Anda di halaman 1dari 5

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Pasien Dengan Trauma

KRITERIA HASIL TUJUAN-


DIAGNOSA TUJUAN PASIEN INTERVENSI
KEPERAWATAN KEPERAWATAN
Defisit volume cairan yang  Mempertahankan 1. Penggantian volume,
berhubungan dengan keseimbangan cairan sesuai intruksi kristaloid
hemoragi, spasium ketiga yang optimal atau koloid.
2. Pertahankan patensi aliran
IV aliran sentral lebih
baik.
3. Pantau TD, FI setiap jam
atau sesuai dengan
instruksi.
4. Pantau haluaran urin
setiap jam.
5. Kaji parameter
hemodinamik : TDKP,
TVS, curah jantung.
6. Ukur berat badan setiap
hari.
7. Berikan oksigen sesuai
kebutuhan.
8. Pantau elektrolit, HSD,
faktor-faktor koagulasi.
9. Kaji tipe dan jumlah
drainase : tandai balutan
jika ada indikasi.
10. Jika ada indikasi : siapkan
dan pastikan fungsi
peralatan autotransfusi.
11. Siapkan untukn
pembedahan, sesuai
dengan keperluan.
Kerusakan pertukaran gas  Mempertahankan 1. Kaji bunyi paru-paru,
yang berhubungan dengan oksigen yang adekuat pernafasan, suhu tubuh,
trauma pulmonal, komplikasi dan kesembangan asam- sensorium, TVS, gas-gas
pernafasan (mis, ARDS), basa normal. darah venous arterial dan
nyeri. campuran.
2. Berikan oksigen sesuai
dengan keperluan.
3. Berbalik, batuk, napas
dalam juka pasien tidak
pada ventilasi mekanis.
4. Pertimbangkan tempat
tidur rotasi
5. Pertahankan ventilasi
sesuai dengan pesanan.
6. Suksion, lavage trakeal
sesuai dengan keperluan.
7. Bantu untuk radiografi,
bronkoskopi sesuai
keperluan.
8. Dapatkan specimen
kultur, sesuai pesanan.
9. Berikan mukolitik,
bronkodilator, sesuai
permintaan.
10. Lakukan fisiotherapi dada,
drainase postural juka
tidak ada krontaindikasi.
11. Tingkat control nyeri :
kaji keefektifannya.
12. Bantu klien saat menjani
blok intercostal atau
analgesia epidural.
13. Sedasi sesuai permintaan,
untuk memaksimalkan
kebutuhan oksigen
14. Pertahankan dan bantu
pasien dengan
pemasangan selang dada.
15. Siapkan untuk trakeostomi
juka diperlukan untuk
ventilasi jangka panjang.
Kerusakan integritas jaringan  Luka yang telah ada akan 1. Kaji penyembuhan luka,
yang berhubungan dengan sembuh dan tidak akan kulit, dan integritas
trauma, pembedahan, terjadi kerusakan kulit jaringan.
prosedur-prosedur invasive atau jaringan baru. 2. Putar, ubah posisi setiap 2
…. jam.
3. Pertimbangkan
penggunaan tempat tidur
dengan kasur berisi udara.
4. Ganti pembalut, sesuai
perintah.
5. Lindungi kulit dan
drainase yang
mengintegrasi.
6. Pantau cairan aspirasi
lambung terhadap
keasaman atau
pendarahan.
7. Berikan antacid,…..,
histamine, sesuai perintah
8. Tingkatkan nutrisi yang
adekuat.

Resiko tinggi terhadap  Mempertahankan fungsi 1. Kaji fungsi organ tanda-


pembedahan perfusi jaringan : organ yang adekuat. tanda vital, haluaran urine,
yang berhubungan dengan sensorium, curah jantug,
penurunan curah jantung, indeks jantung.
penurunan oksigenasi, 2. Pantau gas-gas curah
penurunan pertukaran gas. arteri dan vena campuran,
pengiriman oksigen, ……
3. Pantau BUN, kreatinin,
hilirubin, dan uji fungsi
hepar.
4. Kaji terhadap ikterik.
5. Siapkan untuk dianalisis
jika diperlukan.
6. Berikan agen-agen
inotropic, sesuai
permintaan.
7. Pertahankan
keseimbangan cairan yang
optimal.
8. Sedasikan pasien, sesuai
perintah, untuk
menurunkan kebutuhan
metabolik
Resiko tinggi terhadap ….. :  Pasien tidak 1. Kaji tanda-tanda vital,
yang berhubungan dengan menunjukkan tanda- suhu, luka-luka, letak IV,
trauma prosedur ,…… tanda atau gejala-gejala letak drain.
infeksi. 2. Pantai SDP.
3. Dapatkan…….. sesuai
perintah
4. Berikan antibiotik, sesuai
perintah.
5. Ganti balutan, sesuai
perintah atau perprotokol.
6. Bantu dengan perubahan
saluran IV.
7. Pertahankan patensi drain.
8. Kaji jumlah dan tipe
drainase.
9. Pantau hemodinamik
terhadap tada-tanda
septik, TD, curah jantung,
…….. vascular sistemik.
10. Pertahankan
keseimbangan cairan yang
adekuat, ……. Urine,
nutrisi.
11. Siapkan untuk
pemeriksaan diagnostic,
pembedahan sesuai
keperluan.
Resiko tinggi terhadap…..  Pasien akan 1. Berikan slingkungan yang
mengekspresikan mendorong suasana
ansietas kepada diskusi terbuka tentang
narasumber yang sesuai. ………. Emosional
2. Kerahkan sistem …….
Pasien serta libatkan
sumber-sumber ini dengan
cara yang sesuai.
3. Berikan waktu kepada
pasien untuk
mengekspresikan dirinya.
4. Identifikasi sumber-
sumber rumah sakit yang
mungkin untuk dukungan
pasien/keluarganya.
5. Anjurkan komunikasi
terbuka antara keluarga
pasien dengan perawat
tentang isu-isu emosional.
6. Validasikan pengetahuan
dasar pasien dan keluarga
tentang penyakit kritis.
7. Libatkan sistem
penundukung religious
dengan cara yang sesuai.

STUDY KASUS

Seorang pria berumur 31 tahun yang bekerja sebagai operator alat berat menderita trauma
tumpul ketika terjadi ledakan ditempat bekerjanya dan dirinya terlempar sejauh 10 kaki. Dia tiba
di unit gawat darurat dalam keadaan tidak sadar dengan tekanan darah 80/palpasi dan frekuensi
135 x/menit. dilakukan pemeriksaan radiologi multiple LPD, dan pembedahan eksplorasi.
Cedera yang teridentifikasi adalah sebagai berikut : hematoma epidurial, fraktur iga multiple
bilateral (dada mengembang), hematoraks sebelah kanan, pneumotoraks sebelah kiri, laserasi
hepar berat, fraktur lengan bawah bilateral, dan frakrur terbuka tibia dan fibula kiri. Dipasang
selang dada bilateral dan pasien menjalani pembedahan untuk evakuasi hematoma epidural,
membungkus laserasi hepar, dan debridemen fraktur terbuka. Semua fraktur distabilkan secara
eksternal.

Setalah pembedahan, dia dipertahankan pada ventilator mekanis dengan F1O2 dari o,40
sampai 0,45 dan TEAP 5cm. ventilasi mekanis TEAP meningkatkan adekuat ekspansi paru dan
stabilisasi iga melayang. Dilakukan dukungan nutrisi parenteral. Diberikan transfusi darah
berulang, namun hematocrit dan tekanan darah sistolik tetap rendah (Ht = 20%-25%, TDS =90
mm Hg). Pendarahan internal berkelanjurkan mengharuskan pasien kembali ke rungan operasi
untuk tindakan debridemen dan pembungkusan ulang hepar. Sampai hari berikutnya,pendarahan
berhasil diatasi. Pmbungkusan lalu dilepaskan, laserasi liver dapat diperbaiki, dan dipasang
selang drain.

Pada hari berikutnya, timbulnya tanda-tanda dan gejala-gejala sepsis pada pasien,
termasuk kenaikan suhu dan jumlah sel darah putih, takikardia, takipnea, peningkatan curah
jantung, penurunan tahanan sistemik, dan penurunan tingkat kesadaran. Baikan diperoleh dan
pemberian antibiotik dimulai. Kemudian berkembang ARDS dan GGA, meningkatkan
kebutuhan dukungan ventilator dan hemodialysis.

Asuhan keperawatan insentif perlu untuk mengatasi gangguan yang ada dan mencegah
komplikasi lebih lanjut (lihat Rencana Asuhan Keperawatan 44-1). Dukungan psikososial bagi
pasien dan keluarganya juga diberikan.

Setelah prosedur pembedahan ketiga untuk debridemen jaringan nekrotik dan


mengalirkan abses perihepatik, akhirnya pasien mulai membaik. Beberapa minggu kemudian,
dukungan dialysis dan ventilator diberhentikan. Dua bulan setelah masuk rumah sakit, pasien
keluar dari unit rawat intensif, dan tiga minggu kemudian diperbolehkan pulang.

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


Rencana asuhan keperawatan yang berikut (Rencana Asuhan Keperawatan 44-1) harus
disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan masing-masing pasien trauma multipel.

RINGKASAN
Merawat pasien dengan cederan multipel penuh dengan tantangan. Banyak pasien trauma
mengalami cedera pada lebih dari satu sistem tubuh dan kebanyakan dengan kombinasi cedera
yamg unik. Perawat unit perawatan kritis harus mampu mengintegrasikan pengetahuan tentang
sistem organ memikirkan begaimana interelasinya. Asuhan Keperawatan yang agresif dan yang
berpengetahuan luas memainkan peranan yang penting dalam menurunkan mortalitas dan
mordilitas pada pasien yang cedera berat.

Anda mungkin juga menyukai