TINJAUAN PUSTAKA
pendek yang telah ditentukan. Fungsi manajemen klasik yang terdiri dari
disana sini serta menggunakan metode dan teknik baru agar mampu menghadapi
sifat-sifat dan prilaku yang khusus terdapat pada kegiatan proyek. Rekayasa nilai
adalah evaluasi secara sistematis atas rancangan atau desain suatu proyek untuk
mendapatkan nilai paling tinggi bagi setiap satuan biaya yang dikeluarkan
untuknya untuk itu pada penelitian ini saya mengambil (Soeharto Imam, 1999).
Undang No.28 tahun 2002, pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa bangunan gedung
adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat
baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan agama, kegiatan usaha, kegiatan
pemamfaatan, pelestarian, dan pembongkaran (UU No.28, 2002, pasal 1 ayat 2).
gedung sesuai dengan fungsi yang telah ditetapkan, tidak hanya sebgai fungsi
bertujuan untuk :
elemen bangunan gedung yang jadwalnya dapat dilakukan pada setiap hari, setiap
minggu, setiap bulan, setiap tiga bulan, setiap enam bulan, setiap tahun, dan
dimungkinkan pula diperiksa untuk jadwal waktu yang lebih panjang (Permen PU
No.16, 2010)
dengan UUBG yang disebutkan pada pasal 7 ayat 1 yaitu setiap bangunan gedung
a. Status hak atas tanah/atau izin pemamfaatan dari pemegang hak atas tanah.
dan persyaratan keandalan bangunan gedung ( UU No. 28, 2002 pasal 7 ayat 3)
bahaya kebakaran dan bahaya petir ( UU No.28, 2002, pasal 17, ayat 1).
beban muatan yang timbul akibat prilaku alam. Besar beban muatan
proteksi pada bukaan yang ada untuk menahan dan membatasi kecepatan
dari instalasi penangkal petir yang harus dipasang pada setiap bangunan
1. Persyaratan kesehatan
dan di luar bangunan untuk memenuhi kebutuhan air bersih, pembuangan air
kotor dan/atau air limbah, kotoran dan sampah, serta penyaluran air hujan.
2. Persyaratan kenyamanan
hubungan antar ruang, kondisi udara dalam ruang, pandangan serta tingkat
dari dimensi ruang dan tata letak ruang dan sirkulasi antar ruang dalam
dan/atau kebisingan yang timbul baik dari dalam bangunan gedung maupun
dari lingkungannya.
3. Persyaratan kemudahan
ayat 1).
teknis pintu dan koridor disesuaikan dengan fungsi ruang bangunan gedung.
berupa penyediaan tangga, ram, dan sejenisnya serta lift dan atau tangga
standar teknis yang berlaku. Bangunan gedung dengan jumlah lantai lebih
dari 5 (lima) harus dilengkapi dengan sarana transportasi vertikal (lift) yang
darurat, dan jalur evakuasi apabila terjadi bencana kebakaran dan atau
bencana lainnya, kecuali rumah tinggal. Selain itu kelengkapan sarana dan
umum meliputi penyediaan fasilitas yang cukup untuk ruang ibadah, ruang
ganti, ruangan bayi, toilet, tempat parkir, tempat sampah, serta fasilitas
penyakit atau rasa sakit bagi pemilik dan pengguna bangunan bangunan, sekaligus
yaitu keadaan yang menjamin rasa nyaman sehingga pengguna gedung dapat
melakukan kegiatan dengan baik dan atau merasa betah dan merasakan suasana
tenang berada dalam atau sekitar gedung. Kemudahan bangunan gedung adalah
sesuai dengan fungsi pada bangunan gedung dan lingkungannya seperti fasilitas-
dengan survei di lapangan yang selanjutnya hasil survei dianalisis menurut nilai
dari kondisi pada setiap bagian arsitektur bangunan. Nilai kondisi dapat
kerusakan.
fungsinya.
Kondisi dimana pelapis muka lantai dalam kondisi baik tidak retak rambut,
3. Pelasteran lantai
Kondisi dimana plesteran lantai dalam kondisi baik tidak retak, terbelah
atupun pecah.
Kondisi dimana pelapis muka dinding dalam kondisi baik tidak terkelupas,
Kondisi dimana pelpis muka dinding dalam kondisi baik tidak pudar,
Kondisi dimana kosen pintu dan jendela masih berfungsi dengan baik tidak
lapuk, rapuh/keropos, retak, berlubang, bagian pintu dan jendela ada yang
1. Penutup atap
Kondisi dimana penutup atap tidak retak, pecah, rembes, bocor, hilang,
dilatasi rusak.
Kondisi dimana pelapis muka dinding dalam kondisi baik tidak pudar,
Kondisi dimana plesteran dinding dalam kondisi baik tidak terkelupas, hilang
ataupun pecah.
pada Pajak Bumi Bangunan), dll. Data dianalisis dengan menggunakan panduan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Sub Total
Penutup atap
Sub Total
Total Nilai
Keterangan :
b. Nilai pada kolom (5), (7), dan (9) merupakan nilai presentase tingkat
(10)
perhitungan = . 100 %
(3)
Nilai kondisi struktur merupakan suatu nilai tertentu yang berdasarkan dari
kerusakan.
terdapat 2 komponen yang dinilai secara visual pada aspek struktur dalam
a. Struktur utama
1. Pondasi
Kondisi dimana pondasi berfungsi dengan baik tidak terjasi kerusakan seperti
2. Kolom struktur
3. Balok struktur
4. Joint kolom-balok
5. Plat lantai
Kondisi dimana plat lantai tidak terjadi kerusakan seperti melengkung, rusak
atau patah.
6. Plat tap
Kondisi dimana plat atap tidak terjadi kerusakan seperti bocor, melengkung,
7. Penggantung langit-langit
b. Struktur pelengkap
1. Plat/balok tangga
Kondisi dimana balok anak tidak terjadi kerusakan seperti melengkung, retak
2. Balok anak
pada Teknis Tata Cara Pemeriksaan Keandalan Bangunan Gedung, tahun 1998,
penilaiaan keandalan struktur dengan ketentuan seperti terlihat pada tabel 2.2.
Faktor Reduksi
Kondisi Kefungsian Kmax Nilai keandalan Bagian
No Akibat Sesuai
Komponen Struktur (%) komponen.Str
kegagalan posisi/tingkat
I STRUKTUR UTAMA
1 Pondasi 25.00
Faktor Reduksi
Kondisi Kefungsian Kmax Nilai keandalan Bagian
No Akibat Sesuai
Komponen Struktur (%) komponen.Str
kegagalan posisi/tingkat
STRUKTUR
II
PELENGKAP
3 Lain-lain 4.00
Sub total 15
Keterangan :
a. Nilai pada kolom (6) di dapat dari hasil penyelesaiaan pada tiap-tiap
b. Nilai pada kolom (4) merupakan nilai presentasi tingkat keandalan (K)
(6)
(3)
. 100%.
Nilai kondisi utilitas merupakan suatu nilai tertentu yang berdasrkan dari
kondisi pada setiap bagian utilitas bangunan. Nilai kondisi dapat menjelaskan
plambing, instalasi listrik, instalasi tata udara, penangkal petir, dan instalasi
1. Alarm kebakaran
titik panggil manual, panel kontrol kebakaran, catu daya, alarm, kabel
instalasi kebakaran.
2. Sprikler otomatis
Kondisi dimana spronkler tidak terjadi kerusakan pada pompa air, kepala
kotak operasi manual, peralatan detektor, nosel gas, kran pemilih otomatis.
4. Hidran
5. Kondisi dimana tidak terjadi kerusakan pada pompa air, pipa instalasi,
tangki penekan atas/alat kontrol, hidran kotak, hidran pilar, sumber air, tangki
penampung air.
Kondisi dimana tidak terjadi kerusakan pada tabung gas tersegel dan
selang.
b. Transportasi Vertikal
1. Elevator (lift)
Kondisi dimana tidak terjadi kerusakan pada motor penggerak, sngkar dan
alat kontrol, motor penggerak pintu, kabel dan panel listrik, rel kereta lift,
kontrol, kabel dan panel listrik, rantai penarik, roda-roda gigi penarik,
3. Tangga biasa
Harus memiliki dimensi pijakan dan tanjakan yang berukuran seragam dan
memiliki kemiringan tangga kurang dari 60◦. Tidak terdapat tanjakan yang
dengan pegangan rambat (handrail) minimum pada salah satu sisi tangga.
dari lantai, bebas dari elemen konstruksi yang mengganggu, dan bagian
ujungnya harus bulat atau dibelokkan dengan baik ke arah lantai, dinding
yang terletak diluar bangunan, harus dirancang sehingga tidak ada air
c. Plambing
1. Air bersih
Kondisi dimana tidak terjadi permasalahan pada sumber air dari PDAM
dan meteran, sumber air dari sumur dan pompa, tangki penampung air,
tangki air atas/menara (house tank), pompa penampung air dan alat
2. Air kotor
Saluran tangki septic, tangki septic, bak cuci, tempat cuci tangan, saluran
hujan.
d. Instalasi Listrik
kabel instalasi.
alternator, alat pengisi aki kabel dan panel listrik, radiator/pendingin, kabel
pipa instalasi media pendingin, alat kontrol, difuser grill, cerobong udara,
pipa instalasi air es, pipa sirkulasi es, kondensor, kipas udara kondensator,
media pendingin, media pendingin air es, unit pengolah udara, alat kontrol
f. Penangkal petir
pembumian.
g. Instalasi Komunikasi
1. Instalasi telepon
Kondisi dimana tidak terjadi permasalahan pada pesawat telpon dan kabel
instalasi.
kabel instalasi.
Kebakaran
Sistem Alarm
1 20
Kebakaran
2 Sprinkler 20
3 Gas Pemadam 20
4 Hidran 20
5 Tabung PAR 20
B. TRANSPORTASI VERTIKAL
Elevator/Lift : Ada/
1 50
Tidak ada
Eskalator: Ada/
2 50
Tidak ada
ATAU :
Tangga biasa,
1 100
kondisinya
C. PLAMBING
1 Air Bersih 50
2 Air Kotor 50
D. INSTALASI LISTRIK
Sumber daya
2 50
generator (Genset)
Sistem Pendingin
1 50
Langsung
Sistem Pendingin
2 50
Tak Langsung
F PENANGKAL PETIR
Sistem Utama
1 50
Proteksi Petir
Instalasi Proteksi
2 50
Petir
G INSTALASI KOMUNIKASI
1 Instalasi Telepon 50
Keterangan :
a. Pada kolom (3), (4), dan (5) merupakan kolom yang menyatakan kondisi
suatu fungsi komponen yang diberi tanda check list (√) berdasarkan
kerusakan komponen yang didapat dari hasil perhitungan seperti Tabel 2.4.
5. Lampu
7.00 100
TL/Pijar/Halogen/SL
(lanjutan Tabel 2. 4)
Bobot
Nilai Tingkat Nilai
Komponen Instalasi Listrik Rusak Fungsi
Keandalan (%) (%)
(100%)
Pada kolom nilai tingkat keandalan reduksi diidi berdasarkan dari rusak
atau tidaknya komponen penyusun. Nilai presentasi factor reduksi didapat dari
hasil perkalian antara bobot fungsi dan nilai tingkat keandalan reduksi.
(6) x (7).
berdasarkan dari kondisi pada setiap bagian aksesibilitas bangunan. Nilai kondisi
dapat menjelaskan mengenai kwalitas dan kwantitas suatu elemen bila terjadi
kerusakan.
pedestrian dan ram, area parkir, perlengkapan dan peralatan kontrol, toilet, pintu,
lift aksesibilitas, telepon, dan lift tangga. Persyaratan aksesibilitas telah diatur
Ukuran dasar ruang tiga dimensi (panjang, lebar, tinggi) mengacu kepada
ukuran tubuh manusia dewasa, peralatan yang digunakan, dan ruang yang
Jalur pedistrian memiliki esensi jalur yang digunkan untuk berjalan kaki
atau berkursi roda bagi penyandang cacat secara mandiri yang dirancang
tanpa hambatan. Ram adalah jalur sirkulasi yang memiliki bidang dengan
menggunakan tangga.
c. Area parkir
Area parkir adalah empat parkir kendaraan yang dikendarai oleh pengendara
termasuk penyandang cacat, sehingga diperlukan tempat yang lebih luas untuk
naik turun kursi roda, daripada tempat parkir yang biasa. Sedangkan daerah
bagi semua penumpang termasuk penyandang cacat, untuk naik turun dari
kendaraan.
yaitu :
e. Toilet
Esensi toilet yaitu sebagai fasilitas sanitasi yang aksesibel untuk semua orang,
termasuk penyandang cacat dan lansia pada bangunan atau fasilitas umum
lainnya.
f. Pintu
Pintu adalah bagian dari suatu tapak, bangunan atau ruangan yang merupakan
tempat untuk masuk dan keluar dan pada umumnya dilengkapi dengan
g. Lif aksesibilitas
Lif adalah alat mekanis elektris untuk membantu pergerakan vertikal didalam
bangunan, baik yang digunkan khusus bagi penyandang cacat maupun yang
(satu) buah lif yang aksesibel, kecuali untuk rumah sakit dan kebutuhan
khusus.
h. Telepon
i. Lif Tangga
Lif tangga adalah alat mekanis elektrik untuk membantu pergerakan vertikal
dalam bangunan, yang digunkan khusu bagi penyandang cacat secara individu.
ketinggian lantai minimal empat meter, harus memilii minimal 1 (satu) buah
lift tangga, yang terdapat pada jalur tangga di salah satu sisi pada dinding dan
pada Tabel 2. 5.
Ukuran Dasar
1 20.00 100 20.00
Ruangan
Jalur Pedestrian
2 20.00 100 20.00
dan Ram
Perlengkapan
4 5.00 100 5.00
dan peralatan
Keterangan :
a. Kolom (5), (^), dan (7) merupakan kolom kreteria penilaian keandalan
komponen.
(5),(6),(7)𝑥(8)
terfaktor yang didapat dari hasil perhitungan = 100
Nilai kondisi tata bangunan dan lingkungan merupakan suatu nilai tertentu
yang berdasarkan dari kondisi pada setiap bagian tata bangunan dan lingkungan
bangunan.
Terdapat 3 item yang dinilai pada aspek tata bangunan dan lingkungan
antara luas seluruh lantai dasar bangunan gedung dan luas lahan/tanah
rencana tata bangunan dan lingkungan. KDB wilyah Medan yaitu maksimum
𝐴𝑙𝑑
KDB = ∑𝐴𝑡 . 100 %
antara luas seluruh lantai bangunan gedung dan luas tanah perpetakan/daerah
perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata ruang dan rencana tata
bangunan dan lingkungan. KLB wilyah Medan yaitu 0 – 1.2 (Perda Kota
∑𝐴𝑙
KLB = ∑𝐴𝑡
perbandingan antara jumlah luas lantai dasar yang tidak diperkeras dihitung
terhadap luas tanah perpetakan. KDH wilayah Medan yaitu minimum 50%
Lingkungan
Nilai Nilai
Realita
No Item yang dinilai Maksim Keandala
s
YA TIDAK um n
KESESUAIAN DENGAN
5
DOKUMEN RENCANA KOTA
pengumpulan dan analisa data yang berupa angka sehingga dapat diperoleh
a. Statistika Deskriptif
b. Statistika Inferensia
1. Statistika Parametrik
tidak memperhatikan nilai dari satu atau lebih parameter populasi. Pada
Seleman)
Oleh : Mandyo Pryo dan Ibnu Herlambang Wijatmiko, Jurnal Ilmiah, Semesta
dan juga tata bangunan dan lingkungan kabupaten sleman. Metode survei
mengumpulkan data primer dari sampel, dan data sekunder yang digunakan
adalah IMB (lisensi konstruksi bangunan), PBB (Pajak Bumi Bangunan), dll. Data
digunakan untuk menentukan keandalan bangunan yang Andal untuk skor 95-100,
Kurang Andal untuk skor 75-< 95, Tidak andal adalah <75. Hasil penelitian
Gedung PMI adlah 94,20, gedung BBLK adalah 93,10, Gedung RSUD adalah
(tiga) gedung milik pemerintah dan 3 (tiga) gedung milik swasta. Adapun
perkomponen adalah Kurang Andal pada empat komponen dan satu komponen
Tidak Anda, yaitu komponen utilitas. Sedangkan pada bangunan milik swasta,
mendetail masih terdapat satu komponen yang masih kurang andal yaitu
bangunan pada gedung publik milik swasta umumnya lebih baik daripada gedung
publik milik pemerintah. Namun secara umum, semua bangunan publik baik milik
pemerintah maupun swasta memiliki kelemahan yang sama yaitu pada komponen
utilitas bangunan. Perbedaan dengan penelitian ini adalah dimana objek bangunan
gedung yang dibandingkan adalah bangunan gedung publik milik swasta dan
negri.