STUDY KASUS
Seorang pria berumur 31 tahun yang bekerja sebagai operator alat berat menderita trauma
tumpul ketika terjadi ledakan ditempat bekerjanya dan dirinya terlempar sejauh 10 kaki. Dia tiba
di unit gawat darurat dalam keadaan tidak sadar dengan tekanan darah 80/palpasi dan frekuensi
135 x/menit. dilakukan pemeriksaan radiologi multiple LPD, dan pembedahan eksplorasi.
Cedera yang teridentifikasi adalah sebagai berikut : hematoma epidurial, fraktur iga multiple
bilateral (dada mengembang), hematoraks sebelah kanan, pneumotoraks sebelah kiri, laserasi
hepar berat, fraktur lengan bawah bilateral, dan frakrur terbuka tibia dan fibula kiri. Dipasang
selang dada bilateral dan pasien menjalani pembedahan untuk evakuasi hematoma epidural,
membungkus laserasi hepar, dan debridemen fraktur terbuka. Semua fraktur distabilkan secara
eksternal.
Setalah pembedahan, dia dipertahankan pada ventilator mekanis dengan F1O2 dari o,40
sampai 0,45 dan TEAP 5cm. ventilasi mekanis TEAP meningkatkan adekuat ekspansi paru dan
stabilisasi iga melayang. Dilakukan dukungan nutrisi parenteral. Diberikan transfusi darah
berulang, namun hematocrit dan tekanan darah sistolik tetap rendah (Ht = 20%-25%, TDS =90
mm Hg). Pendarahan internal berkelanjurkan mengharuskan pasien kembali ke rungan operasi
untuk tindakan debridemen dan pembungkusan ulang hepar. Sampai hari berikutnya,pendarahan
berhasil diatasi. Pmbungkusan lalu dilepaskan, laserasi liver dapat diperbaiki, dan dipasang
selang drain.
Pada hari berikutnya, timbulnya tanda-tanda dan gejala-gejala sepsis pada pasien,
termasuk kenaikan suhu dan jumlah sel darah putih, takikardia, takipnea, peningkatan curah
jantung, penurunan tahanan sistemik, dan penurunan tingkat kesadaran. Baikan diperoleh dan
pemberian antibiotik dimulai. Kemudian berkembang ARDS dan GGA, meningkatkan
kebutuhan dukungan ventilator dan hemodialysis.
Asuhan keperawatan insentif perlu untuk mengatasi gangguan yang ada dan mencegah
komplikasi lebih lanjut (lihat Rencana Asuhan Keperawatan 44-1). Dukungan psikososial bagi
pasien dan keluarganya juga diberikan.
RINGKASAN
Merawat pasien dengan cederan multipel penuh dengan tantangan. Banyak pasien trauma
mengalami cedera pada lebih dari satu sistem tubuh dan kebanyakan dengan kombinasi cedera
yamg unik. Perawat unit perawatan kritis harus mampu mengintegrasikan pengetahuan tentang
sistem organ memikirkan begaimana interelasinya. Asuhan Keperawatan yang agresif dan yang
berpengetahuan luas memainkan peranan yang penting dalam menurunkan mortalitas dan
mordilitas pada pasien yang cedera berat.