Anda di halaman 1dari 31

PANDUAN

KOMUNIKASI PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI EFEKTIF

1. PENGERTIAN
1. Komunikasi efektif Adalah : Komunikasi yang dilakukan secara tepat waktu, akurat, jelas
dan mudah dipahami oleh penerima, sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan
(kesalahpahaman)
2. Cara penyampaian komunikasi efektif adalah bentuk perbuatan yang menyajikan atau
memberikan pesan yang berhubungan dengan proses penambahan pengetahuan dan
kemampuan seseorang untuk mencapai hasil sesuai dengan tujuan :
a. Pemberian informasi dan edukasi adalah penyampaian berita tentang sesuatu dengan
tujuan menyadarkan dan mengubah sikap serta perilaku pasien dan atau keluarga
b. Sistem pelaporan kondisi pasien per telepon, dengan menggunakan tehnik SBAR
1. S (Situation) : Kondisi terkini yang terjadi pada pasien meliputi nama, umur, tanggal
masuk, dokter yang merawat, Diagnosa medis
2. B (Background) : Informasi penting apa yang berhubungan dengan kondisi pasien
terkini
a. Keluhan utama, intervensi yang telah dilakukan, respon pasien berdasarkan
diagnosa keperawatan
b. Riwayat alergi, riwayat pembedahan, pemasangan alat invasif , obat atau cairan
infus
3. A (Assesment) : Hasil pengkajian kondisi pasien terkini
a. Jelaskan hasil pengkajian pasien terkini, tanda vital, pain score, tingkat
kesadaran, status restrain, resiko jatuh, status nutrisi, eleminasi, hal yang kritis,
dll
b. Hasil penunjang yang abnormal
4. R (Recommendation) : Apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah
a. Rekomendasi intervensi keperawatan yang perlu dilanjutkan
b. Edukasi pasien atau keluarga
c. Write Back adalah Staf yang menerima advis, mencatat kelengkapan advis ke
dalam catatan rekam medis pasien .
d. Read Back adalah membacakan kembali secara lengkap informasi yang
diterimanya setelah memberikan pelaporan kondisi pasien
e. Repead Back adalah Mengulang kembali obat-obat yang pengucapan mirip,
kedengaran mirip (Look Alike, Sound Alike), nama obat harus dieja kata demi
kata

2. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pelaksanaan komunikasi dapat meliputi komunikasi antar pemberi pelayanan
kesehatan di dalam Rumah Sakit maupun antara pemberi pelayanan kesehatan kepada dorkter
dan perawat atau perawat dengan dokter ataupun bisa dengan bagian Administrasi serta bagiang
Kasir dan juga bagian penunjang yang lain.Adapun lingkup komunikasi adalah :

1. Komunikasi Antar Pemberi Pelayanan Kesehatan di dalam Rumah Sakit.


Komunikasi dapat terjadi antara :
a. Dokter dengan dokter lain
b. Dokter dengan perawat
c. Dokter dengan tenaga paramedis lain
d. Perawat dengan perawat
e. Perawat dengan tenaga paramedis lain
Prinsip pelaksanaan komunikasi antar pemberi pelayanan kesehatan di RS adalah:
 Perintah lengkap secara lisan dan yang melalui telepon atau hasil pemeriksaan dituliskan
secara lengkap oleh penerima perintah
 Perintah lengkap lisan dan telpon atau hasil pemeriksaan dibacakan kembali secara lengkap
oleh penerima perintah.
 Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh pemberi perintah atau yang
menyampaikan hasil pemeriksaan

2. Komunikasi antara pemberi pelayanan kesehatan kepada pasien, keluarga, dan masyarakat
Komunikasi itu bisa bersifat informasi (asuhan) dan edukasi (Pelyanan promosi).
a. Komunikasi yang bersifat infomasi asuhan di dalam rumah sakit adalah:
1) Jam pelayanan

2
2) Pelayanan yang tersedia
3) Cara mendapatkan pelayanan
4) Sumber alternatif mengenai asuhan dan pelayanan yang diberikan ketika kebutuhan
asuhan pasien melebihi kemampuan rumah sakit.
5) Tarif Pelayanan
6) Tata Tertib, Hak dan Kewajiban Pasien/Keluarga
Akses informasi ini dapat di peroleh melalui Customer Service, Admission, dan
Website.
b. Komunikasi yang bersifat Edukasi (Pelayanan Promosi):
1) Edukasi tentang obat. (Lihat pedoman pelayanan farmasi)
2) Edukasi tentang penyakit. (Lihat Pedoman Pasien)
3) Edukasi pasien tentang apa yang harus di hindari. (Lihat Pedoman Pelayanan,
Pedoman Fisioterapi)
4) Edukasi tentang apa yang harus dilakukan pasien untuk meningkatkan kualitas hidupnya
pasca dari rumah sakit. (Lihat Pedoman Pelayanan, Pedoman Gizi, Pedoman Fisioterapi,
Pedoman Farmasi).
5) Edukasi tentang Gizi. (Lihat Pedoman Gizi).

III. Lingkup Area Komunikasi Pembeian Informasi & Edukasi yang efektif adalah :
A. Faktor Risiko Yang Sering Menyebabkan Kesalahan Komunikasi Pemberian Informasi &
Edukasi dapat berupa:
a.Informasi yang tidak tepat
b. Informasi tidak akurat
c.Informasi tidak lengkap
d. Informasi tidak jelas
e.Informasi tidak dipahami oleh penerima pesan
f. Banyaknya tugas
g. Keterbatasan daya ingat jangka pendek
h. Kelelahan stres
i. Bekerja dilingkungan intensif
j. Intimidasi karena sistem hirarki organisasi unit kerja
k. Banyaknya tugas

3
l. Perbedaan tugas

B. Tatanan bahasa dalam komunikasi dan edukasi :


Proses pemberian informasi dan edukasi saat memberikan edukasi kepada pasien atau
keluarganya berkaitan dengan kondisi kesehatanya yaitu :
1. Tahap pengumpulan informasi (assesmen pasien)
Sebelum melakukan edukasi, petugas menilai dulu kebutuhan pasien dan keluarga
a. Berdasarkan data yang didapatkan dari Rekam medis pasien dan observasi Keyakinan
nilai- nilai pasien dan keluarga (nilai budaya, suku, agama dan kepercayaan)
b. Kemampuan membaca, tingkat pendidikan dan bahasa yang digunakan
c. Hambatan emosianal dan motivasi (emosianal : depresi, senang dan marah)
d. Keterbatasan fisik dan kognitif
e. Kesediaan pasien untuk menerima informasi
2. Tahap penyampaian informasi dan edukasi yang efektif
Setelah melalui tahab assesment pasien, kemungkinan ditemukan :
a. Pasien dalam kondisi fisik dan emosionalnya baik, maka proses komunikasi mudah
disampaikan
b. Jika pada tahap assesment pasien ditemukan hambatan fisik (tuna rungu dan tuna
wicara), maka komunikasi yang efektif adalah memberikan leaflet kepada pasien dan
keluarga sekandung (istri, anak, ayah, ibu atau saudara sekandung) dan
menjelaskannya kepada mereka
c. Jika pada tahab assesment pasien ditemukan hambatan emosional pasien (pasien
marah atau depresi), maka komunikasi yang efektif adalah memberikan materi
edukasi dan menyarankan pasien membaca leaflet. Apabila pasien tidak mengerti
materi edukasi, pasien bisa menghubungi edukator yang berkaitan dengan informasi
dan edukasi diperlukan
3. Tahap verifikasi (memastikan pasien dan keluarganya menerima edukasi yang akan
diberikan )
a. Apabila pasien dalam kondisi baik dan dapat menerima informasi dan edukasi, maka
verifikasi yang dilakukan adalah menanyakan kembali edukasi yang telah diberikan,
(pertanyaannya adalah : “ Dari materi yang telah disampaikan, kira- kira apa yang
bapak atau ibu bisa pelajari ?”)

4
b. Apabila pasien mengalami hambatan fisik, maka verifikasinya adalah dengan pihak
keluarganya dengan pertanyaan yang sama “ Dari materi yang telah disampaikan,
kira- kira apa yang bapak atau ibu bisa pelajari ?”
c. Apabila pasien mempunyai hambatan emosional (marah atau depresi) , maka
verifikasinya adalah dengan tanyakan kembali sejauh mana pasiennya mengerti
tentang materi edukasi yang diberikan dan pahami
d. Apabila pasien merupakan difabel (different abilities people atau orang dengan
kemampuan yang berbeda), maka verifikasinya dengan pendamping pasien
e. Apabila pasien dan atau keluarga telah memahami informasi dan edukasi yang
disampaikan , maka tahap pemberian informasi dan edukasi dapat dilakukan kembali
Untuk menilai kebutuhan edukasi yang lainnya. Apabila pasien dan atau keluarga
belum memahami materi edukasi yang diberikan, maka pemberian edukasi dapat
dilakukan pada waktu lain sambil mengkaji hambatan yang ada
C. Ketentuan staf yang melakukan panduan ini adalah para tenaga kesehatan al :
Medis, perawat, farmasi, bidan dan tenaga kesehatan lainnya
Staf di Ruang Perawatan
Staf administratif
Staf pendukung yang bekerja di rumah sakit
D. Instalasi/unit pelayanan yang melaksanakan komunikasi pemberian ionformasi dan edukasi
adalah :
1. Instalasi Bedah Sentral
2. Instalasi Gawat Darurat
3. Instalasi Care Unit
4. Instalasi Rawat Jalan
5. Instalasi Rawat Inap terdiri dari :
a. Ruang Perawatan Dewasa I
b. Ruang Perawatan Dewasa II
c. Ruang Perawatan Bedah dan Anak
d. Ruang Perawatan Kebidanan dan Penyakit Kandungan
e. Ruang Neonatal
f. Ruang Paviliyun I
g. Ruang Paviliyun II

5
h. Ruang Paviliyun III
6. Instalasi Penunjang kesehatan lainya
E. Kewajiban Dan Tanggungjawab
1. Seluruh staf Rumah Sakit
a. Memahami dan menerapkan panduan peningkatan komunikasi efektif
b. Memastikan panduan komunikasi efektif yaitu tepat waktu, akurat, lengkap, jelas dan
dipahami oleh pihak-pihak terkait
c. Melaporkan dalam bentuk komunikasi elektronik, lisan dan tertulis sesuai dengan
prosedur untuk menghindari kesalahan
2. Perawat Yang Bertugas (Perawat Penanggungjawab Pasien)
a. Melaporkan kondisi pasien dalam bentuk komunikasi lewat telepon atau perintah lisan
dengan menggunakan tehnik SBAR
b. Melakukan verifikasi dengan mencatat (write Back), membacakan kembali (Read
Back) dan konfirmasi ulang terhadap perintah yang diberikan (Repead Back).
3. Kepala Instalasi / Kepala Ruangan
a. Memastikan seluruh staf di Instalasi memahami panduan peningkatan komunikasi
efektif dan menerapkannya
b. Menyelidiki semua insidens kesalahan dalam berkomunikasi dengan pasien dan
memastikan terlaksananya suatu tindakan untuk mencegah terulangnya kembali
insidens tersebut
4. Manajer
a. Memantau dan memastikan panduan peningkatan komunikasi efektif dikelola dengan
baik oleh Kepala Instalasi
b. Menjaga standarisasi dalam menerapkan panduan peningkatan komunikasi efektif

3. TATALAKSANA
Dengan diberikannya informasi dan edukasi pasien, diharapkan komunikasi yang disampaikan
dapat dimengerti dan diterapkan oleh pasien. Pasien mengikuti semua arahan dari rumah sakit,
diharapkan mempercepat proses penyembuhan pasien
Setiap petugas dalam memberikan informasi dan edukasi pasien, wajib untuk mengisi lembar
informasi dan edukasi serta ditandatangani kedua belah pihak antara dokter atau tenaga kesehatan

6
lainnya dengan pasien atau keluarga pasien. Hal ini dilakukan sebagai bukti bahwa pasien dan
keluarga pasien sudah diberikan informasi dan edukasi yang benar
1. Tatalaksana pemberian informasi dan edukasi
a. Waktu pemberian informasi dan edukasi pada pasien rawat inap
1. Saat admisi (bagian informasi atau tempat penerimaan pasien)
2. Saat dilakukan tindakan medis
3. Saat masuk di Instalasi Rawat Inap
4. Saat persiapan pasien pulang
b. Waktu pemberian informasi dan edukasi pada pasien rawat jalan
1. Saat admisi (bagian informasi dan tempat penerimaan pasien )
2. Saat dilakukan tindakan medis
3. Saat pasien mengantri untuk dilakukan pemeriksaan di poliklinik (minimal sebulan sekali
tim PKMRS mengadakan penyuluhan secara kelompok)
Pemberian informasi dan edukasi dilakukan segera, jika kondisi dan situasinya
memungkinkan.
Pemberian informasi pelayanan di rumah sakit dapat membantu pasien dan atau keluarga
berpartisipasi dalam membuat keputusan tentang pelayanannya terbagi dalam beberapa unit
kerja :
a. Bagian Informasi dan Tempat Penerimaan Pasien
Informasi pelayanan kesehatan yang bersifat umum meliputi :
1. Fasilitas pelayanan yang dimiliki rumah sakit
2. Fasilitas dan tarif kamar perawatan
3. Daftar dokter yang mempunyai surat izin praktik dan yang merawat di rumah sakit
4. Asuransi yang bekerja sama dengan rumah sakit
5. Informasi prosedur pengurusan resume medis dan surat menyurat lainnya
6. Tata tertib dan peraturan rumah sakit
b. Dokter Instalasi Gawat Darurat, Dokter Poli Umum dan Spesialis, Dokter Gigi, Dokter
Anestesi dan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) yang menjelaskan tentang :
1. Tujuan anamnesis dan pemeriksaan fisik (kemungkinan rasa tidak nyaman atau sakit
saat pemeriksaan)
2. Kondisi saat ini dan berbagai kemungkinan diagnosis

7
3. Berbagai tindakan medis yang akan dilakukan untuk menentukan diagnosa, termasuk
manfaat, risiko serta kemungkinan efek samping atau komplikasi.
4. Hasil dan interverensi dari tindakan medis yang telah dilakukan untuk menegakkan
diagnosis
5. Diagnosis
6. Pilihan tindakan medis untuk tujuan terapi ( kekurangan dan kelebihan masing-
masing cara)
7. Prognosis
8. Dukungan (support) yang tersedia
c. Instalasi Rawat Inap
Informasi pelayanan kesehatan yang bersifat umum dan khusus meliputi :
1. Rencana pelayanan dan tindakan keperawatan yang akan dilakukan
2. Informasi tentang biaya perawatan, biaya pemeriksaan penunjang, biaya obat, biaya
operasi dan lain –lain
3. Jam kunjungan dokter
4. Prosedur persiapan operasi
5. Prosedur pemulangan pasien
d. Bagian Administrasi menjelaskan tentang biaya rumah sakit secara keseluruhan
d. Bagian penunjang seperti laboratorium, radiologi, rehabilitasi medis menjelaskan tentang
:
1. Rencana tindakan yang akan dilakukan
2. Biaya tindakan
Setelah pasien dan keluarga mendapat informasi pelayanan kesehatan yang jelas
maka pasien atau keluarga membuat keputusan tentang rencana pengobatan dan
tindakan terhadap dirinya sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan oleh rumah
sakit
Pemberi informasi dan edukasi mendapatkan data yang cukup mengenai masalah
medis pasien (termasuk adanya keterbatasan kemampuan fisik maupun mental) dan
mendapatkan informasi mengenai latar belakang sosial budaya, pendidikan dan
tingkat ekonomi pasien dan atau keluarga

8
Pada pasien yang mengalami kendala dalam berkomunikasi, maka pemberian
informasi dan edukasi dapat disampaikan kepada keluarga atau pendamping pasien
atas seizin pasien

2. Komunikasi Dengan Menggunakan Tehnik SBAR Melakukan Verifikasi (Write Back, Read
Back Dan Repeat Back)
1. Tehnik SBAR : Komunikasi melalui telepon menggunakan metode SBAR (Situiation,
Background, Assesment, Recommendation)
a. Situasi : Situasi dan kondisi terkini yang dilihat pada pasien yang terjadi
1. Menyebutkan identitas petugas yang berbicara : nama, ruangan dan rumah sakit
tempat bertugas
2. Menyebutkan identitas pasien yang akan dilaporkan : Nama (Tn/Ny/Nn/An.....) dan
tanggal lahir atau nama dan alamat
3. Menjelaskan perubahan kondisi pasien yang diamati : berdasarkan pengamatan
petugas, keluhan subyektif pasien atau perubahan tanda- tanda obyektif yang
ditemukan pada pasien
misalnya : dr Anwar, saya Ani dari Pav I Rumah Sakit Semen Gresik. Melaporkan
kondisi bpk Joko, mengalami distress pernafasan
b. Background : Informasi penting apa yang berhubungan dengan kondisi pasien terkini
(latar belakang yang berkaitan dengan situasi) yang berisikan :
1. Tanggal mulai dirawat.
2. Diagnosa awal dan diagnosa kerja saat ini
3. Hasil pemeriksaan sebelumnya : pemeriksaan fisik, laboratorium, radiologi dan lain-
lain
4. Terapi (obat- obatan dan tindakan ) yang diberikan sebelumnya
5. Riwayat alergi obat (bila ada)
Misalnya : Bpk Joko,Mrs tgl 6 Januari, usia 60 tahun dengan COPD berat, hasil laborat
dan radiologi , obat yang telah diberikan , keadaannya semakin menurun
c. Assesment : Hasil pengkajian kondisi pasien terkini (penilaian atas kondisi terkait dengan
situasi tersebut)
1. Kemungkinan - kemungkinan yang terjadi pada pasien terkait perubahan kondisi
yang ditemukan pada saat ini

9
2. Tindakan- tindakan yang sudah diambil terkait kondisi saat itu
Misalnya : Suara nafas makin menurun, terutama paru kanan, RR: 32x/mnt, Tensi :
100/60, perfusi dingin, basah dan pucat
d. Recommendation : Tindak lanjut yang dianjurkan saat itu, rekomendasi yang dianjurkan
bisa antara lain
Permintaan untuk melihat pasien sesegera mungkin, merujuk atau transfer pasien,
konsultasi ke dokter lain, atau menjelaskan pada pasien atau keluarganya tentang
perubahan kondisi yang terjadi
Permintaan advis perubahan terapi atau tindakan lain yang diperlukan, misalnya :
Mohon advis, usul Foto Thorax, dll
Form penulisan SBAR pada pelayanan terintegrasi
(Lihat lampiran II)
Petunjuk pengisian pada pelayanan terintegrasi, saat perawat melaporkan kondisi pasien
lewat telepon

1. Teknik SBAR Dilakukan saat perawat melaporkan kondisi pasien, melalui


telepon

2. Write Back Disi dengan mencatat apa yang telah dilaporkan dan advis yang
telah diterima oleh perawat

3. Read Back Disi dengan memberikan tanda () setelah melakukan


pengulangan informasi , si penerima informasi telah mengatakan
“ya atau ketepatan pengulangan

4. Repead Back Diisi dengan memberikan tanda ( ), bila sudah mengulang
kembali obat-obat yang pengucapan mirip, kedengaran mirip
(Look Alike, Sound Alike) dan sudah mengeja nama obat kata
demi kata

5. Tanda tangan Dituliskan setelah mendapatkan informasi dan melakukan Read


dan nama jelas Back

6. Tanda tangan Ditanda tangani 1 x 24 jam setelah advis atau informasi diberikan
Dokter atau
petugas

10
kesehatan lain

3. Tata Laksana Komunikasi Perpindahan atau Tranfer Pasien


a. Definisi perpindahan atau tranfer pasien adalah memindahkan pasien dan kelengkapan
dokumentasi ke unit lain sebagai pengelola pasien selanjutnya
b. Definisi transporter pasien adalah petugas yang mempunyai kewenangan dan memiliki
kompetensi melakukan perpindahan pasien
c. Macam perpindahan atau tranfer pasien di Rumah Sakit Semen Gresik terdiri dari :
a. Perpindahan atau tranfer pasien keluar Rumah Sakit atau merujuk pasien
Prof. Dr. Soekitjo Notoatmojo (2008) mendefinisikan sistem rujukan sebagai suatu
sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melaksanakan pelimpahan
tanggungjawab timbal balik terhadap satu kasus penyakit , masalah
kesehatan secara vertikal (dari unit yang lebih mampu menangani ) secara horizontal
(antar unit- unit yang setingkat kemampuannya)
b. Perpindahan atau tranfer pasien di dalam rumah sakit/ pindah ruang
Yang dimaksud perpindahan atau tranfer pasien didalam rumah sakit adalah
memindahkan dari unit atau ruang perawatan ke unit atau ruang perawatan yang lain
dengan tujuan :
1. Untuk mendapatkan pelayanan kesehatan selanjutnya
2. Memenuhi keinginan keluarga atau pasien
d. Form Perpindahan pasien : (Lihat lampiran II)

4. Tatalaksana Petunjuk Pengisian Perpindahan Pasien


a. Perpindahan pasien antar ruangan
b. Perpindahan pasien dari IGD/IRJ ke rawat Inap
c. Perpindahan pasien dari ICU ke rawat Inap
d. Perpindahan pasien dari Rumah Sakit Semen Gresik ke Rumah Sakit Lain
a.1. Perpindahan Pasien Antar Ruangan
a. Memindahkan pasien dari ruang perawatan ke ruang perawatan yang berbeda
b. Sesuai dengan kasusnya (mencegah infeksi nasokomial)

11
c. Sesuai dengan kamar yang diinginkan

Nama pasien Diisi dengan nama lengkap pasien sesuai dengan nama
yang tercantum di Rekam Medis

Umur /seks Diisi sesuai umur pasien dalam tahun atau bulan pada
pasien anak- anak dan jenis kelamin laki- laki /
perempuan

Ruang Diisi lengkap nama ruang pasien berasal

Dokter Diisi dengan nama lengkap dokter yang merawat

Situation 1. Diisi dengan lengkap tanggal perpindahan pasien,


pukul, gelang identitas pasien dilakukan
pengecekan kembali, di tuliskan lengkap nama
dokter yang merawat
2. Diisi dengan lengkap Diagnosa Medis
3. Diisi Tanda cek () pada kolom ya atau tidak pada
pasien atau keluarga yang sudah dijelaskan
mengenai diagnosis penyakitnya
4. Diisi pembedahan /invasif yang telah dilakukan dan
tanggal pelaksanaannya

Back Ground 1. Diisi tanda cek () ya atau tidak alergi makanan
atau obat serta tulis dengan lengkap nama obat
yang menyebabkan alergi dan riwayat reaksi yang
ditimbulkannya
2. Diisi lengkap intervensi medis/keperawatan yang
telah dilakukan
3. Diisi lengkap Investigasi abnormal
4. Diisi tanda cek () pada kewaspadaan standart,
contact, airborne, droplet

7. Assesment 1. Diisi pada observasi terakhir ditulis secara


lengkap pukul dan tingkat kesadarannya dan
beri tanda () pada kolom yang sesuai dengan

12
poin kesadarannya
2. GCS dituliskan lengkap, pupil dan cahaya
diberi tanda () pada bagian kanan atau kiri
3. Untuk diet /nutrisi , diberi tanda () masuk oral
atau NGT, diisi lengkap batasan cairan dan diet
khusus yang akan diberikan
4. Diisi dengan memberikan tanda () pada
kolom BAB yang sesuai dengan kondisi pasien
5. Diisi dengan memberikan tanda () pada
kolom BAK dan ditulis secara lengkap jenis
kateter, No Kateter serta tanggal
pemasangannya
6. Untuk mobilisasi Diisi dengan tanda () sesuai
dengan kolom yang sesuai dengan kondisi
7. Tranfer/mobilisasi diisi dengan tanda () sesuai
dengan kolom yang sesuai kemampuan pasien
8. Alat bantu yang digunakan diisi dengan tanda
() pada kolom sesuai dengan kondisi pasien
9. Luka /merawat dikubitus diisi dengan tanda ()
pada kolom ya, tidak dan tuliskan dengan
lengkap kondisi, lokasi serta ukurannya
10. Tulis lengkap saat pemasangan infus dan alat
khusus yang diperlukan

13
8. Recomendation Hal – hal istimewa yang berhubungan dengan kondisi
pasien :
1. Diisi dengan menuliskan hal istimewa secara
lengkap kondisi pasien, diagnosa keperawatan
yang sudah teratasi serta yang belum teratasi
2. Diisi secara lengkap rencana atau telah
dikonsultasikan , rencana pemeriksaan
Laboratorium atau Radiologi
3. Terapi diisi obat- obatan yang telah diberikan
kepada pasien
4. Fisioterapi /mobilisasi diisi lengkap apa yang
telah dilakukan
5. Persiapan pulang diisi secara lengkap persiapan
pulang pasien yang telah dilakukan
6. Rencana tindakan lebih lanjut diisi secara
lengkap yang akan diberikan kepada pasien
serta semua hasil- hasil selama pasien dirawat
di berikan dengan melengkapi kolom obat,
barang dan dokumen yang disertakan , hasil
laborat, hasil foto Rongent, Hasil CT Scan dan
nomer Rekam Medis lama beri tanda () bila
ada atau tidak ada
7. Isi dengan memberikan tanda tangan secara
lengkap pada kolom disetujui, mengetahui,
diserahkan dan diterima

b.1 Perpindahan pasien dari IGD/IRJ ke Rawat Inap


a. Perpindahan pasien dari IGD/IRJ ke IRNA untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut
b. Memberikan perasaan nyaman dan tenang pada pasien yang akan mendapatkan
pengobatan dan perawatan di rawat inap

1. Nama pasien Diisi dengan nama lengkap pasien sesuai dengan nama yang

14
tercantum di Rekam Medis

2. Umur /seks Diisi sesuai umur pasien dalam tahun atau bulan pada pasien
anak- anak dan jenis kelamin laki- laki / perempuan

3. Ruang Diisi lengkap nama ruang pasien berasal

4. Dokter Diisi dengan nama lengkap dokter yang merawat

5. Situation 1. Diisi dengan lengkap tanggal perpindahan pasien, pukul,


gelang identitas pasien dilakukan pengecekan kembali, di
tuliskan lengkap nama dokter yang merawat
2. Diisi dengan lengkap Diagnosa Medis
3. Diisi Tanda cek () pada kolom ya atau tidak pada pasien
atau keluarga yang sudah dijelaskan mengenai diagnosis
penyakitnya
4. Diisi lengkap pembedahan /invasif yang telah dilakukan dan
tanggal pelaksanaannya

6. Back Ground 1. Diisi tanda cek () ya atau tidak alergi makanan atau obat
serta tulis dengan lengkap nama obat yang menyebabkan
alergi dan riwayat reaksi yang ditimbulkannya
2. Diisi lengkap intervensi medis/keperawatan yang telah
dilakukan
3. Diisi lengkap Investigasi abnormal yang ditemukan
4. Diisi tanda cek () pada kewaspadaan standart, contact,
airborne, droplet

7. Assesment 1. Diisi pada observasi terakhir ditulis secara lengkap pukul dan
tingkat kesadarannya dan beri tanda () pada kolom yang
sesuai dengan poin kesadarannya
2. GCS dituliskan lengkap, pupil dan cahaya diberi tanda ()
pada bagian kanan atau kiri
3. Untuk diet /nutrisi , diberi tanda () masuk oral atau NGT,

15
diisi lengkap batasan cairan dan diet khusus yang akan
diberikan
4. Diisi dengan memberikan tanda () pada kolom BAB yang
sesuai dengan kondisi pasien
5. Diisi dengan memberikan tanda () pada kolom BAK dan
ditulis secara lengkap jenis kateter, No Kateter serta tanggal
pemasangannya
6. Untuk mobilisasi Diisi dengan tanda () sesuai dengan kolom
yang sesuai dengan kondisi
7. Tranfer/mobilisasi diisi dengan tanda () sesuai dengan
kolom yang sesuai kemampuan pasien
8. Alat bantu yang digunakan diisi dengan tanda () pada kolom
sesuai dengan kondisi pasien
9. Luka /merawat dikubitus diisi dengan tanda () pada kolom
ya, tidak dan tuliskan dengan lengkap kondisi, lokasi serta
ukurannya
10. Tulis lengkap saat pemasangan infus dan alat khusus yang
diperlukan

8. Recomendation Diisi dengan lengkap konsultasi yang telah diberikan


Diisi secara lengkap terapi yang telah diberikan terapi cairan dan
obat – obatan yang diterima
Rencana pemeriksaan laboratorium diisi dengan lengkap yang
telah dilakukan
Rencana pemeriksaan radiologi diisi dengan lengkap yang telah
dilakukan
Rencana tindakan lebih lanjut diisi secara lengkap yang akan
diberikan kepada pasien serta semua hasil- hasil selama pasien
dirawat di berikan dengan melengkapi kolom obat, barang dan
dokumen yang disertakan , hasil laborat, hasil foto Rongent,
Hasil CT Scan ,USG, Indoskopi,MRI lama beri tanda () bila
ada atau tidak ada

16
Admission Form diisi dengan memberikan tanda () pada
kolom sesuai dengan kondisi pasien
Catatan terintegrasi diisi dengan memberikan tanda () pada
kolom sesuai dengan kondisi pasien
6. Isi dengan memberikan tanda tangan secara lengkap pada
kolom disetujui, Diketahui, diserahkan dan diterima

c.1 Perpindahan pasien dari ICU ke Rawat Inap


a. Perpindahan pasien dari ICU ke IRNA untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut setelah
penanganan masa kritisnya
b. Melanjutkan pengobatan dan perawatan selanjutnya di rawat inap

1. Nama pasien Diisi dengan nama lengkap pasien sesuai dengan nama yang
tercantum di Rekam Medis

2. Umur /seks Diisi sesuai umur pasien dalam tahun atau bulan pada pasien anak-
anak dan jenis kelamin laki- laki / perempuan

3. Ruang Diisi lengkap nama ruang pasien berasal

4. Dokter Diisi dengan nama lengkap dokter yang merawat

5. Situation 1. Diisi dengan lengkap tanggal perpindahan pasien, pukul,


gelang identitas pasien dilakukan pengecekan kembali, di
tuliskan lengkap nama dokter yang merawat
2. Diisi dengan lengkap Diagnosa Medis
3. Diisi Tanda cek () pada kolom ya atau tidak pada pasien atau
keluarga yang sudah dijelaskan mengenai diagnosis
penyakitnya
4. Diisi pembedahan /invasif yang telah dilakukan dan tanggal
pelaksanaannya

6. Back Ground 1. Diisi tanda cek () ya atau tidak alergi makanan atau obat serta

17
tulis dengan lengkap nama obat yang menyebabkan alergi dan
riwayat reaksi yang ditimbulkannya
2. Diisi lengkap intervensi medis/keperawatan yang telah
dilakukan
3. Diisi lengkap Investigasi abnormal
4. Diisi tanda cek () pada kewaspadaan standart, contact,
airborne, droplet

7. Assesment 1. Diisi pada observasi terakhir ditulis secara lengkap pukul dan
tingkat kesadarannya dan beri tanda () pada kolom yang
sesuai dengan poin kesadarannya
2. GCS dituliskan lengkap, pupil dan cahaya diberi tanda ()
pada bagian kanan atau kiri
3. Untuk diet /nutrisi , diberi tanda () masuk oral atau NGT,
diisi lengkap batasan cairan dan diet khusus yang akan
diberikan
4. Diisi dengan memberikan tanda () pada kolom BAB yang
sesuai dengan kondisi pasien
5. Diisi dengan memberikan tanda () pada kolom BAK dan
ditulis secara lengkap jenis kateter, No Kateter serta tanggal
pemasangannya
6. Untuk mobilisasi Diisi dengan tanda () sesuai dengan kolom
yang sesuai dengan kondisi
7. Tranfer/mobilisasi diisi dengan tanda () sesuai dengan kolom
yang sesuai kemampuan pasien
8. Alat bantu yang digunakan diisi dengan tanda () pada kolom
sesuai dengan kondisi pasien
9. Luka /merawat dikubitus diisi dengan tanda () pada kolom
ya, tidak dan tuliskan dengan lengkap kondisi, lokasi serta
ukurannya
10. Tulis lengkap saat pemasangan infus dan alat khusus yang
diperlukan

18
8. Recomendation 1. Diisi dengan lengkap konsultasi yang akan dilakukan
2. Terapi diisi cairan dan obat- obatan yang telah diberikan
kepada pasien
3. Rencana pemeriksaan laboratatorium diisi lengkap apa yang
telah dilakukan
4. Rencana pemeriksaan radiologi diisi lengkap pemeriksaan
radiologi yang telah dilakukan
5. Rencana tindakan lebih lanjut diisi secara lengkap yang akan
diberikan kepada pasien serta semua hasil- hasil selama pasien
dirawat di berikan dengan melengkapi kolom obat, barang dan
dokumen yang disertakan , hasil laborat, hasil foto Rongent,
Hasil CT Scan ,USG, Indoskopi, MRI dengan beri tanda ()
Admission form diisi dengan memberikan tanda () sesuai
dengan kolom yang sesuai dengan kondisi pasien
Catatan terintegrasi diisi dengan memberikan tanda () sesuai
dengan kondisi pasien
6. Isi dengan memberikan tanda tangan secara lengkap pada
kolom disetujui, diketahui, diserahkan dan diterima

d.1 Perpindahan pasien ke Rumah Sakit lain


a. Perpindahan pasien ke Rumah Sakit lain karena alasan medis, membutuhkan peralatan
atau spesialisasi tertentu

1. Nama pasien Diisi dengan nama lengkap pasien sesuai dengan nama yang
tercantum di Rekam Medis

2. Umur /seks Diisi sesuai umur pasien dalam tahun atau bulan pada pasien
anak- anak dan jenis kelamin laki- laki / perempuan

3. Ruang Diisi lengkap nama ruang pasien berasal

19
4. Dokter Diisi dengan nama lengkap dokter yang merawat

5. Situation 1. Diisi dengan lengkap tanggal perpindahan pasien, pukul,


gelang identitas pasien dilakukan pengecekan kembali, di
tuliskan lengkap nama dokter yang merawat
2. Diisi dengan lengkap Diagnosa Medis
3. Diisi Tanda cek () pada kolom ya atau tidak pada pasien
atau keluarga yang sudah dijelaskan mengenai diagnosis
penyakitnya
4. Diisi pembedahan /invasif yang telah dilakukan dan tanggal
pelaksanaannya

6. Back Ground 1. Diisi tanda cek () ya atau tidak alergi makanan atau obat
serta tulis dengan lengkap nama obat yang menyebabkan
alergi dan riwayat reaksi yang ditimbulkannya
2. Diisi lengkap intervensi medis/keperawatan yang telah
dilakukan
3. Diisi lengkap Investigasi abnormal
4. Diisi tanda cek () pada kewaspadaan standart, contact,
airborne, droplet

7. Assesment 1. Diisi pada observasi terakhir ditulis secara lengkap pukul dan
tingkat kesadarannya dan beri tanda () pada kolom yang
sesuai dengan poin kesadarannya
2. GCS dituliskan lengkap, pupil dan cahaya diberi tanda ()
pada bagian kanan atau kiri
3. Untuk diet /nutrisi , diberi tanda () masuk oral atau NGT,
diisi lengkap batasan cairan dan diet khusus yang akan
diberikan
4. Diisi dengan memberikan tanda () pada kolom BAB yang
sesuai dengan kondisi pasien
5. Diisi dengan memberikan tanda () pada kolom BAK dan

20
ditulis secara lengkap jenis kateter, No Kateter serta tanggal
pemasangannya
6. Untuk mobilisasi Diisi dengan tanda () sesuai dengan
kolom yang sesuai dengan kondisi
7. Tranfer/mobilisasi diisi dengan tanda () sesuai dengan
kolom yang sesuai kemampuan pasien
8. Alat bantu yang digunakan diisi dengan tanda () pada
kolom sesuai dengan kondisi pasien
9. Luka /merawat dikubitus diisi dengan tanda () pada kolom
ya, tidak dan tuliskan dengan lengkap kondisi, lokasi serta
ukurannya
10. Tulis lengkap saat pemasangan infus dan alat khusus yang
diperlukan

8. Recomendation 1. Hasil laboratorium diisi dengan lengkap semua hasil


pemeriksaan laborat yang telah dilakukan terhadap pasien
2. Hasil radiologi diisi dengan lengkap semua hasil pemeriksaan
radiologi yang telah dilakukan terhadap pasien
3. Untuk data yang disertakan diisi dengan memberikan tanda
() pada kolom hasil pemeriksaan, admission form dan
catatan terintegrasi sesuai dengan kondisi pasien
4. Kondisi pasien dalam perjalanan/rujukan diisi dengan
lengkap jam, tekanan darah, nadi dan respiratori rate saat
pasien akan di rujuk
5. Tindakan khusus dalam perjalanan diisi secara lengkap
keadaan pasien selama dalam perjalanan menuju rumah sakit
yang menjadi rujukan
6. Jenis tindakan, jam tindakan dilakukan diisi dengan lengkap
selama dalam perjalanan menuju rumah sakit yang menjadi
rujukan
7. Jenis terapi yang di berikan diisi dengan lengkap, terapi yang
diberikan kepada pasien dalam perjalanan menuju rumah

21
sakit yang menjadi rujukan
8. Diisi dengan memberikan tanda tangan secara lengkap pada
kolom disetujui, mengetahui, diserahkan dan diterima

5. Tata laksana komunikasi pergantian shift dinas


a. Timbang terima dokter jaga
1. Suatu kegiatan operan jaga antara dokter yang telah bertugas kepada dokter yang akan
menggantikan jaga pada shiff berikutnya
2. Dokter pengganti harus datang 15 menit sebelum timbang terima
3. Dokter yang bertugas tidak diperkenankan meninggalkan tugas sebelum dokter pengganti
datang
4. Melaporkan kondisi – kondisi pasien tertentu atau hal penting lainnya yang perlu
ditindaklanjuti oleh dokter jaga pengganti
b. Timbang terima perawat jaga
1. Timbang terima perawat jaga merupakan teknik atau cara menyampaikan dan menerima
sesuatu laporan yang berkaitan dengan keadaan pasien yang dilakukan oleh staf
keperawatan
2. Sistem timbang terima pasien dilaksanakan pada tiap pergantian shift
3. Perawat yang bertugas untuk menggantikan shift berikutnya datang 30 menit sebelum
timbang terima dilaksanakan

4. Pelayanan dapat terkoordinasi dengan baik, tersusun rencana kerja untuk shift berikutnya
5. Informasi yang disampaikan harus berorientasi pada permasalahan kesehatan pasien
6. Melakukan timbang terima mulai dari kantor perawat (diskusi di kantor perawat)
a. Berisi penjelasan tentang perkembangan keadaan pasien dan permasalahannya yang
masih terjadi dan sudah terselesaikan, hal- hal yang sudah dilaksanakan dalam
pemberian asuhan keperawatan serta hal penting yang harus ditindaklanjuti oleh shift
dinas berikutnya
b. Dalam diskusi ini sambil mengontrol kelengkapan pencatatan dokumen asuhan
keperawatan

22
7. Timbang terima selanjutnya keliling melihat secara langsung perkembangan masing
-masing pasien di ruangan
8. Selama timbang terima keliling, diharapkan penanggungjawab pasien
masing - masing yang akan mengantikan pertugas lebih proaktif mengkaji perkembangan
pasien sebagai langkah awal dalam pemberian pelayanan asuhan keperawatan dan semua
perawat baik yang jaga sebelumnya maupun berikutnya harus peka terhadap respon
pasien dan lingkungan sekitarnya

6. Tata laksana komunikasi Pelaporan hasil Kritis Di Laboratorium dan Radiologi


Pelaporan hasil kritis pemeriksaan laboratorium dan radiologi merupakan bagian dari
keselamatan pasien. Efektifitas dan efisiensi pelaporan hasil kritis pemeriksaan ditetapkan
berdasarkan sistem informasi laboratorium (LIS) dan memalui informasi per telepon
a. Daftar hasil kritis pemeriksaan Laboratorium dan Radiologi
(Lihat lampiran II)
b. Tata laksana pelaporan hasil kritis Laboratorium
1. Bahan pemeriksaan laboratorium, berasal dari Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Rawat
Jalan , Instalasi Rawat Inap, Instalasi Bedah sentral yang memenuhi kriteria pasien kritis.
2. Pemeriksaan dilakukan segera (Cyto) dengan batas maksimal hasil pemeriksaan keluar
sampai dengan 1 jam dari sampel datang
3. Pelaporan hasil kritis pemeriksaan laboratorium melalui sistem informasi laboratorium
(LIS) yang sudah on line di semua unit terkait
4. Petugas laboratorium memberikan informasi bahwa hasil laboratorium telah selesai dan
dapat dilihat melalui data Rekam medis laboratorium
5. Hasil pemeriksaan kritis tidak diperbolehkan dilaporkan melalui telepon dalam keadaan
apapun untuk menghindari kesalahan pelaporan yang mengakibatkan terancamnya
keselamatan pasien
6. Tulis hasil laboratorium pada lembar laboratorium di dokumen rekam medis pasien
7. Laporkan segera pada dokter penanggungjawab
c. Tata laksana pelaporan hasil kritis Radiologi
1. Pemeriksaan Radiologi berasal dari Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Rawat Jalan,
Rawat Inap dan Instalasi Bedah Sentral yang memenuhi kriteria pasien kritis
2. Segera lakukan (CYTO) dengan batas maksimal hasil pemeriksaan

23
3. Informasikan bahwa hasil Radiologi telah selesai (melalui telepon)
4. Tulis hasil radiologi pada lembar laboratorium di dokumen rekam medis pasien
5. Laporkan pada dokter penanggungjawab

7. Tata Laksana Singkatan, Simbol dan Penandaan Dosis Yang Tidak Boleh Digunakan Pada
Penulisan Resep
a. Daftar singkatan, simbol dan penandaan dosis yang tidak boleh digunakan pada resep
(Lihat lampiran II)
b. Tata laksana penggunaan singkatan, simbol dan penandaan dosis pada resep
1. Penggunaan singkatan, simbol dan penandaan dosis merupakan bagian dari keselamatan
pasien : singkatan, simbol dan penandaan dosis harus sesuai yang digunakan di Rumah
Sakit Semen Gresik.
2. Penulisan resep dilakukan oleh dokter setelah melakukan pemeriksaan kepada pasien
3. Perawat harus melakukan cek kembali penulisan resep yang telah dituliskan oleh dokter
4. Menanyakan kepada dokter bila tidak jelas dan memperhatikan adanya singkatan, simbol
dan penandaan dosis pada resep
5. Ingatkan dokter penulisan singkatan, simbol dan penandaan dosis sesuai dengan yang
telah ditetapkan
6. Melakukan pencatatan resep pada buku resep (buku expedisi)
7. Mengantarkan resep ke Farmasi
8. Petugas farmasi akan melakukan cek ulang sebelum obat dilayani

4. DOKUMENTASI
1. Form transfer pasien antar unit /didalam rumah sakit
2. Form rujukan pasien keluar rumah sakit/rumah sakit laian
3. Daftar hasil kritis pemeriksaan Laboratorium
4. Daftar hasil kritis pemeriksaan Radiologi
5. Daftar singkatan, simbol dan penandaan dosis yang tidak boleh digunakan pada resep

5. PENUTUP

24
Peningkatan komunikasi efektif merupakan konsep mendeskripsikan prosedur untuk
memastikan tidak terjadinya kesalahan dalam komunikasi baik melalui media elektronik, lisan, atau
tertulis . Panduan peningkatan komunikasi efektif dibuat sebagai acuan di Rumah Sakit Semen
Gresik
Dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi komunikasi, maka
tidak menutup kemungkinan, panduan yang saat ini berlaku, akan semakin disempurnakan. Oleh
karenanya, terhadap panduan peningkatan komunikasi efektif ini pun akan tetap dilakukan evaluasi
secara berkala, agar selalu diperoleh perkembangan yang terbaru, demi upaya peningkatan
pelayanan di Rumah Sakit Semen Gresik.

Ditetapkan di : Gresik
Pada tanggal : 5 Juni 2013
Komite Mutu & Keselamatan Pasien
Ketua,

dr ....................

Form Daftar Hasil Kritis Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan yang urgent ditetapkan dengan nilai ambang batas

25
Pemeriksaan Nilai Ambang Batas

CKMB >25 mg/ dL

LDH >248 mg /dL

Blood Gas Semua parameter di laporkan hasilnya

Gula Darah <60 mg/ dL dan >450 mg/dL

Albumin <3,0 g /dL

Kalium <2,0 mmol / L dan >5,5 mmol/L

Natrium <110,0 mmol/L dan >150,0 mmol/L

Hs CRP >3 – 10 mg/L (Resiko tinggi PJK)

SGOT >100 U/L

SGPT >100 U/L

BUN >50,0 mg/dL

Kreatinin >3,0 mg/dL

Darah Lengkap Hb : <8,0 g/dL ; WBC : >20.000 u/L ; PLT :


<100.000 u/L

HIV (B23) Reaktif

Pemeriksaan yang urgent ditetapkan dengan nilai Kritis

Jenis
No Modalitas Temuan/Hasil Interpretasi
Pemeriksaan

Rontgen Semua foto Ditemukan gambaran fraktur terbuka /open


ekstimitas pada tulang yang terindikasi

Rontgen Semua foto Ditemukan gambaran dislokasi dengan atau


ekstimitas tanpa fraktur (open/close) tulang yang

26
terindikasi

Rontgen Thorax Fraktur, curiga fraktur atau tanpa fraktur


tulang costae disertai Hematothorax atau
pneumothorax

Rontgen Thorax Gambaran oedem paru

Rontgen Thorax Gambaran Decompensasi Cordis

Rontgen Thorax Gambaran aspirasi nafas dan benda asing

Rontgen BOF - LLD Ditemukan gambaran udara bebas dibawah


diafragma (perforasi organ berongga)

Rontgen BOF - LLD Ditemukan gambaran ileus

Rontgen Colon In Loop Ditemukan gambaran invaginasi

USG Abdomen 1. Ditemukan gambaran (target sign)


pada abdomen kanan bawah yang
menandakan gambaran appendicitis
acut maupun perforasi
2. Ditemukan gambaran kehamilan
diluar kandungan (KET)

USG Abdomen / Fast Ditemukan gambaran cairan bebas pada


subdiafragma, hepatorenal area, atau di
daerah abdomen bawah

CT Scan Kepala Ditemukan gambaran perdarahan


(Haematome) baik subdural, epidural,
subarachnoid maupun intra cranial dengan
atau tanpa fraktur tulang cranium

CT Scan Kepala Ditemukan gambaran perdarahan pada


batang otak (pons), cysterna, intraventrikel

CT Scan Kepala Ditemukan gambaran perdarahan pada


daerah brain parenchim dengan volume
lebih dari 30 cc

27
CT Scan Abdomen Ditemukan gambaran ruptur pada organ
padat (liver, spleen, ginjal)

CT Scan Abdomen Ditemukan gambaran cairan bebas intra


abdomen

Form Daftar Singkatan, Simbol, Dan Penandaan Dosis Yang Tidak Boleh Digunakan Pada
Resep

Potensial Masalah Sebaiknya


Jangan Di Gunakan

U (unit) Salah kira untuk “O” (nol), nomor 4 Tulis “unit”


(empat) atau “cc”

IU (Internasional Unit) Salah kira untuk IV (Intravena) atau Tulis “International


nomor 10 (sepuluh) unit”

Q.D,QD,q.d,qd (harian) Salah untuk semuanya. Kadang Tulis “harian”


Q.O.D, QOD, qod,q.o.d (setiap setelah Q keliru untuk “I” dan “O” Tulis “setiap hari”
hari) keliru untuk “I”

28
Menambah angka “0” Angka decimal di hilangkan Tulis X mg
(X.0 mg) Tulis 0.X mg
Kurangnya angka “0”

Disalah interprestasikan sebagai


> (lebih besar) Tulis “lebih besar”
nomor “7” (tujuh) atau “L”
<(lebih kecil) Tulis “lebih kecil”
Membingungkan satu sama lain

Disalah interprestasikan dengan Tulis nama obat


Singkatan untuk nama obat
singkatan obat yang lainnya dengan lengkap

Bukan kebiasaan diantara para Gunakan system


Unit apoteker praktisi yang ada
Membingungkan sistem

@
Dikelirukan di angka “2” (dua) Tulis “at”

Disalahkan untuk U (unit) bila Tulis “ml” atau


cc
tulisannya jelek “milliliter”

Dikira mg (milligram) Tulis “mcg atau


µg
Hasilnya 1000-bisa overdosis “microgram”

29
DAFTAR PUSTAKA

Republik Indonesia.(2008). Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Patient Safety).
Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Republik Indonesia.(2004). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1197 tentang
Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit.

Lisa Kennedy Sheldon,PhD,APRN,(2009). Komunikasi untuk keperawatan. Jakarta. Erlangga

30
31

Anda mungkin juga menyukai