ABSTRACT
This paper presents experimental study of hydraulic characteristic of water filled rubber dam.
Several parameter had been studied such as v-notch, vibration phenomena, geometry
deformation and discharge coefficient. Good agreement was found between experimental study
and literature study.The result had shown that: V-notch phenomena does not occur on water
filled rubber dam for any deflated height, vibration phenomena was occured when deflated
height reach 43% from the actual height, the discharge coefficient for free-flow is bigger than
submerged-flo and the deformation were reached for both free flow and submerged flow
condition.
Keywords : Rubberdam, Experimental Study, Hydraulic Characteristic
1
Pengajar Teknik Sipil ITB
1.
0
Y/H
Type Bendung Diisi
air
0
1.0 2.0
X/H
Gambar 1. Perbandingan geometri bendung karet berisi air dan berisi udara
M T3
P E N G A TU R K E TIN G G IA N
M U K A A IR H ILIR
2 .5 m
hu'
24.5 m m
0.14
0.13
0.12
0.6627
0.11 y = 0.0473x
0.1
0.09
h/H
0.08
0.07
0.06
0.05
0.04
1.00 1.25 1.50 1.75 2.00 2.25 2.50 2.75 3.00 3.25 3.50 3.75 4.00 4.25 4.50 4.75 5.00
q/(gz3)0.5*100
Hasil penelitian menunjukan bahwa untuk a). Seri I : Pengukuran debit tetap
limpasan air yang sama, perhitungan dan tinggi bendung berubah-ubah
dengan menggunakan rumus (1), (2) dan Penurunan tinggi bendung dilakukan secara
(3) diatas akan memberikan lebar Bendung bertahap mulai dari tinggi maksimum 329.9
Karet yang cenderung lebih besar dari lebar mm. Pada seri ini vibrasi mulai teramati saat
bendung tipe lainnya (misalnya bendung ketinggian bendung mencapai 167.5 mm
mercu bulat). dan tekanan 150 cm (pada debit 28.19
lt/s). Gejala vibrasi terus berlanjut dan
semakin membesar seiring dengan
penurunan tinggi bendung. Pada debit
29.19 lt/s vibrasi terjadi pada ketinggian
bendung 175 mm, tekanan 200 cm
kemudian terus membesar dan pada debit
ketiga 19.37 lt/s vibrasi terjadi pada
ketinggian tubuh bendung 148. 5 mm,
tekanan 160 cm.
0.45
0.4
0.35
h/H 0.3
0.25
0.2
0.15
0.85 0.9 0.95 1 1.05 1.1 1.15 1.2
P /H
Disini terlihat bahwa vibrasi mulai terjadi vibrasi kemiringan garis pada 3 macam
pada saat penurunan tinggi bendung debit hampir berhimpit sehingga dapat
mencapai 43%- 56% dari tinggi bendung ditarik suatu garis lurus. Hal ini
semula dan mencapai puncaknya pada saat menunjukkan bahwa kondisi batas vibrasi
ketinggian tubuh bendung 25 %. Terdapat tidak dipengaruhi oleh debit aliran.
kesamaan dengan data literatur yang ada
bahwa penurunan tidak diijinkan pada b). Sesi II : Debit Bendung Berubah
ketinggian <40%. Fenomena yang sama dan Tinggi Bendung Tetap
ditemukan untuk pengaliran dengan kondisi Pada seri ini, aliran dianggap sebagai free
tenggelam. flow (aliran sempurna) dengan tiga jenis
Dari pengamatan juga didapatkan bahwa V tinggi bendung yaitu : 91.2%, 64%, dan
knot tidak terjadi pada bendung karet diisi 43%. Percobaan dilakukan pada dua kondisi
air. Pada gambar 5 terlihat bahwa pada saat aliran yaitu tenggelam dan tidak tenggelam.
37.5
37
36.5
hu (cm)
36
35.5
35
34.5
34
0 5 10 15 20 25
Q (lt/det)
1.5
C y = 0.9396x + 1.2533
1
0.5
0
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12
h/H
1.4
C 1.35
1.3
1.25
0 5 10 15 20 25
Q (lt/det)
Dari grafik tersebut, terdapat beberapa kondisi tenggelam untuk bendung dengan
kesamaan diantaranya kondisi tenggelam ketinggian 91.2 % dicapai bila hi/H > 0.58.
selalu dicapai pada ketinggian air di hilir Kemudian untuk tinggi bendung pada 64%
melebihi 13 cm, kecuali pada ketinggian dan 43% didapat kondisi batas tenggelam
ketiga 43%. untuk mendapatkan syarat adalah sama bila nilai hi/H > 0.58. Bilangan
tenggelam secara umum maka kita harus ini dapat kita gunakan sebagai batasan
membuat grafik hubungan dari bilangan penentuan kondisi aliran akibat penurunan
tidak berdimensi, dan didapatkan bahwa ketinggian tubuh bendung.
h/H 0.14
y = 6.3395x + 0.0271
0.12
0.1
0.08
0.06
0.04
0.02
0
0 0.002 0.004 0.006 0.008 0.01 0.012 0.014 0.016
q/(gH3)0.5
0.8
0.6
hi/hu
0.4
0.2
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
hi/H
Gambar. 10. Hubungan hi/H vs hi/hu ketinggian bendung (91%, 64% & 43%)
Q v s h u t in g g i b e n d u n g
400
350
free flow 91,2%
Tenggelam 91,2%
h u (c m )
300
free flow 64%
150
0 10 20 30 40
Q ( lt /d e t )
Dari grafik terlihat bahwa lengkung debit peningkatan tinggi bendung. Agar lengkung
untuk free flow maupun fixed flow memiliki ini berlaku secara umum maka grafik dibuat
bentuk yang sama. Pada aliran tenggelam tidak berdimensi dengan membagi kedua
terdapat perbedaan kenaikan hu ruas dengan (gH3)1/2 sehingga didapat
dibandingkan dengan free flow, dimana grafik-grafik sbb :
perbedaannya sebanding dengan
Grafik h/H vs C
1.2
free flow 91,2%
1
Tenggelam 91,2%
0.8
free flow 64%
0.6
C
Grafik Q vs C
1.2
1
0.8 free Flow 91,2%
C (m1/2/det)
Tenggelam 91,2%
0.6
free Flow 64%
0.4
free Flow 43%
0.2 Tenggelam 64%
0 Tenggelam 43%
0 10 20 30 40
Q (lt/det)
0.6
Dari grafik-grafik diatas terlihat bahwa nilai Dari grafik grafik diatas dapat diambil
koefisien pengaliran pada aliran tenggelam kesimpulan bahwa penurunan yang
lebih kecil dibandingkan aliran free flow dilakukan untuk tinggi 91.2%, 64%, dan
karena pada fre flow berlaku Q = C B h3/2 43% memiliki syarat-syarat sebagai aliran
dimana bila nilai h, C, B naik maka nilai Q tenggelam apabila perbandingan hi/H >
semakin besar sedangkan pada aliran 0.58 karena bila lebih kecil daripada 0.58
tenggelam nilai Q tetap dan bila nilai h naik maka yang terjadi adalah aliran free-flow.
maka nilai C harus menjadi semakin kecil.
350
300
Tinggi bendung (mm)
250
200
150
100
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
jarak Melintang (cm)
Pada Saat kondisi penuh dan tdk diairi kondisi air tdk sampai melewati mercu bendung
kondisi hi = 28.98 cm dan hu = 35.02 (Tenggelam) air melewati mercu bendung (free flow)
350
Dari grafik grafik diatas dapat kita lihat tinggi yang diinginkan untuk mengantisipasi
bahwa pada saat air mulai dialirkan tinggi penurunan tubuh bendung akibat limpasan
bendung menjadi berkurang sebagai akibat air.
terdorongnya posisi tubuh bendung
kedepan. Pada saat air mulai melimpas Perhitungan Hidrolis data penelitian
diatas tubuh bendung ketinggian tubuh Dari grafik diatas kita dapat
bendung berkurang karena berat massa air menggunakannya untuk desain perhitungan
diatas tubuh bendung. Setelah air bendung karet diisi air dan tahap penurunan
melimpas, aliran air sebelah hilir tinggi bendung. namun untuk penurunan
mengimbangi tekanan air dari hulu sehingga tinggi bendung dibutuhkan grafik yang
terjadi perubahan posisi dan tinggi dapat menunjukkan perbandingan
bendung. Dapat kita simpulkan untuk desain perubahan h/H akibat perubahan hi/H
tinggi bendung maka kita harus dibawah ini beberapa grafik tersebut :
menambahkan faktor sebesar 0.6 % dari
G r a f ik h i/H v s h /H
0 .5 7
0 .5 2
0 .4 7 F re e F l o w 9 1 ,2 %
0 .4 2 T e n g g e l a m 9 1 .2 %
0 .3 7 F re e F l o w 6 4 %
h /H
0 .3 2 F re e F l o w 4 3 %
0 .2 7 T e n g g e la m 6 4 %
0 .2 2 T e n g g e la m 4 3 %
0 .1 7
0 .1 2
0 0 .5 1 1 .5
h i/H
1.5
C (m 0.5/det)
0.5
0
0 20 40 60 80 100
% tinggi bendung
Free-flow Tenggelam Pow er (Free-flow ) Pow er (Tenggelam)