Anda di halaman 1dari 48

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan

dari pembangunan nasional. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk

meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang

agar terwujud derajat kesehatan yang optimal <M.Rusda 2015>.

Angka kejadian molahidatidosa di dunia menunjukkan angka yang tinggi

trutama di Negara-Negara Asia Afrika dan Amerika latin.Di Negara-negara barat

dilaporkan insidensi 1;1000 atau 600 kehamilan ( M.Rusda 2015 ).

Sedangkan di Indonesia menunjukkan angka kematian ibu yang tinggi

yaitu sekitar 373 per 100.000 kelahiran hidup.salah satu faktor dari tingginya

angka kematian ibu di Indonesia adalah karena molahidatidosa,akibat dari

perdarahan yang terjadi pada penderita molahidatidasa.menurut beberapa laporan

kejadian molahidatidosa di Indonesia berkisar antara 1;51 sampai 1;141

kehamilan ( Winda Puspi 2015 ) .

Menurut Who ( World healt organization ) insiden penyakit

molahidatidosa di Indonesia maupun Negara berkembang masih cukup tinggi

apabila di Negara maju.di Negara maju angka kejadian molahidatidosa berkisar

antara 1;1.456 hingga 1;2000 kehamilan,sedangkan di Indonesia kejadian

molahidatidosa 1;51 sampai 141 kehamilan.

Definisi molahidatidosa itu sendiri adalah : Tumor jinak dari trofoblast dan

merupakan kehamilan abnormal dimana fetus tidak ditemukan tetapi hanya

1
gelembung dan jaringan mola itu saja. Gelembung-gelembung tersebut

sebenarnya adalah villi chorialis yang berisi cairan sehingga tegang dan berbentuk

buah anggur. Kehamilan mola hidatidosa terjadi pada ibu multipara dengan

kondisi kesehatan status gizi yang kurang, jika tidak dilakukan penanganan secara

komprehensif maka masalah kompleks dapat timbul sebagai akibat adanya

kehamilan dengan mola hidatidosa yaitu TTG (Tumor Trofoblast Gestasional)

dimana Tumor Trofoblast Gestasional ini dibagi menjadi 2 macam yaitu:

Choriocarsinoma non villosum dan Choriocarsinoma villosum yang bersifat

hematogen dan dapat bermetastase ke vagina, paru-paru, ginjal, hati bahkan

sampai ke otak <Winda Puspi 2015>

Melihat permasalahan diatas untuk mencegah timbulnya masalah yang

lebih kompleks pemerintah melakukan berbagai upaya diantaranya: deteksi dini

tanda-tanda kelainan pada kehamilan lewat antenatal care, pemanfaatan pelayanan

kesehatan dalam rangka meningkatkan kesehatan maternal disertai dengan

pelayanan rujukan terjangkau serta pencanangan gerakan sayang ibu (GSI). Selain

upaya-upaya tersebut diatas disini bidan mempunyai peranan penting dengan

memberikan Asuhan kebidanan secara komprehensif melalui pendekatan proses

kebidanan bio-psiko-sosio kulture yang diantaranya meliputi: perbaikan keadaan

umum pasien, evakuasi jaringan mola dengan tindakan curettage, histerektomi,

pengobatan profilaksis dengan sitostatika serta pengawasan lanjut, Aspek

psikososial juga diperlukan dan dipusatkan pada makna kehilangan bagi si ibu,

penjelasan yang seksama diberikan sesuai komplikasi yang mungkin terjadi di

masa depan. Melihat fenomena diatas maka disini penulis tertarik untuk

2
menyusun Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan kebidanan ibu hamil pada

Ny.B umur 31 tahun usia kehamilan 16 minggu G3 P2 A0 dengan molahidatidosa

di PTPN II RS BANGKATAN BINJAI tahun 2015” ,karena penulis berharap ibu

yang hamil dengan molahidatidosa harus rutin memeriksakan kehamilan nya

segera mendapatkan deteksi dini dan penanganan agar dapat mengatasi

komplikasi yang terjadi.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam studi kasus ini adalah “Bagaimana asuhan kebidanan

ibu hamil pada Ny.B umur 31 tahun usia hamil 16 minggu dengan

molahidatidosa di PTPN II RS BANGKATAN BINJAI tahun 2015”

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1.Tujuan Umum

Penulis dapat menerapkan manajemen kebidanan pada ibu hamil dengan

molahidatidosa menggunakan pendekatan tujuh langkah varney.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Penulis mampu melaksanakn pengkajian data secara subjectif dan

objektif pada Ny.B 31 tahun usia kehamilan 16 minggu G3 P2 A0

dengan molahidatidosa.

b. Penulis mampu menginterprestasikan data pada Ny.B 31 tahun usia

kehamilan 16 minggu G3 P2 A0 dengan molahidatidosa.

c. Mampu mengidentifikasikan diagnose yang dapat terjadi pada Ny.B 31

tahun usia kehamilan 16 minggu G3 P2 A0 dengan molahidatidosa.

3
d. Penulis mampu mengantisipasi seluruh masalah potensial yang

mungkin terjadi pada Ny.B 31 tahun usia kehamilan 16 minggu G3 P2

A0 dengan molahidatidosa.

e. Mampu merencanakan asuhan yang akan diberikan pada Ny.B 31

tahun usia kehamilan 16 minggu G3 P2 A0 dengan molahidatidosa.

f. Mampu mengevaluasi hasil pelaksanaan tindakan pada Ny.B 31 tahun

usia kehamilan 16 minggu G3 P2 A0 dengan molahidatidosa.

g. Dapat mendeteksi secara dini ibu hamil beresiko mengalami

molahidatidosa.

h. Dapat memberikan penanganan yang cepat dan tepat pada ibu hamil

dengan molahidatidosa.

1.4 Manfaat Studi Kasus

1.4.1 Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dan pengalaman nyata,serta keterampilan bagi

penulis tentang penatalaksanaan asuhan kebidanan ibu hamil dengan

molahidatidosa.

1.4.2 Bagi Institusi

a. Rumah Sakit

Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam

pemberian asuhan kebidanan ibu hamil dengan molahidatidosda sehingga

dapat meningkatkan mjutu pelayanan kebidanan di rumah sakit

b. Pendidikan

4
Dapat menambah referensi dan sumber bacaan di perpustakaan tentang

rencana dan penatalaksanaan asuhan kebidanan ibu hamil dengan

molahidatidosa.

c. Dapat memberikan informasi khususnya pada ibu hamil tentang tanda-

tanda perdarahan yang disebabkan oleh molahidatidosa sehingga

mendapatkan penanganan segera mungkin untuk menghindari

kegawatdaruratan .

1.5 Metode Pengumpulan Data

Dalam pengambilan kasus penulis menggunakan metode studi kasus

dengan pendekatan 7 langkah varney.yang meliputi pengkajian,interprestasi

data,diagnose potensial tindakan dan evaluasi.sedangkan teknik pengumpulan

data dilakukan dengan cara data primer dan skunder

a.Data Primer

1.Wawancara

Penulis mengumpulkan data dengan melakukan tanya jawab secara

langsung dengan pasien dan pihak keluarga yang berhubungan dengan masalah

tersebut.

2.Pemeriksaan

Penulis mengumpulkan data melalui pemeriksaan fisik dengan

inspeksi,palpasi,auskultasi

3.Obervasi

Penulis melakukan pengamatan secara langsung dan secara bertahap untuk

memantau perkembangan ibu hamil dengan molahidatidosa.

5
b. Data Sekunder

1.Dokumentasi

Penulis menggunakan rekam medic di rumah sakit bangkatan binjai yang

ada kaitannya dengan pasien contohnya status pasien,regester ibu hamil,dan

pemeriksaan penunjang (usg).

2.Studi Pustaka

Penulis menggunakan buku,liflet yang berhubungan dengan ibu hamil

dengan mola hidatidosa.

3.Media elektronik

Dengan membuka situs website yang terkait dengan studi kasus yang dilakukan.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Medis

2.1.1 Hamil

a. Pengertian

Kehamilan merupakan suatu proses merantai yang berkesinambungan dan

terdiri dari ovulasi pelepasan sel telur,migrasi spermatozoa dan ovum konsepsi

dan pertumbuhan zigot,nidasi (implantasi) pada uterus,pembentukan plasenta,dan

tumbuh kembang hasil konsep sampai aterm ( Manuaba 2010 )

b. Klasifikasi Kehamilan

Menurut Manuaba ( 2010 ) klasifikasi kehamilan meliputi :

1. Kehamilan Trimester I adalah umur kehamilan 0-12 minggu

2. Kehamilan Trimester II adalah umur kehamilan 12-28 minggu

3. Kehamilan Trimester III adalah kehamilan 28-36 minggu

c. Tanda-Tanda Kehamilan

1.Tanda-Tanda Dugaan Hamil

a.amenorea (tidak dapat haid)

wanita harus mengetahui tanggal hari pertama haid terakhir (HT) supaya

dapat ditaksir umur kehamilan dan taksiran tanggal persalinan (TTP),yang

dihitung dengan menggunakan rumus dari naeggle:

TTP= (hari HT + 7) dan (bulan HT-3) dan (tahun HT + 7)

7
b.Mual dan muntah (nausea and vomiting)

biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir

triwulan pertama.karena sering terjadi pada pagi hari,di sebut morning sickness

(sakit pagi).apabila timbul mual dan muntah berlebihan Karena kehamilan disebut

hiperhimesis ( Amru Sofian 2011 )

c. Mengidam

ibu hamil sering meminta makanan atau minuman tertentu trutama pada

bulan-bulan triwulan pertama.mereka juga tidak tahan terhadap suatu bau ( amru

sofian 2011 )

d.Payudara membesaran,tegang dan sedikit nyeri,disebabkan pengaruh estoregan

dan progesterone yang merangsang duktus dan alveoli payudara.kelenjar

Montgomery terlihat lebih besar ( Amru Sofian 2011 )

e.Sering Miksi

karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang membesar.gejala itu akan

hilang pada triwulan kedua kehamilan.pada akhir kehamilan,gejala tersebut

muncul kembali karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin ( amru sofian

2011 )

f.Konstipasi/Obstipasi karena tonus otot-otot usus menurun oleh pengaruh

hormone steroid ( Amru Sofian 2011 )

g.Pigmentasi kulit oleh pangaruh horman kortikosteroid plasenta,dijumpai di

muka (chloasma gravidarum),aerola payudara,leher,dan dinding perut (linia nigra)

(Amru Sofian 2011)

8
h.Epulis

Hipertropi gusi yang disebut epuils,dapat terjadi saat kehamilan ( amru sofian

2011 )

i.pemekaran vena-vena (varises) dapat terjadi pada kaki,betis,dan vulva,biasanya

dijumpai pada triwulan akhir ( Amru Sofian 2011 )

2. tanda-tanda tidak pasti hamil

Menurut Amru Sofian (2011) tanda tidak pasti hamil yaitu:

a. Perut Membesar

b. Uterus membesar terjadi perubahan dalam bentuk,besar,dan konsistensi

rahim.

c. Tanda hegar:ditemukannya serviks dan isthmus uteri yang lunak pada

pemeriksaan bimanual saat usia kehamilan 4-6 minggu.

d. Tanda Chadwick perubahan warna menjadi kebiruan yang terlihat di

porsio,vagina dan labia.tanda tersebut timbul akibat pelebaran vena

karena peningkatan kadar esterogen.

e. Tanda piskacek pembesaran dan pelunakan rahim ke salah satu sisi

rahim yang berdekatan dengan tuba uterine.biasanya tanda ini

ditemukan di usia kehamilan 7-8 minggu.

f. Reaksi kehamilan positif.

9
3. Tanda-Tanda Pasti Kehamilan

Menurut amru sofian (2011) tanda-tanda pasti kehamilan yaitu:

a. Gerakan janin yang dapat dilihat atau dirasa atau diraba juga bagian-

bagian janin.

b. Denyut jantung janin di dengar dengan stetoskop-monoral laennec dicatat

dan didegar alat dopler di catat dengan feto-elektrokardiogram dilihat pada

ultrasonografi.

c. Terlihat tulang-tulang janin dalam rontgen.

d. Komplikasi kehamilan

1.Komplikasi Kehamilan Trimester I

Menurut manuaba (2008),komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu hamil adalah

hiperhimesis gravidarum,abortus,kehamilan ektopik,molahidatidosa.

2.Komplikasi Kehamilan Trimester II Dan III

Menurut manuaba ( 2008 ),komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu

hamil adalah perdarahan antepartum,hipertensi dalam kehamilan-kehamilan lewat

waktu kehamilan kembar hidromnion dan ketuban pecah dini.

e. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kehamilan

Menurut sulistyawati (2012) factor-faktor yang mempengaruhi kehamilan

antara lain :

10
1. Faktor Fisik

Berkaitan dengan status kesehatan kehamilan pada usia tua berkaitan dengan

status kesehatan kehamilan multiple,berkaitan dengan status kesehatan

kehamilan dengan hiv.

2. Status Gizi

Pemenuhan gizi seimbang selama hamil akan meningkatkan kondisi

kesehatan bayi dan ibu,trutama dalam menghadapi masa nifas sebagai modal

awal untuk menyusui.

3. faktor psikologis

a.Stresor Internal

Factor pemicu stress ibu hamil berasal dari ibu sendiri seperti adanya

beban psikologi yang ditanggung oleh ibu yang dapat menyebabkan gangguan

perkembangan bayi.

b.Stresor Eksternal

Pemicu stres yang berasal dari luar antara lain : masalah ekonomi,konflik

keluarga,pertengkaran dengan suami,dan tekanan dari lingkungan.

2.1.2.Perdarahan Kehamilan Muda

A. Defenisi

Perdarahan pada kehamilan muda adalah perdarahan pervaginam pada

kehamilan kurang dari 22 minggu.

B. Klasifikasi

a. Keguguran/abortus

b. Kehamilan ektopik terganggu

11
c. Molahidatidosa

2.1.3 Molahidatidosa

a. Pengertian

Mola Hidatidosa adalah jonjot-jonjot korion (chorionic villi) yang tumbuh

berganda berupa gelembung-gelembung kecil yang mengandung banyak cairan

sehingga menyerupai buah anggur, atau mata ikan. Karena itu disebut juga hamil

anggur atau mata ikan. Kelainan ini merupakan neoplasma trofoblas yang jinak

(benigna). (Mochtar, 2005)

b. Etiologi

Menurut Purwaningsih, 2010 penyebab terjadinya mola hidatidosa adalah

pembengkakan pada vili (degenerasi pada hidrofik) dan poliferasi trofoblas.

Faktor yang dapat menyebabkan mola hidatidosa antara lain:

a. Faktor ovum: ovum patologik sehingga mati dan terlambat

dikeluarkan.

b. Imunoselektif dari trofoblas

c. Keadaan sosio-ekonomi yang rendah

d. Paritas tinggi

e. Kekurangan protein

f. Infeksi virus dan factor kromosom yang belum jelas.

g. Presdiposisi

Faktor resiko lainnya yang diketahui adalah status sosio ekonomi rendah,

keguguran sebelumnya, neoplasma trofoblastik gestasional sebelumnya, dan usia

yang sangat ekstrim pada masa subur. Efek usia yang sangat jelas terlihat adalah

12
pada wanita yang berusia lebih dari 45 tahun, ketika frekuensi lesi yang terjadi

adalah 10 kali lipat dari pada lesi yang dapat terjadi pada wanita yang berusia

diantara 20-40 tahun. (Reeder, 2011)

Faktor lain yang mempengaruhi wanita untuk kehamilan mola yaitu

berkaitan dengan genetika dan riwayat reproduksi. Berikut faktor resiko untuk

kehamilan mola hidatidosa menurut Fauziyah, 2012 :

a.Etnis Asia

Ada insiden yang lebih tinggi untuk angka kejadian kehamilan mola

hidatidosa di kawasan Asia. Perempuan dari etnis Asia beresiko dua kali lipat

lebih tinggi dari pada wanita non-etnis Asia.

b.Riwayat kehamilan mola hidatidosa sebelumnya

Wanita yang pernah mengalami kehamilan mola hidatidosa memiliki

resiko 2 kali lipat dibandingkan dengan yang belum pernah mengalami kehamilan

mola hidatidosa.

c.Riwayat genetik

Terdapat penelitian yang membuktikan bahwa kehamilan mola hidatidosa

memiliki penyebab genetik terkait dengan mutasi gen pada kromosom 19.

d.Faktor makanan

Asupan rendah karotene dan rendah lemak hewani dikaitkan dengan

peningkatan resiko kehamilan mola hidatidosa sempurna, termasuk juga

kekurangan vitamin A.

13
e. Patofisiologi

Jonjot-jonjot korion tumbuh berganda dan mengandung cairan merupakan

kista-kista seperti anggur. Biasanya didalamnya tidak berisi embrio. Secara

histopatologik kadang-kadang ditemukan jaringan mola pada plasenta dengan

bayi normal. Bisa juga terjadi kehamilan ganda mola adalah: satu janin tumbuh

dan yang satu lagi menjadi mola hidatidosa. Gelembung mola besarnya bervariasi,

mulai dari yang kecil sampai berdiameter lebih dari 1 cm. Mola parsialis adalah

bila dijumpai janin dan gelembung-gelembung mola. Secara mikroskopik terlihat

trias:

a. Proliferasi dari trofoblas

b. Degenerasi hidropik dari stroma villi dan kesembaban

c. Terlambat atau hilangnya pembuluh darah dan stroma.

Sel-sel Langhans tampak seperti sel polidral dengan inti terang dan adanya

sel sinsisial giantik. Pada kasus mola banyak kita jumpai ovarium dengan kista

lutein ganda berdiameter 10 cm atau lebih (25-60%). Kista lutein akan berangsur-

angsur mengecil dan kemudian hilang setelah mola hidatidosa sembuh.(Mochtar,

2005)

Sedangkan menurut Purwaningsih, 2010 patofisiologi mola hidatidosa

yaitu ovum Y telah dibuahi mengalami proses segmentasi sehingga terjadi

blastomer kemudian terjadi pembelahan dan sel telur membelah menjadi 2 buah

sel. Masing-masing sel membelah lagi menjadi 4, 8, 16, 32, dan seterusnya hingga

membentuk kelompok sel yang disebut morula. Morula bergerak ke cavum uteri

kurang lebih 3 hari dan didalam morula terdapat exozeolum. Sel-sel morula

14
terbagi dalam 2 jenis yaitu trofoblas (sel yang berada disebelah luar yang

merupakan dinding sel telur) sel kedua yaitu bintik benih atau nodus embrionale

(sel yang terdapat disebelah dalam yang akan membentuk bayi). Pada fase ini sel

seharusnya mengalami nidasi tetapi karena adanya poliferasi dari trofoblas atau

pembengkakan vili atau degenerasi hidrifilik dari stroma vili dan hilangnya

pembuluh darah stroma vili maka nidasi tidak terjadi. Trofoblas kadang

berproliferasi ringan kadang keras sehingga saat proliferasi keras uterus menjadi

semakin besar. Selain itu trofoblas juga mengeluarkan hormone HCG yang akan

mengeluarkan rasa mual dan muntah. Pada mola hidatidosa tidak jarang terjadi

perdarahan pervaginam, ini juga dikarenakan proliferasi trofoblas yang

berlebihan. Pengeluaran darah ini kadang disertai gelembung vilus yang dapat

memastikan diagnose mola hidatidosa.

e. Klasifikasi

Mola hidatidosa terdiri dari dua jenis menurut Myles, 2009 yaitu :

a. Mola hidatidosa komplet

Pada mola jenis ini, tidak terdapat adanya tanda-tanda embrio, tali pusat,

atau membran. Kematian terjadi sebelum berkembangnya sirkulasi

plasenta. Villi korionik berubah menjadi vesikel hidropik yang jernih yang

menggantung bergerombol pada pedikulus kecil, dan memberi tampilan

seperti seikat anggur. Ukuran vesikel bervariasi, dari yang sulit dilihat

sampai yang berdiameter beberapa sentimeter.

Hiperplasia menyerang lapisan sinsitiotrofoblas dan sitotrofoblas.

15
Massa mengisi rongga uterus dan dapat cukup besar untuk menyerupai

kehamilan.

Pada kehamilan normal, trofoblas meluruhkan desidua untuk menambatkan

hasil konsepsi. Hal ini berarti bahwa mola yang sedang berkembang dapat

berpenetrasi ke tempat implantasi. Miometrium dapat terlibat, begitu pula

dengan vena walaupun jarang terjadi. Ruptur uterus dengan perdarahan

massif merupakan salah satu akibat yang dapat terjadi.

Mola komplet biasanya memiliki 46 kromosom yang hanya berasal dari

pihak ayah (paternal). Sperma haploid memfertilasi telur yang kosong yang

tidak mengandung kromosom maternal. Kromosom

paternal berduplikasi sendiri. Korsiokarsioma dapat terjadi dari mola

jenis ini.

b. Mola hidatidosa parsial

Tanda-tanda adanya suatu embrio, kantong janin, atau kantong amnion dapat

ditemukan karena kematian terjadi sekitar minggu ke-8 atau ke-9. Hiperplasia

trofoblas hanya terjadi pada lapisan sinsitotrofoblas tunggal dan tidak

menyebar luas dibandingkan dengan mola komplet. Analisis kromosom

biasanya akan menunjukan adanya triploid dengan 69 kromosom, yaitu tiga

set kromosom: satu maternal dan dua paternal. Secara histologi, membedakan

antara mola parsial dan keguguran laten merupakan hal yang sulit dilakukan.

Hal ini memiliki signifikansi klinis karena walaupun risiko ibu untuk

menderita koriokarsinoma dari mola parsial hanya sedikit, tetapi pemeriksaan

tindak lanjut tetap menjadi hal yang sangat penting.

16
Mola hidatidosa komplit molahidatidosa parsial

f. Tanda dan Gejala

Menurut Mochtar, 2005 terdapat beberapa tanda dan gejala pada mola dilihat

dari keluhan dan beberapa pemeriksaan khusus obstetri yang dilakukan pada

penderita:

a. Terdapat gejala-gejala hamil muda yang kadang-kadang lebih nyata

dari kehamilan biasa.

b. Kadang kala ada tanda toksemia gravidarum.

c. Terdapat pendarahan yang sedikit atau banyak, tidak teratur, warna

tengguli tua atau kecoklatan seperti bumbu rujak.

d. Pembesaran uterus tidak sesuai (lebih besar) dengan tua kehamilan

seharusnya.

e. Keluar jaringan mola seperti buah anggur atau mata ikan (tidak selalu

ada), yang merupakan diagnosa pasti.

f. Muka dan kadang-kadang badan kelihatan pucat kekuning-kuningan,

yang disebut muka mola (mola face).

g. Tidak teraba bagian-bagian janin dan balotemen, juga gerakan janin.

17
h. Adanya fenomena harmonika: darah dan gelembung mola keluar, dan

fundus uteri turun; lalu naik lagi karena terkumpulnya darah baru.

i. Tidak terdengar bunyi denyut jantung janin.

j. Terdengar bising dan bunyi khas.

k. Perdarahan tidak teratur.

l. Penurunan berat badan yang berlebihan. (Purwaningsih, 2010)

g. Komplikasi

Komplikasi pada mola hidatidosa menurut Nugroho, 2011 meliputi :

a. Perdarahan hebat.

b. Anemia.

c. Syok hipovolemik.

d. Infeksi sekunder.

e. Perforasi uterus.

f. Keganasan (PTG).

h. Penanganan

Terapi mola hidatidosa ada 3 tahapan yaitu:

a. Perbaikan keadaan umum

Perbaikan keadaan umum pada pasien mola hidatidosa, yaitu :

1) Koreksi dehidrasi

2) Transfusi darah bila ada anemia (Hb 8 ggr % atau kurang)

3) Bila ada gejala pre eklampsia dan hiperemesis gravidarum diobati sesuai

dengan protokol penanganan di bagian obstetrik dan ginekologi

18
4) Bila ada gejala-gejala tirotoksikosis, dikonsultasikan ke bagian penyakit

dalam

b. Pengeluaran jaringan mola dengan cara kuretase dan histerektomi

1) Kuretase pada pasien mola hidatidosa:

a) Dilakukan setelah pemeriksaan persiapan selesai (pemeriksaan

darah rutin, kadar beta HCG dan foto toraks) kecuali bila

jaringan mola sudah keluar spontan.

b) Bila kanalis servikalis belum terbuka maka dilakukan

pemasangan laminaria dan kuretase dilakukan 24 jam

kemudian.

c) Sebelum melakukan kuretase, sediakan darah 500 cc dan

pasang infuse dengan tetesan oksitosin 10 IU dalam 500 cc

dekstrose 5%.

d) Kuretase dilakukan 2 kali dengan interval minimal 1 minggu.

e) Seluruh jaringan hasil kerokan dikirim ke laboratorium PA.

2) Histerektomi. Syarat melakukan histerektomi adalah :

a) Umur ibu 35 tahun atau lebih.

b) Sudah memiliki anak hidup 3 orang atau lebih.

c) Pemeriksaan tindak lanjut

Menurut Sujiyatini, 2009 pemeriksaan tindak lanjut pada pasien mola

hidatidosa meliputi :

1) Lama pengawasan 1-2 tahun.

19
2) Selama pengawasan, pasien dianjurkan untuk

memakai

kontrasepsi kondom, pil kombinasi atau diafragma. Pemeriksaan

fisik dilakukan setiap kali pasien datang untuk kontrol.

3) Pemeriksaan kadar beta HCG dilakukan setiap minggu sampai

ditemukan kadarnya yang normal 3 kali berturut-turut.

4) Setelah itu pemeriksaan dilanjutkan setiap bulan sampai

ditemukan kadarnya yang normal 6 kali berturut-turut.

5) Bila telah terjadi remisi spontan (kadar beta HCG, pemeriksaan

fisik, dan foto toraks semuanya normal) setelah 1 tahun maka

pasien tersebut dapat berhenti menggunakan kontraasepsi dan

dapat hamil kembali.

6) Bila selama masa observasi, kadar beta HCG tetap atau meningkat

dan pada pemeriksaan foto toraks ditemukan adanya tanda-tanda

metastasis maka pasien harus dievaluasi dan dimulai pemberian

kemoterapi.

2.2 TEORI MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN

2.2.1 Pengkajian Data

Merupakan langkah awal dan manajemen kebidanan, langkah yang

merupakan kemampuan intelektual dalam mengidentifiksi masalah ibu, Pada

tahap ini merupakan dasar langkah selanjutnya. Kegiatan yang dilaksanakan

dalam langkah identifikasi data dasar meliputi pengumpulan data, menggali data

atau informasi baik ibu, keluarga, maupun tim kesehatan lainnya atau data yang

20
diperoleh dari hasil pemeriksaan pada pencatatan dokumen medic ( Muslihatun

2009 )

Hal-hal yang dilakukan dalam pengumpulan data :

a. Data Subyektif

1. Biodata ibu dan suami

a. Nama : Untuk lebih mengenal pasien agar tercipta keakraban yang

dapat membantu dalam mengembangkan hubungan

interpersonal.

b.Umur :Untuk mendeteksi hubungan umur dengan penyulit saat

ini.

c.Agama :Untuk mengetahui keyakinan serta cara pandang agama

yang di anutnya.

d.Suku/ bangsa :Untuk mengetahui sosial budaya dan adat istiadat untuk

memperoleh gambaran tentang budaya yang di anut pasien

apakah bertentangan atau mendukung pola- pola kesehatan.

e.Pendidikan :Untuk mengetahui tingkat intelektual, karena pendidikan

mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang, serta

mempermudah kita untuk berkomunikasi dengan klien.

f.Pekerjaan :Untuk memperoleh gambaran tentang sosial ekonomi.

21
g.Alamat :Untuk mengetahui daerah lingkungan tempat tinggal ibu,

karena lingkungan sangat berpengaruh terhadap kesehatan

ibu.

2. Keluhan utama

Keluhan utama ditujukan untuk menggali tanda atau gejala yang berkaitan

dengan keluhan yang dirasakan pasien ( Muslihatun 2009 )

3. riwayat menstruasi

Untuk mengetahui tentang menarche,siklus disminorhoe,lama menstruasi

( Salma 2010 )

4. riwayat kehamilan sekarang

Untuk mengetahui tanggal,umur kehamilan,perkiraan lahir,masalah atau

kelainan pada kehamilan sekarang ( Prawirohardjo 2010 )

5. riwayat penyakit

Untuk mengetahui apakah saat ini ibu sedang menderita suatu

penyakit,atau pernah menderita suatu penyakit sistemik seperti

jantung,ginjal,asma,TBC,hepatitis,DM dan hipertensi.

6. Riwayat perkawinan

Dikaji umur ibu dan suami saat menikah, berapa kali, lama dan usia

menikah. Hal ini untuk mengetahui infertilitas ( Muslihatun 2009 )

7. Riwayat KB

Untuk mengetahui alat kontrasepsi yang digunakan sebelumnya, untuk

mengetahui alasan melepas alat kontrasepsi, untuk mengetahui rencana

22
alat kontrasepsi yang akan digunakan, dan untuk mengetahui alasan

menggunakan alat kontrasepsi ( Muslihatun 2009 )

8. Riwayat Kehamilan,Persalinan Dan Nifas Yang Lalu

Untuk mengetahui tanggal,bulan dan tahun berapa anaknya lahir,tempat

persalinan,jenis persalinan,penolong persalinan dan keadaan anak

( Salma 2011 )

9. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari menurut Muslihatun ( 2009 )

a. Nutrisi

Perlu dikaji untuk mengetahui pola makan ibu supaya kita mendapatkan

gambaran bagaimana pasien dalam mencukupi asupan gizinya secara

kualitas dan kuantitas.

b. Eliminasi

Perlu dikaji untuk mengetahui pola eliminasi klien berdasarkan buang air

besar melalui frekuensi, jumlah, konsistensi dan bau serta kebiasaan

buang air kecil meliputi frekuensi, warna, dan jumlah.

c. Istirahat

Perlu dikaji pola istirahat dan tidur klien, berapa jam klien tidur, dan

klien dianjurkan cukup istirahat.

d. Personal hygiene

Perlu dikaji karena bagaimanapun juga hal ini akan mempengaruhi

kesehatan ibu, terutama kebersihan genetalianya. Aktivitas Dikaji untuk

mengetahui aktifitas klien.

23
e. Data psikososiokultural

Untuk mengetahui respon ibu dan keluarga terhadap dirinya.

b.Data Objektif

Data Objektif adalah data yang didapat diobservasi dan diukur oleh bidan.

Data ini diperoleh melalui kepekaan bidan selama melakukuan pemeriksaan fisik

( Nursalam 2011 )

1. Status generalis

a. Keadaan umum: untuk mengetahui keadaan ibu baik atau tidak.

b. Kesadaran:untuk mengetahui tingkat kesadaran ibu composmentis

(kesadaran penuh) atau tidak.

c. Tekanan darah :untuk mengetahui factor resiko hipertensi atau

hipertensi.batas normal 120/80 mmHg.pada kasus hipertensi

tekanan darah 150/100 mmHg (Manuaba 2007)

d. Suhu : untuk mengetahui adanya peningkatan atau tidak pada kasus

hipertensi

e. Nadi: untuk mengetahui nadi pasien yang dihitung dalam

menit.batas normal 60-100 permenit (Prawirohardjo,2010)

f. Respirasi :untuk menilai pernafasan dan bunyi nafas.apakah kurang

dari 40 kali permenit/lebih dari 60 kali permenit ( Salma 2011 )

g. Tinggi Badan : untuk mengetahui tinggi badan ibu hamil,jika

kurang dari 145 cm maka termasuk resiko tinggi ( Salma 2011 )

h. Berat badan :untuk mengetahui adanya kenaikan berat badan

selama kehamilan yang rata-rata 0,3-0,5 kg perminggu

24
(Winkjosastro 2010) pada kasus hipertensi berat badan naik 1kg

tiap minggu (Manuaba 2010)

i. Lila: untuk mengetahui lingkar lengan atas ibu hamil apakah 23,5

cm atau tidak dan termasuk resiko tinggi atau tidak ( Varney 2010 )

2.Pemeriksaan Sistematis

a. Rambut :untuk menilai warna,ketebalan,berketombe,atau tidak (

Alimul 2012 )

b. Muka :keadaan muka pucat atau tidak ada odema atau tidak (

Alimul 2012 ).pada kasus hipertensi ibu hamil muka sedikit pucat

dan tidak ada oedema (Manuaba 2010)

c. Mata :conjungtiva warna pucat atau kemerahan,sclera putih atau

tidak ( Alimul 2012 )

d. Hidung :untuk mengetahui apakah hidung ada benjolan atau tidak

( Alimul 2012 )

e. Telinga :untuk mengetahui ketajaman pendengaran,bentuk,warna

dan adanya benda asing ( Varney 2010 )

f. Mulut, gigi,gusi:untuk mengetahui bersih atau tidak,ada karies atau

tidak,ada stomatitis atau tidak ( Saifuddin 2010 )

g. Lehe r: untuk menilai adanya tekanan vena jungularis dan untuk

menilai ada atau tidaknya masa dalam leher ( Alimul 2012 )

h. Pemeriksaan dada dan axial

 Jantung

Jantung normal,tidak berdetak cepat ( Varney 2010 )

25
 Paru-Paru

Untuk mengetahui tanda kemungkinan penyakit paru,gagal

jantung,gagal ginjal ( Manuaba 2010 )

 Mamae

Untuk mengetahui kebersihan puting susu,menonjol atau tidak

( Winkjosastro 2010 )

 Axila

Untuk mengetahui adakah tumor atau benjolan,ada nyeri tekan

atau tidak.

i. Ekstremitas

untuk mengetahui odema atau tidak,varises atau tidak, reflex

patella untuk mengetahui reflek saraf kaki positif atau negative,

betis merah, lembek atau keras (saifuddin 2010).pada hipertensi

bendungan vena akibat multigravida. akibat infeksi (Manuaba,

2010 )

3.Pemeriksaan Khusus Obstetri

a. Abdomen

Pemeriksaan fisik ini meliputi pemeriksaan dengan metode

pemeriksaan (inspeksi,palpasi,auskultasi)

1.Inspeksi

Inspeksi adalah proses pengamatan dilakukan untuk menilai

pembesaran perut sesuai atau tidaknya dengan usia kehamilan,bentuk

perut membesar kedepan atau kesamping (Alimul 2012)

26
2.Palpasi Menurut Manuaba (2010)

Palpasi dilakukan untuk menentukan besarnya rahim dengan

menentukan usia kehamilan serta menentukan letak anak dalam

rahim.pemeriksaan secara palpasi dilakukan dengan metode Leopold.

Pemeriksaan palpasi meliputi:

 Leopold I : untuk menentukan fundus dan meraba bagian janin

yang berada di fundus dengan kedua telapak tangan.

 Leopold II : untuk menentukan bagian janin yang berada di kanan

dan kiri perut ibu.

 Leopold III: untuk mengetahui bagian apa yang terdapat di bagian

bawah perut dan apakah bagian bawah tersebut sudah

atau belum masuk pintu atas panggul.

 Leopold IV: untuk mengetahui seberapa masuknya bagian bawah

janin ke rongga panggul.

2. Auskultasi

Auskultasi dilakukan menggunakan monoral atau dopton digital untuk

mendengarkan bunyi jantung janin,bising tali pusat.gerakan anak bising

rahim serta bising usus.dalam keadaan sehat bunyi jantung janin antara

120-160 kali permenit (Alimul 2012)

 Pemeriksaan Panggul Menurut Mandriwati (2010)

untuk mengetahui kesan panggul normal atau tidak.ukuran distansia

spinarum (normal 24-26 cm) distansia kristarum (normal 26-30

27
cm),conjungata eksterna (normal 18-20 cm) dan lingkar panggul

(normal 80 cm)

 Pemeriksaan Anogenital

a. vulva vagina :untuk mengetahui adanya varices,luka,kemerahan,dan

adanya pengeluaran pervagiam.

b. perinium:untuk mengetahui ada atau tidaknya bekas luka dan lain-

lain.

c. anus:untuk mengetahui adanya hemorrhoid atau tidak.

d. Pemeriksaan Penunjang

Mendukung diagnosis medis,pemeriksaan laboraturium dan

pemeriksaan laboraturium dan pemeriksaan penunjang lainnya

diarahkan untuk mengkaji kadar protein urine (Salma 2011)

2.2.2 Interprestasi Data

Pada langkah ini,bidan melakukan identifikasi diagnosis atau

masalah berdasarkan interprestasi yang akurat terhadap data-data

yang telah dikumpulkan.data dasar yang telah dikumpulkan

diinterprestasi sehingga dapat merumuskan diagnosis dan masalah

yang spesifik.rumusan diagnosis dan masalah keduanya digunakan

karena masalah tidak dapat didefenisikan seperti diagnosis tetapi

tetap membutuhkan penanganan (Purwandari 2010)

28
a. Diagnosa Kebidanan

Diagnosa kebidanan adalah diagnosis yang di tegakkan bidan dalam

ruang lingkup kebidanan dan memenuhi standar nomen klatur

diagnose kebidanan (Salma 2011)

Data dasar

1.Data Subjektif

Data subjektif pada ibu hamil dengan molahidatidosa menurut saifuddin

(2010)

a. HPHT (hari pertama haid terakhir)

b. Ibu mengatakan ini kehamilan yang ke

c. Ibu mengatakan sering pusing

d. Ibu mengatakan pandangan kabur.

2.Data Objektif

Data objektif pada ibu hamil dengan molahidatidosa meliputi :

a. HPL ( hari perkiraan lahir )

b. Keadaan umum ibu dan vital sign

c. Masalah

Masalah yang sering terjadi pada ibu hamil dengan molahidatidosa

: Perdarahan pervaginam dengan warna coklat gelap sampai merah

terang pada trimester pertama,Mual dan muntah,Adanya cairan

kista seperti anggur.

29
d. Kebutuhan

kebutuhan ibu hamil dengan molahidatidosa : istirahat yang

cukup,terapi B6.

2.2.3 Identifikasi Diagnosis Atau Masalah Potensial

Pada langkah ini,bidan melakukan identifikasi diagnosis atau masalah

potensial dan mengantisipasi penanganannya.

Diagnosa potensial yang mungkin terjadi pada ibu hamil dengan

molahidatidosa adalah Tumor ganas dari troboflast /choriocarsinoma

2.2.4 Identifikasi Kebutuhan Akan Tindakan Segera/Kolaborasi

Pada Langkah ini, bidan mengidentifikasi perlunya bidan atau dokter

segera melakukan konsultasi atau melakukan penanganan bersama dengan

anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.langkah keempat

mencerminkan kesinambungan dari proses penatalaksanaan kebidanan (

purwandari 2010 )

Tindakan segera untuk ibu hamil dengan molahidatidosa melakukan

kolaborasi dengan dokter obgyn untuk mencegah komplikasi molahidatidosa lebih

lanjut( Saifuddin 2010 )

2.2.5 Perencanaan

Pada langkah ini di rencanakan asuhan yang menyeluruh dan ditentukan

oleh langkah-langkah sebelumnya.langkah ini merupakan kelanjutan

penatalaksanaan terhadap masalah atau diagnosis yang telah diidentifikasi

atau diantisipasi.pada langkah ini,informasi data yang tidak lengkap dapat

30
di lengkapi ( purwandari 2010 ) asuhan yang direncanakan pada ibu hamil

dengan molahidatidosa

a. Beritahu ibu dan keluarga tentang kondisi ibu saat ini.

b. Anjurkan ibu untuk istirahat

c. Berikan ibu terapi B6

d. Anjurkan untuk melakukan rujukan.

e. Beri tahu ibu tentang Mola Hidatidosa yang di alaminya.

f. Lakukan pendokumentasian.

2.2.6 Implementasi Atau Pelaksanaan

Pada langkah ini dilakukan pelaksanaan asuhan langsung secara efisien

dan aman.rencana asuhan menyeluruh seperti apa yang telah

direncanakan.dilaksanakan secara efisien dan aman biasanya dilaksanakan oleh

bidan,sebagian lagi oleh klien,atau anggota tim kesehatan lainnya ( Purwandari

2010 )

Pelaksanaan yang telah dilakukan sesuai dengan rencana asuhan yang telah dibuat

( Saifuddin 2003 )

a. Menjelaskan ada ibu dan keluarga tentang kondisi ibu saat ini bahwa

ketika dilakukan pemeriksaan leopold uterus teraba bulat lebar teraba

balotement, tinggi fundus uteri belum teraba dan ketika pemeriksaan DJJ

tidak terdengar denyut jantung janin, kemudian pada saat dilakukan

pemeriksaan USG ditemukan gelembung-gelembung mola seperti buah

anggur dan gambaran badai salju.

31
b. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup. Ibu dilarang untuk

melakukan aktifitas yang berat-berat karena dapat menyebabkan

perdarahan yang lebih parah pada ibu.

c. Memberikan ibu terapi B6 3x1sebelum makan, untuk meredakan rasa

mualnya.

d. Menganjurkan untuk melakukan rujukan serta kuretase di dokter spesialis

kandungan, tujuannya agar membersihkan uterus dari sisa jaringan

gelembung-gelembung mola yang seperti buah anggur. Kehamilan

molahidatidosa ini harus digugurkan segera setelah diagnosa ditentukan

karena dapat bertalnjut menjadi choriocarsinoma yaitu tumor ganas dari

troboflast yang biasa timbul setelah kehamilan molahidatidosa. Ibu dapat

hamil lagi, bila uterus ibu dilakukan kuretase agar dapat membersihkan

jaringan-jaringan mola yang seperti buah anggur tersebut, kehamilan mola

ini dapat terjadi pada wanita yang terkena infeksi, defisiensi makanan dan

genetik faktor resiko sosial ekonomi rendah, usia dibawah 20 tahun dan

paritas tinggi, ibu dapat hamil lagi setelah jarak 2 tahun dari kehamilan

ini.

e. Menjelaskan pada ibu bahwa kehamilan ibu ini adalah kehamilan mola

tipe komplet (klasik) yang tidak ditemukan janin yang gelembung itu

biasanya sebesar butir kacang hijau sampai sebesar buah anggur,

gelembung ini dapat mengisi diseluruh cavum uteri pada pemeriksaan

USG juga terlihat seperti sarang tawon, seperti badai salju, terdapat

gelembung-gelembung menyerupai buah anggur, kemudian pada

32
pemeriksaan Beta HCG kadar gonadtropin chorion dalam darah dan air

kencing sangat tinggi.

f. Melakukan pendokumentasian.

2.2.7 Mengevaluasi

Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan asuhan kebidanan yang sudah

diberikan.hal yang dievaluasi meliputi apakah kebutuhan telah terpenuhi dan

mengatasi diagnosis dan masalah yang telah di identifikasi ( Purwandari 2010 )

A. Ibu dan keluarga mengerti tentang kondisi ibu saat ini.

B. Ibu bersedia untuk banyak istirahat dan mengurangi aktifitas/pekerjaan

berat.

C. Ibu bersedia meminum B6

D. Ibu bersedia untuk melakukan rujukan dan kuretase isap.

E. Ibu mengerti mengenai kehamilan mola yang dialaminya.

F. Pendokumentasian sudah dilakukan.

33
BAB III

METODOLOGI

3.1 Jenis Studi Kasus

Jenis kasus yang di gunakan yaitu studi kasus.studi kasus adalah studi yang

dilakukan dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu proses yang

terdiri dari unit tunggal <Notoadmodjo 2010>

Studi kasus ini adalah asuhan kebidanan ibu hamil dengan molahidatidosa pada

Ny.B G3 P2 A0 dengan molahidatidosa di RS BANGKATAN BINJAI

3.2 Lokasi Studi Kasus

Lokasi studi kasus adalah tempat dimana pengambilan kasus tersebut

dilaksanakan < notoadmojo 2010>,lokasi studi kasus ini dilakukan di RS

BANGKATAN BINJAI

3.3 Subjek Studi Kasus

Subjek studi kasus adalah hal atau orang yang akan dikenai kegiatan pengambilan

kasus <notoadmodjo 2010 >.subjek dalam kasus ini adalah pada Ny.B G3 P2 A0

dengan molahidatidosa.

3.4 Waktu Studi Kasus

Waktu pelaksanaan studi kasus adalah jangka waktu yang dibutuhkan penulis

untuk memperoleh data studi kasus yang dilaksanakan <Notoadmodjo 2012>

Studi kasus ini dilaksanakan pada tanggal 7 – 26 desember 2015.

34
3.5 Instrumen Studi Kasus

Instrument studi kasus adalah alat atau fasilitas yang digunakan untuk

mendapatkan data-data kasus <Notoadmodjo> pada kasus ini menggunakan

format asuhan kebidanan 7 langkah varney pada ibu hamil.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data digunakan pengumpulan data primer dan pengumpulan

data skunder.

1.data primer

Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung oleh orang

yang melakukan penelitian < Nursalam 2010 >

a.wawancara

wawancara adalah suatu metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan

data,dimana peneliti mendapatkan keterangan atau informasi secara lisan dari

seseorang sasaran penelitian < responden > melalui percakapan < Notoadmojo

2010>

b.observasi

merupakan suatu pengamatan yang berencana yang antara lain meliputi

melihat,mendengar,mencatat sejumlah taraf aktivitas tertentu atau situasi tertentu

yang ada hubungan dengan masalah yang akan diteliti <Notoatmodjo 2010 >

c.pemeriksaan fisik

35
-inspeksi

Inspeksi adalah cara pemeriksaan dengan melihat bagian-bagian tubuh dengan

menggunakan pendekatan sistematis.inspeksi dilakukan secara berurutan mulai

dari kepala sampai kaki <Mandriwati 2008> pada kasus molahidatidosa

pemeriksaan mulai dari kepala,mata,leher,kulit,dada dan

axial,mamae,abdomen,genetalia,perdarahan pervaginam <Prawiroharjo 2008 >

pada kasus Ny.B G3 P2 A0 dengan molahidatidosa dilakukan pemeriksaan

inspeksi untuk mengetahui perdarahan pervaginam.

-palpasi

Palpasi merupakan teknik pemeriksaan yang menggunakan indra praba

<Nursalam 2010>.pada kasus Ny. B G3 P2 A0 dengan molahidatidosa tidak

terabanya bagian janin saat di lakukan palpasi <Dr taufan nugroho 2012 >

-auskultasi

Merupakan teknik pemeriksaan dengan menggunakan stetoskop untuk

mendengarkan bunyi yang dihasilkan oleh tubuh <Nursalam 2010> pada kasus

Ny. B G3 P2 A0 dengan molahidatidosa tidak terdengar DJJ sekalipun uterus

sudah membesar setinggi pusat atau lebih <Dr taufan nugroho 2012 >

2.data skunder

Data yang diperoleh dari orang lain atau dari sumber-sumber yang telah ada

sebelumnya <Notoadmojo 2010 >.dengan cara membaca status pasien,catatan

asuhan kebidanan dan studi kepustakaan.

36
Data yang didapat dengan cara studi kepustakaan merupakan bahan-bahan

pustaka yang sangat penting dalam menunjang latar belakang teoritis dalam suatu

penelitian <Notoadmodjo 2010>

a.studi dokumentasi

studi dokumentasi adalah setiap bahan yang tertulis yang dipersiapkan karena ada

permintaan seorang penyidik <nursalam 2003> dalam kasus ini studi dokumentasi

akan dilakukan dengan mengumpulkan data yang diambil dan catatan rekam

medic di RS BANGKATAN BINJAI.

b.studi kepustakaan adalah bahan-bahan pustaka yang sangat penting dalam

menunjang latar belakang teoritis dalam satu penelitian <notoadmodjo 2012>

studi kepustakaan pada ibu hamil dengan molahidatidosa di ambil dari buku-buku

obstetri dan ginekologi.

3.7 Alat-Alat Yang Dibutuhkan

Selama melaksanakan studi kasus dengan judul asuhan kebidanan pada ibu hamil

Ny B G3 P2 A0 dengan molahidatidosa di RS BANGKATAN BINJAI,penulis

menggunakan alat sebagai berikut :

1.alat dan bahan pengambilan data

a.format pengkajian data

b.buku tulis bolpoint dan penggaris

2.alat yang digunakan untuk melakukan pemeriksaan

37
a.timbangan berat badan

b.spigmomanometer

c.dopler

d.metlin

e.alat untuk mengukur tinggi badan

f.pita untuk mengukur lila atas

g.jarum

h.spuit

i.jam tangan dengan petunjuk second.

3.alat untuk pendokumentasian

a.status atau rekam medic

b.alat tulis

c.buku KIA

38
BAB IV
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Tinjauan Kasus
Tempat : PTPN II RS BANGKATAN BINJAI
Tanggal : 8 Desember 2015
1. Pengkajian
Tanggal 8 Desember 2015, pukul 18.00 WIB
a. Identitas Pasien Identitas Suami
1) Nama : Ny. B Nama : Tn. A
2) Umur : 31 Tahun Umur : 26 Tahun
3) Agama : budha Agama : budha
4) Suku/ Bangsa : Jawa Suku/ Bangsa : Jawa
5) Pendidikan : SMA Pendidikan : diploma IV
6) Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
7) Alamat : jln.Patimura Alamat : jln.patimura

b. Anamnesa (Data Subyektif)


1) Alasan utama masuk
Ibu mengatakan : perut sakit keluar flek-flek dari vagina pukul
10.15 wib
2) Keluhan
Ibu mengatakan badannya terasa lemas,mules dan keluar sedikit
gelembung seperti mata ikan dari vagina ibu
3) Riwayat penyakit
a) Riwayat penyakit sekarang
Ibu mengatakan badannya terasa lemas, mules dan sekarang ibu sedang
menderita penyakit seperti batuk.
b) Riwayat penyakit sistemik

39
(1) Jantung : Ibu mengatakan tidak pernah merasakan dadanya berdebar-
debar, cepat lelah saat beraktifitas ringan dan tidak
mengeluarkan keringat dingin pada telapak tangan.
(2) Ginjal : Ibu mengatakan tidak pernah mengeluh nyeri bawah perut
kanan kiri dan nyeri pada daerah pinggang.
(3) Asma : Ibu mengatakan tidak pernah merasakan sesak nafas.
(4) TBC : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami batuk lebih dari 3
minggu.
(5)Hepatitis :Ibu mengatakan tidak mempunyai penyakit kuning pada ujung
kuku, mata dan kulit.
(6) DM : Ibu mengatakan tidak pernah mengeluh sering minum dan
makan pada malam hari serta tidak sering buang air kecil
pada malam hari.
(7) Hipertensi : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami tekanan darah
diatas 140/ 90 mmHg.
(8) Epilepsi : Ibu mengatakan tidak pernah kejang-kejang yang disertai
keluar busa pada mulut.
c) Riwayat perkawinan
Ibu mengatakan menikah 1 kali pada usia 21 tahun dengan suami umur 29
tahun, lamanya pernikahan + 10 tahun.
d) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu Ibu mengatakan bahwa
sekarang ini adalah persalinan yang ketiga.
e) Riwayat keluarga berencana Ibu mengatakan menggunakan alat
kontrasepsi suntik.
f) Riwayat kehamilan sekarang
(1) HPHT : Ibu mengatakan HPHT pada tanggal 03 – 08 - 2015
(2) HPL : Ibu mengatakan HPL pada tanggal 10 Mai 2016
(3) Keluhan-keluhan pada:
Trimester I : Ibu mengatakan mual-muntah
Trimester II : Ibu mengatakan nyeri perut keluar flek-flek darah dari
vagina

40
(4) ANC : Ibu mengatakan ANC 2 kali di bidan
Trimester I : 1 kali pada usia kehamilan 1 bulan
Trimester II : 1 kali pada usia kehamilan 4 bulan
(5) Penyuluhan yang pernah didapat
Ibu mengatakan pernah mendapat penyuluhan tentang persiapan
persalinan
(6) Imunisasi TT
Ibu mengatakan pernah mendapatkan imunisasi TT sebanyak 1 kali,
yaitu pada usia kehamilan 4 bulan.
(7) Pergerakan janin
Ibu mengatakan tidak merasa ada gerakan janin.
g) Riwayat persalinan sekarang
(1) Tempat persalinan : PTPN II RS Bangkatan Binjai
Penolong : Dr yuri spoG
(2) Tanggal/ jam persalinan : 09 Desember 2015, pukul 17.30 WIB
(3) proses persalinan : kuretase
(4) Perdarahan : Tidak terjadi perdarahan
(5) Tindakan lain : Tidak ada
(6) Keadaan bayi : tidak ada bayi yang dilahirkan dokter melakukan
kuretase untuk mengeluarkan gelembung-gelembung kecil yang menyerupai
rangkain anggur.
(a) BB/ PB :-
(b) Cacat bawaan :-
h) Pola kebiasaan
(1) Nutrisi
(a) Makan
Sebelum hamil : Ibu mengatakan makan 3 kali sehari dengan porsi
sedang, antara lain1 piring nasi, sayur dan lauk.
Selama hamil : Ibu mengatakan makan 3-4kali sehari dengan porsi
sedang, antara lain 1 piring nasi porsi sedang jenis
sayur,lauk

41
(b) Minum
Sebelum hamil : Ibu mengatakan minum 6-7 gelas air putih perhari.
Selama hamil : Ibu mengatakan minum 8-9 gelas air putih perhari
dan 1 gelas susu setiap hari.
(2) Eliminasi
(a) BAB
Sebelum hamil : Ibu mengatakan 1 kali sehari konsistensi lunak bau khas
fases dan tidak ada keluhan.
Selama hamil : Ibu mengatakan 2 kali sehari konsistensi lunak bau khas fases
dan tidak ada keluhan
(b) BAK
Sebelum hamil : Ibu mengatakan BAK 5 – 6 kali sehari bewarna
kuning jernih,bau khas urine
Selama hamil : Ibu mengatakan BAK 7-8 kali sehari bewarna
kuning jernih khas urine
(3) Istirahat/ tidur
Sebelum hamil : Ibu mengatakan istirahat siang + 1 jam dan tidur
malam + 8 jam
Selama hamil : Ibu mengatakan istirahat siang + 1,5 jam dan
tidur malam + 9 jam
(4) Keadaan psikologis
Ibu mengatakan sedikit cemas dengan keadaannya karena cepat lelah.

(5) Riwayat sosial budaya.


Pantangan makanan: Ibu mengatakan tidak ada pantangan makanan
apapun.
(6) Penggunaan obat-obatan/ rokok
Ibu mengatakan hanya mengkonsumsi obat dari bidan dan tidak merokok
sedangkan suami ibu seorang perokok.
c. Pemeriksaan Fisik (Data Obyektif)
1) Status generalis

42
a) Keadaan umum : Sedang
b) Kesadaran : Composmentis
c) TTV : TD = 120/ 80 mmHg N = 80 x/ menit
S = 37, C R = 24 x/ menit
d) TB : 164 cm
e) BB sebelum hamil : 55 kg
f) BB sekarang : 63 kg
g) Lila : 24 cm

2) Pemeriksaan sistematis
a) Kepala
(1) Rambut : bersih,bewarna hitam,tidak mudah rontok
(2) Muka : tidak odem,tidak ada cloasma ,dan tampak pucat.
(3) Mata
(a) Oedema : Tidak ada
(b) Conjungtiva : tidak pucat
(c) Sklera : Warna putih
(4) Hidung :bersih tidak ada benjolan
(5) Telinga :bersih tidak ada serumen
(6) Mulut/ gigi/ gusi : Mulut tidak stomatitis, gigi tidak ada caries, gusi
tidak berdarah
b) Leher
(1) Kelenjar gondok : Tidak ada pembesaran
kelenjar gondok
(2) Tumor : Tidak ada benjolan
(3) Pembesaran kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran
kelenjar limfe
c) Dada dan axilla
(1) Mammae
(a) Pembesaran : Normal
(b) Tumor : Tidak ada benjolan

43
(c) Simetris : Simetris kanan dan kiri
(d) Areola : Hiperpigmentasi
(e) Puting susu : Menonjol
(f) Kolostrum/ ASI : belum keluar
(2) Axilla
(a) Benjolan : Tidak ada
(b) Nyeri : Tidak ada
3) Pemeriksaan khusus obstetri (lokalis)
a) Abdomen
(1) Inspeksi
a.pembesaran perut : tidak sesuai dengan usia kehamilan
b.bentuk perut :memanjang
c.linia nigra :ada
d.strie :ada
e.kelainan :tidak ada
f.pergerakan janin :tidak ada pergerakan janin
(2) Palpasi
a.leopold I : TFU 18 cm
b.leopold II: tidak teraba bagian-bagian janin saat dipalpasi
c.leopold III:tidak teraba bagian terbawah janin
d.leopold IV:tidak bisa menentukan sudah masuk pap atau belum karna
tidak ada bagian janin yang teraba.
3.auskultasi
DJJ: tidak terdengar DJJ saat dilakukan auskultasi.
4.Pemeriksaan panggul :
a.kesan panggul :normal
b.distansia spinarum :26 cm
c.distansia kristarum:29 cm
d.konjungata eksterna:19 cm
e.lingkar panggul:90 cm

44
4.anogenetal
1.vulva vagina
a. varices : tidak ad avarices
b.luka :tidak ada luka
c.kemerahan :tidak ada kemerahan
d.nyeri :tidak ada nyeri
e.kelenjar batoloni :tidak ada pembesaran
f.pengeluaran pervaginam: ada,keluar flek-flek kemerahan beserta gelembung-
gelembung seperti buah anggur yang keluar dari vagina
2.perineum

a.bekas luka : tidak ada bekas luka

b.lain-lain : tidak ada

3.anus

a.haemoroid : tidak ada

b.lain-lain : tidak ada

5.pemeriksaan penunjang lain

-hemoglobin :12,3 gr/dl

-leokosit :12.100/mm

-trombosit :277.000/ul

-haemotokrit:39,4 %

-eritrosit :4,19 jt/mm

45
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan studi kasus pada ibu hamil Ny.B umur 31 tahun G3 P2 A0


usia kehamilan 16 minggu dengan molahidatidosa menggunakan menejemen 7
langkah varney dapat di simpulkan.

5.1 KESIMPULAN

Molahidatidosa terjadi karena gangguan perkembangan janin dalam rahim


sehingga bukan janin yang berkembang melainkan gelembung-gelembung yang
menyerupai rangkaian anggur

Dalam hal ini ibu dengan molahidatidosa di berikan asuhan kebidanan


selama 3 hari.dan hasil evaluasi ibu mengatakan sudah tidak menggeluarkan darah
dari jalan lahir,keadaan umum ibu baik,kesadaran composmentis,ibu sudah di ijin
kan pulang dan diberi terapi oral vit c,asam mefenamat,metergin tab.

5.2 SARAN

Berdasarkan kesimpulan diatas adanya peningkatan pelayanan yang lebih


baik.oleh karena itu penulis memberikan saran sebagai berikut:

Keluarga diharapkan untuk lebih efektif mencari informasi dan lebih teliti
terhadap kesehatan ibu hamil agar terdeteksi lebih dini bila terjadi kegatdaruratan
serta mengerti tentang bahaya yang timbul selama masa hamil,persalinan,serta
cepat mengambil keputusan untuk mencari pertolongan pada tempat pelayanan
kesehatan.

46
DAFTAR PUSTAKA

M.rusda 2015. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal.


JHPIEGO. Jakarta.
Winda puspi 2015. Kapita Selekta Kedokteran Obstetri dan Ginekologi. Jakarta:
Buku Kedokteran.
Manuaba, IGB, 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan. EGC : Jakarta.
Prawirohardjo, S. 2010. Ilmu Kebidanan Bina Pustaka : Jakarta.
Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta : Jakarta.
Muchtar R. 2005. Sinopsis Obstetri. EGC : Jakarta.
Nursalam & Pariani, S. 2011. Pendekatan Praktek Metodologi Riset
Keperawatan. Sagung Seto : Jakarta.
Varney,2010 buku saku kebidanan edisi bahasa indonesia jakarta: buku ajar
Asuhan Kebidanan edisi
4.jakrta
Salma,2011 asuhan kebidanan antenatal jakarta ECG
Purwandari,2010 konsep kebidanan sejarah dan profesionalisme ECG
Wiknjosastro H.2010.ilmu kebidanan Jakarta:yayasan bina pustaka
Nursalam, 2003. Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan
: Pedoman Skrips, Tesis dan Instrumen Penelitian. Jakarta, Salemba Medika

Nursalam, Pariani. 2001. Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan.


Jakarta. Sagung Seto

Oxorn, Harry, 2003. Patologi dan Fisiologi Persalinan. Jakarta, Yayasan Essentia
Medika

Purnomo W, Metodologi Penelitian. Hand Out dan bahan kuliah

Saifuddin, BA, dkk. 2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta. YBPSP.

Straight, Barbara R, 2004. Keperawatan Ibu dan Bayi Baru Lahir. Jakarta, EGC

47
Varney, Helen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Volume 2. Jakarta,
EGC, 2007

Victor, Y.H.Yu, 1997. Beberapa Masalah Perawatan Intensif Neonatus. Jakarta,


FKUI

Wiknjosastro, H. 1994. Ilmu Kebidanan. Jakarta. YBPSP

Sarwono Prawirohardjo, 1994. Ilmu Kebidanan. Jakarta, YBPSP

Yayasan Bina Pustaka, 2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan


Maternal dan Neonatal, Jakarta JNPKKR- POGI

48

Anda mungkin juga menyukai