Anda di halaman 1dari 2

POTENSI PEMBANGKIT DAYA TERMOELEKTRIK UNTUK

KENDARAAN HIBRID

Rangkuman :
Sistem hibrid pada kendaraan bermotor adalah gabungan mesin pembakaran dalam
dengan motor listrik. Sumber energi listrik untuk menggerakan motor listrik diperoleh dari
altenantor dan juga dynamic brake, di mana energi gerak (putaran) diubah menjadi energi
listrik. Konsep Seebeck menggambarkan jika dua buah material logam yang tersambung
berada di lingkungan dengan dua temperatur berbeda, maka di material tersebut akan
mengalir arus listrik atau gaya gerak listrik yang dapat menggerakan motor listrik atau
disimpan di dalam baterai. Apabila dapat diterapkan di kendaraan hibrid, konsumsi bahan
bakar pada kendaraan bermotor akan semakin irit. Pembangkit termoelektrik (TEG) adalah
suatu pembangkit listrik yang didasarkan pada efek Seebeck. Daya yang dihasilkan oleh TEG
sangat bergantung pada perbedaan temperatur yang didapatkan. Karena panas buang
kendaraan bersifat fluktuatif. Namun, selama mesin dinyalakan nilai dayanya akan terus ada.
dibangun pengujian pembangkit daya termoelektrik dengan alumunium berukuran
40x40x120 mm yang bagian tengahnya diberi lubang berdiameter 10 mm digunakan sebagai
dudukan termoelektrik. Di dalam lubang tersebut diletakan pemanas dengan sumber arus AC,
dimana kalor yang dibangkitkan oleh pemanas tersebut disimulasikan sebagai panas dari gas
buang kendaraan. Pemanas tersebut dihubungkan dengan pengatur tegangan sebagai power
supply sehingga energi listrik yang diberikan ke pemanas dapat diatur kalor yang dapat
dibangkitkan oleh pemanas tersebut. Pada sisi-sisi balok alumunium dipasang masing-masing
tiga buah termoelektrik dan di atas termolektrik dipasang sirip-sirip yang terbuat dari
alumunium sebagai sisi dingin termoelektrik. Pada setiap permukaan termoelektrik dipasang
termokopel untuk mengetahui beda temperaturnya. Pengujian dilakukan dengan variasi
susunan peltier yang berbeda, yaitu seri dan pararel.
Sumber panas buang disimulasikan dengan menggunakan pemanas/heater yang
divariasikan tegangannya, yaitu 110V dan 220V. Hasil pengujian menunjukkan bahwa dengan
dua belas elemen peltier yang disusun secara seri dengan tegangan pemanas 220V, dapat
menghasilkan daya ouput maksimum 8,11 Watt dengan perbedaan temperatur rata-rata
42,82°C
KRITIK DAN SARAN
1. Tidak dicantumkan nama pembimbing.
2. Pada isi abstrak tidak disertakan langkah-langkah pada saat melakukan pengujian
termoelektrik.
3. Sumber penulis pada bab pendahuluan masih kurang jelas.
4. Tidak ada paragraf pada jurnal dan penulisan judul tiap bab seharunya ditengah.
5. Tidak disertakan alat dan bahan bahan pada jurnal, melainkan langsung cara kerja dari
alatnya.
6. Ucapan terimakasih seharusya ditujukan kepada orang yang banyak membantu dalam
jalannya eksperimen, contohnya seperti dosen, orangtua, teman dll.
Effect of electromagnetic force on melt induced by traveling magnetic field

TMF (traveling magnetik field) terbukti menguntungkan untuk mengontrol distribusi


temperatur, dengan konsumsi daya yang relatif rendah. Fluktuasi suhu menurun secara
signifikan dengan menggunakan metode TMF ini. Ini disebabkan oleh konveksi secara
langsung. TMF dibuat dengan penempatan sejumlah lilitan koaksial di sekitar muatan.
Kumparan yang membawa arus menginduksi gaya Lorentz dalam peleburan elektrik.
Perbedaan fase, frekuensi dan amplitudo arus pada kumparan dapat digunakan untuk
mengendalikan besarnya medan magnet.
Perhitungan TMF degan variasi tiga belas gulungan, ditempatkan pada yc = 72 mm dan
xc = 50, 104, 158, 212, 266, 320, 374, 428, 482, 536, 590, 644, dan 698 mm sama dengan arus
magnitudo dengan fase sudut 0, 2π⁄3, 4π⁄3,0, 2π⁄3, 4π⁄3,0, 2π⁄3, 4π⁄3,0, 2π⁄3,4π⁄3, dan frekuensi
berbeda. Kemudian batas fluks magnetik sejajar dengan batas ruang kosong. Dimensi wadah
berukuran 300 mm x 150 mm x 3 mm, ada sembilan posisi tabung plastik di sisi kanan wadah
dan yang lebih besar di sisi kiri, jarak antara dua tabung 15 mm, dan dapat menempatkan Ga-
In-Sn meleleh ke dalam wadah melalui tabung yang diposisikan di sisi kiri wadah.
Waktu rata-rata yang diinduksi TMF meningkat dengan meningkatnya frekuensi, dan
nilai maksimum diperoleh ketika frekuensi 160 Hz, lebih dari frekuensi tersebut gaya menurun.
Dalam case tanpa inti-besi, gaya hampir nol pada ketinggian lelehan 19 mm. Dalam kasus lain
ketika inti-besi disertakan, gaya yang dihasilkan bertambah ketika lelehan menutupi inti besi.

KRITIK DAN SARAN


1. Tujuan pada jurnal tersebut kurang jelas
2. Tidak dijelaskan dengan rinci apa itu TMF, yang seharusnya dijelaskan prosesnya
3. Angka pada grafik kurang jelas.
4. Tidak dicantumkan cara kerja alat yang digunakan pada saat pengambilan data.
5. Indeks yang digunakan kurang jelas.
6. Tidak mencantumkan ucapan terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai