Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN

GEOLOGI FISIK
“Mengukur Kadar Volume Air Pada Batuan”

OLEH :

KELOMPOK : 3 (tiga)
: 1. MUH. ANILAT SAMIRU
2. JUNIARSI
3. KAMIL
4. IKSAN
5. IKRAM

PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE
2018
BAB 1
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Batuan adalah campuran dari satu atau lebih mineral yang

berbeda dimana tidak mempunyai komposisi kimia tetap.

Batuan terdiri dari bagian yang padat baik berupa kristal

maupun yang tidak mempunyai bentuk tertentu dan bagian

kosong seperti pori-pori, fissure, crack, joint dan lain-lain. Dari

definisi di atas dapat disimpulkan bahwa batuan tidak sama

dengan tanah. Tanah dikenal sebagai material yang mobile,

rapuh dan letaknya dekat dengan permukaan bumi.

Air merupakan sumber kehidupan, tanpa air tidak ada

makhluk yang dapat hidup. Begitu juga tanaman, salah satu

unsur terbesar tanaman adalah air yaitu berkisar anatara 90%

untuk tanaman muda, sampai kurang dari 10% untuk padi-

padian yang menua sedangkan tanaman yang mengandung

minyak, kandungan airnya sangat sedikit. Kandungan air dalam

batuan dapat ditemukan dengan beberapa cara. Sering dipakai

istilah nisbi,seperti basa dan kering. Kedua-duanya adalah


kisaran yang tidak pasti tentang kandungan air dan karena itu

dapat ditafsirkan bermacam-macam.

Penentuan kadar air atau analisa kadar air suatu bahan

sangat penting dilakukan guna mengetahui seberapa besar

atau seberapa banyak persentase air pada batuan sehingga

perlu dilakukan analisa kadar air terhadap suatu bahan.

Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan percobaan

terhadap kadar air tanah.

1. Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui berapa kadar

air yang terdapat pada batuan dari dua sampel tanah.


BAB II

Dasar Teori

Analisis kadar air adalah usaha untuk mengetahui

persentase air yang ada dalam bahan baku pakan unggas.

Biasanya bahan baku yang akan diuji dikeringkan atau kadar

air yang ada di dalam bahan baku dikeluarkan (diuapkan).

Selanjutnya ditimbang, dan ada perbedaan beberapa persen

dengan bahan baku sebelum dikeringkan (Murtidjo, 2006).

1. Kadar Air
Kadar air adalah perbandingan antara berat air yang ada
di dalam batuan dengan berat butiran batuan itu sendiri yang
terbagi menjadi :

a. Kadar air asli, yaitu perbandingan antara berat air asli yang
ada dalam batuan dengan berat butiran batuan itu sendiri
dalam %.
b. Kadar air jenuh, yaitu perbandingan antara berat air jenuh
yang ada dalam batuan dengan berat butiran batuan itu
sendiri dalam %.
2. Porositas
Porositas didefinisikan sebagai perbandingan volume
pori-pori atau rongga batuan terhadap volume total batuan yang
dinyatakan dalam %.
3. Derajat Kejenuhan
Derajat kejenuhan adalah perbandingan antara kadar air
asli dengan kadar air jenuh yang dinyatakan dalam %. (Ahlizar,
2014)
BAB III

1. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu :

a. Gelas ukur

b. Air

c. Sampel Batuan

d. Oven

2. Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang dilakukan pada pengamatan ini yaitu

- Panaskan sampel batuan menggunakan oven selama

6 jam

- Masukan sampel batuan kedalam gelas ukur yang

berisi air (200 ml & 300 ml)

- Diamkan selama 4 jam (02:06 – 05:08)

- Kemudian angkat dan keringkan sampel batuan

- Mengamati penurunan volume air


BAB IV

1. Data Pengamatan

No.

2. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan, kadar air pada sampel I

lebih besar daripada sampel II yaitu sebanyak …

Metode oven/pengeringan yang digunakan merupakan

salah satu metode pemanasan langsung dalam penetapan

kadar air. Dalam metode ini bahan dipanaskan pada suhu

tertentu sehingga semua air menguap yang ditunjukkan oleh

berat konstan bahan setelah periode pemanasan tertentu.

Kehilangan berat bahan yang terjadi menunjukkan jumlah air

yang terkandung. Metode ini terutama digunakan untuk bahan-

bahan yang stabil terhadap pemanasan yang agak tinggi.

Faktor lain yang dapat menyebabkan terjadinya

perbedaan kadar air suatu bahan selain bentuk bahan baku,


kelembaban udara juga dapat berpengaruh terjadinya

perbedaan kadar air pada suatu bahan serta suhu pengeringan

bahan dapat juga berpengaruh pada perbedaan kadar air

bahan.

3. Analisis Data

a. Sampel I

Dik : Volume awal = …

Volume akhir = …

Dit : Kadar Volume air

Volume Awal−volume Akhir


Peny : x 100%
volume akhir

b. Sampel II

Dik : Volume awal = …

Volume akhir = …

Dit : Kadar Volume air

Volume Awal−volume Akhir


Peny : x 100%
volume akhir
BAB V

4. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan kadar air tanah maka,

dapat ditarik kesimpulan kadar air pada sampel I sebanyak ….

dan lapisan II sebanyak ….

5. Saran

Sebaiknya laboran mempersiapkan perlengkapan

laboratorium yang cukup agar pelaksanaan praktikum bisa lebih

efektif dan efisien.


Analisis Data

c. Sampel I

Dik : Volume awal = …

Volume akhir = …

Dit : Kadar Volume air

Volume Awal−volume Akhir


Peny : x 100%
volume akhir

d. Sampel II

Dik : Volume awal = …

Volume akhir = …

Dit : Kadar Volume air

Volume Awal−volume Akhir


Peny : x 100%
volume akhir

Anda mungkin juga menyukai