Anda di halaman 1dari 6

PENATALAKSANAAN SIFILIS

No.Dokumen SOP/P2-IMS/007
No.Revisi 00
SOP Tanggal 11 April 2016

Halaman 1/4

Puskesmas
dr.A.A.A. Dewi Anjani
IV Denpasar NIP.196704201997032003
Selatan
1. Sifilis merupakan infeksi sistemik yang disebabkan oleh spirochaete,
Treponema pallidum dan merupakan salah satu bentuk infeksi menular
1. Pengertian seksual.
2. Penatalaksanaan sifilis adalah pemberian terapi pada kasus sifilis sesuai
dengan kriterianya.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam penatalaksanaan sifilis di Puskesmas.
SK Kepala Puskesmas No.440/10/ Puskesmas Denpasar Selatan tentang
3. Kebijakan
pengelolaan UKM di Puskesmas IV Denpasar Selatan
1. Pedoman Tata Laksana Sifilis untuk Pengendalian Sifilis di Layanan
Kesehatan Dasar, Kemenkes RI, 2013
4. Referensi
2. Pedoman Nasional Penanganan Infeksi Menular Seksual, Kemekes RI,
2011
5. Alat dan 1. Bedgyn
Bahan 2. Spuit 5 cc sebanyak 3 buah
3. Spuit 1 cc sebanyak 1 buah
4. Needle G 21 sebanyak 3 buah
5. Benzatin Penicillin 2,4 juta IU
6. Aquabides
7. Kapas
8. Alkohol 70%
9. Set anafilatik syok
10. Tempat sampah medis
11. Tempat sampah non medis
12. Tempat sampah jarum
13. Tempat sampah vial
14. Sarung tangan
15. Celemek
16. Masker
17. Sabun cuci tangan dan air mengalir untuk cuci tangan
18. Tissu
19. Formulir IMS
20. Informed Consent
21. Formulir Rujukan Eksternal dan Internal
23. Resep
24. Kartu Berobat Pasien
25. Alat tulis
6. Langkah 1. Petugas Poli IMS menerima Formulir IMS dari petugas Laboratorium.
Kerja 2. Ditemukan hasil pemeriksaan Laboratorium RPR / VDRL reaktif (+)
dan dikonfirmasi dengan TPHA / TPPA (TP Rapid) :
a. Untuk pasien yang tidak ada riwayat terapi sifilis dalam 3 bulan
terakhir :
1) Jika hasil tes konfirmasi non reaktif, maka dianggap reaktif
palsu dan tidak perlu diterapi namun perlu dites ulang 1-3
bulan kemudian.
2) Jika hasil tes konfirmasi reaktif dilanjutkan melihat hasil
pemeriksaan RPR kuantitatif (titer) sehingga dapat diketahui
tergolong sifilis dini/laten.
a) Titer ≤ 1:4 (1:2 atau 1:4) dapat diinterpretasikan dan
diterapi sebagai sifilis laten. Pilihan pengobatan :
i. Benzatin Penicillin 2,4 juta IU, dosis tunggal IM 1x
seminggu selama 3 minggu.
ii. Penisilin Prokain IM, 600.000 U/hari selama 10 hari
iii. Doxycyline 2x100 mg/hari per oral selama 30 hari
iv. Eritromicyn 4x500 mg/hari selama 30 hari
b) Titer ≥ 1:8 dapat diinterpretasikan dan diterapi sebagai
sifilis dini. Pilihan pengobatan :
i. Benzatin Penicillin 2,4 juta IU, dosis tunggal IM
ii. Penisilin Prokain IM, 600.000 U/hari selama 10 hari
iii. Doxycyline 2x100 mg/hari per oral selama 30 hari
iv. Eritromicyn 4x500 mg/hari selama 30 hari
b. Untuk pasien kontrol ulang/ada riwayat terapi sifilis dalam 3 bulan
terakhir :
1) Jika titer RPR turun 2 tahap (misal dari 1:64 menjadi 1:16) atau
lebih, terapi dianggap berhasil. Ulangi evaluasi tiap 3 bulan
sekali.
2) Jika titer tidak turun 2 tahap, lakukan evaluasi kemungkinan re-
infeksi, berikan terapi sesuai stadium.
3) Jika hasil RPR non reaktif atau reaktif rendah (serofast), pasien
dinyatakan sembuh.
3. Menjelaskan hasil pemeriksaan Laboratorium kepada pasien dan atau
keluarga.
4. Menjelaskan tentang pengobatan yang akan diberikan.
5. Meminta pasien untuk menandatangani Informed Consent untuk
pemberian terapi secara injeksi.
6. Menyiapkan alat-alat dan pasien.
7. Mencuci tangan dan memakai Alat Perlindungan Diri (APD).
8. Mengoplos Benzatin Penicillin 2,4 juta IU dengan 9 cc Aquabides.
9. Menyedot 0,1 cc Benzatin Penicillin dengan spuit 1 cc dan mengoplos
kembali dengan menambahkan 0,9 cc Aquabides.
10. Melakukan skin test. Tandai tempat bekas suntikan dengan alat tulis
secara melingkar dengan diameter 1 cm.
11. Pantau tempat bekas suntikan selama 15 menit, lihat apakah terjadi
perubahan (pembesaran, perubahan warna kulit) tanyakan yang
dirasakan pasien di sekitar tempat bekas suntikan.
12. Bila tidak ada alergi, suntikkan Benzatin Penicillin sesuai dengan SOP
Penyuntikan Benzatin Penicillin.
13. Bila pada skin test ditemukan tanda-tanda alergi atau pasien menolak
untuk disuntik, maka pasien diberikan resep dengan pilihan
pengobatan per oral.
14. Pengobatan per oral pada awal diberikan dosis untuk 1 minggu,
kemudian bila tidak ditemukan tanda alergi diberikan sisa dosis 3
minggu.
15. Menulis waktu kontrol di Kartu Berobat Pasien (1 minggu atau 3
bulan) dan mengingatkan pasien pentingnya kontrol ulang tepat waktu.
16. Memberikan KIE tentang tanda-tanda alergi obat.
17. Memberikan kondom dan KIE pemakaian kondom.
18. Menyerahkan Kartu Berobat kepada pasien dan mempersilahkan
pasien untuk pulang.
19. Melakukan rujukan internal / eksternal bila diperlukan dan mencatat di
Buku Register Rujukan Internal / Eksternal.
20. Melengkapi Formulir IMS dan BRKP.
Petugas menerima
hasil Laboratorium

Tidak
Ada Tidak
riwayat Informed Setu
pengobata consent ju?
n 3 bulan
terakhir? Ya

Ya Skin test

Titer Tidak
turun Ya
2x ? Aler
gi?

Memberikan
9. Bagan Alir
Tidak diterapi Tidak terapi oral

Memberikan
terapi injeksi

Tidak Ya
KIE kontrol Perlu
ulang diruj
uk ?

Rujuk

KIE tanda-tanda
alergi obat

Memberikan
kondom dan KIE
pemakaian Pencatatan
kondom

10. Hal-hal yang


Observasi selama 15 menit setelah penyuntikan.
perlu
diperhatikan
11. Unit terkait Poli IMS
1. Register IMS
12. Dokumen
2. Register Rujukan Internal / Eksternal
terkait
3. BRKP
13. Rekaman
historis
perubahan No. Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai