Pencairan Gas Alam
Pencairan Gas Alam
BAB I
PENDAHULUAN
Seiring dengan menipisnya cadangan gas alam dari sumber ladang gas,
maka kadar CO2dan H2S akan semakin tinggi. Oleh karena itu harus dilakukan
upaya untuk meminimalisasikan kandungan gas-gas tersebut dengan
meningkatkan efisiensi proses penyerapan gas tersebut dengan menggunakan
larutan benfield.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
4
memisahkan zat pengotor dan mengambil hidrokarbon lebih berat (lebih berat dari
metana).
Selain CO2, gas alam juga mengandung uap air (H2O) dan Mercury (Hg)
yang akan menghambat proses pencairan pada suhu rendah. Pada Plant 2,
kandungan H2O dan Hg dipisahkan dari gas alam. Kandungan H2O pada gas alam
tersebut akan menjadi padat dan akan menghambat pada proses pendinginan gas
alam selanjutnya karena dapat menyumbat pipa dan alat lainnya saat mengalami
pembekuan, serta untuk mengurangi masalah karat dan mencegah terbentuknya
hidrat. Hidrat adalah senyawa padat berwarna putih yang terbentuk dari reaksi
kimia-fisik antara hidrokarbon dan air pada tekanan tinggi dan temperatur rendah
yang digunakan untuk mengangkut gas alam melalui jalur pipa. Hidrat
mengurangi efisiensi jalur pipa. Untuk mencegah pembentukan hidrat, gas alam
bisa diolah dengan glikol, yang melarutkan air secara efisien. Etilena glikol (EG),
dietilena glikol (DEG), dan trietilena glikol (TEG) merupakan contoh pelarut
untuk pengambilan air. Trietilena glikol (TEG) lebih baik jika dipakai pada proses
fasa-uap karena tekanan uapnya yang rendah, yang mengakibatkan sedikit saja
kehilangan glikol. Absorber TEG normalnya berisi 6 hingga 12 nampan (tray)
bubble-cap untuk melakukan proses absorpsi air.
Cara lain untuk menghilangkan hidrat gas alam adalah dengan
menyuntikkan metanol ke dalam jalur gas untuk menurunkan temperatur
pembentukan hidrat hingga di bawah temperatur atmosfer. Air juga bisa dikurangi
atau diambil dari gas alam dengan memakai adsorben padat seperti saringan
molekular atau gel silika.
Pemisahan kandungan H2O (Gas Dehydration) dilakukan dengan cara
absorbsi menggunakan molecullar sieve hingga kandungan H2O maksimum 0,5
ppm. Kandungan mercury (Hg) pada gas alam tersebut jika terkena peralatan yang
terbuat dari aluminium akan terbentuk amalgam. Sedangkan tube pada Main Heat
Exchanger 5E-1 yang merupakan alat pendingin dan pencairan utama untuk
memproduksi LNG adalah terbuat dari aluminium. Pemisahan kandungan Hg
(Mercury Removal) dilakukan dengan cara absorbsi menggunakan adsorben. Bed
Mercury Removal yang berisi Sulfur Impregnated Activated Charcoal dimana
merkuri akan bereaksi membentuk senyawa HgS, hingga kandungan Hg
maksimum 0,1 ppm.
6
Plant 3 - Fractination
Sebelum gas alam didinginkan dan dicairkan pada Main Heat Exchanger
5E-1 pada suhu yang sangat rendah hingga menjadi LNG, proses pemisahan
(fractination) gas alam dari fraksi-fraksi berat (C2, C3, ..., dst) perlu dilakukan.
Proses fraksinasi tersebut dilakukan di Plant 3. Pemisahan gas alam dari fraksi
beratnya dilakukan pada Scrub Column 3C-1. Setelah dipisahkan dari fraksi
beratnya, gas alam didinginkan terlebih dahulu hingga temperatur sekitar -50°C
dan selanjutnya diproses di Plant 5 untuk didinginkan lebih lanjut dan dicairkan.
Sedangkan fraksi beratnya dipisahkan lagi sesuai dengan titik didihnya dengan
beberapa alat (Deethanizer, Deprophanizer dan Debuthanizer) untuk mendapatkan
prophane, buthane dan condensate.
Plant 4 - Refrigeration
Selain penurunan tekanan, proses pencairan gas alam dilakukan dengan
menggunakan sistem pendingin bertingkat. Bahan pendingin yang digunakan:
Propane dan Multi Component Refrigerant (MCR). MCR adalah
campuran Nitrogen, Methane, Ethane, Prophane dan Buthane yang digunakan
untuk pendinginan akhir dalam proses pembuatan LNG. Plant 4 menyediakan
pendingin Prophane dan MCR. Baik prophane maupun MCR sebagai pendingin
diperoleh dari hasil sampingan pengolahan LNG.
Siklus Pendingin Prophane
Cairan prophane akan berubah fase menjadi gas prophane setelah
temperaturnya naik karena dipakai mendinginkan gas alam maupun MCR. Sesuai
dengan kebutuhan pendinginan bertingkat pada proses pengolahan LNG, kondisi
cairan prophane yang dipakai pendinginan ada 3 tingkat untuk MCR dan 3
tingkat untuk gas alam. Gas prophane setelah dipakai untuk pendinginan
dikompresikan oleh Prophane Recycle Compresor 4K-1 untuk menaikkan
tekanannya, kemudian didinginkan oleh air laut, dan selanjutnya dicairkan dengan
cara penurunan tekanan. Demikian siklus pendingin propane diperoleh.
Siklus Pendingin MCR
Cairan MCR berubah fase menjadi gas MCR dengan kenaikan temperatur karena
dipakai pendinginan gas alam pada Main Heat Exchanger 5E-1. Gas MCR
7
tersebut dikompresikan secara seri oleh MCR First Stage Compresor 4K-2 dan
MCR Second Stage Compressor 4K-3 untuk menaikkan tekanannya. Pendinginan
dengan air laut dilakukan pada interstage 4K-2 dan 4K-3 serta pada discharge 4K-
3.
Plant 5 - Liquefaction
Pada Plant 5 dilakukan pendinginan dan pencairan gas alam setelah gas alam
mengalami pemurnian dari CO2, pengeringan dari kandungan H2O, pemisahan
Hg serta pemisahan dari fraksi beratnya dan pendinginan bertahap oleh prophane.
Gas alam menjadi cair setelah keluar dari Main Heat Exchanger 5E-1 dan
peralatan lainnya selanjutnya ditransfer ke storage tank.
4. Gas alam cair (NGL): propana, butana dan C5 + (istilah yang umum
digunakan untuk pentana ditambah dengan molekul hidrokarbon yang
lebih tinggi)
Proses yang dijelaskan pada diagram di atas:
1. Gas alam mentah berasal dari beberapa sumur yang berdekatan,
dikumpulkan dan proses pengolahan pertama yang terjadi adalah proses
menghilangkan kandungan air dan gas alam kondensat. Hasil kondensasi biasanya
dialirkan kilang minyak dan air dibuang sebagai waste water.
2. Gas alam mentah kemudian dialirkan ke pabrik pengolahan di
mana pemurnian awal biasanya menghilangkan kandungan asam (H2S dan CO2).
Proses yang dipakai pada umumnya adalah Amine Treating yang biasa
disebut Amine Plant.
3. Proses berikutnya adalah untuk menghilangkan uap air dengan
menggunakan proses penyerapan dalam trietilen glikol cair (TEG).
4. Proses berikutnya adalah untuk mengubah menjadi fase gas alam cair
(NGL) yang merupakan proses paling kompleks dan menggunakan pabrik
pengolahan gas modern.
2.2.2 Pengolahan Gas Asam
Gas-gas asam dapat dikurangi atau diambil dengan satu atau beberapa cara
berikut:
1. Absorpsi fisik dengan memakai pelarut absorpsi selektif.
Proses komersial penting yang digunakan adalah proses Selexol, Sulfinol,
dan Rectisol. Pada proses-proses ini, tidak ada reaksi kimia yang terjadi antara gas
asam dan pelarutnya. Pelarutnya, atau absorben, adalah cairan yang selektif
menyerap gas-gas asam tetapi membiarkan hidrokarbonnya. Sebagai contoh, pada
proses Selexol, pelarutnya adalah dimetil eter dari polietilena glikol. Gas alam
mentah dilewatkan berlawanan arah melalui pelarut yang mengalir ke bawah.
Ketika pelarut menjadi jenuh dengan gas-gas asam, tekanannya diturunkan,
sehingga hidrogen sulfida dan karbon dioksida dilepaskan kembali. Pelarutnya
kemudian didaur ulang ke menara absorpsi.
9
seperti monoetanolamina. Gas asam akan membentuk ikatan lemah dengan basa
ini yang kemudian bisa mudah diregenerasi. Mono- dan dietanolamina sering
digunakan pada proses ini. Konsentrasi amina biasanya pada rentang 15 dan 30%.
Gas alam dilewatkan melalui larutan amina sehingga membentuk sulfida,
karbonat, dan bikarbonat. Dietanolamina adalah pelarut yang lebih disukai karena
laju karatnya rendah, kemungkinan hilangnya amina lebih kecil, memerlukan
utilitas lebih sedikit, dan memerlukan dietanolamina tambahan yang minimal.4
Dietanolamina juga bereaksi reversibel dengan 75% karbonil sulfida (COS),
sedangkan mono- bereaksi irreversibel dengan 95% COS serta membentuk
produk penguraian yang mesti dibuang. Diglikolamina (DGA), adalah pelarut
amina lain yang digunakan dalam proses Econamina (Gbr. 1-2).4 Absorpsi gas-
gas asam terjadi dalam absorber yang berisi larutan DGA aqueous, dan larutan
panas yang kaya (jenuh dengan gas asam) dipompakan ke regenerator. Larutan
diglikolamina memiliki titik beku yang rendah, sehingga cocok untuk digunakan
di daerah beriklim dingin. Larutan basa kuat merupakan pelarut gas-gas asam
yang efektif. Namun, larutan ini biasanya tidak dipakai untuk pengolahan gas
alam volume besar karena gas-gas asam ini membentuk garam stabil, yang tidak
gampang diregenerasi. Sebagai contoh, karbon dioksida dan hidrogen sulfida
bereaksi dengan larutan natrium hidroksida aqueous menghasilkan natrium
karbonat dan natrium sulfida.
Namun, larutan basa kuat bisa digunakan untuk mengambil merkaptan dari
aliran gas dan cairan. Sebagai contoh, pada Proses Merox, pelarut kaustik yang
mengandung katalis seperti kobalt, yang dapat merubah merkaptan menjadi
disulfida yang tak terlarut dalam kaustik, dipakai untuk aliran yang kaya
merkaptan setelah pengambilan H2S. Udara dipakai untuk mengoksidasi
merkaptan menjadi disulfida. Larutan kaustik kemudian didaur-ulang untuk
regenerasi.
11
1. Gas hidrokarbon yang lebih berat: etana (C2H6), propana (C3H8), butana
normal (n-C4H10), isobutana (i-C4H10), pentana dan bahkan hidrokarbon dengan
berat molekul yang lebih tinggi. Ketika diproses dan dimurnikan menjadi produk
jadi, semua ini secara kolektif disebut sebagai NGL (Cairan Gas Alam).
2. Gas asam: karbon dioksida (CO2), hidrogen sulfida (H2S), methanethiol
(CH3SH) dan ethanethiol (C2H5SH).
3. Gas lain: nitrogen (N2) dan helium (He).
4. Uap air. Juga sebagai larutan garam dan gas terlarut (asam). Gas alam
mentah harus dimurnikan untuk memenuhi standar kualitas yang ditetapkan oleh
perusahaan pipa transmisi utama dan distribusi . Standar kualitas bervariasi dari
pipa ke pipa dan biasanya tergantung dari desain sistem pipa dan pangsa pasar
yang dilayaninya.
BAB III
TUGAS KHUSUS
Panas adalah salah satu bentuk energi yang dapat dipindahkan dari suatu
tempat ke tempat lain, tetapi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan sama
sekali. Dalam suatu proses, panas dapat mengakibatkan terjadinya kenaikan suhu
suatu zat dan atau perubahan tekanan, reaksi kimia dan kelistrikan. Proses
terjadinya perpindahan panas dapat dilakukan secara langsung, yaitu fluida yang
panas akan bercampur secara langsung dengan fluida dingin tanpa adanya
pemisah dan secara tidak langsung, yaitu bila diantara fluida panas dan fluida
dingin tidak berhubungan langsung tetapi dipisahkan oleh sekat-sekat pemisah.
Pada umumnya perpindahan panas dapat berlangsung melalui 3 cara yaitu secara
konduksi, konveksi, dan radiasi.
a. Konduksi (hantaran)
Daya hantar panas konduksi (k) tiap zat berbeda-beda. Daya hantar tinggi
disebut penghantar panas (konduktor panas) dan yang rendah adalah penyekat
panas (isolator panas ).
14
15
Q = k * A * (T1-T2) / X
b. Konveksi (aliran/edaran)
Perpindahan panas dari suatu zat ke zat yang lain disertai dengan gerakan
partikel atau zat tersebut secara fisik.
Harga U atau R tergantung pada jenis zat (daya hantar), kecepatan aliran, dan
ada tidaknya kerak.
16
c. Radiasi (pancaran)
Q = σ . T4
T = suhu mutlak
1/U = R = Ra + Rk + Rb + Rf
e. Isolasi Panas
Perbedaan suhu ini disebut perbedaan suhu rata-rata logaritma (log mean
temperature diffrence) disingkat LMTD
Q = U * A *(Δ T) LMTD
Pada Dasarnya prinsip kerja dari alat penukar kalor yaitu memindahkan
panas dari dua fluida padatemperatur berbeda di mana transfer panas dapat
dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung.
panas yang dipindahkan antara fluida panas dan dingin melalui permukaan
kontak langsung berarti tidak ada dinding antara kedua fluida. Transfer panas
yang terjadi yaitu melalui interfase / penghubung antara kedua fluida. Contoh :
18
aliran steam pada kontak langsung yaitu 2 zat cair yang immiscible (tidak dapat
bercampur), gas-liquid, dan partikel padat-kombinasi fluida.
Ada beberapa jenis heat exchanger yang banyak digunakan dalam industri,
yaitu:
Salah satu jenis penukar panas adalah susunan pipa ganda. Dalam jenis
penukar panas dapat digunakan berlawanan arah aliran atau arah aliran, baik
dengan cairan panas atau dingin cairan yang terkandung dalam ruang annular dan
cairan lainnya dalam pipa.
Alat penukar panas pipa rangkap terdiri dari dua pipa logam standart yang
dikedua ujungnya dilas menjadi satu atau dihubungkan dengan kotak penyekat.
Fluida yang satu mengalir di dalam pipa, sedangkan fluida kedua mengalir di
dalam ruang anulus antara pipa luar dengan pipa dalam. Alat penukar panas jenis
ini dapat digunakan pada laju alir fluida yang kecil dan tekanan operasi yang
tinggi. Sedangkan untuk kapasitas yang lebih besar digunakan penukar panas jenis
selongsong dan buluh ( shell and tube heat exchanger ).
19
b. Penukar panas cangkang dan buluh ( shell and tube heat exchanger )
Alat penukar panas cangkang dan buluh terdiri atas suatu bundel pipa
yang dihubungkan secara parallel dan ditempatkan dalam sebuah pipa mantel
(cangkang ). Fluida yang satu mengalir di dalam bundel pipa, sedangkan fluida
yang lain mengalir di luar pipa pada arah yang sama, berlawanan, atau
bersilangan. Kedua ujung pipa tersebut dilas pada penunjang pipa yang menempel
pada mantel. Untuk meningkatkan effisiensi pertukaran panas, biasanya pada alat
penukar panas cangkang dan buluh dipasang sekat ( buffle ). Ini bertujuan untuk
membuat turbulensi aliran fluida dan menambah waktu tinggal ( residence time ),
namun pemasangan sekat akan memperbesar pressure drop operasi dan
menambah beban kerja pompa, sehingga laju alir fluida yang dipertukarkan
panasnya harus diatur.
3. Tipe pipa U
20
4. Tipe fixed tube sheet dengan sambungan (bagian) ekspansi pada shellnya.
Dengan heat exchanger jenis ini dapat diperoleh luas bidang perpindahan
panas yang besar dengan volume alat yang relative lebih kecil. Untuk pipa bisa
dibuat dari berbagai jenis bahan kontruksi, disesuaikan dengan alat sifat korosif
fluida yang ditangani. Heat exchanger ini dapat digunakan untuk
pemanasan/penguapan dan pendinginan atau kondensasi segala macam fluida.
1) Tubes
Pipa yang digunakan dalam heat exchanger bukanlah pipa – pipa biasa,
tetapi pipa-pipa yang khusus dibuat untuk heat exchanger, dibuat dari berbagai
material. Umumnya digunakan pipa berukutran diameter luar ¾ inch atau 1 inch.
Tetapi tersedia juga pipa-pipa dengan dengan diameter luar1/4; 1,75; 1,50 inch.
Tebal pipa dinyatakan dengan kode BWG (Birmingham Wire Gauge). Makin
besar bilangan BWG, makin tipis pipanya.
Tube terpasang pada tube – sheet dengan pitch 1,25 DO (diameter luar).
Formasi pipa dapat membentuk segitiga atau bujur sangkar.
2) Shell
Biasanya digunakan baja karbon untuk ukuran kecil dapat digunakan pada
standar baja karbon. Untuk ukuranbesardibuat dari pelat yang di roll atau di- las.
Untuk heat exchanger yang tidak beroperasi pada tekanan tinggi biasa digunakan :
3) Baffle
c. Penukar Panas Plate and Frame ( plate and frame heat exchanger )
Alat penukar panas pelat dan bingkai terdiri dari paket pelat – pelat tegak
lurus, bergelombang, atau profil lain. Pemisah antara pelat tegak lurus dipasang
penyekat lunak ( biasanya terbuat dari karet ). Pelat – pelat dan sekat disatukan
oleh suatu perangkat penekan yang pada setiap sudut pelat 10 ( kebanyakan segi
empat ) terdapat lubang pengalir fluida. Melalui dua dari lubang ini, fluida
dialirkan masuk dan keluar pada sisi yang lain, sedangkan fluida yang lain
mengalir melalui lubang dan ruang pada sisi sebelahnya karena ada sekat.
besar dengan benang halus berputar melalui cairan panas dan dingin, dan penukar
panas cairan.
Pelat tipis dilas dalam pola teratur dari titik-titik atau dengan pola
serpentin garis las. Setelah pengelasan ruang tertutup bertekanan dengan kekuatan
yang cukup untuk menyebabkan logam tipis untuk tonjolan di sekitar lasan,
menyediakan ruang untuk cairan penukar panas mengalir, dan menciptakan
penampilan yang karakteristik bantal membengkak terbentuk dari logam.
Tipe lain dari penukar panas disebut "(dinamis) besot permukaan heat
exchanger". Ini terutama digunakan untuk pemanasan atau pendinginan dengan
tinggi viskositas produk, proses kristalisasi, penguapan tinggi dan fouling
aplikasi. Kali berjalan panjang yang dicapai karena terus menerus menggores
permukaan, sehingga menghindari pengotoran dan mencapai kecepatan transfer
panas yang berkelanjutan selama proses tersebut.
Selain memanas atau pendinginan cairan hanya dalam satu fasa, penukar
panas dapat digunakan baik untuk memanaskan cairan menguap (atau mendidih)
atau digunakan sebagai kondensor untuk mendinginkan uap dan mengembun ke
cairan. Pada pabrik kimia dan kilang, reboilers digunakan untuk memanaskan
umpan masuk untuk menara distilasi sering penukar panas.
Heat exchanger atau unit serupa untuk memproduksi uap dari air yang
sering disebut boiler atau generator uap. Dalam pembangkit listrik tenaga nuklir
yang disebut reaktor air bertekanan, penukar panas khusus besar yang melewati
panas dari sistem (pabrik reaktor) primer ke sistem (pabrik uap) sekunder, uap
memproduksi dari air dalam proses, disebut generator uap. Semua pembangkit
listrik berbahan bakar fosil dan nuklir menggunakan uap yang digerakkan turbin
memiliki kondensor permukaan untuk mengubah uap gas buang dari turbin ke
kondensat (air) untuk digunakan kembali.
Istilah ini juga dapat merujuk kepada penukar panas yang mengandung
bahan dalam struktur mereka yang memiliki perubahan fasa. Hal ini biasanya
padat ke fase cair karena perbedaan volume kecil antara negara-negara
ini. Perubahan fase efektif bertindak sebagai buffer karena terjadi pada suhu
konstan tetapi masih memungkinkan untuk penukar panas untuk menerima panas
tambahan. Salah satu contoh di mana ini telah diteliti untuk digunakan dalam
elektronik pesawat daya tinggi.
Tipe aliran di dalam alat penukar panas ini ada 4 macam aliran yaitu :
Alir fluida dalam tube sering dibuat beberapa kali melewati shell.
Dengan cara ini penampang aliran dalam tube menjadi lebih kecil dan laju linier
menjadi besar, sehingga diperoleh koefisien perpindahan panas besar.
25
Laju alir dalam sehell yang terlalu besar (berlebihan dari seharusnya)
dapat menimbulkan vibnrasi (getaran) yang sangat membahayakan.
27
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
d. Hasil pengolahan gas alam mentah dapat berupa gas alam kondensat,
sulfur, etana, gas alam cair (NGL): propana, butana dan C5 + (istilah yang
umum digunakan untuk pentana ditambah dengan molekul hidrokarbon
yang lebih tinggi)
e. Hasil Akhir dari pencairan gas alam adalah LNG (Liquefied Natural Gas),
LPG (Liquefied Petrolium Gas), dan lain sebagainya seperti: CNG, HSD,
MFO, IFO.
27