Rony Wiranto LI Anmal Sken B
Rony Wiranto LI Anmal Sken B
SKENARIO B BLOK 23
DISUSUN OLEH :
2) KOMPLIKASI
Beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada pasien dengan penyakit
thalassemia, antara lain:
a. Iron Overload
: Merupakan komplikasi yang cukup sering terjadi pada pasien thalassemia,
khususnya akibat dari penggunaan transfusi darah yang sering. Orang dengan
thalassemia biasanya terdapat cukup banyak besi di dalam tubuhnya dan hal
tersebut dapat berpengaruh kepada kerusakan organ, seperti jantung, hati,
maupun organ lainnya.
b. Infeksi
: Orang dengan thalassemia biasanya mempunyai risiko tinggi terkena
infeksi, baik dari proses transfusi darah yang tidak steril maupun ketika telah
menjalani splenektomi (spleen removed).
c. Deformitas tulang
: Thalassemia diketahui berhubungan dengan perluasan sumsum tulang,
dimana bisa menyebabkan tulang menjadi melebar. Hal tersebut
menyebabkan kelainan pada struktur tulang, khususnya wajah dan tengkorak.
Sumsum tulang yang mengalami perluasan juga membuat tulang menjadi
lebih tipis dan rapuh, sehingga meningkatkan risiko tulang menjadi mudah
patah.
d. Pembesaran limfa (Splenomegali)
: Limfa atau spleen berfungsi bagi tubuh untuk melawan infeksi dan materi-
materi yang tidak diinginkan ditubuh, seperti sel darah merah yang tua atau
sudah rusak. Thalassemia biasanya berhubungan dengan kerusakan sel darah
merah dalam yang banyak. Hal ini menyebabkan limfa membesar dan bekerja
lebih keras dari biasanya. Splenomegali bisa membuat anemia pasien tambah
buruk, dan dapat mengurangi hidup sel darah merah yang telah ditranfusikan.
Jika ukuran limfa terlalu besar, salah satu solusi yang dapat dilakukan ialah
dengan melakukan splenektomi.
e. Pertumbuhan terhambat
: Anemia bisa menyebabkan pertumbuhan anak menjadi lambat, dan
thalassemia mungkin menyebabkan perlambatan pada masa pubertas.
f. Masalah kardiovaskular
: Masalah seperti CHF atau denyut jantung yang abnormal (Aritmia)
mungkin juga berhubungan dengan thalassemia yang berat.
3) METABOLISME HB
Porfirin adalah senyawa yang berfluoresen, yang mempunyai struktur
terdiri dari empat cincin pirrol yang dihubungkan dengan jembatan metinil,
dimana Fe2+ ditambahkan di tengah- tengah dan disebut dengan heme.
Sintesis Heme
Sintesis heme terjadi di dalam semua sel. Dua tempat utama sintesa heme
adalah hepar (15%) dan retikulosit, suatu sel pembentuk eritrosit. Regulasi sintesa
di kedua tempat ini berbeda. Dalam sel hepar, sintesa heme diinduksi untuk
menyediakan gugus prostetik guna keperluan sitokrom P450. Dalam retikulosit
sintesa heme dimulai secara besar-besaran (masif) selama pembentukan eritrosit
untuk menyediakan heme guna keperluan hemoglobin. Setelah eritrosit matang
sintesa heme dan hemoglobin berhenti.
Adapun tahap-tahap pembentukan/sintesis heme adalah:
https://emedicine.medscape.com/article/198475-overview#a4
http://www.ajts.org/showbackissue.asp?issn=0973-6247;year=2016;volume=10;issue=1
http://iacld.ir/en/index.php?option=com_content&view=article&id=608:of-advanced-
discriminating-algorithms-for-screening-on-iron-deficiency-anemia-and-beta-thalassemia-
trait-20130821&catid=34:news&Itemid=131
https://www.cdc.gov/ncbddd/thalassemia/treatment.html
https://www.news-medical.net/health/Beta-Thalassemia-Testing-and-Complications.aspx