Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN MINI PROJECT

Pengaruh Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil Terhadap


Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil di Wilayah Kerja
UPT Puskesmas Ranai

Disusun Untuk Melengkapi Syarat Internship


di Puskesmas Ranai

Disusun Oleh :
dr. Muhammad Dicky Hidayattullah

Pembimbing:
dr. Wan Rita Mardhiya

Program Internsip Dokter Indonesia Periode 2017 – 2018


UPT Puskesmas Ranai
Kabupaten Natuna
2018
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirrobil’alamin, segala puji dan syukur atas segala nikmat,

karunia, dan rahmat yang diberikan Allah SWT dalam menempuh Internship di

Puskesmas Ranai. Atas ridho-Nya pula, akhirnya penulis dapat menyelesaikan

tugas penulisan Mini Project dengan judul “Pengaruh Pelaksanaan Kelas Ibu

Hamil Terhadap Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil di Wilayah Kerja UPT

Puskesmas Ranai” untuk memenuhi salah satu syarat program Internship di

Puskesmas Ranai, Natuna, Kepulauan Riau.

Terima kasih kami ucapkan kepada :

1. Bapak Jaya, S.KM selaku Kepala Puskesmas Ranai.

2. Dr. Wan Rita Mardhiya sebagai dokter Puskesmas Ranai.

3. Dr. Nadia Monita sebagai dokter Puskesmas Ranai

4. Bidan Nazira, Bidan Fitrin, Bidan Tika, Bidan Halimah, Bidan Winda,

Bidan Desi dan Bidan Sriyani yang telah membantu pengerjaan mini

project.

5. Kedua orang tua dengan segala curahan kasih sayang, restu, dan

dukungan kepada penulis.

6. Rekan – rekan dokter Internship.

Demikian, agar Mini Project ini bisa bermanfaat bagi yang membacanya.

Penulis

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………………………………………………… 2

Daftar Isi ………………………………………………………. 3

Bab I : Pendahuluan

A. Latar Belakang ………………………………………… 4

B. Rumusan Masalah ...…………………………………… 6

C. Tujuan Penulisan ……………………………………… 6

D. Manfaat ……………………………………………….. 6

Bab II : Tinjauan Pustaka

A. Pengertian Pengaruh …………………………………… 7

B. Pengetahuan …………………………………………… 7

C. Kehamilan 10

D. Ibu Hamil ............................................................. 11

E. Kelas Ibu Hamil 12

Bab III : Metode Penelitian 14

A. Rancangan penelitian .................................................. 14

B. Teknik Pengumpulan Data ......................................... 14

C. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................... 14

D. Instrumen Penelitian ……. .......................................... 15

E. Besar Sampel ……....................................................... 15

F. Kriteria Inklusi dan Eksklusi ....................................... 16

G. Prosedur Pengambilan Data ………………………… 16

2
H. Kerangka Konsep …………………………………… 17

I. Hipotesis……………………………………………... 18

Bab IV : Hasil 19

A. Kelas Ibu Hamil Pertemuan 1…………………………. 19

B. Kelas Ibu Hamil Pertemuan 2 ..……………………….. 23

C. Kelas Ibu Hamil Pertemuan 3 ………………………… 27

D. Hasil Analisis Statistik ………….…………………….. 31

E. Pembahasan ………………………….……………….. 37

Bab V : Kesimpulan dan saran ................................................ 39

Daftar Pustaka ……………………………………………….. 41

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ibu hamil dan anak balita merupakan salah satu kelompok paling

berisiko terkena berbagai macam gangguan kesehatan dan kematian. Menurut

penelitian Women Research Institute, angka kematian ibu melahirkan tahun

2011 mencapai 307 per 100.000 kelahiran hidup. Ini suatu angka kematian

yang fantastis, untuk era globalisasi. Oleh karena itu kita harus berupaya

menurunkannya. Program pembangunan kesehatan di Indonesia dewasa ini

masih diprioritaskan pada upaya peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak,

terutama pada kelompok yang paling rentan kesehatan yaitu ibu hamil,

bersalin, dan bayi pada masa perinatal.

Dewasa ini penyuluhan kesehatan ibu dan anak pada umumnya

masih banyak dilakukan melalui konsultasi perorangan atau kasus per kasus

yang diberikan pada waktu ibu memeriksakan kandungan atau pada waktu

kegiatan posyandu. Kegiatan penyuluhan semacam ini bermanfaat untung

menangani kasus per kasus namun memiliki kelemahan, antara lain :

• Pengetahuan yang diperoleh hanya terbatas pada masalah kesehatan

yang dialami saat konsultasi.

• Penyuluhan yang diberikan tidak terkoordinir sehingga ilmu yang

diberikan kepada ibu hanyalah pengetahuan yang dimiliki oleh

petugas saja.
4
• Tidak ada rencana kerja sehingga tidak ada pemantauan atau

pembinaan secara lintas sector dan lintas program.

• Pelaksanaan penyuluhan tidak terjadwal dan tidak berkesinambungan.

Salah satu program kesehatan yang diharapkan turun berperan dalam

menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat kehamilan, persalinan, dan

nifas adalah pemakaian buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Buku KIA

adalah suatu buku yang berisi catatan kondisi kesehatan ibu dan anak serta

informasi cara menjaga kesehatan ibu di masa hamil, nifas, menjaga kesehatan

dan mengatasi anak sakit. Namun tidak semua ibu mau/bisa membaca buku

KIA. Penyebabnya bermacam – macam. Ada ibu yang tidak punya waktu

untuk membaca buku KIA, atau malas membaca, sulit mengerti, dan ada pula

ibu yang tidak dapat membaca. Oleh sebab itu ibu hamil perlu diajari tentang

isi buku KIA dan cara menggunakan buku KIA.

Di wilayah UPT Puskesmas Ranai, masih ditemukan adanya

persalinan yang dilakukan tidak dibantu oleh tenaga kesehatan seperti bidan

dan dokter. Data dari Januari sampai April 2018, tercatat persalinan tidak

dibantu oleh tenaga kesehatan berjumlah 10 kelahiran, dengan Kecamatan

Ranai sebanyak lima kelahiran dari total 79 kelahiran, Ranai Darat sebanyak

empat kelahiran dari total 15 kelahiran, kemudian Bandarsyah terdapat satu

kelahiran ditolong non tenaga kesehatan. Kemudian tercatat pula komplikasi

persalinan yang terjadi dalam rentang waktu tersebut berjumlah 36 persalinan.

Masih terdapatnya beberapa permasalahan ini dapat memicu terjadinya

peningkatan angka kejadian Kematian Ibu dan Anak di Natuna khususnya


5
wilayah kerja UPT Puskemas Ranai. Salah satu solusi untuk menangani

masalah tersebut adalah melalui penyelenggaraan Kelas ibu hamil untuk ibu

hamil. Sedangkan bila anaknya sudah lahir, dilanjutkan dengan kelas ibu

balita.

1.2 Rumusan Masalah

Adakah pengaruh pelaksanaan Kelas Ibu Hamil terhadap tingkat

pengetahuan ibu hamil di wilayah kerja UPT Puskesmas Ranai

1.3 Tujuan Penulisan

• Mengetahui tingkat pemahaman ibu terhadap kehamilannya.

• Mengetahui perbandingan pengetahuan ibu hamil sebelum dan

sesudah kelas ibu

• Mengetahui apakah terdapat pengaruh pelaksanaan Kelas Ibu Hamil

terhadap pengetahuan ibu hamil

• Melengkapi syarat mini project.

1.4 Manfaat

Memberikan masukan bagi Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten

Natuna untuk mengetahui pentingnya kelas ibu hamil terhadap

pengetahuan ibu hamil

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pengaruh

Berikut ini akan dijelaskan mengenai pengertian kata pengaruh. Menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kedua (1997:747), kata pengaruh yakni

“daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk

watak kepercayaan dan perbuatan seseorang”.

Pengaruh adalah “daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau

benda) yang ikut membentuk watak kepercayaan dan perbuatan seseorang”

(Depdikbud, 2001:845).

WJS.Poerwardaminta berpendapat bahwa pengaruh adalah daya yang ada

atau timbul dari sesuatu, baik orang maupun benda dan sebagainya yang berkuasa

atau yang berkekuatan dan berpengaruh terhadap orang lain

(Poerwardaminta:731).

Bila ditinjau dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

pengaruh adalah sebagai suatu daya yang ada atau timbul dari suatu hal yang

memiliki akibat atau hasil dan dampak yang ada.

2.2 Pengetahuan

2.2.1 Definisi Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari “Tahu” dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan


7
terjadi melalui panca indra manusia, yaitu: indra penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba (Notoatmodjo, 2005).

Pengetahuan atau kognitif yang merupakan domain yang sangat penting

untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan diperlukan sebagai dorongan

fisik dalam menumbuhkan rasa percaya diri maupun dengan dorongan sikap

perilaku setiap orang sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan

stimulasi terhadap tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2005).

2.2.2 Tingkatan Pengetahuan Dalam Domain Kognitif

Menurut Notoatmodjo (2005), tingkat pengetahuan terdiri dari 6 (enam)

tingkatan, yakni:

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.

Yang termasuk mengingat kembali tahap suatu yang spesifik dari keseluruhan

bahan yang dipelajari atau rangsangan. Jadi tahu merupakan tingkat pengetahuan

yang paling rendah. Pengetahuan wanita yang diteliti tentang Kelas ibu hamil

pada tingkat tahu bermaksud mereka dapat mengingat hal yang penting berkaitan

dengan pelaksanaan Kelas ibu hamil seperti ingat apa tujuan pelaksanaan ini.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai sutau kemampuan menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut


8
secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat

menjelaskan

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan suatu materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

d. Analisa (Analysis)

Analisa adalah kemampuan untuk menjabarkan materi suatu objek

didalam struktur organisasi tersebut dam masih ada kaitannya satu sama lain.

Kemampuan- kemampuan analisis dapat dikaitkan dari penggunaan-penggunaan

kata kerja seperti menggambarkan, memisahkan, mengelompokkan dan

sebagainya tentang hal-hal yang penting berkaitan materi Kelas ibu hamil.

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru,

dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun suatu formulasi

baru dari formulasi yang ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan pengetahuan untuk melakukan penelitian terhadap

suatu materi atau objek. Pengukuran pengetahuan wanita tentang materi yang ada
9
di Kelas ibu hamil dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang

menanyakan tentang materi yang ingin diukur melalui kuesioner yang diberikan.

2.3 Kehamilan

2.3.1 Definisi Kehamilan

Kehamilan adalah masa dimana terdapat janin didalam rahim seorang

perempuan. Masa kehamilan didahului oleh terjadinya pembuahan yaitu

bertemunya sel sperma laki-laki dengn sel telur yang dihasilkan oleh indung telur.

Setelah pembuahan, terbentuk kehidupan baru berupa janin dan tumbuh didalam

rahim ibu yang merupakan tempat berlindung yang aman dan nyaman bagi janin

(Dep Kes, 2009:15).

2.3.2 Faktor Risiko dalam kehamilan

Faktor risiko dalam kehamilan diantaranya adalah tinggi badan ibu kurang

dari 145 cm, usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, telah memiliki

anak lebih dari 4, jarak antara kehamilan yang satu dengan yang lain kurang dari 2

tahun, terdapat riwayat proses persalinan yang kurang baik, menderita penyakit

yang menyertai kehamilan (anemia, hipertensi, jantung dan sebagainya),

mengalami perdarahan, sakit kepala hebat, bengkak pada tungkai, kelainan pada

janin (janin besar, malposisi atau malpresentasi), bentuk panggul ibu tidak

normal. Dampak yang dapat terjadi akibat adanya faktor risiko dalam kehamilan

sangat membahayakan kesehatan dan keselamatan ibu dan bayinya. Dampak

10
tersebut diantaranya adalah terjadinya keguguran, kehamilan prematur, gawat

janin, keracunan dalam kehamilan.

2.4 Definisi Ibu Hamil

Ibu hamil adalah individu yang sangat membutuhkan pengetahuan dasar

mengenai kehamilan, persalinan, serta perawatan nifas dan bayi baru lahir, agar

proses dari kehamilan sampai dengan kelahiran, maupun setelah kelahiran, ibu

maupun bayi dalam keadaan sehat dan selamat. Terutama ibu hamil di daerah

pedesaan, dimana pada umumnya jenjang pendidikan yang ditempuh kaum wanita

di desa hanya sampai pada tahap SMP atau SMA. Hal ini tentunya berpengaruh

terhadap tingkat pengetahuan dasar mereka terhadap pentingnya menjaga

kesehatan selama dan sesudah kehamilan, serta pada saat proses melahirkan.

Hal ini juga terkait dengan hasil kesepakatan global MDGs (Millenium

Development Goals) yang lahir pada tahun 2000, yang mana pada butir

deklarasinya yang keempat, berkomitmen untuk menurunkan angka kematian bayi

dan balita menjadi dua pertiga, serta meningkatkan angka cakupan imunisasi

dasar. Sedangkan pada butir deklarasinya yang kelima, berkomitmen untuk

meningkatkan kesehatan ibu. Butir kelima dibagi lagi menuju butir 5A yang

bertujuan untuk menurunkan angka kematian ibu menjadi tiga perempat, serta

meningkatkan jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga medis. Dan butir 5B

yang bertujuan untuk menggalakkan kesehatan reproduksi, yang dibagi lagi ke

dalam beberapa subtopik seperti peningkatan penggunaan kontrasepsi, promosi

ANC (Ante Natal Care), penggalakan KB (Keluarga Berencana), serta


11
pengurangan angka kelahiran oleh ibu hamil usia remaja. Atas dasar inilah, maka

pada tahun 2009 Departemen Kesehatan RI mulai menggalakkan suatu program

yang disebut kelas ibu hamil.

2.5 Kelas Ibu Hamil

Kelas ibu hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan umur

kehamilan antara 20 minggu s/d 32 minggu dengan jumlah peserta maksimal 10

orang. Kelas ibu hamil merupakan sarana untuk belajar kelompok tentang

kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka yang bertujuan meningkatkan

pengetahuan dan ketrampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, persalinan, perawatan

nifas dan bayi baru lahir, melalui praktik dengan menggunakan buku KIA. Di

kelas ini ibu hamil akan belajar bersama, diskusi dan tukar pengalaman tentang

kesehatan ibu dan anak secara menyeluruh dan sistematis serta dapat dilaksanakan

secara terjadwal dan berkesinambungan. Program ini wajib digalakkan secara

rutin di Puskesmas atau Poskesdes atau Polindes.

Kelas ibu hamil ini difasilitasi oleh seorang bidan atau petugas kesehatan

yang terkait dengan kegiatan pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang

sebelumnya telah mendapatkan pelatihan langsung dari Dinas Kesehatan.

Pertemuan kelas ibu hamil dilakukan minimal 4 kali pertemuan selama hamil atau

sesuai dengan hasil kesepakatan fasilitator dengan peserta. Pada setiap pertemuan,

materi kelas ibu hamil yang akan disampaikan disesuaikan dengan kebutuhan dan

kondisi ibu hamil tetapi tetap mengutamakan materi pokok.

12
Pelaksanaan pertemuan sebaiknya dilakukan pada ibu hamil dengan usia

kehamilan seawal mungkin. Pada setiap akhir pertemuan dapat dilakukan aktifitas

fisik/senam ibu hamil. Aktivitas fisik/senam ibu hamil merupakan kegiatan/materi

ekstra di kelas ibu hamil. Jika dilaksanakan, setelah sampai di rumah diharapkan

dapat dipraktekkan. Waktu pertemuan disesuaikan dengan kesiapan ibu-ibu, bisa

dilakukan pada pagi atau sore hari dengan lama waktu pertemuan 120 menit

termasuk senam hamil 15 - 20 menit. Dalam pelaksanaan kelas ibu hamil kegiatan

aktivitas fisik ibu hamil dapat dilakukan bagi ibu hamil dengan umur kehamilan <

20 minggu, sedangkan kegiatan senam hamil dapat dilakukan bagi ibu hamil

dengan umur kehamilan 20-32 minggu dapat mengikuti senam ibu hamil

Melalui kelas ibu hamil diharapkan adanya interaksi dan berbagi

pengalaman antar peserta (ibu hamil dengan ibu hamil) dan ibu hamil dengan

bidan atau tenaga kesehatan tentang kehamilan, perubahan tubuh, dan keluhan

selama kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, perawatan

bayi, mitos atau kepercayaan setempat, penyakit menular dan akte kelahiran,

sehingga melalui kelas ibu hamil diharapkan ibu hamil dapat memiliki

kemampuan melakukan deteksi dini faktor risiko selama kehamilan sehingga

dapat menurunkan angka kematian dan kesakitan ibu.

13
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan

pendekatan cross sectional. Penelitian dengan pendekatan cross sectional

yaitu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor

dengan efek dengan cara pendekatan observasi atau pengumpulan data

sekaligus pada suatu saat (Notoatmodjo, 2010)

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Ibu – ibu hamil yang terdata dikumpulkan dalam kelas ibu. Kelas ibu

dilakukan sebanyak 3 x pertemuan. Diberikan kuesioner tentang pengetahuan

ibu hamil dan diberikan pre test dan post test pada setiap pertemuan.

Kemudian dari hasil penilaian test tersebut dianalisa sesuai dengan

pertemuannya.

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian adalah di Posyandu desa di wilayah kerja UPT

Puskesmas Ranai. Waktu penelitian adalah dalam rentang Mei hingga Juli

2018

14
3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini merujuk pada evaluasi kegiatan kelas ibu hamil yang

terdapat dalam buku pedoman pelaksanaan kelas ibu hamil

1. Ruang belajar untuk kapasitas 10 orang peserta kira-kira ukuran 4 m x

5m dengan ventilasi dan pencahayaan yang cukup

2. Alat tulis menulis (papan tulis, kertas, spidol, bolpoin) jika ada

3. Buku KIA

4. Lembar Balik kelas ibu hamil

5. Buku pedoman pelaksanaan kelas ibu hamil

6. Buku pegangan fasilitator

7. Alat peraga (KB kit, food model, boneka, metode kangguru, dll) jika

ada

8. Tikar/karpet (matras)

9. Bantal, kursi(jika ada)

10. Buku senam hamil/CD senam hamil(jika ada)

3.5 Besar Sampel

Sample yang digunakan pada penelitian ini adalah ibu – ibu

hamil yang berkunjung ke KIA, dengan menggunakan metode purposive

sampling melalui tahapan inklusi dan eksklusi.

15
a) Kriteria inklusi

 Ibu hamil yang tercatat oleh Bidan Penanggungjawab Desa

 Tempat tinggal tidak jauh dari Puskesmas.

 Mengikuti kegiatan kelas ibu hamil sampai selesai

b) Kriteria eksklusi

 Tempat tinggal terlalu jauh dari puskesmas.

 Tidak bisa datang mengikuti kelas ibu

 Tidak mengikuti kelas ibu hamil sampai selesai

3.6 Prosedur Pengambilan Data

1. Pemilihan ibu – ibu hamil yang masuk pada kriteria.

2. Pada pertemuan pertama, peserta diminta mengerjakan kuesioner.

Kemudian diminta mengerjakan pre test.

3. Setelah mengerjakan pre-test, fasilitator dan narasumber memulai

memberikan materi kelas ibu. Materi diberikan dengan feed back

langsung secara interaktif.

4. Setelah sesi materi selesai, pasien diminta mengerjakan post test.

Poin no 2,3,4 dilakukan selama 3 kali pertemuan.

5. Pre test dan post test dinilai nilainya dan dijadikan penilaian pada

penelitian ini.

16
3.7 Kerangka Konsep

Prestest Perlakukan Postest


R (kelompok/ subyek)
01 x 02

Data dikumpulkan dalam bentuk tabel di Excel

Data diolah secara statistik menggunakan SPSS

Dilakukan pembagian menurut hasil Pre-Test dan Post-Test

Dilakukan uji normalitas pada data yang didapatkan menggunakan

Shapiro-Wilk

Bila hasil normal, maka akan dilanjutkan dengan uji T berpasangan

Bila hasil tidak normal, maka akan dilanjutkan dengan uji Wilcoxon

Bagan 1. Alur Pelaksanaan Penelitian

17
3.8 Hipotesis

H0: Tidak terdapat peningkatan pengetahuan pada ibu hamil terhadap

kehamilannya

H1: Terdapat peningkatan pengetahuan pada ibu hamil terhadap

kehamilannya melalui kelas ibu hamil.

18
BAB IV

HASIL

4.1 Hasil Penelitian

Kelas Ibu Hamil Pertemuan 1

Pada penelitian yang dilakukan pada pertemuan 1 Kelas Ibu Hamil,

didapatkan jumlah sampel sebanyak 23 sampel dengan persebaran nilai sebagai

berikut:

Tabel 4.1 Frekuensi Nilai Pre Test

Frekuensi Persentase

Nilai 60 1 4.3 %

70 6 26.1 %

80 9 39.1 %

90 3 13.0 %

100 4 17.4 %

Total 23 100.0 %

Tabel 4.1 memperlihatkan bahwa pada pre test terdapat satu sampel

mendapatkan nilai 60 atau 4,3%, enam sampel mendapatkan nilai 70 atau 26,1%,

sembilan sampel mendapatkan nilai 80 atau 39,1%, tiga sampel mendapatkan nilai

90 atau 13,0% dan ada empat sampel yang mendapatkan nilai 100 atau 17,4%

19
Gambar 4.1 Diagram Pie Pre Test Pertemuan 1

Tabel 4.2 Frekuensi Nilai Post Test

Frekuensi Persentase

90 8 34.8 %

Nilai 100 15 65.2 %

Total 23 100.0 %

Tabel 4.2 memperlihatkan bahwa pada post test terdapat delapan sampel

mendapatkan nilai 90 atau 34,8% dan 15 sampel yang mendapatkan nilai 100 atau

65,2%

20
Gambar 4.2 Diagram Pie Post Test Pertemuan 1

Tabel 4.3 Statistik Frekuensi

Nilai
Nilai Tertinggi Rerata SD
Terendah

Hasil Pretest 60 100 81.30 11.403

Hasil Posttest 90 100 96.52 4.870

Tabel 4.3 memperlihatkan bahwa nilai terendah dari pre test adalah 60 dan

nilai tertinggi 100 dengan nilai rerata 81,30, sedangkan pada post test, nilai

terendah yang didapat 90 dan nilai tertinggi 100 dengan nilai rerata 96,52

21
Tabel 4.4 Perubahan Nilai

POST TEST
Total
90 100

60 0 1 1

70 4 2 6

PRE TEST 80 4 5 9

90 0 3 3

100 0 4 4

Total 8 15 23

Tabel 4.4 memperlihatkan perubahan nilai pre test dan post test peserta

kelas ibu hamil. Peserta yang mendapatkan nilai 60 pada pre test mengalami

peningkatan nilai menjadi 100 pada post test sebanyak 1 orang. Peserta yang

mendapatkan nilai 70 berjumlah enam orang, mengalami peningkatan nilai

menjadi 90 pada post test sebanyak 4 orang dan menjadi 100 pada post test

sebanyak 2 orang. Kemudian peserta yang mendapatkan nilai 80 berjumlah

sembilan orang, mengalami peningkatan nilai menjadi 90 pada post test sebanyak

empat orang dan menjadi 100 pada post test sebanyak lima orang. Selanjutnya,

peserta dengan nilai 90 pada pretest sebanyak tiga orang, seluruhnya mengalami

peningkatan nilai menjadi 100.

22
Kelas Ibu Hamil Pertemuan 2

Pada penelitian yang dilakukan pada pertemuan 2 Kelas Ibu Hamil,

didapatkan jumlah sampel sebanyak 32 sampel dengan persebaran nilai sebagai

berikut:

Tabel 4.5 Frekuensi Nilai Pre Test

Frekuensi Persentase

60 1 3.1 %

70 8 25.0 %

80 15 46.9 %
Nilai
90 6 18.8 %

100 2 6.3 %

Total 32 100.0 %

Tabel 4.5 memperlihatkan bahwa pada pre test terdapat satu sampel

mendapatkan nilai 60 atau 3,1%, delapan sampel mendapatkan nilai 70 atau

25,0%, 15 sampel mendapatkan nilai 80 atau 46,9%, enam sampel mendapatkan

nilai 90 atau 18,8% dan ada dua sampel yang mendapatkan nilai 100 atau 6,3%

23
Gambar 4.3 Diagram Pie Pre Test Pertemuan 2

Tabel 4.6 Frekuensi Nilai Post Test

Frekuensi Persentase

80 1 3.1 %

90 10 31.3 %
Nilai
100 21 65.6 %

Total 32 100.0 %

Tabel 4.6 memperlihatkan bahwa pada post test terdapat satu sampel

mendapatkan nilai 80 atau 3,1 %, 10 sampel mendapatkan nilai 90 atau 31,3% dan

21 sampel yang mendapatkan nilai 100 atau 65,6%

24
Gambar 4.4 Diagram Pie Post Test Pertemuan 2

Tabel 4.7 Statistik Frekuensi

Nilai terendah Nilai tertinggi Rerata SD

Pretest 60 100 80.00 9.158

Posttest 80 100 96.25 5.536

Tabel 4.7 memperlihatkan bahwa nilai terendah dari pre test adalah 60 dan

nilai tertinggi 100 dengan nilai rerata 80,00, sedangkan pada post test, nilai

terendah yang didapat 80 dan nilai tertinggi 100 dengan nilai rerata 96,25

25
Tabel 4.8 Perubahan Nilai

POST TEST

80 90 100 Total

PRE TEST 60 1 0 0 1

70 0 5 3 8

80 0 5 10 15

90 0 0 6 6

100 0 0 2 2

Total 1 10 21 32

Tabel 4.8 memperlihatkan perubahan nilai pre test dan post test peserta

kelas ibu hamil. Peserta yang mendapatkan nilai 60 pada pretest mengalami

peningkatan nilai menjadi 80 pada posttest sebanyak 1 orang. Peserta yang

mendapatkan nilai 70 berjumlah delapan orang, mengalami peningkatan nilai

menjadi 90 pada post test sebanyak 5 orang dan menjadi 100 pada post test

sebanyak 3 orang. Kemudian peserta yang mendapatkan nilai 80 berjumlah 15

orang, mengalami peningkatan nilai menjadi 90 pada post test sebanyak lima

orang dan menjadi 100 pada post test sebanyak 10 orang. Selanjutnya, peserta

dengan nilai 90 pada pretest sebanyak enam orang, seluruhnya mengalami

peningkatan nilai menjadi 100.

26
Kelas Ibu Hamil Pertemuan 3

Pada penelitian yang dilakukan pada pertemuan 3 Kelas Ibu Hamil,

didapatkan jumlah sampel sebanyak 34 sampel dengan persebaran nilai sebagai

berikut:

Tabel 4.9 Frekuensi Nilai Pre Test

Frekuensi Persentase

60 2 5.9 %

70 11 32.4 %

Nilai 80 14 41.2 %

90 7 20.6 %

Total 34 100.0 %

Tabel 4.9 memperlihatkan bahwa pada pre test terdapat dua sampel

mendapatkan nilai 60 atau 5,9%, 11 sampel mendapatkan nilai 70 atau 32,4%, 14

sampel mendapatkan nilai 80 atau 41,2% dan 7 sampel mendapatkan nilai 90 atau

20,6%

27
Gambar 4.5 Diagram Pie Pre Test Pertemuan 3

Tabel 4.10 Frekuensi Nilai Post Test

Frekuensi Persentase

80 3 8.8

90 10 29.4
Nilai
100 21 61.8

Total 34 100.0

Tabel 4.10 memperlihatkan bahwa pada post test terdapat tiga sampel

mendapatkan nilai 80 atau 8,8%, 10 sampel mendapatkan nilai 90 atau 29,4% dan

21 sampel yang mendapatkan nilai 100 atau 61,8%

28
Gambar 4.5 Diagram Pie Pre Test Pertemuan 3

Tabel 4.11 Statistik Frekuensi

Nilai terendah Nilai tertinggi Rerata SD

PRE TEST 60 90 77.65 8.549

POST TEST 80 100 95.29 6.622

Tabel 4.11 memperlihatkan bahwa nilai terendah dari pre test adalah 60

dan nilai tertinggi 90 dengan nilai rerata 77,65, sedangkan pada post test, nilai

terendah yang didapat 80 dan nilai tertinggi 100 dengan nilai rerata 95,29

29
Tabel 4.12 Perubahan Nilai

POST TEST

80 90 100 Total

PRE TEST 60 2 0 0 2

70 1 6 4 11

80 0 4 10 14

90 0 0 7 7

Total 3 10 21 34

Tabel 4.12 memperlihatkan perubahan nilai pre test dan post test peserta

kelas ibu hamil. Peserta yang mendapatkan nilai 60 pada pre test mengalami

peningkatan nilai menjadi 100 pada post test sebanyak 1 orang. Peserta yang

mendapatkan nilai 70 berjumlah enam orang, mengalami peningkatan nilai

menjadi 90 pada post test sebanyak 4 orang dan menjadi 100 pada post test

sebanyak 2 orang. Kemudian peserta yang mendapatkan nilai 80 berjumlah

sembilan orang, mengalami peningkatan nilai menjadi 90 pada post test sebanyak

empat orang dan menjadi 100 pada post test sebanyak lima orang. Selanjutnya,

peserta dengan nilai 90 pada pretest sebanyak tiga orang, seluruhnya mengalami

peningkatan nilai menjadi 100.

30
4.2 Hasil Analisis Statistik

Kelas Ibu Hamil Pertemuan 1

Tabel 4.13 Uji Normalitas Data Pertemuan 1

Shapiro-Wilk

Wilayah Statistic df p-value

PRE TEST RANAI .750 3 .000

RANAI DARAT .895 4 .406

BANDARSYAH .964 3 .637

SEPEMPANG .840 7 .099

SUNGAI ULU 1.000 3 1.000

BATU GAJAH .750 3 .000

Karena hasil Shapiro-Wilk didapatkan tidak berdistribusi normal (p-value < 0.05),

maka selanjutnya data akan dinilai menggunakan metode Wilcoxon

31
Tabel 4.14 Uji Wilcoxon Ranks Pertemuan 1

Ranks

Negative Ranks 0a

Positive Ranks 19b


POST TEST - PRE TEST
Ties 4c

Total 23

a. POST TEST < PRE TEST

b. POST TEST > PRE TEST

c. POST TEST = PRE TEST

Pada table 4.14, diketahui tidak ada nilai post test yang lebih rendah

dibandingkan dengan pre test, nilai post test yang lebih besar dari pre test

sebanyak 19, nilai post test yang sama dengan nilai pre test sebanyak 4 orang

Tabel 4.15 Uji Wilcoxon

POST TEST –

PRE TEST

Z -3.893b

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Wilcoxon Signed Ranks Test

Berdasarkan output “Test Statistics” di atas, diketahui Asymp. Sig. (2-

tailed) atau nilai p bernilai 0.000. Karena nilai 0.000 lebih kecil dari < 0.05, maka

dapat disimpulkan bahwa “H1 diterima”. Artinya ada perbedaan antara hasil

Pertemuan 1 Kelas Ibu Hamil untuk Pre Test dan Post Test, sehingga dapat
32
disimpulkan pula bahwa “ada pengaruh kelas ibu hamil terhadap pengetahuan ibu

hamil di wilayah UPT Puskesmas Ranai”

Kelas Ibu Hamil Pertemuan 2

Tabel 4.16 Uji Normalitas Data Pertemuan 2

Shapiro-Wilk
Wilayah
Statistic df Sig.

RANAI .869 7 .183

RANAI DARAT .814 6 .078

BANDARSYAH .881 5 .314


PRE TEST
SEPEMPANG .750 3 .000

SUNGAI ULU .960 6 .820

BATU GAJAH .883 5 .325

Karena hasil Shapiro-Wilk didapatkan tidak berdistribusi normal (p-value < 0.05),

maka selanjutnya data akan dinilai menggunakan metode Wilcoxon

33
Tabel 4.17 Wilcoxon Ranks Pertemuan 2

Ranks

Negative Ranks 0a

Positive Ranks 30b


POST TEST - PRE TEST
Ties 2c

Total 32

a. POST TEST < PRE TEST

b. POST TEST > PRE TEST

c. POST TEST = PRE TEST

Pada table 4.17, diketahui tidak ada nilai post test yang lebih rendah dibandingkan

dengan pre test, nilai post test yang lebih besar dari pre test sebanyak 30, nilai post

test yang sama dengan nilai pre test sebanyak 2 orang

Tabel 4.18 Uji Wilcoxon Pertemuan 2

POST TEST –

PRE TEST

Z -4.901b

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Wilcoxon Signed Ranks Test

Berdasarkan output “Test Statistics” di atas, diketahui Asymp. Sig. (2-

tailed) atau nilai p bernilai 0.000. Karena nilai 0.000 lebih kecil dari < 0.05, maka
34
dapat disimpulkan bahwa “H1 diterima”. Artinya ada perbedaan antara hasil

Pertemuan 2 Kelas Ibu Hamil untuk Pre Test dan Post Test, sehingga dapat

disimpulkan pula bahwa “ada pengaruh kelas ibu hamil terhadap pengetahuan ibu

hamil di wilayah UPT Puskesmas Ranai”

Kelas Ibu Hamil Pertemuan 3

Tabel 4.19 Uji Normalitas Data Pertemuan 3

Shapiro-Wilk
Wilayah
Statistic df Sig.

RANAI .859 7 .147

RANAI DARAT .729 4 .024

BANDARSYAH .866 6 .212


PRE TEST
SEPEMPANG .833 7 .086

SUNGAI ULU .883 5 .325

BATU GAJAH .881 5 .314

Karena hasil Shapiro-Wilk didapatkan tidak berdistribusi normal (Sig. < 0.05),

maka selanjutnya data akan dinilai menggunakan metode Wilcoxon

35
Tabel 4.20 Wilcoxon Ranks Pertemuan 3

Ranks

POST TEST - PRE TEST Negative Ranks 0a

Positive Ranks 34b

Ties 0c

Total 34

a. POST TEST < PRE TEST

b. POST TEST > PRE TEST

c. POST TEST = PRE TEST

Pada table 4.20, diketahui tidak ada nilai post test yang lebih rendah dibandingkan

dengan pre test, nilai post test yang lebih besar dari pre test sebanyak 34 serta

tidak ada nilai post test yang sama dengan nilai pre test.

36
Tabel 4.21 Uji Wilcoxon

POST TEST –

PRE TEST

Z -5.208b

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

Berdasarkan output “Test Statistics” di atas, diketahui Asymp. Sig. (2-

tailed) atau nilai p bernilai 0.000. Karena nilai 0.000 lebih kecil dari < 0.05, maka

dapat disimpulkan bahwa “H1 diterima”. Artinya ada perbedaan antara hasil

Pertemuan 3 Kelas Ibu Hamil untuk Pre Test dan Post Test, sehingga dapat

disimpulkan pula bahwa “ada pengaruh kelas ibu hamil terhadap pengetahuan ibu

hamil di wilayah UPT Puskesmas Ranai”

4.3 Pembahasan

Hal yang digunakan sebagai penilaian pada penelitian ini adalah

kuesioner dan pretest – posttest pada kelas ibu. Didapatkan bahwa jumlah sampel

bervariasi dikarenakan pada setiap pelaksanaan kelas ibu hamil, belum seluruh ibu

hamil mengikuti kegiatan dengan berbagai alasan ketidakhadiran. Sasaran

kuesioner tingkat pengetahuan ibu hamil terhadap kelas ibu hamil memiliki

parameter yang berisi tentang pengertian, tujuan, sasaran, dan materi yang

diberikan dalam kelas ibu hamil. Dari 10 poin kuesioner tersebut, peserta banyak

yang menjawab benar. Hal tersebut menunjukkan peserta cukup mengetahui

tentang kelas ibu hamil.


37
Penilaian mengenai tingkat ibu hamil tentang kehamilannya adalah

melalui pre test dan post test. Hal ini relevan dengan salah satu cara untuk

mengetahui tingkat pendidikan yaitu dengan melakukan evaluasi menurut

Notoatmodjo. Pertanyaan berbentuk pilihan ganda dan berjumlah 10 buah

pertanyaan. Isi dari pertanyaan test tersebut mengenai hal – hal yang perlu

diketahui oleh ibu hamil tentang kehamilannya. Pengetahuan tentang kehamilan

tersebut bisa didapat dari buku KIA dan alat peraga kelas ibu hamil. Pada setiap

pertemuan, materi kelas ibu hamil yang akan disampaikan disesuaikan dengan

kebutuhan dan kondisi ibu hamil tetapi tetap mengutamakan materi pokok.

Melalui pretest dan posttest di setiap pertemuannya, bisa dinilai terjadi

perbaikan nilai dari pre test dan post test. Pengetahuan awal dari tiap tiap peserta

cukup bervariasi, terlihat dari hasil pre test dengan nilai antara 60 hingga 100.

Tidak terjadi penurunan nilai saat post test menandakan bahwa ada pengetahuan

tambahan yang dimiliki oleh ibu hamil selama mengikuti kelas ibu hamil. Bila

ditinjau dari pengertian pengaruh, maka dapat dilihat bahwa pelaksanaan kelas ibu

hamil memberikan suatu daya yang memberikan akibat atau hasil dan dampak

yang ada terhadap pengetahuan ibu hamil. Analisa dari hasil ini adalah peserta

mengalami peningkatan pengetahuan tentang kehamilannya setelah mengikuti

kelas ibu hamil.

38
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Kesimpulan dari penelitian ini adalah tingkat pengetahuan ibu

hamil terhadap kehamilannya mengalami peningkatan / perbaikan setelah

mengikuti kelas ibu hamil. Semua peserta ibu hamil juga cukup

mengetahui apa yang akan mereka lakukan di kelas ibu hamil tersebut.

B. SARAN

1. Jumlah jawaban yang benar dari tiap pertanyaan kuesioner tidak

sama sehingga penilaian dirasa belum akurat dalam menilai tingkat

pengetahuan

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan mempertimbangkan

tingkat pendidikan, kondisi ekonomi dan jumlah kehamilan dari

ibu untuk meningkatkan keakuratan penilaian

3. Jumlah peserta yang tidak tetap selama menyulitkan untuk

dilakukan evaluasi secara komprehensif dan holistik

4. Partisipasi suami yang masih rendah, perlu lebih diingatkan

pentingnya keikutsertaan pasangan dalam mempersiapkan diri

selama kehamilan dan menjelang kelahiran dan ditunjang pula

dengan pemberian materi materi yang lebih aplikatif bagi suami

39
5. Fasilitator harus bisa membawa peserta untuk menikmati kelas ibu

sehingga bisa mengikuti hingga selesai

6. Perlu disediakan prasarana penunjang seperti proyektor,speaker,

papan tulis, mic dan manekin untuk membantu menjelaskan materi

7. Perlu diadakan simulasi atau permainan yang membantu peserta

untuk lebih memahami materi yang diberikan selama kelas ibu

hamil

40
DAFTAR PUSTAKA

1. Kementrian Kesehatan RI. 2014. Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil.

Kementrian Kesehatan RI. Jakarta.

2. Mulya, Awi. dr. 2009.Kelas Ibu Hamil . www.infodokterku.com Jakarta.

3. Rico, Denny. 2008. Kelas Ibu Hamil. Puskesmas Mekarwangi. Garut.

4. Suparyanto, dr. 2011. Konsep Kelas Ibu Hamil.

www.drsuparyanto.blogspot.com . Jakarta

41

Anda mungkin juga menyukai