Anda di halaman 1dari 3

Penyakit sering berasal dari mikroorganisme yang tidak dapat dilihat oleh mata

secara langsung. Salah satu bentuk penyebaran mikroorganisme pada manusia adalah
melalui tangan.
Tangan adalah salah satu anggota tubuh yang sangat berperan penting dalam
beraktivitas sehari-sehari. Masyarakat tidak sadar bahwa pada saat beraktivitas tangan
seringkali terkontaminasi dengan mikroorganisme, karena tangan menjadi perantara
masuknya mikroba ke saluran cerna, maka kebersihan tangan sangatlah penting. Produk
pembersih tangan dapat di rancang dengan berbagai jenis, mulai dari sabun yang dicuci
dengan air hingga produk Hand sanitizer gel dengan antiseptik yang tidak memerlukan
pencucian dengan air.
Daging biji pangi ini mengandung senyawa golongan flavonoid yang berfungsi
sebagai anti-bakteri diantaranya asam sianida, asam hidrokarpat, asam khaulmograt, asam
gorlat dan tanin
Berdasarkan informasi kandungan senyawa-senyawa anti-bakteri yang ada pada biji
pangi ini, maka peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian dengan memformulasi
sediaan antiseptik yang mengandung ekstrak biji Pangi (Pangium edule Reinw)

Taksonomi dari tanaman Pangi (Arini, 2012:3)


Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Class : Dycotiledoneae
Ordo : Parietales
Familia : Flacourtiaceae
Genus : Pangium
Species : Pangium edule Reinw.

1. Nama Tumbuhan (Heyne, 1987:17)


Nama Daerah: Pakem (Bali dan Kalimantan); Kluwek (Pulau Jawa); Pacung atau
Picung (Sunda); Pucung, Gampangi, atau Hapeson (Toba); Buah
Kayutuba (Lampung); Jeho, Kapencueng, Kapecong, atau Simaung
(Minangkabau); Kuam (Kalimantan); Pangi (Minahasa); Kalowek
dan Pangi (Sumbawa dan Makassar)
Nama Asing: Kluwak, Kluwek, Kluak (Jepang)
Nama Simplisia: Pangium edule (Herba Pangi)

Pangi tumbuh menyebar di hutan hujan primer maupun hujan sekunder sepanjang
masa, mulai dari Filipina, Malaysia, Indonesia sampai Papua New Guinea, dan meluas ke
arah timur ke kepulauan Bismark. Tanaman pangi merupakan tumbuhan liar di hutan
maupun di tempat-tempat lain yang dekat dengan air, sampai ketinggian 1000 meter di atas
permukaan laut. Tanaman pangi memiliki batang besar dan tinggi. Tinggi pohon pangi dapat
mencapai 40 m dengan diameter batang dapat mencapai 2,5 m. 2006:16)

Seluruh bagian dari pangi bersifat racun, pangi mengandung asam sianida yang
cukup besar jumlahnya baik pada batang, daun, maupun buah (Heyne, 2009 dalam Hangesti,
2011). Biji pangi yang lebih tua mengandung ginokardin yang lebih sedikit dibandingkan
dengan biji yang lebih muda. Bagi tanaman glikosida tersebut berfungsi untuk
menyembuhkan luka pada jaringan yang aktif, Oleh karena itu zat ini terutama terdapat pada
bagian vegetatif, khususnya biji. Setelah biji matang, jumlah glikosida berkurang dan
pertumbuhan bijinya berhenti (Burkill, 1935:8). Menurut Heyne (2009), kadar hidrogen
sianida yang ada dalam buah biji pangi sekitar 1834 ug/g bobot kering.

Prosedur Kerja

1. Penyiapan Sampel
a. Pengambilan Sampel
Sampel biji pangi (Pangium edule Reinw) di ambil dari Kec. Jolle, Kab.
Watansoppeng. Biji yang diambil adalah biji putih muda yang masih segar (belum
matang) dan belum berjamur.

b. Pengolahan Sampel
Buah pangi yang belum matang, diambil bijinya, kemudian dibersihkan dari daging
buah yang masih menempel, dicuci bersih lalu direbus pada suhu 80°C selama 15
menit untuk memudahkan pengeluaran daging biji dari kulit biji pangi yang keras.
Setelah itu, daging biji dikeluarkan dengan cara memecahkan kulit biji pangi dan
selanjutnya ditampung pada wadah plastik. Daging biji dicuci bersih kemudian
diperkecil ukurannya untuk memudahkan dalam pengeringan. Daging biji yang
sudah diperkecil ukurannya kemudian diletakkan pada wadah plastik yang berlubang
dan dicuci pada air mengalir selama 12 jam. Kemudian irisan daging biji pangi ini
dikeringkan pada suhu ruang selama 5 hari dengan bantuan kipas angin. Setelah
kering, daging biji pangi di serbukkan, kemudian diayak dengan menggunakan
ayakan 80 mesh untuk mendapatkan serbuk yang seragam. Setelah itu disimpan pada
wadah tertutup sebelum diekstraksi.

2. Ekstraksi Sampel Penelitian


Ekstrak biji pangi dibuat dengan cara maserasi. Sebanyak 150 g serbuk simplisia biji
pangi dimasukkan kedalam erlenmeyer, kemudian direndam dengan akuades 600 ml,
diaduk, ditutup dengan aluminium foil dan direndam selama 24 jam. Setelah dimaserasi
selama 24 jam, disaring untuk memisahkan filtrat dan ampasnya, kemudian disentrifus
selama 15 menit dan selanjutnya disaring dengan kertas saring dengan bantuan pompa
vakum, sehingga diperoleh ekstrak akuades biji pangi.

3. Pembuatan Gel
Sediaan gel dengan basis carbopol dikerjakan dengan cara ditimbang nipagin, lalu
dimasukkan aquadest secukupnya, kemudian dipanaskan diatas hotplate. Setelah nipagin
larut basis gel dikembangkan dengan air panas dalam gelas kimia. Perasasan jeruk nipis
dicampurkan dengan gliserin dan TEA lalu diaduk hingga homogen.Setelah homogen
campuran tadi dimasukkan kedalam basis yang telah dikembangkan lalu dihomogenkan.
Ditambahkan bahan pewangi kemudiandicukupkan volume dengan menggunakan air
suling. Dikocok hingga homogen.

Anda mungkin juga menyukai