2.1.1 Psikotik
Adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan ketidak mampuan individu
menilai kenyataan yang terjadi, misalnya, terdapat halusinasi, waham atau
perilaku kacau atau aneh. Dibagi menjadi dua:
1) Gangguan Psikotik akut adalah gangguan yang terjadi dengan awitan yang
akut (dalam masa 2 minggu atau kurang) dengan gejala-gejala psikotik yang
menjadi nyata dan mengganggu sedikitnya beberapa aspek kehidupan dan
pekerjaan sehari-hari, ada sindrom yang khas, ada stress akut yang berkaitan,
dan tidak diketahui berapa lama gangguan akan berlangsung.
2) Gangguan Psikotik kronik adalah merupakan suatu gangguan dengan gejala
negatif dari skizofrenia yang menonjol, sedikitnya ada riwayat satu episode
psikotik yang jelas dimasa lampau, sedikitnya sudah melampaui kurung waktu
satu tahun dengan intensitas dan frekuensi gejala yang nyata seperti waham
dan halusinasi.
2.1.2 Depresi
Adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan sedih yang berkepanjangan,
proses pikir melambat disertai penurunan motivasi dan prilaku lamban yang
terkesan malas (trias depresi).
2.1.3 Panik
1
Diartikan sebagai gangguan akibat kecemasan yang memuncak dan pasien
merasakan “rasa yang tak dapat dijelaskan”, seringkali disertai dengan keluhan
fisik atau aktifitas motorik tertentu. Ini adalah gangguan yang lazim dan dapat
diobati.
2.1.4 Ganngguan Penyesuaian
Adalah keluhan kejiwaan dalam berbagai bentuk setelah mengalami trauma.
2.2 Konsep Masalah Waham
2.2.1 Pengertian
Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan tetapi
dipertahankan dan tidak dapat dirubah secara logis oleh orang lain, keyakinan ini
berasal dari pemikiran klien dimana sudah kehilangan kontrol (Dep Kes RI,
1994).
2
Fase Lack of Self Esteem
Tidak adanya pengakuan dari lingkungan dan tingginya kesenjangan antara self
ideal dan self reality ( kenyataan dengan harapan) serta dorongan kebutuhan yang
tidak terpenuhi sedangkan standar lingkungan sudah melampaui kemampuannya.
Klien mencoba berpikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau apa-apa yang ia
katakan adalah kebohongan, menutupi kekurangan dan tidak sesuai dengan
kenyataan. Tetapi menghadapi kenyataan bagi klien adalah sesuatu yang sangat berat,
karena kebutuhannya untuk diakui, kebutuhan untuk dianggap penting dan diterima
lingkungan menjadi prioritas dalam hidupnya, karena kebutuhan tersebut belum
terpenuhi sejak kecil secara optimal.
Fase Comforting
Fase Improving
Apabila tidak ada konfrontasi dan upaya-upaya koreksi, setiap waktu keyakinan
yang salah pada klien akan meningkat. Tema waham yang muncul sering berkaitan
dengan traumatik masa lalu atau kebutuhan kebutuhan yang tidak terpenuhi (rantai
yang hilang). Waham bersifat menetap dan sulit untuk dikoreksi. Isi waham yang
3
dapat menimbulkan ancaman diri dan orang lain. Penting sekali untuk mengguncang
keyakinan klien dengan cara konfrontatif serta memperkaya keyakinan religiusnya
bahwa apa-apa yang dilakukan menimbulkan dosa besar serta ada konsekuensi sosial.
2.3.1 Pengkajian
Menurut tim Depkes RI (1994), pengkajian adalah langkah awal dan dasar
proses keperawatan secara menyeluruh. Pada tahap ini pasien yang dibutuhkan
dikumpulkan untuk menentukan masalah keperawatan. Setiap melakukan
pengkajian, tulis tempat klien dirawat dan tanggal dirawat. Isi pengkajiannya
meliputi:
1. Identifikasi klien
Perawat yang merawat klien melakukan perkenalan dan kontrak dengan klien
tentang: Nama klien, panggilan klien, Nama perawat, tujuan, waktu
pertemuan, topik pembicaraan.
Tanyakan pada keluarga / klien hal yang menyebabkan klien dan keluarga
datang ke Rumah Sakit, yang telah dilakukan keluarga untuk mengatasi
masalah dan perkembangan yang dicapai.
4
Psikologis
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi
respon psikologis dari klien.
Biologis
Gangguan perkembangan dan fungsi otak atau SSP, pertumbuhan
dan perkembangan individu pada prenatal, neonatus dan anak-
anak.
Sosial Budaya
Seperti kemiskinan, konflik sosial budaya (peperangan, kerusuhan,
kerawanan), kehidupan yang terisolasi serta stress yang
menumpuk.
4. Aspek fisik / biologis
Mengukur dan mengobservasi tanda-tanda vital: TD, nadi, suhu,
pernafasan. Ukur tinggi badan dan berat badan, kalau perlu kaji fungsi
organ kalau ada keluhan.
5. Aspek psikososial
Membuat genogram yang memuat paling sedikit tiga generasi yang
dapat menggambarkan hubungan klien dan keluarga, masalah yang
terkait dengan komunikasi, pengambilan keputusan dan pola asuh.
Konsep diri
5
Ideal diri: harapan terhadap tubuh, posisi, status, tugas, lingkungan
dan penyakitnya.
Harga diri: hubungan klien dengan orang lain, penilaian dan
penghargaan orang lain terhadap dirinya, biasanya terjadi
pengungkapan kekecewaan terhadap dirinya sebagai wujud harga
diri rendah.
Hubungan sosial dengan orang lain yang terdekat dalam
kehidupan, kelompok yang diikuti dalam masyarakat.
Spiritual, mengenai nilai dan keyakinan dan kegiatan ibadah.
Status mental
Nilai penampilan klien rapi atau tidak, amati pembicaraan klien,
aktivitas motorik klien, alam perasaan klien (sedih, takut,
khawatir), afek klien, interaksi selama wawancara, persepsi klien,
proses pikir, isi pikir, tingkat kesadaran, memori, tingkat
konsentasi dan berhitung, kemampuan penilaian dan daya tilik diri.
6
6. Aspek medik
Terapi yang diterima oleh klien: ECT, terapi antara lain seperti terapi
psikomotor, terapi tingkah laku, terapi keluarga, terapi spiritual, terapi
okupasi, terapi lingkungan. Rehabilitasi sebagai suatu refungsionalisasi
dan perkembangan klien supaya dapat melaksanakan sosialisasi secara
wajar dalam kehidupan bermasyarakat.
Untuk mendapatkan data waham, lakukan observasi terhadap perilaku berikut ini:
7
Berikut ini beberapa contoh pertanyaan yang dapat digunakan sebagai panduan untuk
2. Apakah pasien takut terhadap objek atau situasi tertentu, atau apakah
pasien cemas secara berlebihan tentang tubuh atau kesehatannya?
5. Apakah pasien pernah merasa diawasi atau dibicarakan oleh orang lain?
8
2.3.2 Diagnosa Keperawatan
1) Perencanaan Keperawatan
Tujuan tindakan :
Rencana Keperawatan:
b. Berjabat tangan
d. Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien.
9
2. Bantu orientasi realita.
5. Berdiskusi tentang kemampuan positif yang dimiliki pada saat yang lalu
dan saat ini.
10
8. Lakukan kontrak dengan klien untuk berbicara dalam konteks realita
seperti cara-cara mengisi waktu, cara meningkatkan ketrampilan yang
mendatangkan uang, cara belajar menjahit, menjaga kebersihan, dsb.
9. Berdiskusi tentang obat yang diminum (manfaat, dosis obat, jenis, dan
efek samping obat yang diminum serta cara meminum obat yang benar).
10. Libatkan dan diskusikan dengan keluarga tentang waham yang dialami
klien, cara merawat klien dengan waham dirumah, follow up dan
keteraturan pengobatan serta lingkungan yang tepat untuk klien.
11
Observasi apakah wahamnya mengganggu aktivitas harian dan
perawatan diri.
12
Atur situasi agar klien tidak mempunyai waktu untuk menggunakan
wahamnya.
13
Rencana:
Diskusikan dengan keluarga melalui pertemuan keluarga tentang
: gejala waham, cara merawat klien, lingkungan keluarga dan
follow up obat.
Beri reinforcement atas keterlibatan keluarga
Tujuan umum : klien tidak mengalami perubahan isi pikir : waham kebesaran
Tujuan khusus :
Klien dapat menyebutkan penyebab dirinya menarik diri dengan
kriteria evaluasi, klien dapat mengetahui penyebabnya.
Klien dapat menyebutkan keuntungan dan kerugian berhubungan
dengan orang lain.
a. Kaji pengetahuan klien dengan prilaku menarik diri sehingga dapat
mengenali tanda-tanda menarik diri.
Rasional : klien dapat menyadari tanda-tanda menarik diri sehingga
memudahkan perawat memberikan intervensi selanjutnya.
b. Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya terutama
penyebab prilaku menarik diri.
Rasional : klien dapat mengungkapkan penyebab prilaku menarik diri
dapat membantu perawat dalam mengidentifikasi tindakan yang
dilakukan.
c. Berikan pujian terhadap kemampuan berhubungan dengan orang lain dan
kerugian bila tidak mau berhubungan dengan orang lain.
Rasional : pujian akan dapat memotivasi klien untuk mau berhubungan
dengan orang lain.
14
2.3.4 Evaluasi
15
STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI PADA PASIEN DENGAN
WAHAM
ORIENTASI :
“Assalamualaikum, perkenalkan nama saya Citto, saya perawat yang dinas pagi ini di
Ruang melati. Saya dinas dari jam 07.00–14.00, saya yang akan membantu
perawatan bapak hari ini. Nama bapak siapa? senangnya dipanggil apa?”
KERJA :
“Saya mengerti pak R merasa bahwa pak R adalah seorang Nabi, tapi sulit bagi saya
untuk mempercayainya, karena setahu saya semua Nabi tidak hidup didunia ini, bisa
kita lanjutkan pembicaraan yang tadi terputus pak?”
“Tampaknya pak R gelisa sekali, bias pak R ceritakan kepada saya apa yang pak R
rasakan?”
“Oooo, jadi pak R merasa takut nanti diatur-atur oleh orang lain dan tidak punya hak
untuk mengatur diri pak R sendiri?”
“Jadi teman pak R yang terlalu mengatur-atur ya pak, juga adik pak R yang lain?”
16
“Ooo, Bagus pak R sudah punya rencana dan jadwal unutk diri sendiri.”
“Wah, bagus sekali, jadi setiap harinya pak R ingin ada kegiatan di luar rumah sakit
karena bosan kalau dirumah sakit terus ya?”
TERMINASI :
“Bagaimana kalau bincang-bincang kita saat ini kita akan lanjutkan lagi.”
“Bapak mau kita berbincang-bincang dimana? Bagaimana kalau disini saja pak R?”
ORIENTASI :
“Apakah pak R sudah mengingat-ngingat apa saja hobi atau kegemaran pak R?”
KERJA :
17
“Apa saja hobi pak R? Saya catat ya pak, terus apa lagi?”
“Bisa pak R ceritakan kepada saya kapan pertama kali belajar main Suling, siapa yang
dulu mengajarkannya kepada pak R, dimana?”
“Bisa pak R peragakan kepada saya bagaiman bermain suling yang baik itu.”
“Wah, bagus sekali pak. Bagaimana kalau kita buat jadwal untuk kemampuan pak R ini.
Berapa kali sehari/seminggu pak R mau bermain suling?”
“Ada tidak hobi atau kemampuan pak R yang lain selain bermain suling?”
TERMINASI :
“Setelah ini coba pak R lakukan latihan bermain suling sesuai denga jadwal yang telah
kita buat ya?”
“Bagaimana kalau bincang-bincang kita saat ini kita akan lanjutkan lagi.”
“Bagaiman kalau nanti sebelum makan siang? Nanti kita ketemuan di taman saja, setuju
pak?”
“Nanti kita akan membicarakan tentang obat yang harus pak R minimum, setuju?”
ORIENTASI :
18
“Sesuai dengan janji kita tadi, kita akan membicarakan tentang obat yang harus pak R
minum, Bagaimana kalau kita mulai sekarang pak?”
“Berapa lama pak R mau kita membicarakannya? Bagaimana kalau 20 atau 30 menit
saja?”
KERJA:
“Pak R berapa macam obat yang diminum, jam berapa saja obat yang diminum?”
“Pak R perlu minum obat ini agar pikirannya jadi tenang, tidurnya juga tenang.”
“Obatnya ada tiga macam pak, yang warnanya oranye namanya CPZ gunanya agar
tenang, yang putih ini namanya THP gunanya agar rileks, dan yang merah jambu ini
namanya HLP gunanya agar pikiran jadi teratur. Semuanya ini diminum 3 kali sehari,
jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam.”
“Bila nanti setelah minum obat mulut pak R terasa kering, untuk membantu
mengatasinya pak R bisa banyak minum dan mengisap-isap es batu.”
“Sebelum minum obat ini pak R mengecek dulu label dikotak obat apakah benar nama
pak R tertulis disitu, berapa dosis atau butir yang harus diminum, jam berapa saja
harus diminum. Baca juga apakah nama obatnya sudah benar!”
“Obat-obat ini harus diminum secara teratur dan kemungkinan besar harus diminum
dalam waktu yang lama. Agar tidak kambuh lagi, sebaiknya pak R tidak
menghentikan sendiri obat yang harus diminum sebelum berkonsultasi dengan
dokter.”
TERMINASI :
“Bagaiman perasaan pak R setelah kita becakap-cakap tentang obat yang pak R minum?
Apa saja nama obatnya? Jam berapa minum obat?”
“Mari kita masukkan pada jadwal kegiatan! Jangan lupa minum obatnya dan nanti saat
makan minta sendiri obatnya pada perawat!”
19
“Jadwal yang telah kita buat kemarin dilanjutkan ya pak!”
“Pak besok kita ketemu lagi untuk melihat jadwal kegiatan yang telah dilaksanakan.
ORIENTASI :
“Assalamualaikum pak, pekenalkan nama saya Citto, saya perawat yang dinas diruang
melati ini. Saya yang merawat Pak R selama ini. Kalau bisa saya tahu nma bapak
siapa? Senangnya dipanggil apa?”
“Bagaimana kalau sekarang kita membicarakan tentang masalah pak R cara merawat pak
R dirumah.”
“Berapa lama bapak mau berbincang-bincang dengan saya? Bagaimana kalau 0 menit
saja?”
KERJA :
20
“Pak S, apa masalah yang bapak rasakan dalam merawat pak R? apa yang sudah pak R
lakukan dirumah? Dalam menghadapi sikap pak R yang selalu mengaku-ngaku sebagi
seorang nabi tetapi nyatanya bukan nabi hanya merupak salah satu gangguan proses
berpikir. Untuk itu akan saya jelaskan sikap dan cara enghadapinya. Setiap kali pak R
berkata bahwa ia seorang nabi, pak S dan ibu berikap dengan mengatakan;
Pertama: Pak S atau ibu mengerti bahwa pak R merasa seorang nabi, tapi sulit bagi pak S
dan ibu untuk mempercayainya karena setahu kita semua nai tidak ada yang hidup
didunia.
Kedua: Pak S atau ibu harus lebih sering memuji Pak R jika ia melakukan hal-hal yang
baik”
Ketiga: hal-hal ini sebaiknya dilakukan oleh seluruh keluarga yan berinteraksi dengan
pak R. Bapak dan ibu dapat bercakap-cakap dengan Pak R tentang kebutuhan yang
diinginkan oleh pak R, misalnya; Pak S dan ibu percaya kalau pak R punya
kemampuan dan keinginan. Coba ceritakan kepada kami, R kan punya kemampuan”
Keempat: Pak S atau ibu mengatakan kepada pak R, Bagaimana kalau kemampuan untuk
bermain suling dengan baik dicoba sekarang” dan kemudian setelah dia
melakukannya pak S dan ibu harus memberikan pujian.
Pak S dan ibu jangn lupa, pak R ini perlu minum obat agar pikirannya jadi tenang.”
“Obatnya ada tiga macam pak, yang warnanya oranye namanya CPZ gunanya agar
tenang, yang putih ini namanya THP gunanya agar rileks, dan yang merah jambu ini
namanya HLP gunanya agar pikiran jadi teratur. Semuanya ini diminum 3 kali sehari,
jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam, jangn dihentikan sebelum berkonsultasi
dengan dokter karena dapat menyebabkan Pak R bisa kambuh kembali. Pak R sudah
punya jadwal minum obat. Jika dia minta obat sesuai jamnya, segera berikan pujian!”
TERMINASI :
“Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah berbincang-bincang dengan saya tentang
cara merawat pak R dirumah nanti?”
21
“Setelah ini coba bapak dan ibu lakukan apa yang sudah saya jelaskan tadi setiap kali
berkunjung kerumah sakit.”
“Baiklah, bagaimana kalau dua hari lagi bapak dan ibu datang kembali kesini dan kita
akan mencoba melakukan langsung cara merawat pak R sesuai dengan pembicaraan
kita tadi.”
“Baik kalau begitu pertemuan kita kali ini kita akhiri dulu, saya tunggu kedatangan bapak
dan ibu lagi kita ketemu ditempat ini ya pak,bu.”
ORIENTASI:
“Assalamualaikum pak, bu sesuai dengan janji kita dua hari yang lalu kita sekarang
ketemu lagi. Bagaimana pak, bu ada pertanyaan tentang cara merawat pasien seperti
yang telah kita bicarakan dua hari yang lalu?, sekarang kita akan latihan cara-cara
merawat pasien tersebut ya pak, bu.”
“Kita akan coba disini dulu, setelah itu baru kita coba langsung pada Pak R ya?”
KERJA:
“Sekarang anggap saja saya pak Ryang sedang mengaku nabi, coba bapak dan ibu
praktikkan cara bicara yang benar bila pak R sedang dalam keadaan seperti ini!”
“Bagus,betul begitu caranya, sekarang coba praktikkan cara memberikan pujian atas
kemampuan yang dimiliki oleh pak R. bagus !”
“Sekarang coba cara memotivasi pak R minum obat dan melakukan kegitan positifnya
sesuai jadwalnya!” Bagus sekali ternyata bapak dan ibu sudah mengerti cara
merawata Pak R.”
TERMINASI:
22
“Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah kita berlatih cara merawat pak R?”
“Setelah ini coba bapak dan ibu lakukan apa yang sudah dilatih tadi setiap kali bapak dan
ibu membesuk pak R!”
“Baiklah, bagaimana kalau dua hari lagi bapak dan ibu datang kembali ke sini dan kita
akan mencoba lagi cara merawat pak R sampai bapak dan ibu lancer elakukannya?”
“Jam berapa bapak dan ibu bisa kemari?” Baik, kita akan ketemu lagi di tempat ini ya
pak,bu.”
ORIENRASI:
“Assalamualaikum pak, bu, karena pada hari ini pak R sudah boleh pulang, maka kita
bicarakan jadwal pak R selama dirmah.”
“Bagaimana pak, bu selama bapak dan ibu besuk apakah sudah terus dilatih cara merawat
pak R?”
“Nah, sekarang bagaimana kalau kita bicarakan jadwal di rumah? Mari bapak dan ibu
ikut saya”
“Berapa lama bapak dan ibu mau berbincang-bincang dengan saya? Bagaimana kalau 30
menit saja? Sebelum ibu dan bapak menyelesaikan administrasinya”
KERJA:
“Pak, bu, ini jadwal pak R selama di rumah sakit. Coba perhatikan! Apakah kira-kira
dapat dilaksanakan semuanya di rumah? Jangan lupa perhatikanpak R agar ia tetap
melaksanakannya dirumah dan jangan lupa member tanda M (mandiri), B (bantuan),
atau T (tidak mau melaksanakannya).”
“Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilku yang ditampilkan oleh pak R
selama dirumah. Misalnya pak R mengaku sebagai seorang nabi terus menerus dan
tidak memeperlihatkan perbaikan, menolak minum obat atau memperlihatkan
23
perilaku membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera hubungi petugas rumah
sakit, agar petugas rumah sakit dapat memantaunya.”
TERMINASI:
“Apa yang ingin bapak dan ibu tanyakan? Bagaimana perasaan bapak dan ibu? Sudah
siap unutk melanjutkan dirumah?”
“Ini jadwal kegiatan hariannya. Ini rujukan untuk bisa control lagi. Kalau ada apa-apa
bapa dan ibu segera menhubungi kami. Mungkin hanya ini yang bisa saya sampaikan
mohon maaf bila ada kata-kata saya yang menyinggung perasaan bap dan ibu mohon
dimaafkan. Terimakasih atas kerjasamanya pak,bu.”
“Silahkan ibu dan Bapak unutk dapat menyelesaikan administrasinya ke kantor depan!”
24