Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Sejarah dan Perkembangan PT PUSRI Palembang


PT PUSRI Palembang merupakan anak perusahaan dari PT Pupuk
Indonesia, Tbk yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
bergerak di bidang produksi dan pemasaran pupuk. Secara resmi PT PUSRI
Palembang didirikan berdasarkan Akte Notaris Eliza Pondaag nomor 177 tanggal
24 Desember 1959 dan diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik
Indonesia nomor 46 tanggal 7 Juni 1960. Saat itu sebagai Presiden Direktur dan
Direktur Utama diangkat Ir. Ibrahim Zahier dan Ir. Salmon Mustafa.
Nama Sriwidjaja sendiri diabadikan untuk mengenang kembali kejayaan
kerajaan Indonesia pertama, yang termashur di segala penjuru dunia yang dahulu
sangat terkenal karena armada lautnya. PT PUSRI Palembang merupakan
produsen pupuk urea pertama di Indonesia dengan pusat produksi dari PT PUSRI
Palembang sendiri bertempatan di Jalan Mayor Zen Palembang, Sumatera Selatan.
Pemilihan Provinsi Sumatera Selatan khususnya Palembang sebagai lokasi pabrik,
didasarkan pada ketersediaan bahan baku berupa gas alam dan letak Kota
Palembang berada di tepian Sungai Musi yang memiliki debit air yang tinggi.
Sejak berdirinya, PT PUSRI Palembang telah mengalami tiga kali
perubahan bentuk badan usaha. Perubahan pertama berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 20 tahun 1964 yang mengubah statusnya dari Perseroan Terbatas
(PT) menjadi Perusahaan Negara (PN). Pada perubahan kedua, statusnya
dikembalikan lagi menjadi Perseroan Terbatas (PT) berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 20 tahun 1969 dengan Akte Notaris Soeleman Ardjasasmita pada
bulan Januari 1970. Perubahan ketiga, berdasarkan Keputusan Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) PT Pupuk Sriwidjaja (Persero) tanggal
24 Desember 2010, maka sejak 1 Januari 2011 dilakukan serah terima pengalihan
pengolahan kegiatan serta sebagai Aktiva dan Pasiva dari PT PUSRI (Persero)
dimaksudkan beralih kepada PT Pupuk Sriwidjaja Palembang yang merupakan

1
2

bagian dari realisasi pelaksanaan restrukturisasi holding PT Pupuk Sriwidjaja


(Persero) melalui mekanisme spin off.
Permodalan PT PUSRI Palembang selalu mengalami perubahan seiring
dengan perkembangan industri pupuk di Indonesia. Berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 28 tanggal 7 Agustus 1997, ditetapkan bahwa seluruh saham
pemerintah pada industri pupuk yakni PT Pupuk Kujang, PT Pupuk Iskandar
Muda, PT Pupuk Kalimantan Timur Tbk, dan PT Petrokimia Gresik sebesar
Rp.1.829.290 juta dialihkan kepemilikannya kepada PT Pupuk Sriwidjaja
Palembang.
Struktur modal PT PUSRI Palembang diperkuat dengan adanya pengalihan
saham pemerintah sebesar Rp. 6 Milyar dari PT Mega Eltra kepada PT PUSRI
Palembang, serta tambahan modal sebesar Rp. 728 juta dari hasil rekapitalisasi
laba dari PT Pupuk Kaltim, Tbk. Dengan demikian, keseluruhan modal yang
disetor kepada PT PUSRI Palembang pada tanggal 31 Desember 2002 sebesar Rp.
6,7 Milyar.
Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1997 dan PP Nomor 34 Tahun 1998
menerangkan bahwa PT PUSRI Palembang, yang berkedudukan di Sumatera
Selatan, pernah menjadi induk perusahaan (operating holding) dengan
membawahi 6 (enam) anak perusahaan termasuk dua anak perusahaan penyertaan
langsung yaitu PT Rekayasa Industri dan PT Mega Eltra, masing-masing
perusahaan bergerak dalam bidang usaha, sebagai berikut:

1. PT Petrokimia Gresik (berdiri 31 Mei 1975), berkedudukan di Gresik, Jawa


Timur yang memproduksi dan memasarkan pupuk urea, ZA, SP-36/SP-18,
phonska, DAP, NPK, ZK, dan industri kimia lainnya serta pupuk organik.

2. PT Pupuk Kujang (berdiri 9 Juni 1975), berkedudukan di Cikampek, Jawa


Barat yang memproduksi dan memasarkan pupuk urea dan industri kimia
lainnya.
3. PT Pupuk Kalimantan Timur (berdiri 7 Desember 1977), berkedudukan di
Bontang, Kalimantan Timur yang memproduksi dan memasarkan pupuk urea
dan industri kimia lainnya.
3

4. PT Pupuk Iskandar Muda (berdiri 24 Februari 1982), berkedudukan di


Lhokseumawe, Nangroe Aceh Darussalam yang memproduksi dan
memasarkan pupuk urea dan industri kimia lainnya.

5. PT Rekayasa Industri (berdiri 11 Maret 1985), berkedudukan di Jakarta yang


bergerak dalam penyediaan jasa Engineering, Procurement & Construction
(EPC) guna membangun industri gas & minyak bumi, pupuk, kimia dan
petrokimia, pertambangan, pembangkit listrik (panas bumi, batu bara,
microhydro dan diesel).

6. PT Mega Eltra (berdiri 1970), berkedudukan di Jakarta, dengan bidang usaha


utamanya adalah perdagangan umum dan bergerak dalam bidang layanan
ekspor-impor, pemasok bahan kimia, distributor pupuk, serta konstruksi.
Adapun kedudukan PT PUSRI Palembang dapat dilihat pada Gambar 1.

Sumber: HUMAS PT PUSRI, 2017


Gambar 1. Kedudukan PT Pupuk Sriwidjaja Palembang
4

Tahun 2010, dilakukan tindakan pemisahan (spin off) dari Perusahaan


Perseroan (Persero) PT Pupuk Sriwidjaja disingkat PT PUSRI kepada PT Pupuk
Indonesia, Tbk serta telah terjadinya pengalihan hak dan kewajiban PT Pupuk
Sriwidjaja kepada PT Pupuk Indonesia, Tbk. Sebagaimana tertuang di dalam
RUPS-LB tanggal 24 Desember 2010 yang berlaku efektif 1 Januari 2011 dalam
perubahan anggaran dasar PT Pupuk Sriwidjaja Palembang melalui Akte Notaris
Fathiah Helmi, SH nomor 14 tanggal 12 November 2010 yang telah disahkan oleh
menteri hukum dan HAM tanggal 13 Desember 2010 nomor AHU-
57993.AH.01.01 tahun 2010. Sejak tanggal 18 April 2012, Menteri BUMN,
Dahlan Iskan, telah meresmikan PT Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC)
sebagai nama induk perusahaan pupuk yang baru, menggantikan nama PT Pusri
(Persero). Hingga kini PT Pupuk Sriwidjaja Palembang tetap menggunakan merk
dagang yaitu PUSRI.
Pabrik pertama yang dibangun di PT PUSRI Palembang adalah pabrik
PUSRI-I, yang diresmikan pada tanggal 4 November 1960 dengan kapasitas
terpasang sebesar 180 ton ammonia/hari dan 300 ton urea/hari. Produksi perdana
PUSRI-I dimulai tanggal 16 Oktober 1963. Pada tahun 1965 dilakukan perluasan
pabrik PT PUSRI Palembang mulai direncanakan melalui penandatanganan
perjanjian kerjasama antara Departemen Perindustrian dan Perusahaan Toyo
Engineering Corp (TEC) dari Jepang. Namun rencana tersebut mengalami
kegagalan akibat terjadinya pemberontakan G30S/PKI. Pada tahun 1968
dilakukan kembali perencanaan pembangunan dengan melakukan studi kelayakan
bersama John Van Der Volk & Associate dari Amerika Serikat.
Perluasan pabrik PT PUSRI mulai direncanakan pada tahun 1965 melalui
penandatanganan perjanjian kerjasama antara Departemen Perindustrian dan
Perusahaan Toyo Engineering Corp dari Jepang. Namun rencana tersebut
menemui kegagalan akibat terjadi pemberontakan G30S/PKI. Pada tahun 1968
kembali dilakukan perencanaan pembangunan dengan diadakannya studi
kelayakan bersama Jhon Van Der Volk & Associate dari Amerika Serikat. Pada
tahun 1972 mulai didirikan pabrik PUSRI-II dengan kapasitas terpasang 660 ton
ammonia/hari dan 1150 ton urea/hari dan pembangunan selesai pada tahun 1974.
Pada tahun 1992 dilakukan optimalisasi terhadap kapasitas pabrik PUSRI-II
5

menjadi 570.000 ton urea/tahun karena kebutuhan akan pupuk di Indonesia


meningkat dengan pesat, maka pada waktu yang relatif bersamaan dibangun
pabrik PUSRI-III dan PUSRI-IV.
PUSRI-III dibangun pada 21 Mei 1975, dengan kapasitas terpasang 1000
ton ammonia/hari dengan menggunakan proses Kellog dan kapasitas produksi
urea 1725 ton/hari atau 570.000 ton/tahun dengan proses Mitsui Toatsu Total
Recycle (MTTR) C-Imroved. Pembangunan pabrik PUSRI-III dikerjakan oleh
Kellog Overseas Corp dan Toyo Engineering Corp. Lima bulan setelah
pembangunan pabrik PUSRI-III, pabrik PUSRI-IV mulai didirikan dengan
kapasitas terpasang dan proses yang sama.
Pada tahun 1985 pabrik PUSRI-I dihentikan operasinya karena dinilai tidak
efisien lagi, sebagai penggantinya didirikan pabrik PUSRI-IB pada tahun 1990.
Tujuan proyek PUSRI-IB adalah membangun pabrik baru dengan kapasitas
produksi sebesar 446.000 ton ammonia/tahun yang menggunakan proses Kellog
dan 570.000 ton urea/tahun yang menggunakan proses Advanced Process For
Cost and Energy Saving (ACES) dari TEC. Pembangunan PUSRI-IB ini
dikerjakan oleh PT Rekayasa Industri (Indonesia).
Sistem pengolahan limbah di PT PUSRI Palembang juga mengalami
pengembangan. Sebagai upaya penanganan tehadap limbah gas, maka pada tahun
1981 atas usul Direksi PUSRI Bapak Edi Madnaijaya maka dibangunlah proyek
PGRU (Purge Gas Recovery Unit) di PUSRI-IV. Pembangunan proyek ini
ditujukan untuk mengurangi polusi udara, mengambil kembali gas NH3 dan
memanfaatkan kembali gas H2 dari purge gas pada unit sintesa ammonia. Dalam
pengerjaanya dilakukan oleh kontraktor Inggris. Sebagai upaya pengembangan
pada tahun 2012 dibangun proyek PGRU dengan sistem membran.
Pada tahun 1992 PT PUSRI Palembang melakukan proyek optimalisasi
proses yang diberi nama Ammonia Optimization Project (AOP) dan melakukan
kerjasama dengan Imperial Chemical Industry (ICI). Melalui proyek ini kapasitas
produksi dapat ditingkatkan dengan penghematan pemakaian gas alam sebesar
10%. Proses optimalisasi dan modifikasi proses telah membuat PT PUSRI
Palembang mampu memproduksi total 2.280.000 ton urea/tahun dan 1.149.000
ton ammonia/tahun. Data perluasan pabrik dapat dilihat pada Tabel 1.
6

Tabel 1. Data Perluasan Pabrik PT PUSRI Palembang


Pabrik Tahun Licensor Kapasitas Pelaksanaan
Mulai Process Terpanjang Konstruksi
Operasi
PUSRI-II 1974 Kellog MTC - 218.000 ton Kellog
Total Ammonia/tahun Overseas
Corp. (AS)
Recycle C. - 570.000 ton
Improved Urea/tahun

PUSRI-III 1976 Kellog MTC - 330.000 ton Kellog


Total Ammonia/tahun Overseas
Corp. (AS)
Recycle C. - 570.000 ton
Improved Urea/tahun

PUSRI-IV 1977 Kellog MTC - 330.000 ton Kellog


Total Ammonia/tahun Overseas
Corp. (AS)
Recycle C. - 570.000 ton
Improved Urea/tahun

PUSRI-IB 1995 Kellog - 446.000 ton PT


Advanced Ammonia/tahun Rekayasa
Process For Industri
- 570.000 ton
Cost and (Indonesia)
Urea/tahun
Energy
Saving
(ACES) Of
Toyo
Engineering
Corp

Sumber: HUMAS PT PUSRI, 2016

A. PUSRI-I
7

1. Studi kelayakan ekonomi : Gass dan Bell


2. Pelaksana konstruksi : Marrison Knudsen of Asia, Inc.
3. Penandatangan kontrak : 1 Maret 1961
4. Mulai konstruksi : Oktober 1961
5. Selesai konstruksi : Agustus 1963
6. Produksi perdana : 16 Oktober 1963
7. Tahun terakhir produksi : 1985
8. Biaya : US $ 33 Juta
9. Sumber dana : Bank Exim dan RI
10. Jenis proyek : Turn Key and Cost Plus
11. Kapasitas terpasang : Urea 300 ton/hari
Ammonia 180 ton/hari
12. Proses pembuatan : Ammonia – Gidler
Urea - Mitsu Toatsu Process
13. Kebutuhan gas alam : 12.50 MMCR/MBTU
14. Kapasitas gudang : 25.000 MT
15. Fasilitas angkut pupuk : Pupuk dalam kantong ke kapal dan truk
16. Sumber gas alam : Stanvac

Secara umum spesifikasi kualitas urea yang dihasilkan oleh PUSRI-I


sebagai berikut:
1. Kadar nitrogen : 46 % (Berat)
2. Kadar biuret maks : 0,5 %
3. Kadar air maks : 0,3 % (Berat)
4. Kadar abu maks : 15 ppm
5. Besar butir : 6-8 mesh minimum 95 %
Lolos 25 US mesh maks 2% berat

B. PUSRI-II
1. Studi kelayakan ekonomi : Jhon Vander Valk
2. Pelaksana konstruksi : Kellog Overseas Corp. (AS)
Toyo Engineering Corp. (JP)
3. Penandatangan kontrak : 1 Agustus 1972
8

4. Mulai konstruksi : 7 Desember 1972


5. Selesai konstruksi : 6 Agustus 1974
6. Produksi perdana : 21 Agustus 1974
7. Biaya : US $ 86 Juta
8. Sumber dana : USAID, OECF, IDA BANK Asia, RI
9. Jenis proyek : Cost Plus Fixed Fee
10. Kapasitas terpasang : Urea 1150 ton/hari
Ammonia 660 ton/hari
11. Proses pembuatan : Ammonia - Kellog
Urea - MTC (Total Recycle C- Improved)
12. Kebutuhan gas alam : 40.000 MMCR/MBTU
13. Kapasitas gudang : 15.000 MT
14. Fasilitas angkut pupuk : Pupuk curah dari gudang ke kapal dengan
ban berjalan (Belt Conveyor)
15. Sumber gas alam : Pertamina dan Stanvac

Fasilitas pembantu yang dibangun untuk pabrik PUSRI-II ini adalah :


1. Pembangkit tenaga listrik/generator dengan penggerak gas turbin
dengan kapasitas 15 MW.
2. Pembangkit listrik cadangan berupa dua generator cadangan dan
generator darurat.
3. Pembangkit steam bertekanan 1500 psig dan 625 psig.
4. Unit water treatment yang menyediakan air untuk kebutuhan proses dan
air pendingin.
5. Cadangan penyimpanan pupuk curah berkapasitas 15.000 MT.

C. PUSRI-III
1. Tahun pendirian : 21 Mei 1975
2. Pelaksanaan kontruksi : Kellog Overseas Cor. (AS)
Toyo Engineering Corp. (JP)
3. Produksi perdana : Desember 1976
4. Biaya : US $ 192 Juta
9

5. Sumber dana : Bank Dunia, RI


6. Jenis proyek : Cost Plus Fixed Fee
7. Kapasitas terpasang : Urea 1725 ton/hari
Ammonia 1000 ton/hari
8. Proses pembuatan : Ammonia - Kellog
Urea - MTC (Total Recycle C-Improved)
9. Kebutuhan gas alam : 40.000 MMCR/MBTU
10. Kapasitas gudang : 15.000 MT
11. Fasilitas angkut : Pupuk Curah dari gudang ke kapal
dengan ban berjalan (Belt Conveyor)
12. Sumber gas alam : Pertamina dan Stanvac

D. PUSRI-IV
1. Tahun pendirian : 25 Oktober 1975
2. Pelaksanaan kontruksi : Kellog Overseas Cor. (AS)
Toyo Engineering Corp. (JP)
3. Produksi perdana : Desember 1977
4. Biaya : US $ 186 Juta
5. Sumber dana : Dana Pembangunan Saudi Arabia, RI
6. Jenis proyek : Cost Plus Fixed Fee
7. Kapasitas terpasang : Urea 1725 ton/hari
Ammonia 1000 ton/hari
8. Proses pembuatan : Ammonia - Kellog
Urea - MTC (Total Recycle C-Improved)
9. Sumber gas alam : Pertamina dan Stanvac

Berdasarkan pertimbangan teknis, maka PUSRI-III dan PUSRI-IV dibangun


dua pabrik, yaitu:
1. Pabrik urea dengan kapasitas produksi 1725 MTD
2. Pabrik ammonia dengan kapasitas produksi 1000 MTD

Fasilitas pembantu tambahan yang dibangun dalam rangka proyek PUSRI-


III dan PUSRI-IV adalah:
10

1. Unit steam generator masing-masing terdiri dari waste heat boiler


(kapasitas rangka proyek PUSRI-III dan PUSRI-IV)
2. Dua unit turbin generator (hitachi) dengan kapasitas 15 MW
3. Faslilitas tempat pengantongan dan gudang penyimpanan pupuk dengan
kapasitas 1000 MT
4. Pembangunan pabrik oksigen dan nitrogen cair dengan kapasitas
masing-masing 500 MT

E. PUSRI-IB
1. Studi kelayakan ekonomi : PT PUSRI (April 1985 direvisi 1988)
2. Mulai konstruksi : Agustus 1990
3. Produksi perdana : Tahun 1994
4. Pelaksana konstruksi : PT Rekayasa Industri yang bekerja
berdasarkan Process Engineering Design
Package (PEDP)
5. Biaya : US $ 297 Juta
6. Sumber dana : USAID, OECF, IDA BANK Asia, RI
7. Jenis proyek : Cost Plus Fixed Fee
8. Kapasitas terpasang : Urea 1725 ton/hari
Ammonia 1350 ton/hari
9. Proses pembuatan : Ammonia – Kellog
Urea - ACES
10. Kebutuhan gas alat : 50 MMSCFD/MBTU
11. Fasilitas angkut pupuk : Melalui Belt Conveyor
12. Sumber gas alam : Pertamina dan Stanvac

Fasilitas pembantu yang dibangun untuk PUSRI-IB adalah :


1. Dua unit turbin generator (Hitachi) dengan kapasitas 90.700 kg/jam
steam
2. Dua unit water treatment untuk penyediaan demineralized water dan
kebutuhan air pendingin.
3. Dua unit steam generator, yang masing-masing terdiri dari :
a. Waste heat boiler dengan kapasitas 90.700 kg/jam steam
11

b. Package boiler berkapasitas 102.060 kg/jam steam


4. Fasilitas tempat pengantongan dan gudang penyimpanan pupuk dengan
kapasitas 1.000 MT.
5. Memperpanjang dermaga dan fasilitas-fasilitas pengangkut pupuk yang
memakai ban berjalan (belt conveyor) untuk dimuat langsung ke kapal.

1.1.1 Pengertian dan Makna Lambang Perusahaan

Gambar 2. Logo PT PUSRI

1. Lambang PUSRI yang berbentuk huruf “U” melambangkan


singkatan “Urea”. Lambang ini telah terdaftar di Dirjen Haki
Departemen Kehakiman dan HAM nomor 021391.

2. Setangkai padi dengan jumlah butiran 24 melambangkan tanggal


akte pendirian PT PUSRI.

3. Butiran-butiran urea berwarna putih sejumlah 12 melambangkan


bulan Desember pendirian PT PUSRI.
12

4. Setangkai kapas yang mekar dari kelopaknya, butir kapas yang


mekar berjumlah 5 buah kelopak yang pecah berbentuk 9 retakan
ini melambangkan angka 59 sebagai tahun pendirian PT PUSRI.

5. Perahu Kajang merupakan ciri khas kota Palembang yang terletak


di tepian Sungai Musi.

6. Kuncup teratai yang akan mekar, merupakan imajinasi pencipta


akan prospek perusahaan di masa datang.

7. Komposisi warna lambang kuning dan biru Benhur dengan dibatasi


garis-garis hitam tipis yang melambangkan keagungan, kebebasan
cita-cita, serta kesuburan, ketenangan, dan ketabahan dalam
mengejar dan mewujudkan cita-cita itu.

1.1.2 Visi dan Misi Perusahaan


Berdasarkan surat keputusan (SK) Direktur PT Pupuk Sriwidjaja
Palembang No.SK/DIR/207/2012 tanggal 11 Juni 2012.
1. Visi Perusahaan, “Menjadi Perusahaan Pupuk Terkemuka Tingkat
Regional”.
2. Misi Perusahaan, "Memproduksi serta memasarkan pupuk dan produk
agribisnis secara efisien, berkualitas prima dan memuaskan pelanggan”.

1.2 Lokasi dan Tata Letak Pabrik


1.2.1 Lokasi Pabrik
PT PUSRI Palembang terletak sekitar 7 km dari tepi Sungai Musi dan
berada di wilayah perkampungan Sungai Selayur, Kecamatan Ilir Timur II,
Kotamadya Palembang. Pembangunan ini ditunjang oleh keadaan geografis
Sumatera Selatan yang memiliki kekayaan alam yaitu gas alam (natural gas) yang
merupakan bahan baku utama dalam pembuatan pupuk dan tersedia dalam jumlah
yang cukup banyak. Gas Bell & Associates dari Amerika Serikat memberikan
rekomendasi berdasarkan studi kelayakan untuk membangun pabrik pupuk urea
13

(Pupuk Sriwidjaja Palembang) di Palembang, dengan kapasitas 100.000 ton per


tahun.
Luas lokasi pabrik ini adalah 20,4732 hektar, ditambah untuk lokasi
perumahan karyawan seluas 26,7965 hektar. Selain itu sebagai lokasi cadangan
disiapkan tanah seluas 41,7965 hektar yang dimaksudkan untuk perluasan
komplek pabrik dan perumahan karyawan bila diperlukan kemudian hari.
Pemilihan lokasi ini merupakan rekomendasi dari Gas Bell & Associates (AS)
yang berdasarkan pada pertimbangan-pertimbangan berikut:

1. Lokasi PT Pupuk Sriwidjaja Palembang ini berdekatan dengan wilayah


kilang gas dan minyak Pertamina Sumbagsel, sehingga penyaluran gas alam
sebagai bahan baku pembuatan pupuk dari Pertamina Sumbagsel ke PT
PUSRI Palembang menjadi lebih mudah dan jumlah gas alam lebih terjamin.

2. Lokasi PT Pupuk Sriwidjaja Palembang yang berdekatan dengan sungai Musi


ini menyebabkan kuantitas suplai air sebagai bahan baku pembuatan steam
dan keperluan utilitas lainnya terjamin sepanjang tahun. Sungai Musi juga
merupakan jalur sarana transportasi untuk pengangkutan bahan baku maupun
hasil pabrik yang baik.

3. Lokasi PT Pupuk Sriwidjaja Palembang ini memungkinkan untuk diadakan


perluasan pabrik.

4. Lokasi PT Pupuk Sriwidjaja ini kondusif dan nyaman sebagai kawasan


industri, karena tidak terletak di pusat kota namun jarak menuju pusat kota
masih terjangkau.

5. Lokasi PT Pupuk Sriwidjaja dekat dengan ibukota Provinsi mempermudah


perolehan sumber daya manusia pekerja dan kemudahan pengurusan
administrasi pemerintah. Mengenai lokasi PT Pupuk Sriwidjaja dapat dilihat
pada Gambar 3.
14

Sumber: HUMAS PT PUSRI, 2018

Gambar 3. Lokasi PT Pupuk Sriwidjaja Palembang

1.2.2 Tata Letak Pabrik


Kompleks perindustrian PT Pupuk Sriwidjaja Palembang terletak tepat di
tepi Sungai Musi, beralamat di Jalan Mayor Zen. PT PUSRI Palembang memiliki
luas total 500 ha. Denah kompleks PT PUSRI Palembang dapat dilihat pada
Gambar 4.

Sumber: HUMAS PT PUSRI, 2015


Gambar 4. Tata Letak Kompleks PT PUSRI Palembang
15

Keterangan:
A. Pos satpam I. Masjid Q. Wisma
B. Kantor utama J. Rumah makan R. GOR
C. Lapangan K. Parkir S. Perluasan Pabrik
D. Perumahan L. Teknik Produksi T. Gedung
E. Gedung serba guna M. Dinas Kesehatan K3 U. Dermaga
F. Diklat N. Main Lab V. PPU
G. Sekolah O. Ammonia storage W. Rumah Sakit
H. Kolam P. Kantor X. Wisma
1. Primary reformer 10. Kompresor 19. Waste heat boiler
2. Secondaty reformer 11. Refrigeration 20. Kantor kontrol
3. Stripper 12. Reaktor amonia 21. Cooling tower
4. Absorber 13. Seksi recovery 22. GMS
5. Metanator 14. Seksi purifikasi 23. Ion Exchanger
6. HTSC dan LTSC 15. Prilling tower 24. Filter water
7. ARU 16. Seksi sintesis urea 25. Sandfilter
8. HRU, PGRU 17. Pembangkit listrik 26. Tangki klarifikasi
9. Molecular sieve 18. Package boiler 27. Instrumentasi

1.3 Struktur Organisasi dan Sistem Manajemen Produksi PT PUSRI


Dengan berkembangnya peranan dan tanggung jawab perusahaan, maka saat
ini kondisi organisasi di lingkungan PT PUSRI Palembang semakin berkembang
sesuai dengan kebutuhan yang ada. Untuk mencapai efisiensi kerja yang tinggi
maka diperlukan suatu struktur organisasi yang baik. Hal ini akan menentukan
kelancaran aktivitas perusahaan sehari-hari untuk memperoleh peningkatan
kuantitas dan kualitas produk yang maksimal sehingga terciptanya produktivitas
kerja yang optimal.
Sistem organisasi yang digunakan PT PUSRI dalam pengelolaannya ialah
berdasarkan sistem line dan staff organization. Dalam hal ini bentuk
perusahaannya berupa Perseroan Terbatas (PT) dengan modal pengelolaan pabrik
berasal dari Pemerintah. Proses manajemen berdasarkan total quality control.
16

Kedudukan tertinggi dalam struktur organisasi yang ada di PT PUSRI


Palembang adalah dewan komisaris. Dewan komisaris bertugas memberikan
pembinaan dan pengawasan terhadap kelangsungan manajemen maupun
operasional perusahaan. Tugas operasional sesuai dengan surat keputusan direksi
No.SK/DIR/251/2009, tanggal 24 November 2009, dilaksanakan oleh dewan
direksi yang terdiri dari lima direktur utama yaitu:
1. Direktur produksi
2. Direktur keuangan
3. Direktur pemasaran
4. Direktur teknik & pengembangan
5. Direktur SDM dan umum
Perubahan terjadi pada awal tahun 2011. Sejak tahun 2011, terjadi
penggabungan antara direktur keuangan dan direktur pemasaran yang digabung
menjadi direktur komersil. Saat ini direktur utama hanya membawahi empat orang
direktur, yaitu:

1.3.1 Direktur Produksi


Direktur Produksi merupakan salah satu komponen penting dalam
perusahaan karena bertanggung jawab terhadap kelangsungan proses
produksi PT PUSRI. Dalam pelaksanaan tugasnya, Direktur Produksi
membawahi tiga General Manager, yaitu :

A. General Manager Operasi


Departemen operasi bertanggung jawab terhadap jalannya produksi. Tugas-
tugas utama pada divisi ini, yaitu:
- Mengoperasikan sarana produksi secara optimal dengan mengusahakan
waktu operasi dan faktor produksi setinggi-tingginya, tetapi masih
memperhatikan keselamatan peralatan, personalia dan lingkungan.
- Menjaga kualitas produksi, bahan baku, material, dan peralatan serta
bahan-bahan penunjang sehingga sasaran produksi tercapai dengan
tolok ukur kualitas, produktivitas dan keamanan.
17

Divisi ini dikepalai oleh seorang General Manager dan dibantu oleh
beberapa manajer yang ditempatkan di setiap pabrik yaitu:
a. Manager Pabrik PUSRI IB
b. Manager Pabrik PUSRI II
c. Manager Pabrik PUSRI III
d. Manager Pabrik PUSRI IV
e. Manager Operasi, Pengantongan dan Angkutan
Setiap manajer bertanggungjawab terhadap operasional pabrik dan dibantu
oleh staff manager serta 3 (tiga) superintendent, yaitu :
1. Superintendent pabrik ammonia
2. Superintendent pabrik urea
3. Superintendent pabrik utilitas
Penjenjangan karyawan yang ada di dalam perusahaan didasarkan kepada
tingkat pendidikan, keahlian dan pengalaman. Berdasarkan jabatan dalam struktur
organisasi, karyawan yang bekerja pada PT PUSRI Palembang dapat
dikelompokkan sebagai berikut :
1. General Manager
General manager berkedudukan di bawah direktur yang membawahi
beberapa manager. General Manager bertugas sebagai pimpinan di suatu
kompartemen yang meliputi kompartemen produksi, kompartemen
pemasaran, kompartemen jasa teknik & pengembangan usaha, kompartemen
keuangan dan kompartemen SDM & umum. General manager bertanggung
jawab kepada direktur.
2. Manager
Manager berkedudukan di bawah seorang general manager dan bertanggung
jawab kepada general manager. Manager memimpin suatu departemen,
misalnya departemen operasi-I.
3. Superintendent
Superintendent berkedudukan di bawah seorang manager dan bertanggung
jawab kepada manager. Superintendent memimpin suatu bagian di dalam
dinas tertentu. Misalnya bagian utilitas pada dinas operasi P-IB.
18

4. Assistant Superintendent
Assistant manager bertugas untuk membantu kinerja seorang superintendent
dan mewakili tugas superintendent apabila superintendent tidak berada di
tempat.
5. Foreman Senior
Foreman Senior bertanggung jawab kepada superintendent dan bertugas
untuk memimpin suatu seksi tertentu. Senior foreman membawahi beberapa
foreman.
6. Foreman
Foreman atau kepala regu bertugas untuk mengkoordinir regu yang sedang
bertugas pada shift kerja tertentu dan membantu kinerja seorang foreman
senior.
7. Operator
Operator bertugas untuk melaksanakan suatu operasi pada pabrik dan
bertanggung jawab kepada foreman senior. Setiap unit pabrik terdapat
foreman senior yang bertugas sebagai koordinator antar unit pabrik dan
sebagai penanggung jawab teknis pada sore dan malam hari. Pembagian jam
kerja terdiri dari empat grup shift dimana tiga grup melakukan shift
sedangkan satu grup shift libur (off). Setiap grup dikepalai oleh Senior
Foreman shift. Pengaturan jam kerja untuk tiap shift adalah :
1. Day shift : pkl. 07.00 – 15.00 WIB
2. Swing shift : pkl. 15.00 – 23.00 WIB
3. Night shift : pkl. 23.00 – 07.00 WIB
8. Karyawan
Selain operator dan karyawan lapangan yang dibutuhkan selama 24 jam
sehingga jadwal kerjanya dibagi per-shift, terdapat pula karyawan non-shift
untuk pegawai administrasi dan jabatan setingkat kepala bagian ke atas
dengan jadwal kerja :
1. Senin - Kamis : 07.30 – 16.30 istirahat pada pukul 12.00 – 13.00
2. Jum’at : 07.30 – 17.00 istirahat pada pukul 11.30 – 13.00
3. Sabtu – Minggu : Libur (off)
19

Untuk promosi ke jenjang yang lebih tinggi maupun untuk kenaikan


tingkat golongan, maka setiap tahun diadakan penilaian karyawan yang
meliputi loyalitas, dedikasi, pengetahuan, keterampilan, tingkah laku,
pergaulan sesama karyawan dan produktifitas kerja.

B. General Manager Teknologi


Departemen teknologi bertugas membantu departemen operasi dalam
hal pengamatan operasi, persiapan dan pengendalian mutu bahan baku serta
bahan pendukung, perhitungan produksi, evaluasi kondisi serta studi untuk
melakukan modifikasi dan peningkatan efisiensi. Departemen ini
membawahi :
a. Departemen K3 dan Lingkungan Hidup
Departemen ini terdiri dari :
1. Bagian penanggulangan kebakaran dan kecelakaan kerja
2. Bagian hygiene dan pemeriksaan kesehatan
3. Bagian pengendalian pencemaran
4. Bagian pengendalian lingkungan hidup
b. Departemen Perencanaan dan Pengendalian (Rendal) Produksi
Departemen ini bertugas untuk memastikan kuantitas hasil produksi
ammonia dan urea, serta jumlah pemakaian bahan baku dan bahan
penunjang lainnya.
c. Laboratorium
Departemen ini bertugas dalam analisa kontrol serta menentukan dan
mengawasi kualitas produk dan bahan baku. Departemen laboratorium
mempunyai 3 (tiga) orang kepala bagian, yaitu:
1. Kepala bagian laboratorium kimia analisis.
2. Kepala bagian laboratorium kontrol I dan II.
d. Departemen Inspeksi Teknik
Departemen ini terdiri dari :
1. Kelompok Jaminan Teknik
2. Bagian Pemeriksaan Teknik lapangan
3. Seksi Pemeriksaan Teknik Bengkel
20

C. General Manager Pemeliharaan


Departemen ini bertanggung jawab untuk memelihara dan merawat
alat-alat pabrik serta kendaraan yang berhubungan dengan operasional
pabrik. Divisi ini membawahi beberapa departemen, yaitu :
a. Manager Pemeliharaan Mekanikal
b. Manager Pemeliharaan Listrik dan Instrumen
c. Manager Perbengkelan
d. Manager Perencanaan dan Pengendalian Pemeliharaan

1.3.2 Direktur Komersial


Dalam pelaksanaan tugasnya Direktur Komersil membawahi tiga General
Manager yaitu :

a. General Manager Penjualan


1. Manager Penjualan Produk PSO
2. Manager Penjualan Produk non PSO

b. General Manager Pemasaran


1. Manager Logistik dan Pemasaran
2. Manager Hubungan Pelanggan dan Pengembangan Pasar
3. Manager Analisis Sistem dan Pemasaran

c. General Manager Keuangan


Dalam pelaksanaan tugasnya General Manager Keuangan membawahi tiga
general manager yaitu :
1. Manager Keuangan
2. Manager Akuntansi
3. Manager Anggaran

1.3.3 Direktur Teknik & Pengembangan


Dalam pelaksanaan tugasnya Direktur Teknik dan Pengembangan
membawahi tiga General Manager yaitu:
21

a. General Manager Teknik dan Pengadaan


1. Manager Rancangan Bangun dan Perekayasaan
2. Manager Pengadaan Barang dan Jasa
3. Manager Perencanaan Material dan Pergudangan

b. General Manager Perencanaan dan Pengembangan Usaha


1. Manager Pengembangan Usaha dan Teknologi
2. Manager Perencanaan Perusahaan
3. Manager Teknologi dan Infromasi

c. General Manager Perkapalan


1. Kepala system keselamatan dan keamanan kapal
2. Nahkoda kapal
3. Manager Armada dan Usaha
4. Manager Teknik dan Penunjang
5. Manager Administrasi dan Keuangan

1.3.4 Direktur SDM dan Umum


Dalam pelaksanaan tugasnya Direktur Komersil membawahi dua General
Manager, yaitu :

a. General Manager SDM


a. Manager PSDM dan organisasi
b. Manager ketenagakerjaan
c. Kepala pendidikan dan pelatihan
d. Manager program kemitraan dan bina lingkungan

b. General manager umum


1. Manager sarana dan umum
2. Manager sekuriti
22

uy7777777777777777777777777dcc
23

Struktur organisasi pada PT PUSRI dapat dilihat pada Gambar 5.

Sumber : HUMAS PT PUSRI, 200


Gambar 5. Struktur Organisasi PT PUSRI

Struktur organisasi Dinas Operasi PUSRI-IB :


24

Sumber : HUMAS PT PUSRI, 2003


Gambar 6. Struktur Organisasi Dinas Operasi PUSRI-IB

1.4 Distribusi dan Pemasaran


Sebagai bentuk komitmen PT PUSRI Palembang untuk memenuhi
kebutuhan pupuk urea nasional guna mendukung program pembangunan
pertanian yang ditujukan pada penguatan ketahanan pangan secara nasional, PT
PUSRI Palembang melakukan pendistribusian dan pemasaran dengan memegang
6 (enam) prinsip tepat yaitu : Tepat Waktu, Tepat Jumlah, Tepat Tempat, Tepat
Jenis, Tepat Kualitas, dan Tepat Harga.
Pada tahun 1979 PT PUSRI Palembang ditetapkan sebagai perusahaan yang
bertanggung jawab dalam pengadaan dan penyaluran seluruh jenis pupuk
bersubsidi oleh pemerintah. Baik pupuk yang berasal dari dalam negeri maupun
pupuk impor untuk memenuhi kebutuhan program intensifikasi pertanian
(Bimas/Inmas). Namun setelah pabrik-pabrik pupuk Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) lainnya berdiri, pada tahun 1997 pemerintah membentuk Holding
25

BUMN Pupuk di Indonesia dan menunjuk PT PUSRI Palembang sebagai induk


perusahaannya.
Berdasarkan penunjukan tersebut PT PUSRI bertanggung jawab dalam
memasarkan dan mendistribusikan berbagai jenis pupuk hingga sampai di tangan
petani (Pipe Line Distribution Pattern) dengan menekankan mekanisme distribusi
pada faktor biaya (Least Cost Distribution Pattern). Untuk dapat memenuhi
kewajibannya tersebut PT PUSRI memiliki sistem distribusi sebagaimana dapat
dilihat pada gambar 7. dan gambar 8. berikut ini:

Gudang
Produsen Pupuk Lini II
Gudang Koperasi/KUD
Lini III Penyalur

PT PUSRI

PT Pupuk Kujang UPP (Unit


Pengantong Pengecer
PT Pupuk Iskandar Muda an Pupuk)
(PIM)

Petani

Pupuk Kantong
Pupuk curah

Sumber : HUMAS PT PUSRI, 2003


Gambar 7. Jalur Pengadaan dan Distribusi Pupuk dalam Negeri
(Pipe Line Distribution Pattern)

Importir
pupuk yang Gudang Gudang KUD/Koperasi
Pengecer Petani
ditunjuk Lini II Lini III Penyalur
pemerintah

Sumber : HUMAS PT PUSRI, 2003


Gambar 8. Pengadaan dan Distribusi Pupuk Impor
Kemudian pada tanggal 1 Desember 1998, pemerintah mengeluarkan
kebijakan penghapusan subsidi dan tata niaga seluruh jenis pupuk, baik pupuk
26

yang diproduksi dalam negeri maupun pupuk impor. Namun kebijakan ini lalu
direvisi pada tanggal 14 Maret 2001 melalui Kepmen Perindag RI No.
93/MPP/Kep/3/2001 yang mengatur kembali tata niaga pupuk. Kebijakan ini
menetapkan bahwa unit niaga produksi dan atau produsen melaksanakan
penjualan pupuk di lini III (tingkat Kabupaten), sedangkan dari kabupaten sampai
ke tangan konsumen atau petani dilaksanakan oleh distributor (BUMN, swasta,
koperasi).
Pada tahun 2001 tata niaga pupuk kembali diatur oleh pemerintah melalui
Keputusan Menteri Perindag RI No.93/MPP/Kep/3/2001, dimana unit niaga
PUSRI dan atau produsen melaksanakan penjualan pupuk di daerah (kabupaten)
sedangkan dari kabupaten sampai ke tangan petani dilaksanakan oleh distributor
(BUMN, swasta, dan koperasi).
Kemudian pada tahun 2003, dikeluarkan kebijakan tambahan mengenai
tata niaga pupuk, yaitu keputusan Menteri Perindag RI No.70/MPP/2003 tanggal
11 Februari 2003 yang menyatakan tentang tata niaga pupuk yang bersifat
rayonisasi. Mulai Mei 2003, PT PUSRI mengatur distribusi untuk delapan
propinsi, yaitu Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung,
Bangka-Belitung, Jawa Tengah, dan Banten.
Kemudian menyusul Surat Keputusan No. 306/MPP/Kep/4/2003 yang
mengatur tentang perubahan atas Keputusan Menteri Perindustrian dan
Perdagangan No 70/MPP/Kep/2/2003 tentang Pengadaan dan Penyaluran Pupuk
Bersubsidi untuk Sektor Pertanian. SK ini mengatur tentang syarat-syarat bagi
importir, serta tatacara pengadaan pupuk bersubsidi dan non subsidi melalui
impor.
Terakhir, dalam rangka lebih meningkatkan kelancaran pengadaan dan
pendistribusian pupuk bersubsidi, maka Pemerintah menerbitkan Surat Keputusan
nomor: 356/MPP/Kep/5/2004 tanggal 27 Mei 2004 yang menegaskan kembali
tanggung jawab masing-masing Produsen, Distributor, Pengecer, serta
pengawasan terhadap pelaksanaannya dilapangan.
27

Sumber : HUMAS PT PUSRI, 2010


Gambar 9. Rayonisasi Penyaluran Pupuk Urea Bersubsidi PT PUSRI

Sarana distribusi dan pemasaran yang dimiliki PT PUSRI meliputi :


1. Satu buah kapal ammonia, yaitu MV Sultan Mahmud Badaruddin II
2. Tujuh buah kapal pengangkut pupuk curah dan satu unit kapal sewa berdaya
muat masing-masing 66500 ton, yaitu MV Pusri Indonesia, MV Abusamah,
MV Sumantri Brojonegoro, MV Mochtar Prabumangkunegara, MV Julianto
Mulio Diharjo, MV Ibrahim Zahier, dan MV Otong Kosasih
3. Empat unit pengantongan pupuk di Belawan, Cilacap, Surabaya, dan
Banyuwangi, serta 1 UPP (Unit Pengantongan Pupuk) sewa di Semarang
4. Gerbong kereta api sebanyak 595 buah
5. Gudang persediaan pupuk sebanyak 107 unit dan gudang sewa sebanyak
261 unit
6. Pemasaran Pusri Daerah (PPD) sebanyak 25 unit di ibukota provinsi
7. Pemasaran Pusri Kabupaten (PPK) sebanyak 180 kantor di ibukota
kabupaten
8. Empat unit Kantor Perwakilan Pusri di produsen pupuk lain, yaitu
a. PT Pupuk Kujang
b. PT Pupuk Iskandar Muda
c. PT Petrokimia Gresik
d. PT Pupuk Kalimantan Timur

Anda mungkin juga menyukai