Sop Penatalaksanaan Program TB
Sop Penatalaksanaan Program TB
No. Dokumen :
568/SOP-C/09/PKM/2017
SOP No. Revisi : 01
Tanggal Terbit : 13 September
2017
Halaman :1/8
UPT
PUSKESMAS drg.Supita Ratna Wulan
NIP. 197809192010012008
PASUNDAN
5. Prosedur 1. Obat TB
2. Buku status pasien
3. Lembar resep
6. Langkah- 1. Pasien dipersilahkan masuk ke ruang BP
langkah 2. Pasien diberi penjelasan sesuai dengan hasil pemeriksaan dahak.
3. Pemberian OAT sesuai panduan OAT yang digunakan di
Indonesia
Pengobatan TB yang adekuat harus memenuhi:
- Pengobatan diberikan dalam bentuk paduan OAT yang tepat
mengandung minimal 4 macam obat untuk mencegah
terjadinya resistensi.
- Diberikan dalam dosis yang tepat
- Ditelan secara teratur dan diawasi secara langsung oleh PMO
(Pengawas Minum Obat) sampai selesai pengobatan.
- Pengobatan diberikan dalam jangka waktu yang cukup terbagi
dalam tahap awal dan tahap lanjutan untuk mencegah
kekambuhan
Panduan OAT yang digunakan di Indonesia adalah:
- Kategori 1 : 2(RHZE)/4(HR)3
Paduan OAT ini diberikan untuk pasien baru:
Pasien TB paru terkonfirmasi bakteriologis.
Pasien TB paru terdiagnosis klinis
Pasien TB ekstra paru
- Kategori 2 : 2(RHZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3
Paduan OAT ini diberikan untuk pasien BTA positif yang
pernah diobati sebelumnya (pengobatan ulang):
Pasien kambuh
Pasien gagal pada pengobatan dengan paduan OAT
kategori 1 sebelumnya
Pasien yang diobati kembali setelah putus berobat (lost to
follow-up)
- Kategori anak : 2(HRZ)/4(HR)
Paduan OAT Kategori-1 dan Kategori-2 disediakan dalam bentuk
paket obat kombinasi dosis tetap (OAT-KDT). Tablet OAT KDT ini
terdiri dari kombinasi 2 atau 4 jenis obat dalam satu tablet.
Dosisnya disesuaikan dengan berat badan pasien. Paduan ini
dikemas dalam satu paket untuk satu pasien.
Paket Kombipak adalah paket obat lepas yang terdiri dari
Isoniasid, Rifampisin, Pirazinamid dan Etambutol yang dikemas
dalam bentuk blister. Paduan OAT ini disediakan program untuk
digunakan dalam pengobatan pasien yang terbukti mengalami efek
samping pada pengobatan dengan OAT KDT sebelumnya.
Paduan OAT Kategori Anak disediakan dalam bentuk paket obat
No. Dokumen : 568/SOP-C/09/PKM/2017 No. Revisi : 01 Tgl. Terbit : 13 September 2017 Hal : 2/8
kombinasi dosis tetap (OAT-KDT). Tablet OAT KDT ini terdiri dari
kombinasi 3 jenis obat dalam satu tablet. Dosisnya disesuaikan
dengan berat badan pasien. Paduan ini dikemas dalam satu paket
untuk satu pasien.
Dosis Panduan OAT KDT Kategori 1
Berat badan Tahap intensif Tahap lanjutan 3
tiap hari selama kali seminggu
56 hari selama 16 minggu
30-37 kg 2 tablet 4KDT 2 tablet 2 KDT
38-54 kg 3 tablet 4 KDT 3 tablet 2 KDT
55-70 kg 4 tablet 4 KDT 4 tablet 2 KDT
≥71 kg 5 tablet 4 KDT 5 tablet 2 KDT
No. Dokumen : 568/SOP-C/09/PKM/2017 No. Revisi : 01 Tgl. Terbit : 13 September 2017 Hal : 3/8
+ 1000 mg 5 tab
injeksi Etambutol
Streptomisin
No. Dokumen : 568/SOP-C/09/PKM/2017 No. Revisi : 01 Tgl. Terbit : 13 September 2017 Hal : 4/8
kembali pada akhir pengobatan.
Ringkasan tindak lanjut berdasarkan hasil pemeriksaan ulang
dahak untuk memantau kemajuan hasil pengobatan:
1) Apabila hasil pemeriksaan pada akhir tahap awal negatif :
- Pada pasien baru maupun pengobatan ulang, segera
diberikan dosis pengobatan tahap lanjutan
- Selanjutnya lakukan pemeriksaan ulang dahak sesuai jadwal
(pada bulan ke 5 dan Akhir Pengobatan)
2) Apabila hasil pemeriksaan pada akhir tahap awal positif :
Pada pasien baru (mendapat pengobatan dengan paduan OAT
kategori 1) :
- Lakukan penilaian apakah pengobatan tidak teratur?. Apabila
tidak teratur, diskusikan dengan pasien tentang pentingnya
berobat teratur. Segera diberikan dosis tahap lanjutan (tanpa
memberikan OAT sisipan). Lakukan pemeriksaan ulang dahak
kembali setelah pemberian OAT tahap lanjutan satu bulan.
Apabila hasil pemeriksaan dahak ulang tetap positif, lakukan
pemeriksaan uji kepekaan obat.
- Apabila tidak memungkinkan pemeriksaan uji kepekaan obat,
lanjutkan pengobatan dan diperiksa ulang dahak kembali
pada akhir bulan ke 5 (menyelesaikan dosis OAT bulan ke 5 ).
Pada pasien dengan pengobatan ulang (mendapat pengobatan
dengan paduanOAT kategori 2):
- Lakukan penilaian apakah pengobatan tidak teratur?. Apabila
tidak teratur, diskusikan dengan pasien tentang pentingnya
berobat teratur.
- Pasien dinyatakan sebagai terduga pasien TB MDR
- Lakukan pemeriksaan uji kepekaan obat atau dirujuk ke RS
Pusat Rujukan TB MDR
- Apabila tidak bisa dilakukan pemeriksaan uji kepekaan obat
atau dirujuk ke RS Pusat Rujukan TB MDR, segera diberikan
dosis OAT tahap lanjutan (tanpa pemberian OAT sisipan) dan
diperiksa ulang dahak kembali pada akhir bulan ke 5
No. Dokumen : 568/SOP-C/09/PKM/2017 No. Revisi : 01 Tgl. Terbit : 13 September 2017 Hal : 5/8
(menyelesaikan dosis OAT bulan ke 5 ).
3) Pada bulan ke 5 atau lebih :
- Baik pada pengobatan pasien baru atau pengobatan ulang
apabila hasil pemeriksaan ulang dahak hasilnya negatif,
lanjutkan pengobatan sampai seluruh dosis pengobatan
selesai diberikan
- Apabila hasil pemeriksaan ulang dahak hasilnya positif,
pengobatan dinyatakan gagal dan pasien dinyatakan sebagai
terduga pasien TB MDR .
- Lakukan pemeriksaan uji kepekaan obat atau dirujuk ke RS
Pusat Rujukan TB MDR
- Pada pasien baru (mendapat pengobatan dengan paduan OAT
kategori 1), pengobatan dinyatakan gagal. Apabila oleh karena
suatu sebab belum bisa dilakukan pemeriksaan uji kepekaan
atau dirujuk ke RS Pusat Rujukan TB MDR, berikan
pengobatan paduan OAT kategori 2 dari awal.
- Pada pasien TB dengan pengobatan ulang (mendapat
pengobatan dengan paduan OAT kategori 2), pengobatan
dinyatakan gagal. Harus diupayakan semaksimal mungkin
agar bisa dilakukan pemeriksaan uji kepekaan atau dirujuk
ke RS Pussat Rujukan TB MDR. Apabila oleh karena suatu
sebab belum bisa dilakukan pemeriksaan uji kepekaan atau
dirujuk ke RS Pusat Rujukan TB MDR, berikan penjelasan,
pengetahuan dan selalu dipantau kepatuhannya terhadap
upaya PPI (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi).
4. Melakukan rujukan pada pasien yang memenuhi kriteria rujukan
TB dengan komplikasi/ keadaan khusus (TB dengan
komorbid) seperti TB pada orang dengan HIV, TB dengan
penyakit metabolic, TB anak perlu dirujuk ke layanan
sekunder. Pasien TB yang telah mendapat advis dari layanan
spesialistik dapat melanjutkan pengobatan di fasilitas
pelayanan primer.
Suspek TB-MDR harus dirujuk ke layanan sekunder
No. Dokumen : 568/SOP-C/09/PKM/2017 No. Revisi : 01 Tgl. Terbit : 13 September 2017 Hal : 6/8
5. Melakukan pencatatan mengenai
7. Bagan Alir
Pasien Datang
Anamnesa
Pasien dilakukan
pemeriksaan fisik
Dilakukan pemeriksaan
Penunjang
Penatalaksanaan :
terapi dan edukasi
No. Dokumen : 568/SOP-C/09/PKM/2017 No. Revisi : 01 Tgl. Terbit : 13 September 2017 Hal : 7/8
9. Unit terkait 1. Unit Pengobatan Umum
2. Unit Laboratorium
3. Unit Sanitasi
4. Unit Obat
3. Kertas Resep.
11. Rekaman
historis No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
perubahan diberlakukan
No. Dokumen : 568/SOP-C/09/PKM/2017 No. Revisi : 01 Tgl. Terbit : 13 September 2017 Hal : 8/8