Anda di halaman 1dari 3

Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah

dari dinding rongga bersangkutan. Menurut Hines (2012) hernia merupakan lemahnya strukutur
otot yang menyebabkan jaringan atau organ tertentu keluar ke bagian tubuh yang tidak seharusnya.
Pada hernia abdomen, isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan muskulo-
aponeurotik dinding perut.

Berbagai macam hernia menurut lokasinya menurut Hines (2012), hernia abdominalis
(hernia ventralis, paracostral, umbilikalis, dan inguinalis), hernia diafragmatika, hernia perianalis,
dan hernia scrotalis. Hernia dapat terjadi secara kongenital ataupun dapatan.

Gambar 1 Dinding abdomen yang mengalami hernia mengalami penonjolan.

Menurut Ramadhan dan Abdin (2001), kasus hernia kebanyakan disebabkan karena faktor
trauma. Trauma yang disebabkan oleh benda tumpul maupun kejadian yang menyebabkan tekanan
rongga abdomen meninggi secara mendadak. Selain itu dapat disebabkan oleh faktor genetik
(Grace dan Borley 2006). Prevalensi kejadian hernia kebanyakan terjadi pada hewan muda
(Ramadhan dan Abdin 2001). Hernia dicirikan dengan adanya kantung hernia, cincin hernia, leher
hernia, dan isi hernia.

Diagnosa hernia perlu memperhatikan signalemen, anamnesa, dan pemeriksaan klinis.


sedangkan diagnosa hernia dilakukan dengan melakukan palpasi dengan menemukan cincin hernia
pada kucing, dan bila diinspeksi akan terlihat benjolan akibat adanya isi abdomen yang keluar
dibawah kulit melewati cincin (Primovic dan Debra 2009). Dan untuk memperkuat diagnosa dapat
dilakukan diagnosa penunjang yaitu radiografi dan pemeriksaan darah. Prognosa pada kasus hernia
tergantung dari asal, arahnya, perlekatan mudah tidaknya direposisi, isinya, lokasinya, kondisi
hewan, dan lama kejadian.

Menurut (Tjahjadi, 2009) hernia yang terbentuk berdasarkan letak anatomis tempat hernia
tersebut terbentuk, maka hernia dapat dibagi atas hernia diafragmatika, hernia pelvika, hernia
umbilikalis, hernia inguinalis lateralis (yang apabila berlanjut menjadi hernia skrotalis), hernia
inguinalis medialis, hernia kruralis, hernia perinealis, dan hernia ventralis. Sedangkan
berdasarkan isinya, hernia dapat dibagi atas enterokel (berisi usus dan mesenterium), epiplokel
(berisi omentum), entero epiplokel, gastrokel (berisi lambung).

Hernia ini selalu bersifat congenital, karena adanya lubang dipusat yang belum menutup
pada saat hewan dilahirkan. Sering ditemukan pada anak sapi. Cicin hernia umbilikalis ini kecil
dan kulit pusat tebal sehingga kantong terbentuk tidak begitu besar. Oleh Karena itu isi kantong
umumnya omentum bukannya usus.

Hernia umbilikalis umumnya didiagnosis banding dengan omfalokel, yaitu suatu kalainan di
daerah pusat karena kulit di daerah tersebut tidak menyatu sehingga isi perut yang dilapisi amnion
(apabila amniaon belum pecah) tampak dari luar. Apabila hernia segera diketahui pada bulan-bulan
pertama kelahiran, maka benjolan hernia ditekan kedalam rongga perut dengan suatu lempeng
logam yang difiksir ke kulit disekitarnya. Apabila telah usia satu tahun cicin hernia tidak lebih
longgar dari satu jari, maka cukup diobservasi saja.

Herniotomi dilakukan apabila cicin hernia cukup longgar ataupun hernia telah menunjukkan
tanda-tanda penjepitan. Gejala ileus obstruksi akan terlihat apabila ususnya terjepit, sedangkan
jika hanya omentum yang terjepit maka ditemukan massa yang keras dan berwarna merah.

Merupakan hernia yang terjadi pada daerah pusar hewan. Hernia umbilikalis congenital
merupakan hernia yang paling umum . Hal ini terjadi karena adanya factor hereditas. Oleh karena
itu, induk yang mempunyai sejarah penyakit ini tidak dikawinkan. Hernia ini kadang tanpa disertai
gejala (asymptomatic) karena hernianya yang kecil sehingga tidak menyebabkan gangguan berarti.
Pada hernia ini jika cincin hernia kecil, dapat menyebabkan strangulasi intestinum (jika yang
masuk kedalam saccus hernia intestinum) dan menyebabkan kematian dari jaringan usus yang
berada dalam hernia tersebut, akibat suplaii darah yang kurang (Budhi.2011).
ETIOLOGI

1) Hernia umbilikalis adalah hernia yang paling umum dan terjadi pada garis tengah perut
di pusar. Hernia pusat tidak menimbulkan masalah kesehatan yang nyata karena
jaringan lemak biasanya hanya item yang menonjol ke pembukaan. Hernia ini dapat
terjadi dengan baik pada anjing jantan maupun betina (Anonim, 2009). Hernia
umbilicalis kongenital adalah yang paling umum dari semua hernia. Karena masalah ini
merupakan sifat yang diturunkan, pencegahan yang terbaik adalah tidak
menggunakannya sebagai indukan. Anjing dan kucing dengan hernia umbilikalis
memiliki pembengkakan lunak, tidak nyeri atau Tonjolan di atas pusar mereka.
Pembengkakan bisa ada dan menghilang tergantung pada posisi hewan peliharaan dan
berapa banyak makanan yang telah dimakan. Hernia umbilicalis berisi lemak dan
mungkin omentum beserta usus. Pada anjing jantan memperbaikinya ketika hewan
peliharaan pada usia 12-18 minggu. Ada kesalahpahaman umum bahwa memotong tali
pusat dari terlalu dekat adalah penyebab kondisi ini, Hal ini tidak benar. Hernia pusat
yang besar bisa menjepit loop usus atau sebagian organ tubuh lain. Dalam kasus ini
cincin hernia menghambat pasokan darah ke segmen yang terjepit dan akan terjadi
kematian sel yang menyebabkan usus nekrosis. Ini adalah kondisi yang mengancam
kehidupan (Hines, 2009).

Anda mungkin juga menyukai