Analisis Kehalalan Produk Farmasi
Analisis Kehalalan Produk Farmasi
i
BAB I
PENDAHULAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
1.2 Definisi
2
1.4 Kelebihan dan Kekurangan
a. Review jurnal 1
Aplikasi Metode SDS-PAGE (Sodium Dodecyl Sulphate Poly Acrylamide Gel
Electrophoresis) untuk Mengidentifikasi Sumber Asal Gelatin pada Kapsul
Keras
Gelatin sebagai salah satu bahan utama kapsul saat ini masih menjadi
permasalahan ditinjau dari aspek kehalalannya karena sebagian besar diperoleh
dari sumber non-halal. Salah satu sumber penghasil gelatin adalah kolagen dari
kulit dan tulang sapi atau babi. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan
metode analisis sumber gelatin yang digunakan pada kapsul keras dengan metode
SDS-PAGE (Sodium Dodecyl Sulphate Poly Acrilamide Gel Elektrophoresis).
Langkah-langkah perlakuannya, berupa : pengambilan sampel, pembuatan kapsul
simulasi, ekstraksi gelatin, hidrolisis enzimatik, elektroforesis SDS-PAGE
kemudian analisis data.Pada tahap awal penelitian ini dilakukan optimasi terhadap
standar gelatin sapi dan babi yang dihidrolisis dengan pepsin pada pH 4.5 dan
suhu 60oC selama 1 jam, 2 jam dan, 3 jam. Gelatin hasil hidrolisis selanjutnya
dianalisis dengan SDS-PAGE untuk menentukan waktu hidrolisis optimal.
Identifikasi fragmen gelatin hidrolisat dibandingkan berdasarkan perbedaan bobot
molekulnya. Hasil hidrolisis optimum diaplikasikan untuk mengidentifikasi
sumber gelatin pada beberapa sampel kapsul keras yang diperoleh dari pasaran
dan dibandingkan dengan kapsul keras gelatin hasil simulasi. Hasil hidrolisis
optimum selama 3 jam menunjukkan adanya pita-pita spesifik pada gelatin sapi
dengan bobot molekul 15kDa; 18,5kDa; 33kDa dan 47kDa serta pita spesifik pada
gelatin babi dengan bobot molekul 12,8kDa; 17,3kDa, 23,7kDa dan 37 kDa. Hasil
3
yang sama diperoleh pada kapsul keras sampel dengan pita-pita fragmen protein
yang identik dengan standar gelatin sapi. Berdasarkan hasil analisis tersebut ketiga
sampel yang diuji diduga merupakan kapsul yang terbuat dari gelatin sapi.
Jika ditinjau analisis halal haramnya, maka penelitian tersebut menunjukkan hasil
bahwa kapsul keras yang diuji merupakan produk yang halal. Sebab berdasarkan
panduan Al-Qur’an dan Sunnah, sebenarnya sangat mudah untuk menentukan
kehalalan suatu produk. produk ini setidaknya harus memenuhi 3 aspek terkait,
yakni:
1. Tidak terbuat dari bahan haram (untuk obat dalam).
2. Tidak terbuat dari bahan yang najis (obat luar dan dalam).
3. Tidak terkontaminasi oleh bahan haram (dalam proses produksi,
penyimpanan dan distribusi).
b. Review Jurnal II
Perbedaan Profil Protein Produk Olahan (Sosis) Daging Babi dan Sapi Hasil
Analisa SDS-PAGE
Kehalalan suatu produk halal menjadi suatu pertimbanga dalam
mengkonsumsi produk pangan. Sebagaimana Allah WST telah berfirman dalam
Al-Qur’an yang terdapat paa surat Al-Baqoroh ayat 173 “ Hanya yang diharankan
atas kamu adalah bangkai, darah, daging babi dan hewan yang disembelih bukan
dengan nama Allah melainkan dengan nama berhala. Tetapi barang siapa yang
terpaksa memakannya, sedang ia tiada aniaya dan tiada pula melampaui batas,
maka takada dosa terhadapnya. Sungguh Allah Maha Pengampun Lagi Maha
Penyayang”
Kategori halal dalam suatu makanan hasil olahan suatu produk pangan
sangat bergantung pada label halal dan haramnya, bahan baku dan tambahan serta
tergantung pula pada proses. Salah satu produk olahan hewani yang memiliki
tingkat kerawanan yang sangat tinggi adalah sosis, karena selalu menggunakan
unsur babi dalam pembuatannya. Uji yang dilakukan untuk menganalisa produk
olahan sosis yang bertujuan untuk mendeteksi kandungan didalamnya apakah
mengandung daging babi atau tidak. Uji dilakukan dengan menggunakan SDS-
PAGE untuk mengetahui BM (kDa) protein terlarut. Karakterisasai pofil protein
dilakukan dengan pemisahan potein menggunakan elektroforesis SDS-FAGE
yang dilanjutkan dengan pengukuran waktu retensi (RF) untuk mengidentifikasi
profil protein pada masing-masing sampel.
Metode penelitian yang dilakukan untuk pendeteksi kandungan protein
yang terkandung pada produk olahan sosis yaitu :
1. Estraksi protein dari jaringan daging segar dan sosis (sapi dan babi)
pada proses ini mengambil masing-masing sampel dari daging babi dan
sapi kemudian ditimbang 10 g dan ditambah 20 ml PBS 0,01 M pH 7,2
dalm NaCl 0,5 M, lalu diblender dapa suhu 40C.
2. Pengukuran kadar protein
4
Penentuan kadar protein dilakukan dengan metode Lawry yaitu dengan
menggunakan 1 ml larutan A (20 Mm CuSO4 SH2CO2 dan 0,1 M NaOH)
delama 10 menit. Larutan D (regen Folin ciocalteu 1 N) sebanyak 0,25 ml
ditambahkan kecampuran reaksi kemudian dihomogenkan dengan di
vortex dan didiamkan selama 30 menit. Campuran reaksi diukur pada λ
750 nm dan konsetrasi protein ditentukan dengan kurva standar bovine
serum albumin (BSA)
3. Pemisahan dan karakterisasi protein dengan SDS-PAGE
Profil protein dikarakterisasi dengan SDS-PAGE yang dilakukan dengan
metode standar. Sampel protein didenaturasi dengan buffer sampel dengan
perbandingan proteindan buffer 4:1 dan didihkan selama 5 menit.
Elektroforesis dilakukan pada tegangan 150 volt selama 45 menit. Untuk
staining protein protein digunakan Coomasie briliant blue 0,1% (w/v)
4. Analisis bobot molekul protein hasil SDS-FAGE
Naliasis bobot moekul hang dihasilkan dari masing-masing protein hasil
estraksi jaringan daging segar dan sosis sapi dan babi dilakukan dengan
menggunakan program aplikasi Lab Image 2006 dengan menggnakan
protein Marker sebagai standar. Hasil scaning pita-pita protein dipetakan
ke dalam kurva persamaan regresi linier sehingga didapatkan nilai protein
pada masing-masing sampel.
Hasil dan pembahasan yang diperoleh dari menganalisa protein dari olahan
sosis daging babi dan sapi sebagai berikut:
Konsentrasi protein pada daging sapi mentah lebih rendah dibandingkan
dengan daging babi mentah, namun perbedaan konsentrasi protein total antara sapi
dengan babi mentah tidak berbeda signifikan. Menurut Alamsyah (2008)
mengatakan bahwa penghancuran daging bertujuan untuk memecahkan dinding
sel serabut otot sehingga protein dapat terekstrasi dengan larutan garam. Gesekan
dengan alat penghalus dapat mengakibatkan terhambatnya esktraksi protein
sehingga terjadi koagulasi protein. Sedangkan perbedaan konsentrasi protein total
pada daging mentah dengan daging olahan diduga jumlah daging mentah yang
digunakan lebih banyak dan tanpa adanya perlakuan pemanasan atau pengurihan,
sehingga konsentrasi proteinnya tinggi.
Profil protein hasil SDS-PAGE karakterisasi profil protein dilakukan
dengan menggnakan Mini protean Gel Electrophoresis dengan konsentrasi
akilamid. Hasil dari elektroforesis tersebut, pada kisaran berat molekul 21,5-116
kDa. Daging sapi mentah menghasilkan 17 buah pita protein dan babi mentah
menghasilkan 14 buah protein. Pita terbanyak terbentuk pada kisaran BM 31-66,2
kDa. Pada sapi mentah ditemukan 3 buah pita protein. Perbedaan antara sosis sapi
komersial dengan sosis babi komersial adalah ditemukan 1 pita protein dengan
intensitas tinggi pada sosis sapi komersial dengan BM sekitar 45,1 kDa yang tidak
ditemukan pada sosis babi komersial. Sebaliknya, pada sosis babi komersial
5
ditemukan 1 pita protein dengan intensitas tinggi dengan BM sekitar 69 kDa
namun tidak terlihat pada sosis sapi komersial.
Adanya perbedaan signifikan yang terlihat pada pita protein sampel sapi
dan babi menunjukkan adanya keragaman genetik dalam suatu spesies yang
disebabkan ketidak homogennya genetik dari setiap spesies. Dari hasil SDS-
PAGE ini menunjukkan bahwa tidak ditemukan adanya spesifitas protein dalam
bentuk pita spesifik pada sampel mentah terhadap produk sosis yang dapat
dijadikan marker berat molekul protein.
Hal ini dapat dijelaskan dengan melihat adanya kesamaan 1 pita protein
dengan BM sekitar 40,5 kDa yang muncul pada semua sampel baik mentah
maupun sosis. Keunculan pita protein pada kelompok sapi mentah maupun sosis
dengan BM 25,3 kDa bukan merupakan pita spesifik karena pita tersebut juga
muncul pada sosis babi buatan. Kemungkinan protein yang terlihat pada sampel
produk olahan sudah terdenaturasi proses pengolahan produk pangan. Namun
spesifitas pita protein pada produk olahan sosis sapi dan babi dapat dibedakan satu
sama lain berdasarkan pita protein yang spesifik pada kisaran 45,1 kDa untuk
sosis sapi dan 69 kDa untuk sosis babi.
BAB III
PENUTUPAN
1.6 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1.7 Saran
Perlu diadakan analisis lebih lanjut pada pita-pita hasil pemisahan SDS
PAGE dengan menggunakan LCMS sehingga dapat diketahui urutan rantai asam
amino pada maisng-masing pita tersebut.
6
DAFTAR PUSTAKA