SKRIPSI
MAKASSAR
2018
i
STRUKTUR SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT SEKITAR OBJEK
WISATA PANTAI MARUMASA DESA DARUBIAH, KECAMATAN
BONTOBAHARI, KABUPATEN BULUKUMBA
SKRIPSI
ii
iii
iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
E411 13 012
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Skripsi yang saya tulis ini benar-
benar merupakan hasil karya sendiri, bukan merupakan pengambil-alihan
tulisan atau pemikiran dari orang lain. Apabila dikemudian hari, terbukti
atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan Skiripsi ini
merupakan hasil karya orang lain, Saya bersedia menerima sanksi atas
perbuatan tersebut.
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Ayah dan Ibuku yang telah banyak memberikan kasih sayang, nasehat,
serta berbagai dukungan baik moril maupun material yang tidak ternilai
harganya.
Buat Suamiku yang InshaAllah yang menjadi teman hidupku dunia dan
langkahku.
penulis.
I love u so much!!!
vi
KATA PENGANTAR
vii
selaku Sekertaris Departement Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Hasanuddin .
6. Seluruh Staf Dosen Departemen Sosiologi yakni Bapak dan Ibu yang telah
mendidik penulis dalam menempuh pendidikan di Departemen Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin, sehingga
penulis bisa menyelesaikan studi dengan baik. Dan seluruh staf karyawan
Departemen Sosiologi dan Staf kepustakaan yang telah memberikan bantuan
kepada penulis selama menjadi mahasiswa. Terkhusus kepada Ibu Rosnaini,
SE dan Pak Pasmudir, S.Hum yang selalu menampakkan sikap yang
bersahabat kala penulis berhadapan dengan masalah administratif dalam
dunia akademik.
7. Keluarga Mahasiswa Sosiologi (Kemasos) Fisip Unhas yang telah memberi
ruang bagi penulis dalam mengenal panggung keorganisasian meskipun
penulis sadar bahwa tak banyak jasa yang kami torehkan. Salam Bumi Hijau
untukmu Kemasosku.
8. Teman-teman seangkatan dan seperjuanganku yakni „RESOLUSI’ 2014
yang tak sanggup penulis urai satu per satu yang telah mengukir kisah indah
dan menorehkan banyak jasa selama menjadi mahasiswa.
9. Kepada Sahabat sekaligus keluarga saya Riska Eka Putri, Nur Sandrawali
Gosul, Nursyamsi, St.Ningwidio Wulandari, Megi Marulina.P Serta
Sahabat Semasa SMA yang selama ini menemani dan memberi masukan
kepada penulis, yang selalu menemani dikala susah dan senang.
10. Kepada keluarga baruku yang setia menyemangati dan memberi inspirasi
baru dalam menyelesaikan studi di Kampus Merah. Teman- teman KKN
Reguler Angkatan 94 Desa Alitta, Kec.Mattirobulu Kab. Pinrang Tahun
2017.
Penulis
viii
ABSTRAK
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan bentuk penelitian deskriptif kualitatif untuk
menggambarkan bagaimana dampak pariwisata dalam pengembangan objek wisata
pantai Marumasa.. Lokasi penelitian dilaksanakan di Kabupaten Bulukumba, lebih
spesifik lagi di Kawasan objek wisata Pantai Marumasa, Desa Darubiah Kecamatan
Bontobahari. Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan teknik wawancara secara
mendalam (indepth interview) untuk mencari data langsung dari sumbernya (data
primer), untuk pendokumentasian dilakukan untuk mencari data sekunder. Sampel
diambil dengan teknik purposive sampling sehingga peneliti dapat memilih sampel
yang benar-benar mengetahui permasalahan penelitian. Hasil penelitian ini didapatkan
dampak dari pengembangan objek wisata terhadap perubahan struktur sosial berwujud
pada perubahan struktur ekonomi yaitu adanya pergeseran okupasi dalam hal pekerjaan
pada masyarakat sekitar objek wisata pantai Marumasa dan adanya peningkatan
pendapatan. Perubahan struktur sosial yaitu adanya Peningkatan orientasi pendidikan.
Adapun bentuk perubahan dalam suatuu masyarakat yaitu perubahan peran terhadap
istri, dan perubahan pola budaya masyarakat.
ix
ABSTRACK
x
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................................vi
ABSTRAK...................................................................................................ix
ABSTRACT..................................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................ 1
B. Rumusan Masalah.......................................................... 9
C. Tujuan Penelitian ........................................................... 9
D. Kegunaan Penelitian…………………………………..10
xi
BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian ........................................... 34
B. Tipe dan Dasar Penelitian ................................................ 35
C. Populasi dan Sampel Penelitian ....................................... 31
D. Teknik Pengumpulan Data .............................................. 36
E. Sumber Data Penelitian ................................................... 38
F. Teknik Analisis Data ....................................................... 38
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................... 88
B. Saran….. .......................................................................... 89
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
sistem yang multi kompleks, dengan berbagai aspek yang saling terkait
masyarakat dan menjadi salah satu prime mover dalam perubahan sosial
sehingga sektor ini bisa berfungsi sebagai katup pengaman atas berbagai
1
masyarakat yang tinggal di daerah wisata. Hal inilah yang kemudian
suasana baru di pedesaan atau di alam yang jauh dari kebisingan dan
interaksi antara proses sosial, ekonomi, dan industry. Oleh karena itu
besar dalam proses ini. Untuk itu masyarakat ditempatkan pada posisi
2000).
alam maupun kekayaan budaya dan adat istiadat yang selalu mengisi
sebagai objek wisata bahari oleh pemerintah setempat. Saat ini terdapat
3
15 obyek wisata dengan berbagai keindahan dan keunikan yang
Tabel 1
Jumlah Wisatawan Asing Yang Datang Ke Kabupaten Bulukumba
Setiap Tahun, 2012-2016
5000
4500
4000
3500
3000
Series 1
2500
Series 2
2000
Series 3
1500
1000
500
0
2012 2013 2014 2015 2016
4
Dari tabel diatas terlihat, bahwa jumlah pengunjung pada
tahun 2012 sebanyak 2500, 2013 sebanyak 2940, 2014 sebanyak 3670,
wisata pantai Marumasa . Dengan pasir putih yang panjang dan kondisi
airnya yang sangat jernih tidak kalah dengan pantai Bira, panaroma alam,
mata pengunjung. Pantai ini juga berfungsi sebagai pelabuhan alam bagi
potensi sumber daya alamnya dan sumber daya manusia yang dapat
menarik wisatawan untuk berkunjung. Akses yang dekat dari jalan poros
Jarak pantai ini dari kawasan Tanjung Bira kurang lebih 4 Km. Oleh
Sebagai salah satu desa yang sangat jauh dari perkotaan, Desa Darubiah
tangga yang bekerja sebagai nelayan atau petani, sedangkan ibu rumah
tangga kebanyakan sebagai petenun sarung dan ibu rumah tangga saja.
7
jarang pengembangan pariwisata tersebut mampu merubah tata kehidupan
kemiskinan.
8
B. Rumusan Masalah
dan pendidikan ?
C. Tujuan Penelitian
9
D. Kegunaan Penelitian
10
BAB II
TINAJUAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Objek Wisata
yang digabung dengan wisata memiliki arti yang sedikit berbeda, yaitu
sejarah, tempat yang indah dan yang menyenangkan untuk dilihat dan
dikunjungi.
sejarah bangsa dan tempat atau keadaan alam yang mempunyai daya tarik
wisata alam adalah objek wisata yang daya tariknya bersumber pada
khas yang ditonjolkan oleh tiap-tiap objek wisata. Menurut Andi Mappi
dan lain-lain.
lainlain.
setempat, nilai- nilai agama, adat istiadat, lingkungan hidup, dan objek
wisata itu sendiri. Pembangunan objek dan daya tarik wisata dapat
12
dilakukan oleh Pemerintah, Badan Usaha maupun Perseorangan dengan
bahwa daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan,
budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan
Secara umum wisatawan menjadi subset atau bagian dari traveler atau
Kita menyadari bahwa bila pada suatu daerah tujuan wisata yang
berikut:
negara.
masyarakat.
daerah tujuan wisata, baik secara lokal maupun regional atau ruang
Daya tarik wisata yang juga disebut objek wisata merupakan potensi
wisata. Daya tarik objek wisata pantai Marumasa adalah keindahan alam
pantai dari atas tebing. Pada umumnya daya tarik suatu objek wisata
berdasar pada: (a) adanya sumber daya yang dapat menimbulkan rasa
senang, indah, nyaman, dan bersih, (b) adanya aksebilitas yang tinggi
melayani wisatawan, (e) objek wisata alam memiliki daya tarik tinggi (
2. Prasarana pariwisata
16
Prasarana pariwisata adalah sumber daya alam, sumber daya buatan
sebagainya.
3. Sarana pariwisata
pendukung lainnya.
obyek wisata, tenaga kerja yang memadai di mana pihak pengelola obyek
1. Perbedaan
yang satu dengan masyarakat yang lain tidak selalu sama. Hal ini di
mutlak.
ingin merubah struktur yang sudah ada menjadi lebih baik lagi,
perubahan penting dari struktur sosial, dan yang dimaksud struktur sosial
sebagai variasi atau modifikasi dalam setiap aspek proses sosial, pola
sebab yang intern dan ekstrn. Berdasarkan pendapat ahli tersebut dapat
pendapatan.
22
positif. Perubahan sosial menurut mereka berjalan lambat namun menuju
untuk maju
24
Secara sosiologis, persyaratan berikut ini harus dipenuhi agar
kerja.
d. Ada tujuan konkret yang dapat dicapai. Artinya, tujuan itu dapat dilihat
saat dimana keadaan sudah tepat dan baik untuk megadakan suatu
gerakan.
3. Perubahan kecil
memakai rok panjang, rok mini, celana panjang, kaos dan lain lain.
4. Perubahan Besar
lembaga-lembaga kemasyarakatan.
6. Perubahan Struktural
7. Perubahan Proses
perubahan sebelumnya.
26
B. Kerangka Konseptual
cukup tinggi.
tour dan travel. Di samping itu pariwisata juga merupakan wahana yang
dalam masyarakat dan akan mengikis rasa saling kebersamaan yang telah
28
Pengembangan
Objek Wisata
1) Pendapatan
2) Pekerjaan
3) Pendidikan
Bentuk perubahan
Bagan 1
Kerangka Pemikiran
29
C. Deskripsi Fokus Penelitian
atau sasaran program. Dalam hal ini yang dimaksud adalah pengaruh
efekif dan efisien dalam kegunaannya menjadi lebih efektif dan efisien
dengan jalan memperbaiki sarana dan prasarana fisik pada daerah yang
kepada masyarakat.
3. Objek wisata adalah semua tempat atau keadaan alam yang memiliki
30
PENELITIAN TERDAHULU
Peneliti Penelitian
2. Faktor Penghambat
pengembangan
Kampoeng Wisata
31
keadaan jalan semrawut,
baik
3. Strategis
pengembangannya
adalah membuka
kesempatan bekerjasama,
menambah
fasilitas,meningkatka
promosi.
32
SEMARANG menjadi karyawan objek
Peningkatan pengunjung
benar mampu
meningkatkan
pengunjung.
kehidupan masyarakat
semakin baik.
33
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Waktu Penelitian
2. Lokasi Penelitan
ini bukan dalam artian secara administratif melainkan siapa saja yang
lokasi ini sebagai tempat penelitian adalah peneliti melihat objek wisata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati (Moleong,
1. Pemilik warung
2. Pemandu wisata
3. Tukang parkiran
35
D. Teknik Pengumpulan Data
data data sekunder (data yang tidak secara langsung diperoleh dari
obyektivitas dari kenyataan yang ada tentang keadaan dan kondisi objek
yang diteliti, serta peneliti juga dapat menetuntukan informan yang akan
diwawancarai.
b. Wawancara
Percakapan itu dilakukan oleh kedua belah pihak yaitu pewawancara dan
c. Studi Pustaka
penelitian.
d. Dokumentasi
Dokumen yang digunakan peneliti disini berupa foto, gambar, serta data-
wawancara akan semakin sah dan dapat dipercaya apabila didukung oleh
37
E. Sumber Data Penelitian
adalah :
Interview).
b. Data Sekunder, yaitu data yang didapatkan dari studi kepustakaan atau
penelitian.
2. Artikel
tema- tem a yang berasal dari data. (3) Menuliskan „model‟ yang
kata yang tidak perlu sehingga didapatkan inti kalimatnya saja, tetapi
39
bahasanya sesuai dengan bahasa informan.
40
BAB IV
antara 5° 25' 40, 80" LS- 4° 23' 27,24" LS dan 102° 8' 21,4" BT - 102°
masing :
1. Dusun Biralohe
2. Dusun Dauhe
3. Dusun Kasuso.
41
Sebagaimana wilayah tropis, Desa Darubiah mengalami musim
Perkebunan seluas ± 125 ha, Lahan Pemukiman seluas ± 420 Ha, dan
Pertukangan.
B. Keadaan Penduduk
42
wilayah tersebut dapat dijadikan patokan dalam menentukan
1. Jumlah Penduduk
3701 jiwa, (laki-laki 1.471 (jiwa dan perempuan 1.699 jiwa) terbagi dalam
977 KK.
daerah di masa yang akan datang.Dalam hal ini usia produktif ditentukan
Desa Darubiah Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin dapat kita
43
Tabel 4.2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur
1 Usia 0 – 4 Tahun 74
44
karena umur mempunyai pengaruh yang penting terhadap tingkah laku
terbesar adalah pada kelompok usia 60 Tahun ke atas, yaitu sebesar 308
jiwa. Sedangkan jumlah terkecil adalah pada usia 0-4 Tahun yaitu sebesar
C. Keadaan Sosial
yang mendasar.
45
pendidikan formal maupun informal. Dan hal itulah yang menyebabkan
A. Tingkat Pendidikan
1. Belum sekolah 90
2. SD / sederajat
4. SMA / sederajat 91
5. Diploma / Sarjana 37
Sumber : Kantor Desa Darubiah, 2017
D. Keadaan Ekonomi
46
Tabel 4.5 Keadaan Ekonomi Penduduk Desa Darubiah
No Uraian Jumlah
.
A. Kesejahteraan Sosial
B. Mata Pencaharian
1. Nelayan 379
2. Petani 196
3. Buruh Tani/Nelayan 25
4. Tukang Kayu 18
5. Pedagang 170
6. Penjahit 12
7. PNS 28
8. TNI/Polri 5
9. Pengrajin 37
13. Supir 11
47
Mayoritas mata pencaharian penduduk adalah Nelayan, hal ini
mempunyai pilihan lain selain menjadi nelayan, selain itu disusul industry
48
BAB V
yang dimaksud dalam hal ini merupakan data primer yang bersumber dari
marumasa.
A. Karakteristik Informan
tetapi karena dua orang ini belum merasa lengkap terhadap data yang
49
diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu
dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang sebelumnya.
50
masih bersekolah dan ada yang sudah tidak bersekolah lagi. Beliau
Petenun sarung.
mempunyai 5 orang anak, ada yang sudah menikah dan ada yang masih
bersekolah.
51
5. Informan kelima, yang disingkat namanya sebagai inisial : DY 19
yang ada diobjek wisata pantai Marumasa. Semenjak umur 1 tahun orang
dengan membuka usaha tempat foto (selfie) diatas tebing sekitar pantai
saja.
52
menstimulasi sektor produktif lainnya. Sebagai sektor yang kompleks ia
sanagat besar baik bagi negara, bagi wilayah setempat yang bersangkutan,
maupun bagi Negara asal dari para wisatawan yang datang berkunjung.
daerahnya dan beban yang ditanggung oleh Negara pun ikut berkurang.
Kita menyadari bahwa bila pada suatu daerah tujuan wisata yang
53
pada daerah itu, karena itu dapat menciptakan lapangan kerja yang cukup
informan yang secara sengaja dipilih untuk menjadi subjek penelitian kali
ini dan sekaligus menjadi output dari sumber data penelitian yang ingin
54
pokok permasalahan penelitian yang diangkat oleh penulis. Adapun hasil
sususan atau bentuk dapat dilihat sebagai tanggapan atau kritik terhadap
dari bawah dan salah satu yang berhubungan dalam campur tangan dan
55
pun akan meningkat. Perlibatan masyarakat merupakan kata kunci untuk
pariwisata. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Ibu RW berikut ini :
dan standar hidup mereka. Kajian yang banyak dilakukan para ahli
perikanan, dan pengarajin sarung tenun yang agak statis. Kondisi ini
sebagai sebagai pengrajin petenun sarung dan ibu rumah tangga. Hal
57
bermalam dek kalau ada rombongan yang datang mau
bermalam, jadi menjualma sampai pagi juga baru na sewa
tempat-tempatku toh. Anak-anakku sama suamiku ikut tongmi
bermalam disini jadi saya itu beda-beda suasana tempat
kumpul keluargaku dek seru tong dirasa”.
(Wawancara mandalam, 17 Desember 2017)
Pukul 14.15-16.00)
cukup tinggi membuat istri di Desa Darubiah sekitar pantai berpikir untuk
Dengan kata lain, darat adalah ranah istri, sedangkan laut adalah ranah
58
penghasilam. Dengan demikian dalam menghadapi kerentanan ekonomi
rumah tangga adalah kaum istri (Kusnadi, 2006). Hal ini senada dengan
“Selain kerjaka disini juga, istriku mau juga kerja disini, jadi
saya usahakanmi buatkan tempat jualan juga”
(Wawancara mendalam, 24 Desember 2017)
Pukul 14.30-15.15 Wita
pekerjaan, para istri yang tinggal disekitar objek wisata tersebut tetap
mereka . Suami yang mencari nafkah sebagai nelayan dan pertanian, rata-
rata hasil yang diperoleh dari pekerjaannya pun masih tergolong rendah
59
dan pada umumnya hanya cukup dipakai untuk memenuhi kebutuhan
pokok keluarga saja, sehingga pada saat itu sebagian besar masyarakat
secara sederhana. Hal ini senada yang diungkapkan oleh Ibu NL yang
objek wisata tersebut. Perubahan ini merupakan salah satu bentuk usaha
melangsungkan hidupnya.
60
Perkembangan pariwisata ini mendorong masyarakat untuk
membuka usaha pada objek wisata yang ada yang berhubungan langsung
61
omku nasuruhka bikin-bikin usaha parkir sama temani orang
kalau mau naik di tebing jadi kalau ada kudapa‟-dapa‟
kubelanjami sama kukasi tanteku juga yang kutinggali
rumahnya. Saya tidak adami semua orang tuaku kak, jadi
haruska kerja selagi adaji mau dikerjakan, karna tidak bagus do
kalau berharapki sama orang biarpun tinggalja sama om dan
tanteku”.
terhadap produk dan jasa di tingkat lokal dan pada akhirnya akan
itu. Kedua, yaitu dampak tidak langsung adalah aktivitas ekonomi lokal
63
Pendapatan berupa barang merupakan segala penghasilan
yang bersifat regular dan biasa, akan tetapi tidak selalu berupa balas jasa
dan diterimakan dalm bentuk barang atau jasa. Barang dan jasa yang
atau disertai transaksi uang oleh yang menikmati barang dan jasa tersebut.
dan jasa dengan harga subsidi atau reduksi dari majikan merupakan
sector formal adalah segala penghasilan baik berupa barang atau uang
meliputi : gaji, upah, dan hasil infestasi dan pendapatan berupa barang-
berupa rekreasi.
berupa barang maupun uang yang diterima segala balas jasa atau
64
infestasi, pendapatan dari usaha sendiri, yaitu hasil bersih usaha yag
pula uang yang dibelanjakan di daerah atau tempat objek wisata tersebut.
Dengan adanya kegiatan konsumtif ini dari wisatawan yang datang maka
apabila hari biasa pendapatan yang dia peroleh beda dengan hari libur,
tapi mereka bersyukur dengan apa yang dia dapatkan karena sudah bisa
65
(Wawancara mendalam, 24 Desember 2017)
Pukul 13.00- 14.15 Wita
berikut :
“Kalau hari biasa itu dapatka paling sedikit Rp. 50.000, pernah
juga bulan lalu sama sekali tidak ada kudapat itu hari dek tapi
tetapja berusaha terus, tidak bosan-bosanja kerja. Hari sabtu
sama minggu biasa dapatka Rp. 150.000 karna kalau hari libur
banyak dari daerah datang kesini rombongan jadi disituma juga
dapat banyak untung dek, apalagi saya seringka bermalam
disini. Itumi untuk masalah ekonomi Alhamdulillah sebagian
kita-kita disini adami kemajuan sedikit dek karena semenjak
ada ini pantai adami di dapat-dapat perhari atau perminggu kita
istri-istri disini, bisa meki‟ juga bantu suami kasian.selama
kerjaka yang diliat mata, sekarang kurbaiki rumahku jadi itu
tongmi enakna kalau kerjaki.
(Wawancara mendalam, 17 Desember 2017)
Pukul 10.00-12.00 Wita
66
Untuk memenuhi kebutuhan hidup tentunya
11).
67
obyek wisata mengalami perubahan yang cukup berarti, karena
“Biasa itu kak kadang adaji juga yang tidak bayar parkirannya,
jadi kalau hari biasa sedikitji yang datang kesini na ada tongmi
tidak bayarki disitumi tidak seberapaji kudapat, tapi seimbangji
karna kalau kuantar orang naik di tebing kan na bayarja ta‟ 2000
per-orang.
(Wawancara mendalam, 20 November 2017)
Pukul 15.30-16.15 Wita
Selain dari pengembangan objek wisata , upaya ang bisa
68
yang dikemukakan oleh informan Ibu RW bahwa:
69
(Wawancara mendalam, 24 Desember 2017)
Pukul 14.30-15.15 Wita
wisata ini dilihat dari sepanjang jalan masuk kawasan pantai Marumasa
suaminya sakit tidak bisa bekerja maka pendapatan keseharianya tidak ada,
71
otomatis akan memberikan kontribusi yang positif terhadap masyarakat,
c. Pendidikan
yang didatanginya.
kemajuan ini diharapkan pula dapat menaikkan atau merubah status sosial
masyarakat.
model pendidikan.
yang disebut sekolah dan setelah mengikuti pelajaran pada kelas tertinggi
sampai akhir peserta didik akan mendapatkan tanda tamat belajar (ijazah)
pula.
terhadap keberhasilan anak dalam belajar. Orang tua akan selalu berusaha
Orang tua selalu berharap agar pendidikan anaknya lebih baik daripada
lebih baik dari pada masa depan mereka. Oleh karena itu, tidak sedikit
orang tua yang banyak lulusan sekolah dasar tapi mampu menyekolahkan
saat ini. Untuk itu kesadaran masyarakat tersebut dapat tumbuh karena
74
Pandangan masyarakat sekitar pantai Marumasa tentang
pendidikan formal yang ada sekarang sudah mulai terbuka. Pada saat
sekolah tapi tidak sekolah. Bahkan sekarang sudah ada anak-anak yang
berasal dari daerah sekitar obyek wisata yang sudah menjadi sarjana.
Atau duduk di bangku perguruan tinggi. Semuanya itu tentu saja tidak
masyarakat. Hal ini senada yang dikemukakan oleh Ibu RW sesuai hasil
Hal ini senda dengan kutipan wawancara mendalam dari informan Ibu
NL sebagai berikut :
“Dulu nak hampirma mau pergi merantau Di Malaysia saya
sebelumka kerja disini, karna anakku yang SD 2 orang tidak
mau pergi sekolah kalau tidak dikasi uang jajan na anak-anak
sekarang pergi sekolah itu uang dulu naminta beda sama kita
dulu, ini 1 yang masih kuliah butuh uang pembayaran na tidak
adami uang dipegang, daripada putus sekolahnya anakku
75
banting tulang meki apa ta‟kala kita mo orang tua begini. Itu
suamiku dulu nalarangka pergi itumi na bikinkanma disini
tempat jualan”
(Wawancara mendalam, 17 Desember 2017)
Pukul 10.00-12.00 Wita
Dari keadaan di atas yang diungkapkan oleh Ibu RW dan Ibu
dari itu mereka bekerja keras membantu suami dalam hal mencari nafkah
akan dapat lebih menjamin untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik
atau paling tidak dapat hidup lebih baik daripada para orang tua mereka.
kerja mereka yang jumlahnya jauh lebih sedikit bila dibandingkan dengan
76
kebutuhan pokoknya. Jadi bagaiamana mungkin memenuhi kebutuhan-
perhatikan bahwa dengan adanya orang tua hidup dalam status sosial
77
na dapat. Tapi akhir-akhir ini masalah pendidikan anaknya
sudah baik karna rata-rata anaknya sekolah ji, beda sama tahun
–tahun kemarin ada anaknya mau sekolah na tidak nakasi
sekolah karna faktor ekonomi tidak mendukung toh”
(Wawancara mendalam, 24 Desember 2017)
Pukul 14.30-15.15 Wita
Kesibukan orang tua sebagai pekerja keras yaitu ayah yang dominan
pekerjaan rumah atau tidak dan tidak pernah menanyakan ada masalah
dalam pemenuhan kebutuhan sekolah. Hal itu terjadi bahwa orang tua
jarang dirumah
78
ekonomi tersebut, telah mendorong masyarakat terutama penduduk di
utama dan pertama pada anak, disamping itu anak lebih banyak
dari sisi lain kita dapat melihat bahwa dengan kesibukan orang tua
mencari nafkah. Kesibukan orang tua khusunya pada ibu dalalam bekerja
penuh dari kedua orang tuanya, dan tidak menanyakan ada masalah dalam
79
Pukul 10.00-12.00 Wita
Hal ini senada yang diungkapkan ibu NL bahwa :
saat ini semakin bertambah terutama bidang sosial ekonomi. Semua ini
mengakibatkan status istri tidak lagi sebagai ibu rumah tangga saja
80
Dalam perkembangan pariwisata ini dapat dilihat bahwa
ekonomi lemah untuk bekerja mencari nafkah. Saat seorang ibu rumah
tangga memasuki dunia public maka disaat itu pula ia akan disebut
nyata yaitu mengenai peran ganda kaum istri. Di satu pihak, wanita
lain dituntut untuk ikut berperan dalam urusan rumah tangga (domestik).
membantu suami mencari nafka Hal ini pun selaras dengan apa yang
81
“Sebelumka pergi kerja memasak memangma jadi anak-
anakku sebelum pergi sekolah makan semua dulu, jadi kalau
pergika disini ma bungkusma makan, kah suamiku kalau
pulangmi jual ikan kesinimi makan juga, begitu juga sama
anak-anakku”.
tangga yang baik, sering dinilai motor penggerak keluarga. Berikut ini
“Kesinika itu saya buka jualan kalau hari biasa jam 10 pi,
selesaipi semua pekerjaan rumah, memasak, bersih-bersih tapi
kalau hari libur tidak sempatma memasak dirumah karna buru-
buru meki kesini, jadi kalau hari libur itu suami sama anakku
kesini semua ji, karna disinika memasak”.
(Wawancara Mendalam, 20 November 2017)
Pukul. 10.00-12.00 Wita.
meskipun istri ikut mencari nafkah, namun peran yang dipegang istri
sebagai ibu rumah tangga yang mengurusi suami dan anak dirumah tetap
82
2. Perubahan Pola Budaya
(wisatawan).
yang berdampak positif dan negatif. Namun, hal yang harus dipikirkan
83
Untuk mengetahui bentuk perubahan dimasyarakat akibat
masyarakat.
84
Dari tinjauan observasi peneliti sebelum mengadakan
mencari nafkah. faktor yang mendorong perubahan dapat kita lihat dari
Desa Darubiah salah satunya ialah pola pendidikan yang sudah maju
“Tetap jeki baku datangi kaya kalau ada yang bikin acara
85
orang disini, mau tidak mau biasa kututupki disini, kalau ada
dulu”
kedatangan wisatawan, salah satu hal adalah dimana daerah yang dituju
86
perekonomian sendiri, misalnya mata pencaharian semula mereka
Hal ini senada yang diungkapkan oleh ibu RW sesuai dengan hasil
wawancara bahwa :
“Tidak bisa meki mattennumg itu nak kalau kerja meki begini
apa kalau begituan harus peki hari-hari kerjaki”.
(Wawancara mandala, 20 November 2017)
Pukul 10.00-12.00 Wita
sarung yang dikenal sebagai salah satu ciri khas di daerah tersebut demi
87
88
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut ini dalam rumusan
masalah yang dianggap penting yang bisa disimpulkan dari hasil dan
khas Bulukumba.
89
yang mempunyai banyak anak merasakan sangat sulit untuk
menyekolahkan anaknya.
B. Saran
90
3. Wisatawan yang telah berkunjung diharapkan untuk dapat
91
DAFTAR PUSTAKA
Pustaka Pelajar
Mc.Graw
92
Kurniawati, Erna. 2002. “Dampak Pengembangan Pariwisata terhadap
Perubahan Struktur Masyarakat di Kawasan Obyek Wisata
Parangtritis”. Surakarta : FISIP UNS
93
Willie Wijaya, 2004, “ Kamus Lengkap Inggris-Indonesia” Semarang :
Bintang Jaya
Sumber Lain :
Http://Subadra./ Wordpress.com/20070826/BaliTourismwatch/PERAN-
MASYARAKAT-LOKAL-DALAM-PEMBANGUNANm
PARIWISATAran
http;//www.docstoc.com/docs/22044104/PERUBAHAN-SOSIAL-DARI-
PEMBERDAYAAN-KOMUNITAS-DALAM-PENYEDIAAN
94
LAMPIRAN 1 :
95
LAMPIRAN 2 :
PEDOMAN WAWANCARA
A. Identitas Informan
3. Apa yang mendorong Anda memilih untuk bekerja di objek wisata pantai
Marumasa ini ?
5. Setelah anda bekerja di objek wisata pantai ini, dari segi ekonomi, apa saja yang
Anda rasakan ?
6. Menurut anda, apakah ada perubahan pendidikan anak-anak sekarang setelah ada
objek wisata pantai Marumasa ?
9. Bagaimana dengan pekerjaan anda sebelumnya, apakah masih tetap dilanjutan atau
tidak?
96
LAMPIRAN 3 :
97
(Keterangan: Pengunjung yang datang ke pantai Marumasa)
98
(Keterangan : Keindahan Pantai Marumasa )
99
LAMPIRAN 4 :
RIWAYAT HIDUP
Bulukumba dan berhasil lulus pada tahun 2014 sebagai siswa Jurusan IPS. Pada
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Sosiologi, melalui jalur SNMPTN (Seleksi
100