Hal
ini diketahui terjadi pada kelompok usia remaja yang menyarankan
adanya pengaruh hormonal. Juga inisiasi lesi jerawat lebih awal pada
wanita yang menunjukkan peran hormonal. Namun jerawat lebih parah
pada pria. Ini berlangsung untuk durasi yang lebih lama pada wanita. Ini
adalah penyakit kulit yang paling umum.1 Studi terbaru juga melibatkan
peran diet dalam patogenesis jerawat.2 Meskipun merupakan penyakit
yang umum, ini adalah penyebab depresi dan depresi yang diketahui jika
tidak diobati.3 Ada banyak mitos dan
Kesalahpahaman pada pasien serta dokter kesehatan mengenai penyebab
dan pengobatan jerawat.4
METODE
Ini adalah penelitian cross sectional yang dilakukan selama bulan
Januari 2016 sampai April 2016 di departemen rawat jalan sebuah
perguruan tinggi kedokteran swasta di Karnataka. 100 pasien yang
mengalami lesi jerawat disertakan dalam penelitian ini. Pasien dengan
akne vulgaris tidak bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian ini,
pasien berusia <15 tahun dan pasien dengan drug-induced dan acneiform
eruptions lainnya tidak disertakan. Data dikumpulkan dengan
menggunakan kuesioner semi-terstruktur. Kuesioner diberikan dalam
bahasa setempat setelah mendapat persetujuan verbal. Kuesioner terdiri
dari data sosio-demografi seperti umur, jenis kelamin, status sosial
ekonomi, agama, status perkawinan dan pertanyaan untuk menilai
pengetahuan, sikap dan praktik terhadap jerawat. Revisi klasifikasi B G
Prasad yang dimodifikasi, Jan 2014 digunakan untuk mengklasifikasikan
status sosial ekonomi.5 Data dimasukkan dalam excel sheet dan
ditunjukkan dalam frekuensi dan persentase. Uji Chi-square digunakan
untuk menentukan hubungan. Tingkat signifikansi statistik ditetapkan
kurang dari 0,05
HASIL
Ada distribusi yang sama dari subjek studi berkenaan dengan jenis
kelamin. Sebagian besar dari mereka berasal dari kelompok usia 15-19
tahun. Tabel 1 menggambarkan tentang karakteristik sosio-demografi
subjek penelitian. Penilaian pengetahuan tentang sebab dan faktor yang
memberatkan di antara sampel penelitian ditunjukkan pada Tabel 2.
Tabel 3 menampilkan faktor-faktor yang mempengaruhi skor
pengetahuan total tentang penyebab dan faktor perobanan jerawat di
antara subjek penelitian. Skor kurang dari 8 dan lebih besar dari atau
sama dengan 8 dianggap sebagai pengetahuan yang buruk dan bagus
tentang jerawat vulgaris. Tabel 4 dan 5 menunjukkan sikap dan praktik
subjek penelitian terhadap akne vulgaris
DISKUSI
Jerawat adalah kondisi multi-faktorial, yang biasa terlihat pada remaja di
seluruh dunia. Peningkatan ekskresi sebum, kolonisasi duktus pilosebase
dengan propionibacterium acnes dan inflamasi resultan memainkan
peran penting dalam patogenesis. Banyak kesalahpahaman seputar
jerawat. Pengetahuan tentang jerawat masih kurang dengan sikap dan
praktik yang salah. Menjadi penting untuk mengetahui pengetahuan
pasien tentang jerawat karena berperan penting dalam pengelolaan dan
kepatuhan yang lebih baik.
83% tahu bahwa lesi jerawat memburuk dengan meremas, memetik atau
menggosok. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan pada
individu Prancis dimana 75% mengetahui bahwa lesi jerawat memburuk
dengan meremasnya.10 Pengamatan ini berbeda dengan yang ditemukan
pada penelitian yang dilakukan oleh P Gangga dimana hanya 37% yang
mengetahui bahwa jerawat memburuk oleh tindakan ini. 9 Menariknya,
S Al Mashat dalam studinya menemukan bahwa 11% subyek studi
berpikir bahwa jerawat akan membaik dengan memetik atau
meremasnya.11
41% mengatakan bahwa jerawat dikaitkan dengan penggunaan kosmetik
dimana 53% dan 58% sampel penelitian dalam sebuah penelitian yang
dilakukan oleh Darwish MA dan Poli F mengetahui bahwa penggunaan
produk kosmetik memperparah jerawat.6,10 Sebaliknya, CM Tahir
hanya menemukan 16% menganggap kosmetik sebagai faktor yang
memberatkan jerawat di ruang kerjanya.12
Faktor genetik berperan penting dalam patogenesis jerawat. Kerentanan
terhadap keratinosit terhadap efek antiproliferatif vitamin A dan D telah
dilaporkan.13 Dalam penelitian ini, hubungan genetik diketahui 35%
dalam penelitian kami. Temuan serupa (38%) dilaporkan oleh Tan JK
namun CM Tahirand Uslu G hanya menemukan 12% dan 10% subjek
penelitian mereka yang berkaitan dengan pewarisan jerawat.14,12,15
KESIMPULAN
Studi saat ini menyimpulkan bahwa pasien jerawat memiliki praktik
yang buruk dan sikap tidak baik meskipun pengetahuannya bagus.
Banyak mitos ada di antara pasien. Meskipun sangat umum dan sangat
responsif terhadap pengobatan, ini adalah penyebab utama depresi di
antara pasien.