Anda di halaman 1dari 7

BMKG Ingatkan Agar Waspada Terhadap Gelombang Laut di Perairan Natuna dan

Anambas

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Untuk transportasi laut dan aktivitas kelautan

dihimbau agar berhati-hati terhadap gelombang laut yang tinggi di wilayah perairan Natuna

dan Anambas.

Ini disebabkan kondisi sinoptik, adanya belokan angin (shearline) di sekitar

Kepulauan Riau mendukung dalam penumpukan massa udara yang dapat menyebabkan

pertumbuhan awan konvektif, namun nilai prakiraan kelembapan udara yang rendah di

lapisan atas kurang mendukung dalam proses pertumbuhan awan-awan konvektif.

Berikut prakiraan peraiaran Kepri, dari Badan Meteorologi Klimatologi Geofiksika (BMKG)

Stasiun Meteorologi Klas I Hang Nadim Batam.

Prakiraan ini berlaku mulai Kamis (22/3/2018) pukul 07.00 WIB sampai pukul 19.00 WIB.

Hari ini cuaca diperkirakan berawan di perairan Batam - Bintan, dengan arah angin

Utara - Timur.

Sementara Kecepatan angin 2 sampai 18 knots dan tinggi gelombang 0.1 meter

sampai 1.0 meter.


Sementara untuk peraiaran Kepulauan Lingga, hujan ringan dengan arah angin Utara -

Timur. Kecepatan angin 2 sampai 16 knots dengan ketinggian gelombang 0.1 meter sampai

1.0 meter.

Kemudian Selat Berhala, hujan ringan dengan arah angin Utara - Timur dan

kecepatan angin 2 sampai 16 knots disertai ketinggian gelombang 0.1 meter sampai 1.0

meter.

Selanjutnya Laut Natuna Utara, berawan disertai arah angin Utara - Timur dan

kecepatan angin 10 sampai 20 knots dengan ketinggian gelombang 1.0 meter sampai 2.5

meter.

Perairan Kepulauan Natuna, berawan dengan arah angin Utara - Timur, diiringi

kecepatan angin 10 sampai 20 knots dan ketinggian gelombang 0.5 meter sampai 2.0 meter.

Seterusnya perairan Kepulauan Anambas, berawan dengan arah angin Utara - Timur.

Kecepatan angin 10 sampai 20 knots. Sementara ketinggian gelombang 0.5 meter sampai 2.0

meter.

Laut Natuna, berawan dengan arah angin Utara - Timur Laut. Kecepatan angin 4

sampai 20 knots. Sementara ketinggian gelombang 0.5 meter sampai 2.0 meter.(bur)

http://batam.tribunnews.com/2018/03/22/bmkg-ingatkan-agar-waspada-terhadap-gelombang-

laut-di-perairan-natuna-dan-anambas
Berenang di Laut Tingkatkan Risiko

Terserang Penyakit, Ini Alasannya

Liputan6.com, London - Beberapa ilmuwan berhasil menemukan fakta bahwa

berenang di air laut mampu tingkatkan risiko serangan penyakit, seperti sakit perut, nyeri pada

telinga, dan lain sebagainya.

Riset yang dilakukan oleh Pusat Ekologi dan Hidrologi pada Sekolah Kesehatan

Universitas Exeter itu, menyebut risiko terserang penyakit telinga meningkat 77 persen, dan

risiko gangguan pencernaan naik sebesar 29 persen. Demikian dilansir dari BBC pada Rabu

(28/2/2018).

Bukan hanya pada kegiatan renang, risiko terkait juga ditemui pada aktivitas olahraga

air, seperti selancar, ski air, dan lain sebagainya.

Temuan fakta tersebut dihasilkan dari tinjauan 19 penelitian ilmiah terkait yang dilakukan

di Amerika Serikat (AS), Inggris, Australia, Selandia Baru, Denmark, dan Norwegia. Adapun

jumlah responden yang berpartisipasi tercatat sebanyak lebih dari 120.000 orang.

"Di negara berpendapatan tinggi, seperti Inggris misalnya, muncul anggapan bahwa

berenang di laut tidak membahayakan kesehatan manusia," ujar Dr. Anne Leonard, salah satu

peneliti.

"Namun, hasil analisa ilmiah kami menunjukkan bahwa menghabiskan waktu di dalam air

laut, berperan meningkatkan risiko berkembang biaknya penyakit, seperti penyakit telinga dan

beberapa masalah yang berkaitan dengan sistem pencernaan, seperti sakit perut dan diare,"

lanjutnya menjelaskan.

Menurut Dr. Anne, berbagai risiko penyakit tersebut bisa jadi berkaitan dengan isu polusi

lingkungan yang menyerang banyak perairan laut di dunia.


Data dari Badan PBB untuk Program Lingkungan Hidup (UNEP) pada 2017 lalu,

menyebutkan bahwa hampir 70 persen lautan di dunia dilanda polusi, baik berupa polusi sampah

maupun polusi berbahaya, seperti tumpahan minyak misalnya.

Karena begitu luasnya lautan di Bumi, membuat upaya pembersihan hanya bisa

difokuskan di lokasi tertentu, dan itu pun sejatinya belum benar-benar dikatakan menyeluruh.

"Laut adalah ekosistem yang sangat kompleks, di mana satu kerusakan dapat

berpengaruh secara luas terhadap bagian perairan lainnya," jelas Dr. Anne.

Ditambahkan olehnya, pencemaran tersebut bukan hanya mengancam kelestarian alam

bawah laut, namun juga berpengaruh ke banyak sektor, termasuk isu kesehatan manusia.

"Oleh karenanya, temuan ini sangat penting untuk diteliti lebih jauh, agar didapat

tindakan preventif guna meningkatkan kualitas hidup manusia," tukasnya.

http://global.liputan6.com/read/3330511/berenang-di-laut-tingkatkan-risiko-terserang-

penyakit-ini-alasannya
Penelitian IPB: Air Laut Dalam Potensial untuk

Dikonsumsi

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR - Peneliti Institut Pertanian Bogor menyatakan bahwa air laut dalam

berpotensi menjadi sumber air yang layak dikonsumsi. Tiga peneliti itu, Prof Bonar P Pasaribu, Dr Djisman M,

dan Dr Jonson L Gaol yang merupakan peneliti dalam eksplorasi dan eksploitasi air laut dalam (ALD) di

Indonesia menyatakan penelitian yang mereka lakukan bisa dijadikan sebagai alternatif sumber-sumber air layak

konsumsi selain di darat.

Saat memaparkan penelitiannya, Jonson L Gaol menjelaskan bahwa air laut dalam (ALD) dengan kandungan

mineralnya, setelah diolah dengan baik, sangat penting dan bermanfaat untuk pasokan air minum bagi

kelangsungan hidup dan kesehatan tubuh manusia.

"Penyediaan air mineral laut dalam ini juga merupakan suatu kegiatan yang bersifat strategis untuk

mengantisipasi kemungkinan krisis air bersih di masa mendatang," katanya.

Ia mengatakan, ALD setelah melalui proses desalinasi, juga memberi hasil sampingan, yaitu garam berkualitas

tinggi.

Di samping itu ALD dapat diaplikasikan untuk berbagai kegunaan, yaitu untuk budi daya perikanan, pertanian,

bahan kosmetik, obat-obatan, spa dan sebagai pendingin ruangan.

Menurut dia, salah satu kelebihan ALD ini adalah mengandung mineral yang sangat kaya dan dibutuhkan oleh

tubuh manusia. Berbeda dengan air murni dalam kemasan yang tidak mengandung mineral.

Karena manfaatnya yang sangat baik, maka industri ALD telah berkembang di Hawaii dan Jepang sejak sekitar

20 tahun silam, dan sejak sekitar lima tahun lalu Korea Selatan, Taiwan, dan India juga telah
mengembangkan industri ini.

"Di Jepang sendiri terdapat 13 merek air mineral laut dalam sebagai air minum dalam kemasan (AMDK) yang

beredar di pasaran hingga sekarang," katanya.

Ia menjelaskan, ALD disedot dari kedalaman lebih dari 300 meter. Lapisan ini berada di bawah lapisan termoklin

dan juga di bawah lapisan eufotik. Air di kedalaman sekitar 300 meter ini suhunya berkisar 10 derajat Celcius,

bersih, kaya nutrient, kaya mineral, dan stabil.

Kondisi ALD ini berbeda dengan air laut di permukaan (di lapisan zona eufotik) yang sangat dipengaruhi proses

yang terjadi di lapisan permukaan seperti fotosintesis, pencemaran, suspense sedimen dan blooming alga.

Dengan demikian, katanya, ALD sangat layak untuk dijadikan sebagai sumber air minum.

"Setelah hampir dua tahun melakukan kajian, maka tahun ketiga telah mulai dibangun industri ALD di Bali,"

katanya. Industri yang dibangun, kata dia, masih dalam skala laboratorium untuk menghasilkan seribu liter

air mineral laut dalam per hari.

http://www.alpensteel.com/article/119-106-energi-laut-ombakgelombangarus/4964--air-laut-

dalam-berpotensi-menjadi-sumber-air-layak-konsumsi
MUHAMMAD RIDHO PRAYOGI
1704114941
ILMU KELAUTAN

BMKG Ingatkan Agar Waspada Terhadap Gelombang Laut di Perairan Natuna dan
Anambas

Penghimbauan diberikan kepada masyarakat yang melakukan aktivitas kelautan


diperairan Natuna untuk berhati-hati adanya gelombang tinggi dengan ketinggian antara 1
sampai 2,5 meter. Yang disebabkan oleh kondisi sinoptik, adanya belokan angin (shearlin) di
sekitar Kepulauan Riau mendukung dalam penumpukakan massa udara yang dapat
menyebabkan pertumbuhan awan konvektif, namun nilai prakiraan kelembapan udara yang
rendah di lapisan atas kurang mendukung dalam proses pertumbuhan awan-awan konvektif.

Berenang di Laut Tingkatkan Risiko Terserang Penyakit, ini Alasannya

Berenang di laut dapat memicu peningkatan resiko terserang penyakit seperti sakit
perut, nyeri pada telinga dan sebagainya. Hal ini didapati setelah dilakukan 19 penelitian
yang dilakukan di beberapa negara dan menggunakan subjek sebanyak 120.000 orang.
Menurut Dr. Anne, berbagai risiko penyakit tersebut bisa jadi berkaitan dengan isu populasi
lingkungan yang menyerang banyak perairan laut di dunia. Merujuk dengan data yang
diperoleh PBB untuk program lingkungan hidup (UNEP) pada tahun 2017lalu, menyebutkan
bahwa hampir 70% lautan di dunia dilanda polusi, baik berupa polusi sampah maupun polusi
berbahaya (tumpahan minyak). Karena begitu luasnya laut dibumi sehingga usaha
pembersihan hanya bisa dilakukan dilokasi tertentu.

Penelitian IPB: Air Laut Dalam Potensial untuk Dikonsumsi

Peneliti Institut Pertanian Bogor menyatakan bahwa air laut dalam berpotensi menjadi
sumber air yang layak dikonsumsi. Saat memaparkan penelitiannya, Jonson L Gaol
menjelaskan bahwa air laut dalam (ALD) dengan kandungan mineralnya, setelah diolah
dengan baik, sangat penting dan bermamfaat untuk pasokan air minum bagi kelangsungan
hidup dan kesehatan tubuh manusia. Bukan hanya untuk minum namun juga bermanfaat
untuk budidaya perikanan, pertanian, bahan kosmetik, obat-obatan, dan sebagai pendingin
ruangan. Sudah banyak negara-negara lain yang memanfaatkan Air Laut Dalam, seperti
contohnya di jepang terdapat 13 merek air mineral laut dalam sebagai airminum dalam
kemasan yang beredar dipasaran.

Anda mungkin juga menyukai