A. Latar Belakang
Hipertensi atau yang dikenal dengan nama penyakit darah tinggi adalah suatu
keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah di atas ambang batas normal yaitu
120/80 mmHg. Menurut WHO (Word Health Organization), batas tekanan darah yang
dianggap normal adalah kurang dari 130/85 mmHg. Bila tekanan darah sudah lebih
dari 140/90 mmHg dinyatakan hipertensi (batas tersebut untuk orang dewasa di atas
18 tahun) (Adib, 2009).
Hipertensi dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis, yaitu hipertensi primer atau
esensial (90% kasus hipertensi) yang penyebabnya tidak diketahui dan hipertensi
sekunder (10%) yang disebabkan oleh penyakit ginjal, penyakit endokrin, penyakit
jantung dan gangguan ginjal. Menurut JNC VII Report 2003, diagnosis hipertensi
ditegakkan apabila didapatkan tekanan darah sistolik (TDS) ≥140 mmHg dan atau
tekanan darah diastolik (TDD) ≥ 90 mmHg pada dua kali pengukuran dalam waktu
yang berbeda (Indrayani, 2009).
Penyakit hipertensi tahun demi tahun terus mengalami peningkatan. Tidak hanya
di Indonesia, namun juga di dunia. Sebanyak 1 milyar orang di dunia atau 1 dari 4
orang dewasa menderita penyakit ini. Bahkan, diperkirakan jumlah penderita
hipertensi akan meningkat menjadi 1,6 milyar menjelang tahun 2025. Kurang lebih 10-
30% penduduk dewasa di hampir semua negara mengalami penyakit hipertensi, dan
sekitar 50-60% penduduk dewasa dapat dikategorikan sebagai mayoritas utama yang
status kesehatannya akan menjadi lebih baik bila dapat dikontrol tekanan darahnya
(Adib, 2009).
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan pada warga diharapkan warga Rt.02 dapat
mengetahui tentang penyakit Hipertensi
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan warga dapat:
a. Menjelaskan pengertian dari Hipertensi
b. Menyebutkan penyebab Hipertensi
c. Menyebutkan tanda dan gejala Hipertensi
d. Menjelaskan Komplikasi penyakit Hipertensi
e. Menjelaskan cara mendeteksi Hipertensi
f. Cara mencegah penyakit Hipertensi
C. Materi Penyuluhan
1. Pengertian Hipertensi
2. Penyebab Hipertensi
3. Tanda dan gejala Hipertensi
4. Pencegahan Hipertensi
5. Komplikasi penyakit Hipertensi
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. Media
1. Lembar-balik
2. Leafleat
F. Kegiatan Penyuluhan
1 Pendahuluan 10menit
Memberisalam Menjawabsalam
Memberi pertanyaan persepsi Menjawab
Mengkonsumsikan pokok bahasan Menyimak
Mengkomunikasikan tujuan Menyimak
3 Penutup 15 menit
Menyimpulkan materi penyuluhan Memperhatikan
G. Evaluasi
1. Prosedur : Akhir penyuluhan
2. Waktu : 15 menit
3. Bentuk soal : Tanya jawab
4. Jumlah soal : 1 soal
5. Jenis soal :
a. Nilai normal tekanan darah pada usia lansia?
H. Denah
Moderator
Pemateri
Warga Rt.02
LAMPIRAN
Materi Hipertensi
1. Pengertian Hipertensi
Definisi Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua
kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang.
Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten)
dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung
koroner) dan otak (menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat
pengobatan yang memadai. Banyak pasien hipertensi dengan tekanan darah tidak
terkontrol dan jumlahnya terus meningkat. Oleh karena itu, partisipasi semua pihak, baik
dokter dari berbagai bidang peminatan hipertensi, pemerintah, swasta maupun
masyarakat diperlukan agar hipertensi dapat dikendalikan.
2. Penyebab Hipertensi
a. Hipertensi Primer/Hipertensi Esensial Hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui
(idiopatik), walaupun dikaitkan dengan kombinasi faktor gaya hid up seperti kurang
bergerak (inaktivitas) dan pola makan. Terjadi pada sekitar 90% penderita hipertensi.
b. Hipertensi Sekunder/Hipertensi Non Esensial Hipertensi yang diketahui penyebabnya.
Pada sekitar 5-10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada
sekitar 1-2%, penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu
(misalnya pil KB).
Aneurisma (pembuluh darah yang bengkak): hipertensi yang tidak terkendali bisa
menyebabkan pembuluh darah menjadi tipis dan mengembang, dan
mengakibatkan aneurisma. Hal ini bisa berakibat fatal jika aneurisma pecah.
Gagal jantung: peningkatan tekanan darah akan meningkatkan resistensi pembuluh
darah, memberikan beban tambahan pada jantung; dan akan menyebabkan
kegagalan jantung.
Stroke: pecahnya aneurisma di otak bisa menyebabkan stroke. Hipertensi yang tidak
terkendali juga bisa menyebabkan pembekuan darah di arteri karotis (arteri di
leher). Bekuan darah tersebut bisa menyebabkan stroke emboli bila memasuki otak.
Gagal ginjal: hipertensi yang tidak terkendali akan memengaruhi arteri di ginjal,
menyebabkan kerusakan pada fungsi ginjal.
Retinopati (kerusakan pembuluh darah pada jaringan peka cahaya di bagian
belakang mata): hipertensi yang tidak terkendali akan memengaruhi arteriol (cabang
arteri) di mata, sehingga menyebabkan lesi.
5. Cara mendeteksi Hipertensi
Cara yang paling mudah dan paling sederhana adalah dengan menggunakan pengukur
tekanan darah untuk mengukur tekanan darah Anda.
Bila diperlukan, dokter akan menentukan pemeriksaan kesehatan pasien lebih lanjut,
seperti tes darah, elektrokardiogram (rekam listrik jantung untuk memeriksa apakah
jantung berfungsi dengan baik), pemeriksaan dada dengan sinar-X, tes urine dan
pemeriksaan fundus (permukaan interior mata), dll untuk mengidentifikasi penyebab
hipertensi dan potensi bahayanya terhadap organ internal.