Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN AKHIR PRATIKUM

DASAR DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN

OLEH :

NAMA : Rina Yunita


NO BP : 1610212084
KELAS :I
DOSEN PENJAB : 1. Dr.Ir.Haliatur Rahmah,S.Si,MP,.
2. Dr.Ir.Arnetti,MS,.
ASISTEN : 1.Intan Sari Pasaribu (1510211071)
2.Arfan arif lubis (1510212025)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT,karena dengan rahmat dan
karunia-Nya,penulis dapat menyelesaikan laporan pratikum Dasar-Dasar
Perlindungan Tanaman ini hingga menjadi sebuah karya tulis yang baik.
Laporan pratikum ini merupakan media pembelajaran bagi mahasiswa
mengenai “Hama Dan Penyakit Tumbuhan” yang meliputi penyakit penyakit
tumbuhan dan pengendaliannya.
Makalah ini tak luput dari kesalahan.Penulis sangat mengaharapkan kritik
dan saran untuk memperbaiki kesalahan yang ada.Penulis mengucapkan terima kasih
kepada dosen pembimbing,asisten,dan teman teman kelompok enam yang telah
mendampingi dan membersamai dalam pelaksanaan pratikum ini.Penulis berharap
semoga laporan ini dapat memberi kebermanfaatan yang tiada tara bagi pembaca
nantinya,Aamiin.sekian dan terima kasih.

Padang,6 Mei 2018

( Penulis )
DAFTAR ISI

Kata pengantar ......................................................................................................


Daftar isi ................................................................................................................
Bab 1 Pendahuluan ................................................................................................
A.latar belakang ........................................................................................
B.Tujuan ....................................................................................................
Bab 2 Tinjauan Pustaka .........................................................................................
A.Penyakit Tanaman .................................................................................
a.Gejala Dan Tanda .......................................................................
b.Jamur,Bakteri,Dan Virus............................................................
c.Penyakit Abiotik Dan Pengendaliannya .....................................
B.Hama......................................................................................................
a.Morfologi ...................................................................................
b.Ordo ...........................................................................................
c.Metamorfosis ..............................................................................
C.Pestisida .................................................................................................
Bab III Bahan dan Metoda ....................................................................................
A.Waktu dan Tempat ................................................................................
B.Alat dan Bahan ......................................................................................
C.Metode praktikum .................................................................................
Bab IV Hasil dan Pembahasan ..............................................................................
A.Penyakit .................................................................................................
a.Gejala Dan Tanda .......................................................................
b.Nekrotis ......................................................................................
c.Gejala Layu ................................................................................
d.Pertumbuhan Abnormal .............................................................
e.Penyakit Abiotik .........................................................................
f.Gulma..........................................................................................
B.Hama......................................................................................................
a.Gejala Serangan Hama ...............................................................
b.Morfologi ...................................................................................
c.Ordo ............................................................................................
d.Metamorfosis .............................................................................
e.Pestisida ......................................................................................
Bab V Kesimpulan dan Saran ...............................................................................
A.Kesimpulan ...........................................................................................
B.Saran ......................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Perlindungan Tanaman merupakan suatu kegiatan yang melindungi tanaman
dari serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) seperti serangan hama
penyebab penyakit, gulma yang dapat menimbulkan kerusakan dan kerugian baek
secara kualitas dan kuantitas serta merugikan nilai ekonomis. Pengertian
perlindungan tanaman menurut Peraturan Pemerintah. Cakupan perlindungan
tanaman pada era globalisasi, agribisnis dan otonomi daerah.

Tujuan Perlindungan Tanaman (a) pencegahan, pengendalian dan


pemantauan/peramalan OPT, (b) peningkatan kuantitas dan kualitas hasil-hasil
pertanian, (c) peningkatan daya saing produk pertanian di pasar, (d) peningkatan
penghasilan dan kesejahteraan petani, (e) peningkatan kualitas dan keseimbangan
lingkungan hidup.(Martono, 1996) Pada penyakit tanaman yang harus diperhatikan
tidak per individu, tetapi dalam populasi. Pada umumnya petani/petugas
memeriksakan tanamannya kalau menunjukkan gejala yang khas. Namun perlu
dibiasakan pemeriksaan dilakukan berdasarkan hasil yang diperoleh, apakah terjadi
kehilangan hasil. Dengan demikian perlu dilakukan observasi yang mendalam, tidak
hanya terhadap gejala pada tanaman, tetapi juga pada cuaca, media tanah dan hara,
air dan bahan kimia yang dipakai, serta cara budidaya.

Ilmu-ilmu yang terkait terhadap kegiatan penerapan perlindungan tanaman


antara lain adalah : Ekologi dan epidemiologi, Fisiologi tumbuhan, patologi anatomi
dan morfologi, genetika, taksonomi dan geografi tumbuhan, bakteriologi, mikologi,
virologi, entomologi, fitopatologi, ilmu gulma, agronomi, ilmu tanah, mikrobiologi,
biokimia, kimia, bioteknologi, fisika, meteorologi, matematik dan statistik untuk
peramaln OPT, teknologi informasi, ekonomi untuk penentuan ambang pengendalian
( Yudiarti, 2007).
Kerugian pada budidaya tanaman sering kali diakibatkan oleh
Organisme pengganggu tanaman (OPT) sehingga perlu diadakannya perlidungan
tanaman dengan tujuan meminimalisir kerugian yang disebabkan oleh OPT.
gangguan yang disebabkan oleh OPT merupakan resiko yang harus dihadapi dan
diperhitungkan dalam setiap usaha dibidang budidaya tanaman. Resiko ini
merupakan konsekuensi logis dari setiap perubahan ekosistem yang terjadi
akibat budidaya tanaman. Hama dari jenis serangga merupakan kendala yang
dihadapi oleh setiap para petani yang selalu mengganggu perkembangan tanaman
budidaya dan hasil produksi pertanian.

Penyakit yang terjadi pada tumbuhan dapat disebabkan oleh mikroorganime


dari berbagai jenis yang tidak bisa dilihat dengan menggunakan mata telanjang.
Dampak dari serangan penyakit berbeda-beda setiap jenis tumbuhan yang
diseranggnya. Mikroorganisme yang menyebabkan terjadinya penyakit pada
tumbuhan seperti jamur, bakteri, virus dan nematoda. Nematoda termasuk filum
hewan, didalamnya termasuk nematoda parasit tanaman dan hewan, serta spesies
nematoda yang hidup bebas. Nematoda parasit tanaman merupakan parasit obligat,
mengambil nutrisi hanya dari sitoplasma sel tanaman hidup

Umumnya petani tidak dapat membedakan antara tanaman yang terserang hama dan
tanaman yang terserang penyakit. Secara biologi Penyakit tumbuhan adalah proses
fisiologi yang tidak normal dalam badan tumbuhan, yang dapat menyebabkan
kerugian langsung pada petani, karena dapat mengurangi kualitas dan kuantitas hasil.
Penyakit yang menyerang tanaman biasanya menimbulkan gejala-gejala atau ciri
khas sehingga dapat memudahkan untuk mengetahui penyakit yang menyerang
tanaman.

B.Tujuan
Pratikum ini bertujuan untuk mengetahui hama dan penyakit tanaman,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A.Penyakit Tanaman

Penyakit tanaman dapat diartikan ganguan terhadap tanaman yang


disebabkan oleh pathogen dan non pathogen yang menyebabkan terganggunya proses
pertumbuhan pada bagian-bagian tertentu dari tanaman yang tidak dapat berjalan
sesuai fungsinya dengan normal dan dengan baik sehingga menghambat
pertumbuhan pada tanaman.

a.Gejala Dan Tanda

Gejala (symptom) adalah perubahan-perubahan yang ditunjukkan oleh


tumbuhan sebagai akibat adanya penyakit.Secara umum gejala dapat dikelompokkan
menjadi tiga tipe pokok, yaitu:

1. Gejala Nekrotik terjadi karena adanya kerusakan pada sel atau bagian sel bahkan
kematian sel.
2. Gejala Hipolastik adalah gejala yang disebabkan karena terhambat atau
terhentinya pertumbuhan sel.

3. Gejala Hiperplastik ini disebabkan karena adanya pertumbuhan sel yang lebih dari
biasanya (overdevelopment).

Tanda adalah semua pengenal dari penyakit selain raksi tumbuhan inang
(gejala), misalnya bentuk tubuh buah parasit, miselium, warna spora, bledeok, lendir
dan sebagainya..Tanda-tanda yang sering muncul adalah dalam bentuk miselium,
karat, tepung, jamur hitam, smut (gosong bengkak), cacar putih, bercak ter, tubuh
buah, sklerotium dan lendir bakteri.

b.Jamur,Bakteri,Dan Virus
Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme
biologis. Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi
dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan
selular untuk bereproduksi sendiri. Dalam sel inang, virus merupakan parasit obligat
dan di luar inangnya menjadi tak berdaya

Bakteri merupakan organisme yang paling banyak jumlahnya dan lebih


tersebar luas dibandingkan mahluk hidup yang lain . Bakteri memiliki ratusan ribu
spesies yang hidup di darat hingga lautan dan pada tempat-tempat yang ekstrim.
Bakteri ada yang menguntungkan tetapi ada pula yang merugikan.Bakteri adalah
organisme uniselluler dan prokariot serta umumnya tidak memiliki klorofil dan
berukuran renik (mikroskopis).

Jamur merupakan organisme eukariotik yang membentuk dunia jamur atau


regnum fungi. Jamur pada umumnya multiseluler (bersel banyak). Ciri-ciri jamur
berbeda dengan organisme lainnya dalam hal cara makan, struktur tubuh,
pertumbuhan, dan reproduksinya. 1. Struktur Tubuh Struktur tubuh jamur tergantung
pada jenisnya. Ada jamur yang satu sel, misalnya khamir, ada pula jamur yang
multiseluler membentuk tubuh buah besar yang ukurannya mencapai satu meter,
contohnya jamur kayu. Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa.
Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-
jalinan semu menjadi tubuh buah.

c..Penyakit Abiotik Dan Pengendaliannya

Penyakit abiotik merupakan penyakit tanaman yang disebabkan oleh


penyebab penyakit noninfeksius atau tidak dapat ditularkan dari satu tanaman ke
tanaman lain, sehingga penyakit abiotik juga disebut penyakit noninfeksius. Agen
penyebab penyakit abiotik dapat dikelompokan menjadi banyak kelompok :1. Suhu
(temperatur) tinggi dan sinar matahari. 2. Suhu (temperatur) rendah. 3. Oksigen yang
tidak sesuai. 4. Kelembaban tanah yang tidak sesuai5. Hujan es dan angin. 6.
Keracunan mineral. 7. Defisiensi (kekurangan) mineral8. Senyawa kimia alamiah
yang beracun. 9. Senyawa kimia pestisida. 10. Polutan udara yang meracun.

B.Hama

Hama merupakan organisme pengganggu tanaman yang mengakibatkan


kerusakan secara fisik pada tanaman dan kerugian secara ekonomis, golongan hama
terbesar berasal dari kelas serangga (insecta).
a.morfologi serangga
-Caput merupakan bagian depan/kepala dari tubuh serangga
-Dada (thoraks) terdiri atas tiga segmen yaitu prothoraks (anterior) adalah bagian
depan, mesothoraks (tengah) bagian tengah dan metathoraks (posterior) bagian
belakang bagi thoraks.
-Abdomen serangga merupakan bagian tubuh yang memuat alat pencernaan,
ekskresi, dan reproduksi.

b.Ordo Serangga
1.orthoptora( belalalng )
2.isoptera (rayap )
3.thysanoptera (trips )
4.homoptera (kutu kebul)
5.hemiptera (kepik)
6.lepidoptera (kupu kupu )
7.coleoptera (kumbang)
8.diptera (lalat)
9.hymenoptera (lebah )

c.Metamorfosis Serangga
Metamorfosis adalah suatu proses perkembangan biologi pada hewan yang
melibatkan perubahan penampilan fisik dan/atau struktur setelah kelahiran atau
penetasan.

Metamorfosis biasanya terjadi pada fase berbeda-beda, dimulai dari larva atau nimfa,
kadang-kadang melewati fase pupa, dan berakhir sebagai imago dewasa.

Perkembangan serangga dari larva atau nimfa menjadi imago umumnya mengalami
beberapa tahap perubahan bentuk dan ukuran, yang disebut
"metamorfosis". Metamorfosis serangga bermacam-macam, mulai dari yang
sederhana sampai yang rumit (kompleks). Berdasarkan perubahan-perubahan
tersebut, serangga dapat dibedakan dalam empat golongan, yaitu terdiri dari:

1. Tanpa Metamorfosis (Ametabola, Golongan serangga ini sejak menetas


(instar pertama) bentuknya sudah menyerupai serangga dewasa (tidak
bermetamorfosis), hanya ukurannya saja yang bertambah besar. Serangga
muda dan serangga dewasa hidup dalam habitat dengan jenis makanan yang
sama. Contoh serangga yang tidak metamorfosis, antara lain ordo
Thysanura (kutu buku atau rengget atau ngenget) dan ordo Collembola,
misalnya Ekor Gunting.
2. Metamorfosis Bertingkat (Paurometabola,Serangga yang tergolong
paurometabola mengalami perubahan secara bertahap. Setiap pergantian kulit
(ecdysis), ukuran tubuhnya bertambah besar. Bakal sayap tumbuh secara
bertahap, makin lama makin besar, dan akhirnya menyerupai sayap serangga
dewasa. Serangga muda disebut "nimfa" (nymph), dan serangga dewasa
disebut "imago". Baik nimfa maupun imago hidup dalam habitat yang sama,
dengan jenis makanan yang sama pula. Contoh serangga yang mengalami
metamorfosis bertingkat, antara lain ordo Orthoptera (belalang, anjing
tanah, jangkrik,kecoak, dan lain-lain), ordo Thyasanoptera (thrips), ordo
Homoptera (kutu daun, wereng, dan lain-lain), dan ordo Hemiptera (kepik,
walang sangit, dan lain-lain)
3. Metamorfosis Tidak Lengkap (Hemimetabola, Nimfa serangga golongan ini
mengalami beberapa modifikasi, seperti adanya insang trachea, tungkai untuk
merangkak dan menggali, tubuh harus dapat berenang, alat mulut harus dapat
mengambil makanan di dalam air, dan lain-lain. Habitat nimfa berbeda
dengan habitat imago. Nimfa tergolong serangga akuatik (hidup di dalam air),
sedangkan imagonya adalah serangga aerial. Contoh serangga golongan
hemimetabola adalah ordo Odonata (capung).
4. Metamorfosis Sempurna atau Lengkap (Holometabola,). Serangga muda
yang mengalami perkembangan holometabola disebut "larva". Bentuk larva
amat berbeda dengan imago. Jenis makanan, perilaku, dan habitatnya pun
biasanya berbeda dengan imago. Sebelum menjadi imago, larva akan
berkepompong terlebih dahulu. Perubahan bentuk luar dan dalam terjadi
dalam tingkat pupa (kepompong). Sayap berkembang secara internal. Contoh
serangga yang mengalami perkembangan holometabola, antara lain
ordo Lepidoptera, Coleoptera, Diptera, dan Hymenoptera.

c.Pestisida

Pestisida atau pembasmi hama adalah bahan yang digunakan untuk


mengendalikan, menolak, atau membasmi organisme pengganggu.[1] Nama ini
berasal dari pest ("hama") yang diberi akhiran -cide ("pembasmi"). Sasarannya
bermacam-macam, seperti serangga, tikus, gulma, burung, mamalia, ikan, atau
mikrobia yang dianggap mengganggu. Pestisida biasanya, tetapi tak selalu, beracun.

Penggunaan pestisida tanpa mengikuti aturan yang diberikan membahayakan


kesehatan manusia dan lingkungan, serta juga dapat merusak ekosistem. Berdasarkan
Konvensi Stockholm mengenai Polutan Organik Persisten, 9 dari 12 senyawa kimia
organik berbahaya adalah pestisida

FAO mendefinisi pestisida sebagai "zat atau campuran zat yang bertujuan
untuk mencegah, membunuh, atau mengendalikan hama tertentu, termasuk vektor
penyakit bagi manusia dan hewan, spesies tanaman atau hewan yang tidak
diinginkan yang dapat menyebabkan kerusakan selama produksi, pemrosesan,
penyimpanan, transportasi, atau pemasaran bahan pertanian (termasuk hasil hutan,
hasil perikanan, dan hasil peternakan).Istilah ini juga mencakup zat yang
mengendalikan pertumbuhan tanaman, merontokkan daun, mengeringkan tanaman,
mencegah kerontokkan buah, dan sebagainya yang berguna untuk mengendalikan
hama dan memitigasi efek dari keberadaan hama, baik sebelum maupun setelah
panen."[8]

Pestisida dapat diklasifikasikan berdasarkan target organisme yang menjadi


sasarannya,[3][9] struktur senyawanya bahan bakunya (misal organik, inorganik,
sintetis, biopestisida),[10] dan wujud fisiknya serta cara penerapannya (misal fumigasi
pada pestisida berwujud gas).[10] Biopestisida mencakup pestisida mikrobiologi dan
biokimia.[11] Pestisida berbahan dasar tumbuhan saat ini telah berkembang, yaitu
piretrum, rotenon, nikotin, strychnine, dan scillirosida.[12]:15
Berbagai pestisida dapat dikelompokan menjadi famili senyawa kimianya.
Famili senyawa kimia pestisida yang terkenal yaitu organoklorin, organofosfat, dan
karbamat. Famili hidrokarbon organoklorin dapat dibagi menjadi diklorodifeniletana
(DDT), senyawa siklodiena, dan lainnya. Organoklorin bekerja dengan mengganggu
keseimbangan ion kalium-natrium di dalam jaringan saraf. Tingkat keracunan
senyawa ini dapat bervariasi, namun seluruh senyawa organoklorin bersifat persisten
dan dapat terakumulasi secara biologi.[12]:239–240 Organofosfat dan karbamat telah
menggantikan organoklorin. Keduanya menghambat kerja enzim asetilkolinesterase
yang mengirimkan asetilkolin ke jaringan saraf, mampu menyebabkan kelumpuhan.
Organofosfat secara umum beracun bagi vertebrata.

Herbisida seperti fenoksi bekerja secara selektif dan hanya mengincar gulma
berdaun lebar dan tidak mengincar rerumputan. Fenoksi dan asam benzoat berfungsi
mirip seperti hormon pertumbuhan tanaman, dan menumbuhkan sel secara tidak
terkendali, sehingga memaksa kerja sistem transportasi tanaman (floem dan xylem)
dan merusaknya. Triazin mengganggu fotosintesis. Glifosat yang kini banyak
digunakan, belum dikategorikan dalam famili senyawa herbisida manapun.

Pestisida juga dapat diklasifikasikan berdasarkan mekanisme biologisnya dan


metode penerapannya. Kebanyakan pestisida bekerja dengan meracuni
hama.Pestisida sistemik diserap oleh tanaman dan bergerak di dalam tanaman
sehingga meracuni hama yang menghisap nutrisi tanaman. Insektisida dan fungisida
bergerak melalui xylem. Insektisida sistemik dapat membahayakan serangga non
target, bahkan serangga yang menguntungkan seperti lebah dan polinator lainnya,
karena sinsektisida sistemik juga bergerak dari dalam tubuh tumbuhan ke bunga.

Pada tahun 2009, fungisida paldoksin diperkenalkan dan bekerja dengan


memanfaatkan senyawa yang dilepaskan oleh tumbuhan, fitoaleksin. Secara alami,
fungi melakukan detoksifikasi melawan fitoaleksin. Paldoksin menghambat enzim
yang berperan dalam detoksifikasi tersebut. Fungisida ini dipercaya lebih aman.
Pestisida juga bisa diklasifikasikan berdasarkan kemampuan terurainya
(biodegradable dan persisten) yang dapat berlangsung selama beberapa detik hingga
tahunan. DDT membutuhkan waktu tahunan untuk terurai di alam, dan akan
terakumulasi dalam rantai makanan.

BAB III BAHAN DAN METODE

A.Waktu dan Tempat

Praktikum dasar dasar perlindungan tanaman ini dilaksankan setiap hari


Senin,jam 09.20 WIB,yang bertempat di Laboratorium Ekologi Serangga,Dan
Laboratorium Pengendalian Hayati,Fakultas Petanian,Universitas Andalas,Padang.

B.Alat Dan Bahan

Alat yang digunakan adalah buku gambar,pensil warna,penggaris,dan alat


tulis lainnya.

Bahan yang di gunakan adalah tanaman yang terkena serangan hama dan
peyakit,serta serangga berupa belalang berukuran besar, capung, lalat rumah dan
kumbang.

C. Cara Kerja

Pada pratikum penyakit tumbuhan karena serangan patogen dibawa bahan


berupa tumbuhan yang terserang patogen.setelah itu di amati apa gejala dan tanda
dari serangan patogen tersebut,dan apa pathogen penyebab
nya,didokumentasikan,setelah itu di tulis hasil di lembar kerja.begitupun dengan
pratikum hama,serta gulma yang menyerang tumbuhan.
Bab IV Hasil dan Pembahasan

A.Hasil

Judul praktikum : Nekrosis (Gejala + Tanda)


N NamaPenyakit NamaPatog Gejala Tanda Dokumentasi
o Namalatinbahan en
1. DaunKol Xanthomon Kerdil , -Kotiledon
Brassica as layu , Menghitam
deracea compestris daun -Jaringan
pu yang berwarna
Compestris terinfeksi hitam lalu kren
membent dan berlendir
uk
wilayah-
V

2. Cabe Collectricu Bercak Bercak


Capsicum m capsici coklat melingkar
annum kehitama pada buah cabe
n , lama-
lama
membus
uk dan
kering

3. Tomat Pseudomon - - Berkas


Solanum as Layunya pembuluh
lycorpesicum solanacearu daun berwarna
m muda, coklat
menguni - Daun
ng nya berwarna
daun coklat dan
muda berair
4. Padi Xanthomon - Tepi Lepuhan
Oryza sativa as daun abu panjang berisi
campestris abu cawan
pv. oryzae kering berwarna
- ada kehitaman
garis di
tulang
daun,
Judul = penyakit layu
N NamaPenyakit NamaPatog Gejala Tanda Dokumentasi
o Namalatinbahan en
1. Hawar daun Phytophthar Pada daun Ada
tomat a infestars tua cendawan di
Solanum (Mont) de terdapat permukaan
lycorpesicum Bary bercak bawah daun,
yang membentuk
bentuknya konidia dan
tidak konodiofor
beraturan , berwarna
warna putih
hitam
kehijaun
2. Busuk kering Gloeosporiu - Buah - Adanya Busukkeringcabe
cabe m mengering cendawan
Capsicum piperatum mengkerut putih , bercak
annum , pada .
bagian - Ada bintik –
tengah bintik kecil
terdapat kehitaman
titik hitam dan berlekuk Buahcabe yang
- Buah pada buah sehat
busuk
berwan
kuning ,
coklat

3. Mozaik daun Virus - Pucut Adanya Vein banding


cabe begornoviru mengkerut keberadaan cabai
Capsicum s ( Bean lengkung, kutu kebu
annum Golden pucuk sebagai
mosale berwarna vektor virus
virus) coklat atau
kuning ,
pertumbuh
an Vein clearing
terhambat
- tulang
daun
menebal ,
daun
menggulu
ng

4. Keriting pada Virus - Helai Adanya


cabe Kuning daun vektor virus
Capsicum (Gemini mengalam di sekitar
annum Virus ) i vein tanaman ,
clearing yaitu kutu
- daun krbul
mengecil.
Berwarna
kuning
terang
- tidak
berbuah
- tanaman
kerdil

Judulpraktikum : HipoplasiadanHiperplasia
N NamaPenyakit NamaPatog Gejala Tanda Dokumentasi
o Namalatinbahan en
1. Layu fusarium Fusarium - Daun Adanya
pada tomat Oxysporum layu bercak /
Solanum - Pangkal kumpulan
lycorpesicum batang hifa dari
berwarna jamur
coklat ,
patah ,
pecah ,
kering
- Adanya
terbentuk
akar
adventif

2. Hawar pada Xanthomon Pada Bercak


lidahbuaya as ujung kuning
Aloe vera daun lengket
mengering
sebagian
3. Kerdil pada cabe virus - Ukuran
Capsicum tanaman
annum nya lebuh -
kecil dari
tanama
normal
-
Pertumbuh
annya
terhambat
- Daun
menggulu
ng

4. Klorosis pada Hama Uret - Daun - Adanya


daun pepaya tanaman kutu putih
Carica papaya mengunin
g

5. Keriting pada Virus Daun Adanya


cabai Kuning Menggulu thrips
Capsicum (Gemini ng
annum Virus)
Judul Praktikum: Pestisida
N NAMA NAMA FORMULA KOMPOSI OPT SIFAT
O DAGANG UMUM SI SI BAHAN SASARA
AKTIF N
1 Groundup Isopropilami SL 480 g/L gulma Sistemik
480 SL na
2 Antrasol Gilsofat WP 70% Jamur Racun
70 WP Propineb Kontak
3 Potrin 250 Sipermetrin EC 250 g/L hama Racun
EC Kontak
&
Lambun
g
4 Miocinta MIPC WP 50 g/L hama Racun
50 WP Kontak
&
Lambun
g
5 Dithane M Mankozeb WP 80% jamur -
45
6 Sevin Karboril S 85% hama Racun
Kontak
&
Lambun
g
7 Caracron Prevenotos AS 500 g/L Serangga Racun
Kontak
&
Lambun
g
8 Decis 25 Deltametria EC 25 g/L Serangga Racun
EC Kontak
&
Lambun
g
9 Basma Sipermetrin EC 200 g/L Serangga Racun
200 EC Kontak
&
Lambun
g
10 Fenomin Bimetil SL 865 g/L Gulma Racun
Amina Kontak
&
Lambun
g
11 Lebaycid Fention EC 500 g/L Serangga Racun
Kontak
&
Lambun
g
12 Centra- Karboforan GR 36% Serangga Racun
Fur 36R Kontak
&
Lambun
g
13 Velimek Maneb 72% WP 72% Jamur -
80 WP
Zineb 8 % 8%
14 Sidamethr Sipermetrin EC 50 g/L Serangga Racun
in 50 EC Kontak
&
Lambun
g
15 Topsin- M Metil WP 70 jamur Fungisid
70 WP Tiofanat a
sistemik
16 Dupont Metomil WP 25% Serangga Racun
Lannate 25% Kontak
25 WP &
Lambun
g
17 Dupont Dinoteforan SG 20% Serangga Racun
Oshin 20 20 % Kontak
SG & Perut
18 Matador Lamda EC 25 g/L serangga Racun
Suhalotrin Kontak
&
Lambun
g
19 Basmilang Isopropilami SL 480 g/L Hama Herbisid
na Glifosat a
480 Sistemik
20 Bagus Deltametrin St 0,6 % Serangga/ -
hama
B.Pembahasan

1.gejala dan tanda

Gejala (symptom) adalah perubahan-perubahan yang ditunjukkan oleh


tumbuhan sebagai akibat adanya penyakit.secara umum gejala dapat dikelompokkan
menjadi tiga tipe pokok, yaitu:

1. Gejala nekrotik terjadi karena adanya kerusakan pada sel atau bagian sel bahkan
kematian sel.
2. Gejala hipolastik adalah gejala yang disebabkan karena terhambat atau
terhentinya pertumbuhan sel.

3. Gejala hiperplastik ini disebabkan karena adanya pertumbuhan sel yang lebih dari
biasanya (overdevelopment).

Tanda adalah semua pengenal dari penyakit selain raksi tumbuhan inang
(gejala), misalnya bentuk tubuh buah parasit, miselium, warna spora, bledeok, lendir
dan sebagainya..tanda-tanda yang sering muncul adalah dalam bentuk miselium,
karat, tepung, jamur hitam, smut (gosong bengkak), cacar putih, bercak ter, tubuh
buah, sklerotium dan lendir bakteri.

2.nekrotis

Nekrotik terjadi karena adanya kerusakan pada sel atau bagian sel bahkan kematian
sel.

Berdasarkan pratikum yang telah dilakukan, ditemukan beberapa gejala nekrosis :

1. Nekrosis pada daun kol (brassica deracea).disebabkan oleh xanthomonas


compestris pu compestris.gejala yang timbul adalah kerdil , layu , daun yang
terinfeksi membentuk wilayah- v.tanda yang nampak adalah kotiledon
menghitam,jaringan berwarna hitam lalu kren dan berlendir.
2. Nekrosis cabe (capsicum annum), disebabkan oleh collectricum capsici
.gejala yang timbul adalah bercak coklat kehitaman , lama- lama membusuk
dan kering. Tanda yang nampak adalah bercak melingkar pada buah cabe
3. Nekrosis pada buah tomat (solanum lycorpesicum), disebabkan oleh
pseudomonas solanacearum. Gejala yang timbul adalah layunya daun
muda, menguning nya daun muda, tanda yang nampak adalah berkas
pembuluh berwarna coklat, daun berwarna coklat dan berair.
4. Nekrosis daun padi (oryza sativa) disebabkan oleh xanthomonas, gejala yang
timbul adalah tepi daun berwarna abu-abuan lalu menjadi kering adanya
garis- garis antara tulang daun kering,dan menguning, tanda yang nampak
adalah lepuhan panjang berisi cawan lepuhan panjang berisi cawan berwarna
kehitaman.

3.Gejala Layu

Berdasarkan pratikum yang telah dilakukan, ditemukan beberapa gejala


penyakit layu pada tumbuhan :

1. .Hawar daun tomat (solanum lycorpesicum),disebabkan oleh phytophthara


infestars (mont) de bary. Gejala yang timbul adalah pada daun tua terdapat
bercak yang bentuknya tidak beraturan , warna hitam kehijaun, tanda yang
nampak adalah ada cendawan di permukaan bawah daun, membentuk konidia
dan konodiofor berwarna putih.
2. Busuk kering cabe(capsicum annum),disebabkan oleh gloeosporium
piperatum, gejala yang timbul adalah buah mengering mengkerut , pada
bagian tengah terdapat titik hitam buah busuk berwan kuning , coklat. Tanda
yang nampak adalah adanya cendawan putih , bercak ,ada bintik – bintik
kecil kehitaman dan berlekuk pada buah.
3. Mozaik daun cabe(capsicum annum), disebabkan oleh virus begornovirus (
bean golden mosale virus),gejala yang timbul adalah pucut mengkerut
lengkung, pucuk berwarna coklat atau kuning , pertumbuhan terhambat
tulang daun menebal , daun menggulung. Tanda yang nampak adalah adanya
keberadaan kutu kebu sebagai vektor virus
4. Keriting pada cabe(capsicum annum),disebabkan oleh virus kuning (gemini
virus), gejala yang timbul adalah helai daun mengalami vein clearing daun
mengecil. Berwarna kuning terang tidak berbuah tanaman kerdil. Tanda yang
nampak adalah adanya vektor virus di sekitar tanaman , yaitu kutu krbul.

4.pertumbuhan abnormal

Berdasarkan pratikum yang telah dilakukan, ditemukan beberapa gejala


aabnormal pada tumbuhan :

1. Layu fusarium pada tomat(solanum lycorpesicum), disebabkan oleh fusarium


oxysporum), gejala yang timbul adalah daun layu ,pangkal batang berwarna
coklat , patah , pecah , kering adanya terbentuk akar adventif.tanda yang
nampak adalah adanya adanya bercak / kumpulan hifa dari jamur.
2. Hawar pada lidahbuaya(aloe vera), disebabkan oleh xanthomonas. Gejala
yang timbul adalah pada ujung daun mengering sebagian,tanda yang nampak
adalah bercak kuning lengket.
3. Kerdil pada cabe(capsicum annum), disebabkan oleh virus, gejala yang
timbul adalah ukuran tanaman nya lebuh kecil dari tanama normal
pertumbuhannya terhambat,daun menggulung.
4. Klorosis pada daun papaya(carica papaya), gejala yang timbul adalah daun
tanaman menguning, . Tanda yang nampak adalah adanya kutu putih
5. Keriting pada cabai(capsicum annum),gejala yang timbul adalah virus
kuning(gemini virus), gejala yang timbul adalah daun menggulung, tanda
yang nampak adalah adanya thrips.
6. Mozaik pada cabai(capsicum annum),gejala yang timbul adalah virus
begomovirus, tanda yang nampak adalah warna daun belang- belang.

5.Penyakit Abiotik

Penyakit abiotik adalah penyakit yang disebabkan bukan oleh makhluk


hidup,akan tetapi disebabkan oleh faktor lingkungan. Penyakit abiotik merupakan
penyakit tanaman yang disebabkan oleh penyebab penyakit noninfeksius atau tidak
dapat ditularkan dari satu tanaman ke tanaman lain, sehingga penyakit abiotik juga
disebut penyakit noninfeksius. Agen penyebab penyakit abiotik dapat dikelompokan
menjadi banyak kelompok :1. Suhu (temperatur) tinggi dan sinar matahari. 2. Suhu
(temperatur) rendah. 3. Oksigen yang tidak sesuai. 4. Kelembaban tanah yang tidak
sesuai5. Hujan es dan angin. 6. Keracunan mineral. 7. Defisiensi (kekurangan)
mineral8. Senyawa kimia alamiah yang beracun. 9. Senyawa kimia pestisida. 10.
Polutan udara yang meracun.

Berdasarkan pratikum yang telah dilakukan, ditemukan beberapa penyakit


yang menyerang tumbuhan diakibatkan oleh faktor biotik sebagai berikut:

1.Penyakit pada tanaman kunyit (Curcuma longa) yang disebabkan karena


kekurangan hara berupa unsur Fe (besi).Gejala nya pada tanaman adalah terjadi nya
klorosis,daun kunyit menguning, ,dan kemudian terjadi nekrosis.

2.Penyakit pada tanaman lidah buaya (Aloe vera ) yang disebabkan karena
kekurangan hara berupa unsur N dan kekurangan air.Sehingga timbul lah gejala
nekrosis pada tanaman, ujung daun nya menguning seperti terbakar,batang
menguning dan kemudian tanaman menjadi layu.

3.penyakit pada tanaman pepaya ( Carica papaya ) yang disebabkan karena


kekurangan unsur hara dan air.tanaman pepaya ini mengalami kekurangan unsur N
dan K.Gejala yang nampak pada tumbuhan adalah daun pepaya tersebut
menguning,tangkai daun nya menguning,batang lemah,dan layu.

4.penyakit pada tanaman cabe (Capsicum annum ) yang disebabkan karena


kekurangan unsur K dan air.Gejala yang nampak pada tanaman cabe adalah sebagian
daun cabe tersebut menguning dan batang nya layu.

5.Penyakit pada tanaman kunyit (Curcuma longa) yang disebabkan karena


kekurangan hara berupa unsur kalium (K).Gejala yang nampak pada tanaman adalah
daun menguning dan seperti terbakar pada bagian tengah daun.

6 Penyakit pada tanaman keladi (Anthurim) yang disebabkan karena kekurangan


air.Gejala yang nampak adalah tanaman layu,daun nya menguning dan terjadi
nekrosis.

7. Penyakit pada tanaman kakao ( Theobrema cacao) yang disebabkan karena suhu
panas dan terkena api.gejala yang nampak adalah daun berwarna coklat seperti
keripik kering lalu mati jaringannya dan adanya nekrosis.
Bab V Penutup

A.Kesimpulan

Kesimpulan dari pratikum ini adalah bahwa penyakit tanaman pada tanaman
terbagi menjadi dua,yaitu penyakit yang disebabkan oleh makhlik hidup (biotik),dan
penyakit yang disebabkan bukan oleh makhluk hidup (abiotik ).penyakit biotik
disebkan oleh serangan hama,bakteri,virus,jamur,dan nematoda.Sedangkan penyakit
abiotik disebabkan oleh faktor lingkungan,seperti hara,iklim,dll.Hama yang paling
besar pengaruh serangannya terhadap tanaman adalah serangga.

Anda mungkin juga menyukai