Anda di halaman 1dari 6

TUGAS ANTROPOLOGI HUKUM

OLEH :

NAMA : I GUSTI AYU AGUNG DIYAH NITISUARI

NIM : 1604551296

ABSEN : 47

KELAS :C

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS UDAYANA

DENAPASAR

2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Antropologi secara etimologis berasal dari bahasa Yunani. Kata Anthropos berarti mansia
dan logos berarti ilmu pengetahuan. Jadi, antropologi adalah ilmu yang mempelajari manusia.
Oleh karena itu antropologi didasarkan pada kemajuan yang telah dicapai ilmu pengetahun
sebelumnya Dalam ilmu antropologi hukum dipelajari juga mengenai Peran, Status atau
Kedudukan, Nilai, Norma dan juga Budaya atau Kebudayaan. Kesemuanya ini merupakan hal-
hal yang sangat erat kaitannya dengan ilmu antropologi hukum.
Sejauh ini masyarakat hanya mengenal antropologi dalam sistem kebudayaan dan mata
kuliah dalam suatu universitas. Masyarakat kurang membuka mata dan menyadari pentingnya
antropologi dalam kehidupan bersosial, peran peran antropologi dalam kehidupan sosial
masyarakat, serta fungsi-fungsi antropologi yang terdapat pada kehidupan sosial masyarakat.
Maka dari itu disini saya mengupas sedikit tentang antropologi dalam kehidupan sosial. Dengan
ini saya mengharapkan masyarakat akan lebih mengetahui ilmu antropologi dalam kehidupan
bersosial dan dapat menerapkan hal-hal yang positif dalam kehidupan bermasyarakatnya.
Antropologi dalam kehidupan sosial itu sendiri adalah antropologi yang mempelajari
fenomena yang terjadi di kehidupan bermasyarakat dan interaksinya dengan masyarakat lainnya.
Antropologi dalam kehidupan sosial lebih menitik beratkan pada fenomena sosial yang ada di
masyarakat dengan menitik beratkan pada nilai,norma,adat,tradisi dan budaya yang ada didalam
kehidupan bermasyarakat. Jadi antropologi menempatkan fungsinya sebagai ilmu yang memakai
budaya dalam arti yang mengedepankan budaya dalam menyelesaikan masalah kehidupan sosial.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana peran antropologi hukum dari segi normatif (norma hukum) dan empiris
(ilmu hukum dan masyarakat)?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengethaui peran antropologi hukum dari segi normatif (norma hukum) dan
empiris (ilmu hukum dan masyarakat)
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Peran Antropologi Hukum dari segi normatif


Peran Antropologi Hukum adalah memberikan pemahaman tentang hukum-hukum
kepada masyarakat non state law, yaitu memberikan kajian melalui telaah mendalam yang kelak
menjadi sistem kajian referensi pembuat undang-undang. Ilmu Antropologi Hukum dapat dilihat
pada persidangan-persidangan atau penyelesaian sengketa yang berlangsung di pengadilan-
pengadilan. Hakim yang memiliki pengetahuan akan menggali sumber-sumber hukum yang
hidup di tengah masyarakat dalam menyelesaikan perselisihan. Antropologi Hukum
menitikberatkan pada budaya hukum yang berkaitan atau mempengaruhi masalah hukum.

2.2 Peran Antropologi Hukum dari segi empiris


1. Peran bagi Teoritis
Para teoritis yang dimaksud adalah ilmuan-ilmuan mahasiswa ilmu-ilmu sosial terutama
pada sarjana-sarjana ilmu hukum antropologi. Ilmu hukum yang lebih banyak
mengabdikan diri kepada kepentingan memajukan ilmu pengetahuan hokum, hukum
yang termasuk dalam golongan ini adalah para tenagaten , staf peneliti ilmiah hukum,
para dosen, asisten, staf pengajar, dan mahasiswa yang lebih banyak berfikir dan
berprilaku sebagai pengamat (toeschower) terhadap kehidupan umum, beberapa peran
teoritisnya yaitu:
 Dapat mengetahui pengertian-pengertian hukum yg berlaku dalam masyarakat
sederhana dan modern. Contoh : pada masyarakat sederhana ada dewam masyarakat
adat sedangkan pada masyarakat modern adalah putusan hakim.
 Dapat mengetahui bagaimana masyarakat bisa mempertahankan nilai-nilai dasar yang
dimiliki sekaligus mangetahui bagaimana masyarakat bisa melakukan perubahan-
perubahan terhadap nilai-nilai dasar tersebut.
 Dapat mengetahui perbedaan-perbedaan pendapat / pandangan masyarakat atas
sesuatu yang seharusnya mereka lakukan.
 Dapat mengetahui suku bangsa / masyarakat mana yang masih kuat / fanatic
mempertahankan keberlakuan nilai-nilai budaya mereka.
 Dapat mengetahui pola prilaku manusia dalam kehidupan bermasyarakat secara
Universal maupun pola prilaku manusia pada tiap-tiap masyarakat (suku bangsa)
 Dapat mengetahui kedudukan serta peran yang harus kita lakukan sesuai dengan
harapan warga masyarakat dari kedudukan yang kita sandang
 Dapat memperluas wawasan kita terhadap tata pergaulan umat manusia diseluruh
dunia yang mempunyai kekhususan-kekhususan ayng sesuai dengan karakteristik
daerahnya sehingga menimbulkan toleransi yang tinggi
 Dapat mengetahui berbagai macam problema dalam masyarakat serta memiliki
kepekaan terhadap kondisi-kondisi dalam masyarakat baik yang menyenangkan serta
mampu mengambil inisiatif terhadap pemecahan permasalahan yang muncul dalam
lingkungan masyarakatnya

2. Peran bagi praktisi hukum


Praktisi hukum yang dimaksud adalah cendikiawan hukum diatas panggung arena hukum
didalam kehidupan masyarakat termasuk dalam golongan ini seperti pembentuk hukum
yaitu seperti DPR, pelaksana hukum seperti pejabat instansi pemerintah para penegak
hukum yaitu : Polisi, Jaksa, Hakim, dan termasuk Pengacara advokasi.

3. Peran bagi praktisi politik


Dimaksudkan praktisi politik adalah aktivis politik yaitu semua yang dalam pikiran dan
perilakunya berperan dalam era politik baik yang duduk dalam pelaksanaan pemerintah
(penyelenggara Negara) maupun yang berada diluar pemerintahan seperti berada diluar
pemerintahan seperti berada lembaga-lembaga partai, organisasipolitik dll.

4. Peran bagi pergaulan masyarakat


Dimaksudkan dengan pergaulan didalam masyarakat adalah bahwa bumi ini bertambah
kecil bukan saja radio dan televisi yang sudah sampai kepedesaan tetapi juga telepon
melalui jaringan hp yang sudah menjamur di pedesaan sehingga pembicaraan dalam jarak
jauh sudah dapat dijangkau dalam waktu sesigkat mungkin ini adalah semua kemajuan
ilmu teknologi.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Peranan adalah aspek dinamis dari kedudukan, yaitu seorang yang melaksanakan hak-hak
dan kewajibannya. Setelah di kaji kita dapat mengemukakan hasilnya bahwa peran di dalam
antropologi hukum sangat luas. Antropologi hukum telah memberikan kontribusi yang sangat
besar bagi perkembangan ilmu hukum. Salah satunya Peran Antropologi Hukum dari segi
normatif adalah memberikan pemahaman tentang hukum-hukum kepada masyarakat non state
law, yaitu memberikan kajian melalui telaah mendalam yang kelak menjadi sistem kajian
referensi pembuat undang-undang, sedangkan Peran Antropologi Hukum dari segi empiris ada 4
macam yaitu peran bagi teoritis, peran bagi praktisi hukum, peran bagi praktisi politik, peran
bagi pergaulan masyarakat.

3.2 Saran
Seharusnya manusia sadar akan peranannya di dalam masyarakat itu, menghargai nilai-
nilai yang dipercaya oleh mayarakat, status sosial seseorang di nilai dari ke aktifan orang itu di
dalam masyarakat. Norma masyarakat yang di buat oleh masyarakat dan untuk masyarakat,
seharusnya harus di patuhi bukannya di langgar, namun ada kalanya norma itu dilanggar ketika
norma itu melanggar agama dll. Satu hal yang dapat kita ambil dari antropologi hukum, adalah
diharapkan dapat memunculkan kesadaran atas kenyataan adanya keberagaman hukum karena
beragamnya budaya. Beragamnya hukum tersebut jangan dimaknakan sebagai pertentangan
hukum (conflict of laws), tetapi patut dianggap sebagai kekayaan hukum yang akan mampu
memperkuat serta memperbaharui hukum nasional. Di sisi lain akibatnya adalah memunculkan
sikap toleransi untuk menghargai umat manusia yang beragam pola fikir, karakter, pemahaman,
dan tentunya juga beragam hukum.
DAFTAR PUSTAKA

Huky, Wila. Drs. D. A, Antropologi, Surabaya: Usaha Nasional, 2010.

Koentjaraningrat. Prof. Dr, Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta: Rineka Cipta, 2009.

M.J. Herskovits, Antropologi Suatu Pengantar, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada


Ensiklopedi Indonesia, 2006.

Soekanto, Soerjono. Prof. Dr, Antropologi Hukum, Jakarta: CV. Rajawali, 2004.

Wignjodipuro, Surojo. S.H, Pengantar Dan Asas-Asas Hukum Adat. Jakarta: Gunung Agung,
2008.

Anda mungkin juga menyukai