Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
NAMA SYAMSINAR
NOMOR PESERTA 19190122010001
PRODI PPG 220 (Pendidikan Jasmani Olahraga dan Keshatan)
KELAS A
TUGAS AKHIR
MODUL 3:
Penyediaan sumber energi latihan dapat berasal dari sistem aerobik dan anaerobik
yaitu sistem fosfagen (sistem ATP-PC) dan sistem asam laktat (sistem glikolisis).
Sebagai guru PJOK, bagaimana pendapat saudara tentang sistem anaerobik dan
bilamana sistem tersebut dapat dicapai oleh peserta didik melalui aktivitas gerak
dalam pembelajaran PJOK?
Jawaban :
Yang dimaksud dengan resintesa ATP dan proses resintesa ATP baik secara
anaerobik maupun aerobik.
Adenosin trifosfat (ATP) adalah nukleotida, sejenis molekul yang membentuk asam
deoksiribonukleat (DNA) dan asam ribonukleat (RNA), bahan pembentuk materi
genetik. Ketika itu bukan bagian dari molekul RNA atau DNA, ATP berfungsi untuk
mengangkut energi kimia dalam sel untuk berbagai keperluan metabolisme.
Beberapa mekanisme yang ATP penting adalah sintesis dari senyawa kimia seperti
protein, motilitas sel atau gerakan, dan pembelahan sel.
1. Hubungan antara intensitas latihan dengan sistem energi yang digunakan dan
sebutkan contoh-contoh cabang olahraga yang menggunakan sistem energi
tersebut
Istilah energy otot berarti pengeluaran tenaga oleh otot untuk menimbulkan kontraksi
otot sehingga timbul gerak, kerja, maupun panas. Pengeluran tenaga disebut juga
dengan kapasitas otot, kemampuan otot. Satuan energy otot ialah Kcal –Kilokalori.
(Suharjana : 2013). 1 Kcal = 466 kg (berat) Meter.
Dalam sel otot ada sumber tenaga yang cepat menghasilkan tenaga. Sumber energy
tersebut bernama ATP (Adenosin Triphosphat) dan PC (Phosphocreatin). Adenosin
Triphosphat dibuat dan disimpan dalam mitokondria sel otot. Adenosin
Triphosphat yang dihasilkan dalam sel otot kemudian diangkut ke setiap sel yang
membutuhkan. Mekanisme pembentukan energy terjadi dengan cara pemecahan
ATP menjadi ADP dan Pi, serta sejumah energy (Suharjana : 2013). Energi itulah
yang menyebabkan actin dan myosin saling mendekat yang menyebabkan kontraksi
(pemendekan) otot.
Terdapat tiga macam energy tubuh yang digunakan sesuai dengan lama dan
intensitas latihan yang dilakukan, yaitu :
1. Sistem Phosphagen (ATP –PC)
2. Sistem Glikogen Asam Laktat (Glikolisis)
3. Sistem Aerobik (Fosforilasi Oksidatif)
(Cerika : 2010)
Sistem energy berdasarkan durasinya untuk menghasilkan energy dalam bentuk
ATP dibedakan menjadi 3, yaitu :
1. Long Term Energy Sistem
2. Short Term Energy Sistem
3. ImmediateEnergy System
(Mc.Ardle & Katch : 2010)
Menyambung dua pernyataan diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Long term energy System :
merupakan sistem energy yang membutuhkan waktu relatif lama untuk menghasilkan
energy siap pakai dalam bentuk ATP (Adenosis Triphosphat). Sistem energy aerobic
merupakan sistem energy yang tergolong kedalam Long Term Energy
System. Olahraga (aktivitas fisik) yang murni menggunakan energy dari sistem
energy aerobic adalah olahraga (aktivitas fisik) dengan durasi 240 – 600 detik
(Jensen : 1989). Menurut Jensen (1989) jika olahraga dengan durasi 120 – 140 detik
sudah menggunakan sistem energy aerobic namun masih dengan intervensi sistem
energy anaerobik latik.kebugaran aerobic adalah kemampuan mengkonsumsi
oksigen tertunggi selama kerja maksimal yang dinyatakan dalam liter/menit atau
ml/kg/menit.
Kebugaran aerobic sering disebut dengan daya tahan jantung paru atau daya tahan
kardiorespirasi. MacDougall (1982) mengistilahkan kebugaran aerobic dengan
kapasitas aerobic maksimal. Kapasistan aerobic maksimal berkenaan dengan
kemampuan jantung dan jaringan tubuh untuk mengkonsumsi oksigen secara
maksimal atau volume oksigen maksimal yang dapat diterima oleh tubuh yang
disingkat dengan VO2 Max.
Untuk mengetahui seberapa baik kemampuan aerobic seseorang, perlu adanya
dilakukan tes dan pengukuran. Untuk sistem energy aerobic, tes dapat dilakukan
dalam beberapa cara, yaitu :
a. Test lari 2,4 km (2400 meter)
b. Cooper Test
c. Balke Test
d. Harvard Step Test
(Irwansyah : 2006).
Energi
Durasi Klasifikasi disediakan Observasi
oleh
(Suharjana : 2013).
Sementara itu, Fox (1984) menjelaskan bahwa penggunaan energy berdasarkan sistem
penyediaan energy adalah sebagai berikut :
Untuk menghasilkan energi, terdapat 2 (dua) jenis sistem energi, yaitu sistem energi
anaerobik (tidak memerlukan oksigen) dan sistem energi aerobik (memerlukan
oksigen). Sementara itu, sistem energi anaerobik dibedakan menjadi 2, yaitu anaerobik
alaktik (tidak menghasilkan asam laktat) dan anaerobik laktik (menghasilkan asam
laktat)`
Sistem ini menyediakan energi siap pakai yang diperlukan untuk permulaan aktivitas
fisik dengan intensitas tinggi (height intensity).Sumber energi diperoleh dari pemecahan
simpanan ATP dan PC yang tersedia di dalam otot. Pada aktivitas maksimum, sistem
ini hanya dapat dipertahankan 6-8 detik (short duration) karena simpanan ATP dan PC
sangat sedikit, setiap 1 kg otot mengandung 4-4m M ATP dan 15-17 m M PC. 1 Mole =
1.000 m Mol setara kalor. Cabang olahraga yang menggunakan sistem ini antara lain :
lari cepat 100 meter, renang 25 meter, dan angkat besi.
Apabila aktivitas fisik terus berlanjut, sedangkan penyediaan energi dari sistem
anaerobik alaktik sudah tidak mencukupi lagi, maka energi akan disediakan dengan
cara mengurai glikogen otot dan glukosa darah melalui jalur glikolisis anaerobik (tanpa
bantua oksigen). Glikolisis anaerobik menghasilkan energi (2-3ATP), juga
menghasilkan asam laktat. Asam laktat yang terbentuk dan tertumpuk menyebabkab
sel menjadi asam yang akan mempengaruhi efisiensi kerja otot, nyeri otot dan
kelelahan. Asam laktat dapat diolah menjadi energi kembali dalam bentuk glukosa
melalui siklus corry. Hampir semua cabang olahraga seperti : sepak bola, bola voli,
basket menggunakan sistem energi ini. Setiap 1 kg otot mengandung 4-5 m M ATP dan
15-17 PC.
2. Proses terbentuknya asam laktat pada aktifitas fisik dan bagaimana usaha yang
dilakukan untuk mengurangi konsentrasi asam laktat yang sudah terbentuk.
Proses terbentuknya asam laktat :
Adanya penumpukan asam laktat ini adalah otot yang lelah akan terasa kaku dan
jika dipegang tidak elastis ataupn tidak terasa rileks. Perasan tegang atau capek
dibadan merupakan salah satu indikasi bahwa terjadinya pembuntukan asam laktat
yang menumpuk pada tubuh. Asam laktat timbul pada saat adanya proses
pembakaran didalam otot yang aktif yang dimana pada proses pembakaran tersebut
terdapat sisa pembakaran yang disebut asam laktat.
Ketika melakukan aktivitas secara berlebihan maka semakin kecil energi yang akan
dihasilkan sedangkan pada sisa pembakaran akan semakin menumpuk dan
terjadinya penumpukan asam laktat yang membuat badan menjadi lelah dan capek.
Selain cara diatas melakukan pemijatan juga dapat dimanfaatkan untyk mengurangi
pembentukan asam laktat. Hal ini disebabkan dengan melakukan proses pemijatan
akan mempermudah tubuh dalam mengeluarkan sisa sisa pembakaran.
Menururt Hasanah dan Fitranti (2015) penumpukan asam laktat ini dapat dikurangi
dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung sitrulin. Sitrulin merupakan
golongan asam amino non esensial yang paling banyak terkandung di dalam buah
semangka merah yaitu sebesar 160 mg sitrulin di dalam 100 g buah semangka,
dengan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung sitrulin sebelum
olahraga dapat mengurangi proses reaksi anaerobik yang biasanya terjadi setelah
berolahraga. Hal ini dikarenakan sitrulin mampu mengurangi penumpukkan atau
akumulasi asam laktat yang merupakan produk sampingan dari proses glikolisis
anaerob. Sitrulin dapat mempercepat penguraian laktat di otot sehingga laktat dapat
di metabolisme kembali di hati dan ginjal untuk membentuk energi melalui siklus
cory. Penumpukkan asam laktat ini dapat menurunkan pH darah dan otot, sehingga
pH dapat menghambat kerja enzim glikolitik dan menggangu reaksi kimia di dalam
sel otot yang dapat menyebabkan kontraksi otot melemah dan mengalami kelelahan.
Sitrulin yang diberikan akan menguraikan laktat di otot secara cepat sehingga laktat
dapat masuk dalam proses metabolisme kembali ke hati dan ginjal melalui siklus
cory sehingga asam laktat tidak mengalami penumpukan.