalam mengontrol urutan kegiatan tes dan

membutuhkan waktu dan apabila informasi mengenai hasil tes tersebut terlambat sampai

kepada pengambilan keputusan, maka evaluasi bersifat sia-sia.

Dalam tes sumatif, guru belum mengetahui bahwa tes ini dirancang untuk mengetahui

tahap perkembangan terakhir dari siswanya dengan dasar dari hasil belajar merupakan

totalitas sejak awal hingga akhir.

4. Sulitnya format penilaian

Tidak dapat dipungkiri bahwa guru mengalami masalah dalam menganalisis format

penilaian. Seringkali guru malah menggunakan penilaian seadanya saja tanpa harus

dilakukan analisis.

5. Penyusunan dan pelaksanaan penilaian sangat terbatas

Ada 3 penyebab penyusunan tes belum optimal

 Pertama, kurun waktu untuk menyusun tes relatif singkat, padahal tes itu harus segera

digunakan. Untuk menghasilkan tes yang baik diperlukan waktu dan kondisi yang

cukup. Seringkali pendidik dikejar-kejar waktu.

 Kedua, kompetensi guru terbatas.

Guru kurang mengembangkan kompetensinya dalam melakukan kegiatan pengukuran

dan penilaian. Guru harusnya bekerja secara kolaboratif dan mencari refensi yang

banyak dalam mengembangkan kompetensi ini. Melakukan penilaian termasuk dalam

kompetensi pedagogik seorang guru.

 Ketiga, kurangnya pengalaman untuk menyusun tes.


Pengalaman menyusun tes guru sering kali rendah. Hal ini diakibatkan dari kurangnya

guru dalam mengembangkan kompetensinya. Oleh karena itu sebaiknya guru harus

selalu aktif dalam menyusun penilaian dan saling berdiskusi antar sesama guru. Selain

itu juga meminta bahan evaluasi yang pengalaman.

4. Rencanakan dua kegiatan evaluasi pembelajaran untuk mengatasi belum optimalnya


tingkat kelulusan peserta didik pada mata pelajaran tersebut.
Kegiatan evaluasi pembelajaran yang akan dilaksanakan untuk mengatasi belum
optimalnya tingkat kelulusan peserta didik adalah sebagai berikut:

A. EVALUASI NON TES


Evaluasi non tes ini dilakukan untuk mengetahui minat dan motivasi siswa terhadap
pembelajaran matematika. Evalluasi ini dilakukan dengan cara:
1. Pengamatan atau observasi
Tujuan dari pengamatan atau observasi yaitu untuk mengumpulkan informasi dan
keterangan yang berkaitan dengan minat dan motivasi siswa terhadap pembelajaran
matematika.Pendidik membuat lembaran observasi yang disusun dalam bentuk chekc list
atau skala penilaian.
2. Wawancara
Pendidik akan melakukan wawancara dengan siswa dalam hubungannya dengan minat dan
motivasi terhadap pembelajaran matematika.Pendidik sebelumnya sudah menyusun
lembar pedoman wawancara.Wawancara dilakukan kepada siswa yang tuntas dan tidak
tuntas.

B. EVALUASI TES
Dalam kegiatan ini, pendidik akan melaksanakan tes formatif dan sumatif.
1. Tes Formatif
Tes Formatif adalah tes hasil belajar untuk mengetahui keberhasilan proses belajar
mengajar yang dilakukan oleh guru, guna memperoleh umpan balik dari upaya pengajaran
yang dilakukan oleh guru.
Tes formatif dilakukan tepat pada waktunya dan sesuai dengan indikator pembelajaran
dalam mata pelajaran matematika.Jadi dalam pelaksanaan formatif harus memperhatikan
waktu yang tepat yaitu sesudah 1 kompetensi dasar matematika yang telah telah selesai
dilakukan, bukan semua kompetensi dasar yang dijadikan tes formatif.Dalam penyusunan
tes formatif harus menyesuaikan dengan indikator pembelajaran.
2. Tes Sumatif
Tes Sumatif adalah tes hasil belajar untuk mengetahui keberhasilan belajar murid setelah
mengikuti program pengajaran tertentu.Tes sumatif pada pembelajaran matematika ini
dilakukan saat akhir dari suatu materi secara umum. Misal dalam penilaian tengah
semester atau akhir semester.

Anda mungkin juga menyukai