Disusun :
Kelompok 3
D3-Analis Kesehatan
BANDUNG
2018
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“Pemeriksaan Kehamilan (Reaksi Serologi) Metode Imunocromatografi (ICT)”
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Penyusun,
Kelompok 3
2
Daftar isi
3
BAB I
PENDAHULUAN
Alat uji kehamilan untuk dipakai di rumah (home pregnancy test , HPT) yang biasa
dikenal dengan test pack merupakan alat praktis yang cukup akurat untuk mendeteksi
kehamilan pada tahap awal yang menggunakan urin. Urin yang digunakan yaitu air seni
pertama setelah bangun pagi, karena konsentrasi hormon HCG tinggi pada saat itu. Bentuk
alat tes kehamilan (test pack) ada dua macam, yaitu strip dan compact. Bedanya, bentuk strip
4
harus dicelupkan ke urin yang telah ditampung atau disentuhkan pada urin waktu buang air
kecil sedangkan compact sudah ada tempat untuk menampung urin yang akan diteteskan.
Test slide ini sangat tergantung pada kerja sama antibodi dan antigen. Antibodi ini zat kimia
yang dihasilkan oleh limfosit dan struktur lain di dalam tubuh. Sedangkan antigen, zat asing
yang masuk dan merangsang reaksi kimia tubuh. Jika antigen masuk ke dalam jaringan
tubuh, antibodi bereaksi sehingga antigen tidak berbahaya lagi. Tiap antibodi
hanya bereaksi terhadap antigen tertentu. Antibodi-antibodi itulah yang “ditambatkan” pada
media test, yang mempunyai dua strip (garis) indikator (Pearce, 1997).
1.3. Tujuan
a) Untuk dapat mengetahui pengertian HCG
b) Dapat mengetahui dan melakukan pemeriksaan kehamilan metode
Imunokromatografi
c) Untuk mengetahui ada tidaknya hormon HCG pada urine wanita hamil dan tidak
hamil
5
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
Hormon kehamilan ini hanya ditemukan pada tubuh seorang wanita hamil yang dibuat
oleh embrio segera setelah pembuahan dan karena pertumbuhan jaringan plasenta. Hormon
kehamilan yang dihasilkan oleh villi choriales ini berdampak pada meningkatnya produksi
progesteron oleh indung telur sehingga menekan menstruasi dan menjaga kehamilan.
Produksi HCG akan meningkat hingga sekitar hari ke 70 dan akan menurun selama sisa
kehamilan. Hormon kehamilan HCG mungkin mempunyai fungsi tambahan, sebagai contoh
diperkirakan HCG mempengaruhi toleransi imunitas pada kehamilan. Hormon ini merupakan
indikator yang dideteksi oleh alat test kehamilan yang melalui urin. Jika, alat test kehamilan
mendeteksi adanya peningkatan kadar hormon HCG dalam urin, maka alat test kehamilan
akan mengindikasikan sebagai terjadinya kehamilan atau hasil test positif. Dampak kadar
HCG yang tinggi dalam darah menyebabkan mual dan muntah (Johnson, 1994).
Pengumpulan dan penyimpanan urin sebaiknya menggunakan urin pagi hari karena
berisi konsentrasi HCG yang paling tinggi sehingga baik untuk pemeriksaan sampel urin.
Meskipun demikian, urin sewaktu dapat juga digunakan. Urin spesimen dikumpulkan pada
gelas atau penampung plastik yang bersih. Jika spesimen tidak digunakan segera maka
harus disimpan pada suhu 2 -8°C dan letakkan pada suhu temperatur sebelum digunakan,
tetapi penyimpanan ini tidak boleh lebih dari 48 jam (Hanifa,w, dkk, 2005).
Tingkat sekresi HCG meningkat dengan cepat selama kehamilan awal untuk
menyelamatkan korpus luteum dari kematian. Sekresi puncak HCG berlangsung sekitar 60
hari setelah periode haid terakhir. Turunnya HCG terjadi pada saat korpus luteum tidak lagi
diperlukan untuk menghasilkan hormon-hormon steroid karena plasenta sudah mulai
mengeluarkan estrogen dan progesterone dalam jumlah bemakna (Saifuddin, 2002).
6
Plasenta memiliki kapasitas besar untuk menghasilkan sejumlah hormone peptide
dan steroid yang esensial untuk memelihara kehamilan. Hormone yang terpenting adalah
Human Chorionic Gonodotropin, estrogen dan progresteron. Plasenta sebagai organ endokrin
utama pada kehamilan, bersifat untuk dibandingkan dengan jaringan endokrin lain dalam dua
aspek. Jenis dan kecepatan sekresi hormon plasenta terutama bergantung pada stadium
kehamilan. Salah satu kejadian pertama setelah implamantasi adalah sekresi (HCG), suatu
hormone peptide yang terjadi yang memperpanjang lama kehidupan korpus luteum oleh krion
yang sedang berkembang. Jika terjadi fertilisasi, blastokista yang tertanam menyelamatkan
dirinya dan tidak tersapu keluar bersama darah haid dengan membuat HCG. stimulasi oleh
HCG diperlukan untuk memelihara korpus luteum selama fase luteal normal pada siklus
ovarium, tertekan akibat umpan balik negative oleh progresteron kadar tinggi. Kelangsungan
kehamilan secara normal bergantung pada kadar estrogen dan progreson yang tinggi. Dengan
demikian pembentukan HCG selama trimester pertama sangat penting unutk
mempertahankan pembentukan hormone-hormon tersebut oleh ovarium. Pada janin laki-laki,
HCG juga merangsang prekursor sel-sel leyding di testis janin untuk mengeluarkan testoteron
yang menyebabkan maskulinisasi saluran reproduksi.
HCG dalam urin dapat digunakan untuk penentuan kehamilan dengan cara sederhana
penentuan kehamilan dengan menggunkan urin dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
cara biologis dan cara immunologic. Percobaan biologis dengan 3 cara yaitu cara ascheim
zondek, friendam, dan gali mainini. Sedangkan pemeriksaan secara imunologic dapat
dilakukan secara langsung dengan cara direct latex aglutination (DLA) atau tidak langsung
dengan latex agglutination inhibitor serta dengan cara hemaglutination inhibitiom (HAI).
7
BAB III
METODOLOGI
3.3. Prinsip
Jika didalam suatu sampel mengandung hormon HCG maka akan terjadi
reaksi sehingga akan mengakibatkan kompleks dengan adanya gaya kapilaritas. Sisa
dari urine akan bergerak menuju garis tes dan akan bereaksi atau berikatan
membentuk garis merah pada garis tes. Dengan adanya berlebih HCG akan menuju
garis kontrol yang spesifik membentuk garis merah.
8
3.6. Interpretasi Hasil
1. Positif = Jika terdapat dua garis merah pada daerah Control dan Test
2. Negative = Jika terdapat satu garis merah pada daerah Control
3. Invalid = Jika terdapat satu garis merah pada daerah Test / Tidak terdapat garis
pada daerah Test dan Control
9
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Pembahasan
.
Gambar 1 : Reaksi Antigen dan Antibodi
(sumber: http://djjars/2012/04/tes-kehamilan-dengan-deteksi-hormon_07.html)
10
3. Enzim terikat pada anti HCG-1
Enzim yang terikat anti HCG-1 akan menjadi enzim aktif bila ada ikatan antara anti
HCG-1, HCG dan Anti HCG-2 di area T atau ikatan antara anti HCG-1 dan anti-anti HCG di
area C. Enzim aktif di area T dan atau C akan mengubah substansi tak berwarna menjadi
substansi berwarna merah.
(sumber: http://djjars/2012/04/tes-kehamilan-dengan-deteksi-hormon_07.html)
11
enzimatis pembentukan warna tidak terjadi. Akibatnya anti HCG-1 akan terus ikut gaya
kapilaritas menuju daerah C. Di daerah ini terjadi kompleks antigen antibodi yaitu anti HCG-
1 (sebagai antigen) dengan anti anti HCG-1 (sebagai antibodi terhadap anti-HCG-1).
Kompleks ini membuat enzim aktif sehingga terbentuk warna merah. Warna merah hanya
pada area C sehingga hanya ada satu garis dan diintepretasikan sebagai hasil negatif hamil
(tidak hamil).
12
BAB V
KESIMPULAN
13
Daftar pustaka
Frandson, R.D. 1993. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press.
Hanifa,W dan Saifuddin,A.B. 2005.Ilmu Kebidanan.Edisi 3. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka
Sarwono Prawirohardjo. Harti, Agnes S., Estuningsih, Heni Nurkusumawati. 2013.
Pemeriksaan HCG (Human Chorionic Gonadotropin) untuk Deteksi Kehamilan Dini
Secara Immunokromatografi.Jurnal KesMaDaSka .
Johnson K. E. 1994.Hormon-Hormon Kehamilan. Jakarta : Binarupa Aksara.
Pearce, E. 1997.Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama.
Prawirohardjo, S. 1976.Ilmu Kebidanan.Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
Saifuddin. 2002.Ilmu Kebidanan .Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
14